Kelompok 4
Membangun Tim
1. Bayu (2030603179)
2. Puja Tri Kusuma (2030603177)
3. M. Ikhsan Aditia(2030603180)
4. Amanda Aprillia (2030603178)
Task Interdependence Merupakan saling ketergantungan dalam tugas, menunjukkantingkatan di mana anggota
tim berinteraksi dengan dan menggantungkan diri pada anggota tim lainnya untuk informasi, bahan,dan sumber daya
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tim.
Goal InterdependenceMerupakan saling ketergantungan yang terjadi karena anggota tim mempunyai visi
bersama tentang tujuan tim dan menyelaraskan tujuan individualnya dengan visi tersebut sebagai hasil.
1. Eric Sundstrom mengelompokkan tim kerja dalam advice, production, project, dan action (Kreitner dan Kinicki,
2010: 309).
2. Sedangkan Kreitner dan Kinicki (2010: 321) mengelompokkan menjadi virtual teams dan self-managed teams.
3. Robbins dan Judge (2010: 350) mengelompokkan dalam problem solving team, self-managed team, cross-
functional team, dan virtual team.
Apabila diperhatikan pendapat para pakar tersebut di atas tentangtipe tim, menunjukkan adanya beberapa
kesamaan di samping adanyaperbedaan. Dengan merujuk pada pendapat tersebut di atas dapatditemukan adanya
sebelas tipe tim yang akan dibahas lebih lanjut.
11 Tipe Tim
Work Teams Management Teams
Work teams atau tim kerja dirancang untuk relatif management teams berpartisipasi dalam tugas tingkat
permanen. Maksudnya adalah untuk menghasilkan manajerial yang memengaruhi seluruh organisasi.
barang atau memberikan jasa, dan biasanya memerlukan Management teams terutama bertanggung jawab untuk
komitmen penuh dari anggota mereka. mengoordinasikan aktivitas subunit organisasi,
membantu organisasi mencapai tujuan jangka panjang.
Cross-Functional Teams
Cross-functional teams merupakan pekerja
dari tingkat hierarki yang sama, tetapi dari
bidang kerja yang berbeda, yang datang
bersama untuk menyelesaikan tugas.
Membangun Tim Efektif
Untuk membangun tim perlu mempertimbangkan beberapa
aspeksebagai berikut (Yukl, 2010: 374):
1. Emphasize common interests and values
2. Use ceremonies and rituals
3. Use symbols to develop identification with the group
4. Encourage and facilitate social interaction
5. Tell people about group activities and achievements
6. Conduct process analysis sessions
7. Conduct alignment sessions
8. Increase incentives for mutual cooperation
Lanjutan Pembahasan Membangun Tim Efektif
1. Emphasize common interests and values
menekankan pada kepentingan dan nilai-nilai bersama. Identifikasi kolektif sebuah tim
akan lebih kuat apabila anggota sepakat tentang tujuan, nilai-nilai, prioritas,strategi, dan
kebutuhan untuk kerja sama.
Every member
contributes, every A supportive
member benefits Alignment
environment
2. A clear, common goal with performance metrics, Setiap orang dalam tim harus
dapat menjelaskan dengan jelas dan ringkas tujuan tim pada CEO atau setiap orang
yang cerdik pada masalah tersebut. Tujuan tim biasanya diberikan oleh manajemen
yang lebih tinggi. yang melihat masalah dan peluang serta ingin menghadapinya. Tim
tanpa metrik kinerja tidak dapat mempertimbangkan apakah telah berhasil atau tidak.
Peran anggota dapat bersifat task specialist atau socioemotional. Task specialist
menunjukkan perilaku: (a) menginisiasi gagasan, (b) menawarkan pendapat. (c)
Member mencari informasi, (d) meringkas gagasan, dan (e) menstimulasi energi.
roles Sedangkan socioemotional menunjukkan perilaku: (a) mendorong kontribusi, (b)
mengharmonisasi tim, (c) mengurangi ketegangan, (d) mengikuti jalannya tim, dan
(e) mencari kompromi
Berdasarkan pendapat Daft
(2010:576)
Determinan Kinerja Tim
1. Commitment to shared objectives. Kinerja tim akan lebih tinggi ketika anggotanya
sangat termotivasi untuk mencapai tujuan bersama Komitmen pada tugas adalah lebih
tinggi ketika tim menetapkan tujuan yang layak dari usaha mereka. Visi bersama di
antara anggota dan kepercayaan kuat dalam tim, kemampuan kolektif memfasilitasi
kerja sama.
2. Accurate, shared mental model. Pemahaman bersama tentang asumsi dan hubungan
sebab-akibat dapat memfasilitasi pengem bangan strategi dan rencana strategis oleh
sebuah tim dan meningkatkan komitmen mereka untuk mengimplementasikan.
3. Member skills and role clarity. Kinerja tim akan lebih tinggi apabila anggota
mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan.
Berdasarkan pendapat dari Yuki (2010: 361) mengenai proses kinerja tim
Lanjutan Pembahasan Determinan Kinerja Tim
4. Internal organization and coordination. Kinerja tim tidak hanya tergantung pada
motivasi dan keterampilan anggota, tetapi juga pada bagaimana anggota diorganisir
untuk menggunakan keterampilannya.
6. Resources and political support, Kinerja tim juga tergantung pada mendapatkan
informasi, sumber daya, dan dukungan politis yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan. Sumber daya yang relevan termasuk dana, alat dan peralatan, persediaan
dan bahan, serta fasilitas. Menjaga keterandalan pasokan sumber daya sangat penting
karena pekerjaan tidak dapat dilakukan tanpanya dan substitusi tidak dapat ditemukan.
Lanjutan Pembahasan Determinan Kinerja Tim
7. Mutual trust and cooperation. Kerja sama lebih mungkin terjadi ketika anggota
mengenal posisinya dalam tim, menghargai keanggotaannya, dan secara intrinsik
termotivasi untuk mendukung.
Share power
Pemimpin tim yang baik merangkul konsep kerja sama dalam perbuatan maupun dalam
kata-kata. Hal ini berarti berbagi kekuasaan, informasi, dan tanggung jawab.
Berdasarkan (Daft, 2010: 571): Mengenai cara spesifik di mana pemimpin memberikan kontribusi
Lanjutan Pembahasan Peran Pemimpin Dalam Perbedaan Tipe Tim
Admit ignorance.
Pemimpin tim yang baik tidak takut mengakui ketidaktahuan mereka dan meminta bantuan.
Ini menunjukkan kemungkinan kekeliruan yang membiarkan orang tahu bahwa kekurangan
pengetahuan, masalah, perhatian, dan kesalahan dapat didiskusikan secara terbuka tanpa
takut menunjukkan tidak kompeten.
Menjadi Pemain Tim
Kinerja tim hanya sebesar kinerja kolektif anggotanya.
Minimal, kinerjanya sama dengan jumlah usaha individual
anggota tim dan pemimpinnya. Sayangnya banyak tim
mempunyai pengalaman kerugian dalam proses, di mana
kinerja total lebih kecil daripada jumlah kontribusi kinerja
individu. Apabila individu berperilaku seperti pemain tim
daripada sebagai pemain tunggal, hasil kolektifnya akan
meningkat. Perilaku pemain tim adalah mempunyai
komitmen, kolaboratif, dan kompeten.
Lanjutan Pembahasan Menjadi Pemain Tim
1. Terbuka pada gagasan baru. Apabila ingin menjadi pemain tim, maka harus bersikap
terbuka pada gagasan baru. Gagasan baru dapat berasal dari pemimpin tim, atau dari
sesama anggota tim.
2. Terbuka pada cara bekerja yang berbeda. Apabila cara kerja lama tidak efektif atau
tidak sesuai lagi, maka perlu dicari cara bekerja baru. Cara bekerja baru perlu didekati
dengan sikap positif.
3. Berbagi atas apa yang dimiliki. Anggota tim siap membagikan informasi,
pengalaman, dan pengetahuan khusus yang dimiliki. Kesediaan berbagi akan
meningkatkan kemampuan dan kinerja tim.
4. Mencari alternatif. Kita tidak boleh puas dengan tindakan yang telah dilakukan tim.
Sebaliknya, kita cari alternatif yang layak. Apabila mungkin, dikombinasikan dengan
tampilan terbaik dari berbagai opsi untuk menciptakan alternatif terbaik.
7. Hanya bergabung dalam tim yang tujuannya dinilai tinggi. Kita tidak mungkin
mendapatkan komitmen sebenarnya apabila tidak memandang tujuan tim sebagai
sesuatu yang berharga.
8. Menjadi anggota tim yang dapat diandalkan. Apabila ingin menjadi pemain tim yang
baik, maka kita harus menjadi mitra yang dapat diandalkan. Lakukan pekerjaan
dengan cepat dan sampaikan dengan baik sesuai jadwal.
9. Orientasi pada hasil. Proses,
perencanaan, dan persiapan
semua adalah penting, tetapi yang
terpenting adalah tercapainya hasil
Tantangan Tim
Manajer dapat membangun tim efektif dengan memahami apa yang memengaruhi kinerja dan
kepuasan. Akan tetapi, manajer juga menghadapi beberapa tantangan dalam mengelola tim, terutama
yang berkaitan dengan mengelola tim global, membangun keterampilan tim, dan memahami jaringan
sosial organisasi (Robbins dan Coulter, 2014: 458).