Anda di halaman 1dari 28

Dosen Pengampu: ROSYADA,SE., M.M.

Kelompok 4
Membangun Tim
1. Bayu (2030603179)
2. Puja Tri Kusuma (2030603177)
3. M. Ikhsan Aditia(2030603180)
4. Amanda Aprillia (2030603178)

Manajemen SDI SPS 6


Pengertian Tim
Tim terdiri dari beberapa orang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama dengan keterampilan
yang bersifat saling komplementer. Dengan demikian, dalam sebuah tim terdapat saling ketergantungan di antara
anggota. Dari sifatnya, ketergantungan dapat dibedakan antara task interdependence, goal interdependence, dan
outcome interdependence:

Task Interdependence Merupakan saling ketergantungan dalam tugas, menunjukkantingkatan di mana anggota
tim berinteraksi dengan dan menggantungkan diri pada anggota tim lainnya untuk informasi, bahan,dan sumber daya
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tim.

Goal InterdependenceMerupakan saling ketergantungan yang terjadi karena anggota tim mempunyai visi
bersama tentang tujuan tim dan menyelaraskan tujuan individualnya dengan visi tersebut sebagai hasil.

Outcome InterdependenceMerupakan saling ketergantungan yang berkaitan dengan bagai-mana anggota


dihubungkan satu sama lain dalam bentuk umpanbalik dan outcome, hasil yang mereka terima sebagai
konsekuensibekerja dalam tim.
5 Aspek Komposisi Tim
Member Role Member Ability
Role atau peran adalah pola perilaku yang diharapkan Anggota tim memiliki variasi kemampuan yang sangat
ditunjukkan orang dalam konteks tertentu. luas, tergantung sifat tugas yang terlibat dalam
pekerjaan tim, dan penting untuk menentukan desain
tim.

Member Personality Team Diversity


Karakteristik tim dapat beragam karena
Sifat kepribadian memengaruhi peran yang latar belakang, kepribadian kompetensi,
dilakukan anggota tim, tentang bagaimana dan tujuan tim berbeda.
fungsi dan kinerja tim sebagai unit.

Berdasarkan (Colquitt, Lepine, dan Wesson, 2011 : 386)


Team Size

Mempunyai tim dengan jumlah anggota lebih besar memberikan


manfaat dari tambahan sumber daya dan keahlian yang dikon-
tribusikan oleh tambahan anggota. Namun, untuk tim yang cenderung
terikat pada tugas rutin dan kurang kompleks, tambahan orang dari luar
cenderung menghasilkan masalah koordinasi dan komunikasi yang tidak
perlu.
Tipe -Tipe Tim
Terdapat beberapa tipe atau bentuk suatu tim yang dikemukakan oleh para pakar secara berbeda. Colquitt,
LePine, dan Wesson (2011: 376) mengelompokkan tim menjadi work teams, management teams, parallel teams, dan
action teams.

1. Eric Sundstrom mengelompokkan tim kerja dalam advice, production, project, dan action (Kreitner dan Kinicki,
2010: 309).
2. Sedangkan Kreitner dan Kinicki (2010: 321) mengelompokkan menjadi virtual teams dan self-managed teams.
3. Robbins dan Judge (2010: 350) mengelompokkan dalam problem solving team, self-managed team, cross-
functional team, dan virtual team.

Apabila diperhatikan pendapat para pakar tersebut di atas tentangtipe tim, menunjukkan adanya beberapa
kesamaan di samping adanyaperbedaan. Dengan merujuk pada pendapat tersebut di atas dapatditemukan adanya
sebelas tipe tim yang akan dibahas lebih lanjut.
11 Tipe Tim
Work Teams Management Teams
Work teams atau tim kerja dirancang untuk relatif management teams berpartisipasi dalam tugas tingkat
permanen. Maksudnya adalah untuk menghasilkan manajerial yang memengaruhi seluruh organisasi.
barang atau memberikan jasa, dan biasanya memerlukan Management teams terutama bertanggung jawab untuk
komitmen penuh dari anggota mereka. mengoordinasikan aktivitas subunit organisasi,
membantu organisasi mencapai tujuan jangka panjang.

Parallel Teams Project Teams


Sifat kepribadian memengaruhi peran yang Project teams dibentuk untuk sekali tugas yang
dilakukan anggota tim, tentang bagaimana umumnya kompleks dan memerlukan banyak
fungsi dan kinerja tim sebagai unit. masukan dari anggota dengan tipe berbeda
dalam pelatihan dan pengalaman.
Lanjutan Pembahasan Tipe Tim
Action Teams Advice Teams
Action teams melakukan tugas yang umumnya dalam Advice teams diciptakan untuk memperluas keputusan
waktu terbatas. Akan tetapi, tugas tersebut agak manajerial berbasis informasi. Advice teams cenderung
kompleks dan terjadi dalam konteks yang sangat mempunyai tingkat spesialisasi teknis rendah.
kelihatan pada audience atau sifatnya sangat menantang. Koordinasi juga rendah karena mereka banyak bekerja
Beberapa action teams bekerja bersama untuk waktu sendiri.
yang lebih panjang.

Production Teams Virtual Teams


Production teams bertanggung jawab untuk Virtual teams adalah tim yang sangat fleksibel
menjalankan operasi sehari-hari. dan efisien karena didukung oleh informasi dan
keterampilan, bukan oleh waktu dan lokasi.
Virtual teams tumbuh dengan internet.
Lanjutan Pembahasan Tipe Tim
Self-Managed Teams Problem Solving Team
Self-managed teams merupakan kelompok pekerja yang Dalam problem solving team, anggota berbagi gagasan
diberi wawasan administratif, seperti perencanaan, atau menganjurkan bagaimana proses dan metode kerja
penjadwalan, monitoring, dan pengisian staf. dapat diperbaiki.

Cross-Functional Teams
Cross-functional teams merupakan pekerja
dari tingkat hierarki yang sama, tetapi dari
bidang kerja yang berbeda, yang datang
bersama untuk menyelesaikan tugas.
Membangun Tim Efektif
Untuk membangun tim perlu mempertimbangkan beberapa
aspeksebagai berikut (Yukl, 2010: 374):
1. Emphasize common interests and values
2. Use ceremonies and rituals
3. Use symbols to develop identification with the group
4. Encourage and facilitate social interaction
5. Tell people about group activities and achievements
6. Conduct process analysis sessions
7. Conduct alignment sessions
8. Increase incentives for mutual cooperation
Lanjutan Pembahasan Membangun Tim Efektif
1. Emphasize common interests and values
menekankan pada kepentingan dan nilai-nilai bersama. Identifikasi kolektif sebuah tim
akan lebih kuat apabila anggota sepakat tentang tujuan, nilai-nilai, prioritas,strategi, dan
kebutuhan untuk kerja sama.

2. Use ceremonies and rituals


menggunakan upacara dan ritual. Upacara dan ritual dapat digunakan untuk
meningkatkan identifikasi dengan kelompok dan membuat keanggotaan tampak spesial.
Upacara digunakan untuk merayakan prestasi spesial atau menandai ulang tahun kejadian
tertentu dalam sejarah tim. Ritual dan upacara paling efektif ketika mereka menekankan nilai-
nilai dan tradisi tim.

3. Use symbols to develop identification with the group


menggunakan simbol untuk mengembangkan identifikasi dengan kelompok. Simbol dapat
efektif untuk membantu menciptakan identitas terpisah bagi tim. Identifikasi diperkuat ketika
anggota sepakat untuk memakai atau menunjukkan simbol keanggotaan.
Lanjutan Pembahasan Membangun Tim Efektif
4. Encourage and facilitate social interaction
Mendorong dan memfasilitasi interaksi sosial. Pengembangan tim yang kohesif lebih
mungkin apabila anggota saling mengenal secara personal dan memuaskan berinteraksi sosial.
Cara memfasilitasi interaksi sosial yang menyenangkan adalah melakukan aktivitas sosial secara
periodik melalui makan bersama, pesta, dan wisata.

5. Tell people about group activities and achievements


memberi tahu aktivitas dan prestasi. Orang cenderung merasa terasing dan tidak
mendapat apresiasi apabila tidak mendapatkan informasi tentang rencana, aktivitas, dan
prestasi tim. Karena itu perlu diberi informasi bagaimana mereka memberikan kontribusi
pada keberhasilan misi.

6. Conduct process analysis sessions


Menjalankan sesi proses analisis. Sesi proses analisis menyangkut diskusi hubungan
interpersonal secara terus terang dan terbuka dalam usaha memperbaiki. Diskusi harus
menghasilkan daftar saran konkret untuk memperbaiki hubungan kerja.
Lanjutan Pembahasan Membangun Tim Efektif

7. Conduct alignment sessions


Menjalankan sesi penyelarasan. Terdapat saling kurang percaya dan penerimaan di
antara orang yang saling memandang dalam bentuk stereotipe dan atribusi negatif. Stereotipe
negatif biasa dalam tim dengan anggota banyak beragam, dan atribusi negatif adalah biasa
apabila anggota tidak sepakat tentang masalah tugas.

8. Increase incentives for mutual cooperation


Meningkatkan insentif atas saling kerja sama. Insentif berdasarkan pada kinerja
individual mendorong anggota tim saling bersaing, sementara insentif berbasis kinerja mendorong
kerja sama. Cara meningkatkan kohesivitas dan identifikasi tim adalah menekankan insentif
formal seperti bonus berbasis kinerja tim.
Model Efektivitas Tim

A clear, common goal with Commitment to a


Competence
perpormance metrics common goal

Every member
contributes, every A supportive
member benefits Alignment
environment

Aspek didasarkan oleh Harvard Business essential, 2004: 14


Lanjutan pembahasan Model Efektivitas Tim
1. Competence. Tim yang efektif terdiri dari orang-orang yang secara kolektif membawa
semua kompetensi pada semua usahanya. Semua kompetensi yang lemah
membahayakan tujuan tim. Banyak organisasi membuat kesalahan karena
mendasarkan keanggotaannya pada jabatan formal atau posisi dalam organisasi.

2. A clear, common goal with performance metrics, Setiap orang dalam tim harus
dapat menjelaskan dengan jelas dan ringkas tujuan tim pada CEO atau setiap orang
yang cerdik pada masalah tersebut. Tujuan tim biasanya diberikan oleh manajemen
yang lebih tinggi. yang melihat masalah dan peluang serta ingin menghadapinya. Tim
tanpa metrik kinerja tidak dapat mempertimbangkan apakah telah berhasil atau tidak.

3. Commitment to a common goal. Komitmen adalah kualitas mendalam yang


memotivasi mereka melakukan pekerjaan dan tetap bekerja ketika pekerjaan mereka
semakin berat. Komitmen mendalam pada tujuan memberikan energi dan keberanian
yang diperlukan untuk tetap berjalan dan bergerak maju.
Lanjutan pembahasan Model Efektivitas Tim
4. Every member contributes, every member benefits. Kinerja tim tergantung pada
kontribusi setiap orang. Apabila anggota tim mendapatkan nilai, harus dihasilkan
melalui kerja yang nyata. Team leader juga harus melakukan pekerjaan bersama
anggota tim, termasuk berbagi dalam tugas yang kurang memuaskan.

5. A supportive environment. Tim adalah organisasi kecil yang ditanamkan dalam


lingkungan yang lebih besar dari unit operasi dan departemen fungsional. Tim
tergantung pada sumber daya, informasi, dan bantuan. Pembangunan tim harus
mempertimbangkan faktor lingkungan: dukungan pemimpin, struktur tidak hierarkis,
sistem penghargaan yang sesuai, dan pengalaman dengan bekerja berbasis tim.

6. Alignment. Penyelarasan menunjukkan koordinasi rencana, usaha, dan penghargaan


dengan tujuan tertinggi organisasi. Dalam organisasi yang selaras, orang bekerja dalam
arah yang benar dan sistem penghargaan mendorong mereka untuk melakukan.
Karakteristik Tim Efektif
Ukuran atau besaran tim sebaiknya sekitar 5 orang. Menambahkan anggota akan
Size menyebabkan penurunan motivasi, meningkatnya masalah kordinasi dan penurunan
kinerja. Tim yang lebih kecil bahkan lebih produktif dan bekinerja baik.

Tim memerlukan variasi keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman. Tim heterogen


akan lebih efektif daripada tim homogen. Tim beragam dapat menghasilkan solusi
Diversity inovatif dalam menghadapi masalah. Keberagaman dapat berupa area dan keterampilan
fungsional, gaya berpikir, dan karakteristik personal sering menjadi sumber kreativitas.

Peran anggota dapat bersifat task specialist atau socioemotional. Task specialist
menunjukkan perilaku: (a) menginisiasi gagasan, (b) menawarkan pendapat. (c)
Member mencari informasi, (d) meringkas gagasan, dan (e) menstimulasi energi.
roles Sedangkan socioemotional menunjukkan perilaku: (a) mendorong kontribusi, (b)
mengharmonisasi tim, (c) mengurangi ketegangan, (d) mengikuti jalannya tim, dan
(e) mencari kompromi
Berdasarkan pendapat Daft
(2010:576)
Determinan Kinerja Tim
1. Commitment to shared objectives. Kinerja tim akan lebih tinggi ketika anggotanya
sangat termotivasi untuk mencapai tujuan bersama Komitmen pada tugas adalah lebih
tinggi ketika tim menetapkan tujuan yang layak dari usaha mereka. Visi bersama di
antara anggota dan kepercayaan kuat dalam tim, kemampuan kolektif memfasilitasi
kerja sama.

2. Accurate, shared mental model. Pemahaman bersama tentang asumsi dan hubungan
sebab-akibat dapat memfasilitasi pengem bangan strategi dan rencana strategis oleh
sebuah tim dan meningkatkan komitmen mereka untuk mengimplementasikan.

3. Member skills and role clarity. Kinerja tim akan lebih tinggi apabila anggota
mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan.

Berdasarkan pendapat dari Yuki (2010: 361) mengenai proses kinerja tim
Lanjutan Pembahasan Determinan Kinerja Tim
4. Internal organization and coordination. Kinerja tim tidak hanya tergantung pada
motivasi dan keterampilan anggota, tetapi juga pada bagaimana anggota diorganisir
untuk menggunakan keterampilannya.

5. External coordination. Koordinasi eksternal memerlukan informasi tepat waktu dan


akurat tentang keperluannya dan kejadian di luar yang memengaruhi pekerjaan tim.

6. Resources and political support, Kinerja tim juga tergantung pada mendapatkan
informasi, sumber daya, dan dukungan politis yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan. Sumber daya yang relevan termasuk dana, alat dan peralatan, persediaan
dan bahan, serta fasilitas. Menjaga keterandalan pasokan sumber daya sangat penting
karena pekerjaan tidak dapat dilakukan tanpanya dan substitusi tidak dapat ditemukan.
Lanjutan Pembahasan Determinan Kinerja Tim

7. Mutual trust and cooperation. Kerja sama lebih mungkin terjadi ketika anggota
mengenal posisinya dalam tim, menghargai keanggotaannya, dan secara intrinsik
termotivasi untuk mendukung.

8. Collective efficacy and potency. Collective efficacy dan potency merupakan


keyakinan bersama bahwa tim mampu menjalankan misi dengan sukses dan mencapai
tujuan tugas spesifik.
Peran Pemimpin Dalam Perbedaan Tipe Tim
Rally people around a compelling purpose
Menjadi tanggung jawab pemimpin mengartikulasi tujuan memaksa dan jelas sebagai
elemen kunci tim efektif. Hal ini memastikan bahwa setiap orang bergerak dalam arah yang
sama daripada mempersoalkan mengapa tim diciptakan dan ke mana diharapkan menuju.

Share power
Pemimpin tim yang baik merangkul konsep kerja sama dalam perbuatan maupun dalam
kata-kata. Hal ini berarti berbagi kekuasaan, informasi, dan tanggung jawab.

Berdasarkan (Daft, 2010: 571): Mengenai cara spesifik di mana pemimpin memberikan kontribusi
Lanjutan Pembahasan Peran Pemimpin Dalam Perbedaan Tipe Tim

Admit ignorance.
Pemimpin tim yang baik tidak takut mengakui ketidaktahuan mereka dan meminta bantuan.
Ini menunjukkan kemungkinan kekeliruan yang membiarkan orang tahu bahwa kekurangan
pengetahuan, masalah, perhatian, dan kesalahan dapat didiskusikan secara terbuka tanpa
takut menunjukkan tidak kompeten.
Menjadi Pemain Tim
Kinerja tim hanya sebesar kinerja kolektif anggotanya.
Minimal, kinerjanya sama dengan jumlah usaha individual
anggota tim dan pemimpinnya. Sayangnya banyak tim
mempunyai pengalaman kerugian dalam proses, di mana
kinerja total lebih kecil daripada jumlah kontribusi kinerja
individu. Apabila individu berperilaku seperti pemain tim
daripada sebagai pemain tunggal, hasil kolektifnya akan
meningkat. Perilaku pemain tim adalah mempunyai
komitmen, kolaboratif, dan kompeten.
Lanjutan Pembahasan Menjadi Pemain Tim
1. Terbuka pada gagasan baru. Apabila ingin menjadi pemain tim, maka harus bersikap
terbuka pada gagasan baru. Gagasan baru dapat berasal dari pemimpin tim, atau dari
sesama anggota tim.

2. Terbuka pada cara bekerja yang berbeda. Apabila cara kerja lama tidak efektif atau
tidak sesuai lagi, maka perlu dicari cara bekerja baru. Cara bekerja baru perlu didekati
dengan sikap positif.

3. Berbagi atas apa yang dimiliki. Anggota tim siap membagikan informasi,
pengalaman, dan pengetahuan khusus yang dimiliki. Kesediaan berbagi akan
meningkatkan kemampuan dan kinerja tim.

4. Mencari alternatif. Kita tidak boleh puas dengan tindakan yang telah dilakukan tim.
Sebaliknya, kita cari alternatif yang layak. Apabila mungkin, dikombinasikan dengan
tampilan terbaik dari berbagai opsi untuk menciptakan alternatif terbaik.

Berdasarkan pendapat (Harvard Business Essentials, 2004: 127)


Lanjutan Pembahasan Menjadi Pemain Tim
5. Mengembangkan hubungan kerja dengan orang dari fungsi berbeda. Apabila bekerja
dengan rekan tim baru, usahakan untuk memulai dengan tugas yang mudah. Kita
dapat mengembangkan kerja sama positif dengan orang lain melalui bekerja
bersama dalam tugas.

6. Mencari solusi win-win. Bekerja berbasis tim menyangkut melakukan negosiasi.


Hindari negosiasi yang bersifat win-lose. Saling percaya dan keinginan berbagi
informasi dan kepentingan merupakan basis negosiasi win-win, yang menguntungkan
semua pihak.

7. Hanya bergabung dalam tim yang tujuannya dinilai tinggi. Kita tidak mungkin
mendapatkan komitmen sebenarnya apabila tidak memandang tujuan tim sebagai
sesuatu yang berharga.

8. Menjadi anggota tim yang dapat diandalkan. Apabila ingin menjadi pemain tim yang
baik, maka kita harus menjadi mitra yang dapat diandalkan. Lakukan pekerjaan
dengan cepat dan sampaikan dengan baik sesuai jadwal.
9. Orientasi pada hasil. Proses,
perencanaan, dan persiapan
semua adalah penting, tetapi yang
terpenting adalah tercapainya hasil
Tantangan Tim
Manajer dapat membangun tim efektif dengan memahami apa yang memengaruhi kinerja dan
kepuasan. Akan tetapi, manajer juga menghadapi beberapa tantangan dalam mengelola tim, terutama
yang berkaitan dengan mengelola tim global, membangun keterampilan tim, dan memahami jaringan
sosial organisasi (Robbins dan Coulter, 2014: 458).

1. Managing Global Teams


Terdapat dua aspek yang mungkin harus dikelola setiap manajer untuk mengelola tim global.
Terdapat kekurangan dan kelebihan dalam menggunakan tim global. Sebagai kekurangan adalah:
dislike of team member, mistrust of team member, stereotyping, communication problem, serta
stress and tension, anggota tim tidak suka, ketidakpercayaan anggota tim. stereotipe, masalah
komunikasi, serta stres dan tegangan. Sedangkan sebagai kelebihan adalah: greater diversity of ideas,
limited groupthink, dan increased attention on understanding others ideas, perspectives, keberagaman
gagasan lebih besar, pemikiran kelompok terbatas, dan meningkatnya perhatian dalam memahami
gagasan orang lain, dan perspektif.
Lanjutan Pembahasan Tantangan Tim
2. Building Team Skills
Latihan biasanya dipergunakan untuk mengilustrasi dan mengembang- kan aspek atau
keterampilan spesifik untuk menjadi sebuah tim. Maksud latihan adalah untuk mengilustrasikan
seberapa banyak keputusan efektif dapat dibuat ketika sebagai tim. Salah satu tugas penting manajer
adalah membangun tim, dan upaya membangun tim dapat bekerja. Performer bintang dengan
keterampilan tim yang buruk dengan latihan team building menunjukkan bahwa individu belajar
bagaimana berkolaborasi lebih baik.

3. Understanding Social Networks


Struktur jaringan sosial adalah pola koneksi informal di antara individu di dalam sebuah
kelompok. Manajer perlu memahami jaringan sosial dan hubungan sosial kelompok kerja. Hubungan
sosial kelompok informal dapat membantu atau menghalangi efektivitas. Apabila orang perlu
membantu menyelesaikan pekerjaan, mereka akan memilih kolega yang bersahabat daripada
seseorang yang mungkin lebih kapabel. Tim dengan tingkat saling keterhubungan interpersonal
sebenarnya mencapai tujuan mereka lebih baik dan lebih memiliki komitmen untuk tinggal bersama.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai