Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KEGAWATAN PADA PASIEN DENGAN ABORTUS

Disusun Oleh :

Antonius Yoga Setiyawan 202143040

Regina Nanda Kusumaning Dewi 202143026

Syafira Yuliana 202143030


BAB I
Pendahuluan
Abortus adalah pengakhiran kehamilan, baik secara spontan maupun disengaja,
sebelum 20 minggu berdasarkan hari pertama haid terakhir (Levano, 2015). Salah satu
penyebab yang ditemukan pada abortus yaitu aneuploidy (Kelainan kromosom),
infeksi, kelainan endokrin, penggunaan obat, faktor lingkungan, abnormalitas
imunologi, kelainan uterus, serviks inkompeten dan trauma.

Kejadian trauma mempengaruhi proses kehamilan seorang ibu. Penyebab paling umum
dari trauma selama kehamilan adalah kecelakaan kendaraan bermotor (49%), jatuh
(25%), kekerasan (18%), senjata api (4%), danlukabakar (1%). Beberapa factor risiko
yang berhubungan dengan trauma ialah usia yang sangat muda, penggunaan narkoba,
alkohol, dan kekerasan rumah tangga. Kecelakaan sepeda motor dan mobil adalah
penyebab umum dari trauma tumpul pada kehamilan (Sedgh dan DeCherney 2007)
BAB II
Kasus dan Penatalaksanaan
Ny. “N” 25 tahun hamil dan dilarikan ke RS XX tanggal 07-03-2018, Pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas dengan suaminya ketika hendak kepasar pukul 09.00 WIB
menggunakan sepeda motor. Pasien jatuh keaspal dalam keadaan duduk dan terhempas dari
sepeda motornya sejauh 1 meter.

Pasien ditolong oleh suami dengan posisi terlentang, terlihat darah segar dari daerah jalan
lahir, dari keterangan keluarga usia kehamilannya 20 minggu. Dari pengkajian di RS
didapatkan : Nyeri di sekitar perut dan kemaluan skala 6 seperti di remas-remas dan terus
menerus, nyeri tidak menyebar, TD 90/70 mmHg, nadi 110 x/menit, suhu 36,1C, RR 29
x/menit, nafas cepat dan dangkal, akral dingin (GCS 15) dan tidak ada suara nafas tambahan,
CRT > 3 detik, konjungtiva anemis, memar pada daerah inguinalis, perdarahan pervaginam
(+). Tindakan di IGD injeksi ketorolac, pemasangan infus sebagai terapi cairan dan kolaborasi
dengan dokter spesialis obstetric dan ginekologi untuk Tindakan kuretase
BAB IV
Pembahasan

Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2016). Nyeri yang dialami pasien karena terdapat sisa hasil konsepsi di dalam uterus
sehingga akan memicu kontraksi uterus untuk mengeluarkan sisa hasil konsepsi dan
menyebabkan nyeri.
Resiko Syok hipovolemik merupakan kondisi berisiko yang mengalami
ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler
yang mengancam jiwa (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Sedangkan menurut (Nanda,
2015) resiko syok merupakan berisiko mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan
tubuh, yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang bisa mengancam jiwa.
Tanda-tanda akan terlihat jelas apabila terjadi syok. Pada keadaan hipovolemik, penurunan
darah yang lebih dari 15 mmHg dan tidak segera kembali dalam beberapa menit, sedangkan
untuk resiko syoknya sendiri itu dengan tanda-tanda sebagai berikut : perfusi jaringan : kulit
dingin, dan pucat, Hipotensi, keadaan umum lemah
Tanda-tanda syok dapat dilihat pada pasien Ny N, terlihat darah segar dari daerah
jalan lahir, akral dingin, keadaan pasien lemah tekanan darah menurun. Syok hipovolemik
diakibatkan perdarahan yang terus menerus keluar dan dapat mengakibatkan Hb menurun
sehingga pasien juga bisa kekurangan pasokan oksigen (Baldisseri, 2019 dan Naga O, 2020).
Tujuan dalam pengelolaan pasien abortus dengan perdarahan dan syok adalah :
• Tekanan darah Pasien, denyut jantung, laju pernapasan, saturasi oksigen perifer, dan keluaran
urin dipantau dengan cermat. Takipnea, takikardia, hipotensi, saturasi oksigen rendah, dan
sesak merupakan tanda-tanda hipovolemia
• Kehilangan darah segera dihitung. Perkiraan kehilangan darah pervaginam secara akurat sulit
untuk ditentukan secara kasat mata, terutama ketika darah sebagian terserap ke kain atau
handuk, pembalut bersalin, spons kasa atau bahkan menetes ke lantai (Lockwood, 2020)

Apabila abortus inkompletus disertai syok karena perdarahan, segera diberikan cairan
infus NaCl atau cairan Ringer yang disusul dengan transfusi. Bila terjadi perdarahan yang hebat,
dianjurkan segera melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi secara manual agar jaringan yang
mengganjal terjadinya kontraksi uterus segera dikeluarkan, kontraksi uterus dapat berlangsung
baik dan perdarahan bisa berhenti. Selanjutnya dilakukan tindakan kuretase. Tindakan kuretase
harus dilakukan secara hati-hati sesuai dengan keadan umum ibu dan besarnya uterus.
(Prawirodiharjo, 2014).
BAB V
Kesimpulan
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau janin belum mampu untuk hidup di luar kandungan.
Secara garis besar, abortus dibagi menjadi abortus spontan dan provokatus. Salah satu bahaya
yang mengancam dari abortus adalah syok hipovolemik akibat perdarahan. Kondisi ini sangat
serius dan dapat mengancam nyawa, sehingga perlu adanya tindakan cepat, tepat dan terukur
agar kondisi pasien dapat membaik dan stabil.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai