Anda di halaman 1dari 22

Disusun oleh : Evita Zevanya (42220621)

Dosen Pembimbing Klinik : dr. Arin Dwi Iswarini, Sp. THT-KL., M.Kes

Journal Reading

Nasopharyngeal
Carcinoma : A
Review of
Current Update
Wu L, Li C, & Pan L (2018)
Experimental and Therapeutic Medicine 15: 3.687 – 3.692.
Abstrak (1)
● Karsinoma nasofaring (KNF)  kanker ganas nasofaring yang jarang terjadi di
dunia, namun menjadi endemik di Cina Selatan, Asia Tenggara, Afrika utara,
dan Arktik.

● Alasan terkait distribusi geografi belum diketahui.

● Infeksi EBV diduga berperan  KNF tipe III (tidak terdifirensiasi), namun tidak
cukup untuk menjadi penyebab tunggal  interaksi dengan faktor lain
(faktor lingkungan dan/ kerentanan genetik)  karsinogesis KNF.
Abstrak (2)
● Survival rate penderita KNF stadium awal dan stadium lanjut secara
signifikan berbeda.

● Hubungan antara infeksi EBV dan risiko KNF  digunakan EBV-related


biomarkers untuk deteksi dini dan skrining di beberapa area dengan
insidensi tinggi.

● Jurnal ini membahas update terkini mengenai KNF.


Scope Presentasi

01. Pendahuluan 06. Oral Hygiene

02. Manifestasi Klinis 07. Agregasi Familial

03. Faktor Risiko 08. Kerentanan Genetik

04. Epstein-barr Virus 09. Skrining pada Area Insidensi Tinggi

05. Faktor Risiko pada Masa Awal 10. Kesimpulan


Kehidupan
01. PENDAHULUAN (1)
● Cina Selatan  salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas.

● Beban kesehatan masyarakat KNF di area endemik tinggi  etiologi dan

pencegahannya tidak diketahui sepenuhnya.

● Faktor risiko : tingkat konsumsi ikan yang difermentasi tinggi, merokok, dan kurang

konsumsi buah dan sayuran segar.

● Berbagai penelitian menunjukkan EBV berperan dalam patogenesis KNF  namun

hanya sedikit pasien terinfeksi yang berkembang menjadi KNF  EBV tidak

berperan sendiri (peran faktor lingkungan dan kerentanan genetik).


01. PENDAHULUAN (2)
● Antibodi anti-EBV digunakan untuk diagnosis dini dan skrining KNF di beberapa

area insidensi tinggi di Cina Selatan sejak tahun 1970-an.

● Studi terbaru : kombinasi antibody Ig-A anti EBV nuclear antigen 1 (EBNA1/IgA)

dan VCA/IgA yang diukur dengan metode ELISA  sensitivitas, spesivisitas, dan

nilai prediktif positif yang tinggi.

● Individu (+) dengan marker serologis  endoskopi fiberoptik dan biopsi  diagnosis

dini dan menurunkan angka mortalitas. Jika tidak terlihat dengan endoskopi  CT scan/

MRI.
02. Manifestasi Klinis
Kanker terletak di silent anatomic
Gejala dan tanda : site  tingkat metastasis tinggi

• Epistaksis
• Hidung tersumbat Cenderung (>70%) terdiagnosis pada
stadium lanjut (III dan IV)
dan rinore
• Nyeri kepala
Survival rate dalam 10 tahun  98%
• Massa pada leher pada stadium I dan 60% pada
• Gejala non-spesifik stadium II.
Pada stadium lanjut rata-rata
lainnya bertahan hingga 3 tahun.
03. Faktor Risiko
● Kasus KNF pertama kali dilaporkan pada tahun 1901 dan etiologinya menjadi teka-
teki lebih dari 1 abad.

● Studi migran  aspek genetik dan lingkungan berperan pada kejadian KNF.

o Keturunan Cina Selatan yang menetap di negara lain  insidensi 10 -30 kali >
dibandingkan ras lain;

o Imigran Amerika Utara di Israel dan Swedia  insidensi KNF > dibandingkan
penduduk asli;

o Insidensi pada keturunan Cina yang menetap di negara barat > Kaukasia;

o Laki-laki keturunan asli Prancis yang lahir di Afrika Utara memiliki insidensi KNF >
dibandingkan yang lahir di Prancis.
Faktor Risiko KNF Tipe III

Etnis Cantonese Konsumsi ikan yang di


fermentasi dalam jumlah tinggi

Jarang mengkonsumsi sayur


Berjenis kelamin
dan buah segar
laki-laki

Merokok
Infeksi EBV

Riwayat keluarga Alel HLA kelas I


dengan KNF
Faktor Risiko Potensial

Sering konsumsi makanan lainnya Riwayat infeksi saluran napas Polimorfisme genetik
yang difermentasi kronik
 cytochrome P450 2E1 (CYP2E1),
 CYP2A6,
 glutathione S-transferase M1 (GSTM1)
 GSTT1 
Faktor risiko yang perlu penelitian lebih
lanjut
01 Konsumsi obat herbal

02 Paparan debu dan


formaldehid

03 Paparan nikel
04. Epstein-Barr Virus (EBV)

Gamma-herpesvirus yang menginfeksi limfosit dan sel epitel

Laten pada > 90% individu dewasa di dunia  infeksi primer umumnya
terjadi pada masa awal kehidupan (transmisi utama : saliva)

Infeksi primer biasanya asimptomatik, namun berkaitan dengan penyakit


IM, limfoma Burkitt, limfoma Hodgkin, limfoma non-Hodgkin, KNF tipe
III, dan karsinoma gaster  143 ribu kematian (2010)
Hubungan EBV dan KNF tipe III (1)

1. Genom monoklonal EBV dan


produk gen virus terdeteksi
Pertama kali diajukan
pada semua tumor di area
pada tahun 1966  endemik KNF;
pasien KNF 2. Peningkatan IgA anti-EBV
dilaporkan memiliki pada area insidensi KNF
tinggi;
titer antibodi anti-
3. Ekspresi protein virus (latent
EBV yang tinggi  membrane protein 1 (LMP1),
berbagai studi LMP2, EBNA1, EBNA2)
menunjukkan hasil terdeteksi pada progresi tumor
yang sama. epitel invasif.
Hubungan EBV dan KNF tipe III (2)
 EBV belum pernah terdeteksi pada sel epitel nasofaring normal atau terinfeksi.
 Target virus  complement receptor type 2 (CR2) pada sel limfosit B  amplop
EBV dan gp 350/220 kadar rendah diekspresikan pada sel epitel.
 Mekanisme viral entry lainnya  perlekatan pada glikoprotein (gHgL dan gB),
kontak cell-to-cell, atau mediasi protein IgA/secretory component (SC).
05. Faktor Risiko pada Awal Masa Kehidupan

Usia dan respons imun terhadap infeksi primer  faktor yang potensial mempengaruhi
perubahan onkogenik EBV , misalnya infeksi primer yang tertunda hingga masa remaja –
respons imun lebih kuat – gejala IM – berkaitan HL.

Jumlah saudara kandung, dan jumlah anggota keluarga mungkin menjadi indikator tidak
langsung infeksi pada masa kanak-kanak.
06. Oral Hygiene

● Kesehatan mulut yang buruk (faktor risiko yang dapat dimodifikasi)  dikaitkan dengan
kanker pada pankreas esofagus, lambung, kepala dan leher  terutama pada lansia.
● Periodontitis  respons inflamasi diduga mejadi salah satu pemicu karsinogenesis
KNF.
● Kehilangan banyak gigi  meningkatkan bacterial load  bakteri menghasilkan
nitrosamine yang diduga berperan dalam proses karsinogenesis KNF.
● Kesehatan mulut yang buruk  menstimulasi replikasi EBV (penyakit periodontal vs
normal).
07. Agregasi Familial
Klaster KNF pada keluarga secara konsisten dilaporkan di area insidensi tinggi, sedang , dan
rendah.

Cina Selatan  > 5% kasus dilaporkan memiliki riwayat KNF pada first-degree relatives.

Pola diturunkannya penyakit tidak dapat dijelaskan oleh aktivasi kerentanan gen utama tunggal
 etiologi interaksi faktor genetik dan lingkungan.

Familial KNF cenderung terjadi pada individu yang lebih muda dan survival rate lebih baik
dibandingkan sporadik KNF  kontroversial.
08. Kerentanan Genetik

Hanya ada 1 genome-wide association study Keturunan Cina dan populasi keturunan risiko
(GWAS) terkait KNF dengan > 1.000 kasus tinggi lainnya  HLA-A2-B46 

dan kontrol. meningkatkan risiko KNF 2 – 3 kali lipat.

Banyak studi yang berfokus pada peran


HLA-B5  meningkatkan risiko pada etnis
patogenetik molekul HLA yang diperlukan
Kaukasia.
pada presentasi antigen (peptide virus) 
respons imun.
HLA-A11  risiko lebih rendah hampir pada
semua ras.
09.Skrining pada Area Insidensi Tinggi
Bukti-bukti yang menduking pemeriksaan antibodi anti-EBV sebagai alat skrining dan
deteksi dini KNF

01
Gen EBV terdeteksi pada semua tumor KNF tipe III
 infeksi EBV terjadi pada awal perkembangan tumor

02
Antibodi neutralisasi VCA/IgA dan EA/IgA anti-
EBV dapat dideteksi di serum bertahun-tahun
sebelum manifestasi klinis

Biomarker VCA/IgA dan EA/IgA yang diukur dengan

03 immunofluorescence assay (IFA)  EBNA1/IgA dan


VCA/IgA yang diukur dengan ELISA (akurasi
diagnostik lebih tinggi)
Keterbatasan dan kekurangan skrining KNF dengan
antibodi anti-EBV
Hanya 2% penderita Peningkatan titer antibodi juga
KNF yang terdeteksi pada individu tanpa
mengalami KNF dengan stres psikologis

01 peningkatan titer
VCA/IgA 02 atau fisik  reaktivasi EBV
yang laten

Belum ada penelitian


dengan RCT, Biomarker lainnya Jumlah sampel terbatas,
tingkat deteksi berupa proteome desain penelitian yang
pada KNF stadium

03 04 05
manusia  potensi kurang tepat, dan
dini, dan besar untuk heterogenitas KNF  temuan
keterkaitan dengan
diagnosis awal inkonsistensi
tingkat kematian
10. Kesimpulan

Teknologi yang paling sering Teknologi profiling antibodi


Identifikasi dan validasi digunakan untuk penemuan
biomarker untuk diagnosis plasma (antibody suspension bead
biomarker protein  spetrometri array assays) telah dikembangkan
dini KNF menjadi harapan di massa  terbatas pada kasus
masa depan untuk skrining pada protein pasien
dengan jumlah kecil
Terima
kasih !

Anda mungkin juga menyukai