Anda di halaman 1dari 10

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA

DINI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK HUBUNGANNYA


DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL

OLEH:
HAVISKA AGUSTIARA
RESTI ANGGRAINI
A. PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI

Dalam buku Anak Prasekolah (2000) tertulis bahwa masa lima tahun pertama adalah
masa pesatnya perkembangan motorik anak. Motorik adalah semua Gerakan yang mungkin
dapatkan oleh seluruh tubuh, sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan
motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Oleh sebab itu,
setiap gerakan yang dilakukan anak sesederhana apapun, sebenarnya merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak.
Jadi, otaklah yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan
mengontrol semua aktivitas fisik dan mental seseorang.
Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik
individu meliputi empat aspek, yaitu:

1. Sistem syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.

2. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik.

3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada
remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya
terdiri atas lawan jenis.

4. Struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.


B. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MOTORIK

1. Keterampilan Motorik Kasar

Pada usia 1 tahun, anak sudah bisa merangkak dan mengitari perabot berkaki 4,
bisa berdiri sekali atau dua kali.

Pada anak usia 2 tahun, anak sudah bisa berlari, naik dan turun tangga
menggunakan dua kaki sekaligus.

Pada usia 3 tahun, anak-anak masih suka akan gerakan-gerakan sederhana


seperti berjingkrak-jingkrak, melompat dan berlari kesana kemari, hanya demi kegiatan
itu sendiri, melompat sejauh 6 inchi dan dapat berlari melintasi ruangan.
Pada usia 4 tahun anak-anak masih suka jenis kegiatan yang sama,tetapi mereka lebih
berani mengambil resiko, mereka ingin memperlihatkan kehebatan atletiknya, anak-anak
dapat meniki tangga seperti orang dewasa dan mempelajari cara mengendarai sepeda roda
3.
Pada usia 5 tahun anak bahkan lebih berani mengambil resiko dibandingkan ketika
mereka berusia 4 tahun. Anak menyukai petualangan dan melakukan kegiatan yang
berbahaya seperti memanjat suatu objek,anak dapat berlari cepat dan menyenangi balapan
satu sama lain dan dengan orang lain.
Pada usia 6 tahun, anak-anak sudah dapat mengendarai sepeda roda 2, anak-anak dapat
berjalan diatas sebilah papan kecil atau mengikuti suatu garis pada lantai dengan
keseimbangan yang cukup baik.
1. Keterampilan Motorik Halus
Pada usia 1 tahun, anak-anak memperhalus tindakan meraih dan menggenggam suatu
objek. Pada usia 1 tahun, anak-anak menggunakan mainan dan melihat kemana jatuhnya
mainan tersebut lalu jari telunjuk mendekati benda kecil lalu menggenggamnya.
Pada usia 2 tahun, anak-anak memperhalus tindakan meraih dan menggenggam suatu
objek. Pada usia 2 tahun, anak-anak bisa membuat menara susun dengan 6 kubus.
Pada usia 3 tahun Anak dapat bermain dengan gambar bongkar pasang sederhana dengan
memasangkan keping untuk dapat memenuhi tempat yang kosong atau menekannya
dengan kuat, anak dapat membangun menara balok yang tinggi namun tidak sepenuhnya
berada dalam garis lurus.
Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak telah semakin meningkat dan
menjadi lebih tepat, anak dapat menyusun menara balok dengan lebih tepat dan sering
bermasalah karena menginginkan susunan balok yang sempurna.
Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak semakin meningkat. Tangan,
lengan, dan tubuh bergerak bersama dibawah komando yang lebih baik dari mata. Pada
usia 5 tahun, anak sudah bisa menggambar manusia.
Pada usia 6 tahun, anak-anak bisa mengikat tali sepatu, merapikan baju dan
mengelem kertas. Pada usia 6 tahun, anak dapat memalu, mengelem, mengikat tali
sepatu, dan merapikan baju.
C. HUBUNGAN PERKEMBANGAN MOTORIK DENGAN PERKEMBANGAN
SOSIAL

Perkembangan sosial merupakan perkembangan tingkah laku pada anak dimana anak
diminta untuk menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku dalam lingkungan
masyarakat. Dengan kata lain, perkembangan sosial merupakan proses belajar anak dalam
menyesuaikan diri dengan norma, moral dan tradisi dalam sebuah kelompok. Awal
perkembangan sosial pada anak tumbuh dari hubungan anak dengan orang tua atau
pengasuh dirumah terutama anggota keluarganya. Tanpa disadari anak mulai belajar
berinteraksi dengan orang diluar keluarganya yaitu dengan tetangga dan tahapan
selanjutnya ke sekolah.

Perkembangan sosial anak yang optimal diperoleh dari kematangan dan kesempatan
belajar dari berbagai respons yang sehat dari lingkungan terhadap anak dan kesempatan
yang diberikan untuk mengembangkan konsep diri yang positif. Melalui kegiatan bermain,
anak dapat mengemebangkan minat dan sikapnya terhadap orang lain.
Sosialisasi merupakan suatu proses dimana anak melatih kepekaan dirinya terhadap
rangsangan-rangsangan sosial serta belajar bergaul dengan bertingkah laku seperti orang lain di
dalam lingkungan sosialnya. Untuk menjadi individu yang mampu bermasyarakat diperlukan tiga
proses sosialisasi.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hurlock (1978), yaitu: (1) belajar untuk bertingkah
laku dengan cara yang dapat diterima masyarakat; (2) belajar memainkan peran sosial yang ada di
masyarakat; dan (3) mengembangkan sikap/tingkah laku sosial terhadap individu lain dan
aktivitas sosial yang ada di masyarakat.

Bagi para pendidik dan orang tua sangat penting mengetahui dan mengenali gejala emosi
dan perilaku sosial anak serta dampak-dampaknya. Tujuannya adalah agar tindakan preventif dan
interventif dapat segera dilakukan jika ditemukan hal-hal yang tidak sesuai harapan atau
penyimpangan.
Sekian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai