C155222007 PENDAHULUAN • Suprachiasmatic Nuclei (SCN) bilateral lokasi pengaturan sirkadian utama pada mamalia • Output humoral dan/atau neuronal SCN mengatur ritme dalam fungsi perilaku, fisiologis, dan biokimia • Siklus umpan balik antara jaringan/organ ciri homeostasis dan pemeliharaan fungsi fisiologis yang optimal PENDAHULUAN (2) • Bab ini akan membahas neurohormon untuk memodulasi fungsi sistem sirkadian, berdasarkan studi yang menyelidiki efek umpan balik potensial neurohormon pada fungsi sirkadian-pacemaker yang menggunakan pendekatan eksperimental: (1) analisis respon perilaku sirkadian terhadap perawatan hewan dengan neurohormon; (2) analisis ritme sirkadian dari eksitabilitas membran SCN sebagai respon perlakuan terhadap potongan jaringan dengan neurohormon; (3) identifikasi neurohormon atau reseptor mereka dalam neuron SCN • Neurohormon yang berefek pada ritme sirkadian: Melatonin EFEK MELATONIN PADA FUNGSI SIRKADIAN-PACEMAKER
• MELATONIN DAN PERANNYA DALAM PERKEMBANGAN
• MELATONIN MEMPENGARUHI RITME PERILAKU PADA INDIVIDU DEWASA • MELATONIN MENYEBABKAN PERGESERAN FASE PADA EKSITABILITAS MEMBRAN SCN • JAM SIRKADIAN PADA MATA MAMALIA: SEKRESI RITMIK MELATONIN RETINA Melatonin dan Perannya dalam Perkembangan • Pada tikus, neurogenesis SCN terjadi antara hari 13 - 16 kehamilan, inervasi sinaptik SCN mulai pada hari 19 dengan mayoritas inervasi terjadi saat post natal. • Sistem sirkadian janin mengetahui waktu lingkungan dengan menangkap sinyal berasal dari ibu • Sinyal maternal yang memengaruhi SCN janin Hormon melatonin, disekresi oleh kelenjar pineal, dikendalikan oleh SCN dan cahaya, tingkat sirkulasi meningkat pada malam hari dan ditekan pada siang hari • Melatonin adalah molekul kecil yang berasal dari asam amino triptofan, bersifat larut dalam lemak, dan mudah melintasi plasenta dan juga masuk ke dalam cairan ASI. Melatonin dan Perannya dalam Perkembangan (2) • Dalam keadaan normal hewan, perubahan dalam siklus terang-gelap akan merubah pola melatonin ibu kemudian ditransfer ke janin (melalui plasenta) atau neonatus (melalui susu) dapat bertindak sebagai agen pemicu. • SCN janin dan neonatal mengandung banyak reseptor melatonin, sehingga target anatomi untuk kerja melatonin sudah ada sejak awal kehidupan. • Melatonin ibu (yang melintasi plasenta dan terdapat dalam susu) memberikan jalan untuk memengaruhi ritme sirkadian janin / neonatal dengan ritme ibu (sebelum inervasi SCN oleh saluran retinohipotalamus). Melatonin dan Perannya dalam Perkembangan (3) • Pemberian makan beritme akan menyebabkan ritme perubahan kadar nutrisi darah ibu (misalnya, glukosa, asam amino, asam lemak), yang pada akhirnya dapat menghasilkan sinyal (yang diinduksi nutrisi) ke janin. • Asam amino tirosin memperantarai efek konsumsi makanan beritme pada pengaktivan SCN pada janin • Tirosin ibu melewati plasenta diubah menjadi dopamin di otak janin kadar dopamin yang ritmik di otak janin • Tingkat ekspresi mRNA reseptor dopamin DI yang tinggi dalam SCN tikus janin merangsang ekspresi gen c-fos, sebuah marker aktivitas seluler (molekul penting komponen jalur masuk foton) Melatonin dan Perannya dalam Perkembangan (4) • Berdasarkan penelitian, aktivasi pra-natal dari reseptor dopamin D1 dapat mengaktifkan irama janin hamster yang memiliki lesi SCN, mirip dengan yang terlihat pada pembatasan makanan berirama • Pemberian suntikan tunggal melatonin atau agonis reseptor dopamin D1 SKF 38393 melatonin terbukti menghambat pelepasan dopamin dari retina anak ayam dan kelinci dan hipotalamus tikus secara in vitro • Respons SCN terhadap reseptor dopamin D1 pada reseptornya terendah pada malam hari. Peningkatan melatonin di malam hari berpotensi menghambat pelepasan dopamine • Jadi, apabila tidak ada sinyal melatonin, sinyal tambahan seperti aktivasi reseptor dopamin D1 mungkin cukup untuk mengaktifkan irama sirkadian-pacemaker pada janin. Melatonin Mempengaruhi Ritme Perilaku pada Individu Dewasa Hewan Pengerat • Pada burung dan kadal dewasa Kelenjar pineal dan sekresi ritmik melatoninnya penting sebagai alat pacu sirkadian yang mengendalikan berbagai macam ritme harian perilaku dan fisiologis. Pinealosit langsung bersifat fotoresponsif dan menghasilkan ritme sirkadian dalam sintesis melatonin dan sekresi tanpa input dari mata atau SCN. • Pada mamalia Kelenjar pineal tidak menghasilkan aktivitas pacu endogen dan tidak secara langsung bersifat fotoresponsif. Sekresi melatonin yang ritmik dikenal sebagai perantara efek panjang pada fungsi reproduksi pada mamalia yang berkembang biak secara musiman Manusia • Belum ada informasi dari penelitian pasti yang menginvestigasi toksisitas melatonin pada manusia setelah penggunaan jangka panjang. Namun, ada bukti bahwa pengobatan melatonin (menggunakan waktu dan dosis yang tepat) dapat mengubah ritme sirkadian pada manusia. • Studi pada orang buta (sistem sirkadian berjalan bebas) menunjukkan pengobatan melatonin dapat menyebabkan kemajuan fase ritme endokrin yang signifikan • Studi pada pekerja shift malam menunjukkan efek pengobatan melatonin pada fase pergeseran sistem sirkadian sangat bervariasi • Pada manusia, melatonin memiliki efek langsung merangsang tidur yang tidak tergantung pada efek sistem sirkadian. • Jadi pasien yang menderita gangguan tidur dapat memperoleh manfaat dari pemberian melatonin pada malam hari karena efeknya yang merangsang tidur. Melatonin Menyebabkan Pergeseran Fase pada Eksitabilitas Membran SCN Laju Pelepasan SCN • Eksperimen: Sepotong jaringan hipotalamus yang mengandung SCN dan dipertahankan hidup secara in vitro menunjukkan ritme spontan dalam aktivitas listrik dan sekresi dengan periode sekitar 24 jam (sirkadian) • Penerapan melatonin ke larutan yang menyelubungi sediaan menyebabkan peningkatan fase yang signifikan dari laju aksi potensial neuron SCN tikus, hingga hingga 4,5 jam (atau sekitar 20% dari siklus sirkadian) • Pemberian melatonin memiliki efek akut pada laju pengaktifan SCN menyebabkan penurunan yang cepat dan reversibel dalam laju pelepasan spontan neuron SCN dari potongan jaringan tikus. • Efek penghambatan akut melatonin ini terjadi selama akhir hari subyektif (sekitar CT 9- 14), tidak ada respons terhadap perlakuan pada waktu lain dalam sehari siklus sirkadian. Melatonin Menyebabkan Pergeseran Fase pada Eksitabilitas Membran SCN Regulasi Pembawa Sinyal Sekunder • Melatonin berikatan dengan reseptor afinitas tinggi di SCN, yang mengaktifkan peristiwa seluler untuk menyebabkan pergeseran fase pada sirkadian-pacemaker • Aktivasi protein-G adalah mekanisme umum reseptor membran untuk memulai kaskade peristiwa yang pada akhirnya mengubah fungsi sel Melatonin yang mengikat ke reseptor afinitas tinggi menghambat aktivitas adenilat siklase merangsang produksi messenger kedua (misalnya, cAMP) mengaktifkan protein kinase, memfosforilasi protein spesifik, sehingga mengubah fungsi sel. Jam Sirkadian pada Mata Mamalia: Sekresi Ritmik Melatonin Retina • Banyak perdebatan mengenai keberadaan pemacu sirkadian lainnya pada mamalia selain SCN, seperti retina. • Sekresi Melatonin ditekan pada siang hari dan meningkat pada malam hari. Ritme sekresi melatonin ini dapat dipengaruhi oleh cahaya in vitro, mendukung keberadaan jalur masukan cahaya langsung ke alat pemacu sirkadian di dalam retina • Di sisi lain, produksi ritmik lokal dari melatonin mungkin memiliki peran penting dalam fungsi retina. RESEPTOR MELATONIN DI SCN • LOKALISASI AUTORADIOGRAFI DARI SITUS PENGIKATAN MELATONIN DI SCN • KLONING DAN KARAKTERISASI DARI RESEPTOR MELATONIN Lokalisasi Autoradiografi dari Situs Pengikatan Melatonin Di SCN • Pengembangan di-iodomelatonin radiolabel (2-[ 125 I] -iodomelatonin, 125 I_MEL) sebagai ligan spesifik dan sensitif untuk reseptor melatonin deteksi secara spesifik tempat pengikatan melatonin. • Pengikatan afinitas tinggi situs melatonin telah diidentifikasi sebagai tipe ML-l jenis reseptor melatonin. • Tetapan disosiasi keseimbangan (Kd) situs pengikatan melatonin afinitas tinggi: 40 pM. Situs pengikatan melatonin ini sangat spesifik untuk melatonin, dengan sedikit pengikatan yang dapat di abaikan terkait amina (2- iodomelatonin> melatonin≥ 6- kloromelatonin> 6-hidroksimetonin > N-asetil-5 hidroksitriptamin >> serotonin). Selanjutnya, situs pengikatan ini mengaktifkan respons seluler melalui protein G. • Masih belum jelas apakah ada melatonin dengan afinitas rendah yang relevan secara fisiologis. Lokalisasi Autoradiografi dari Situs Pengikatan Melatonin Di SCN (2) • Jika reseptor afinitas tinggi terletak dalam jumlah yang relatif banyak di beberapa lokasi anatomi yang berbeda, maka itu pasti memainkan peran penting dalam fungsi jaringan itu. • Data menunjukkan bahwa pengobatan melatonin menyebabkan pergeseran fase atau ritme sirkadian yang terikat pada perilaku hewan dan dalam jaringan SCN secara in vitro telah dikumpulkan adanya afinitas tinggi pada situs pengikatan melatonin di SCN diidentifikasi. Kloning dan Karakterisasi dari Reseptor Melatonin • Kloning reseptor melatonin pertama: reseptor Mella yang berpasangan dengan protein G afinitas tinggi • Reseptor Mel1a berperan dalam aksi sirkadian melatonin. Gangguan yang ditargetkan pada reseptor Mella menghilangkan efek inhibisi akut melatonin pada Laju pengaktifan SCN, tetapi tidak berpengaruh pada pergeseran fase respons terhadap melatonin. Temuan ini menunjukkan bahwa reseptor Mel1b tidak memainkan peran penting dalam respons pergeseran fase terhadap melatonin • Lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami hubungan fungsional antara efek fisiologis yang diketahui dan perilaku melatonin pada ritme sirkadian dan reseptor yang memediasi respons ini. SEL-SEL NEUROENDOKRIN DARI SCN • RITME DALAM NEUROPEPTIDA DALAM SCN • REGULASI HUMORAL DARI RITME SIRKADIAN DALAM PERILAKU Ritme pada Neuropeptida dalam SCN • Neurotransmiter dan neuromodulator (termasuk glutamat, asetilkolin, dan NPY) memediasi efek cahaya pada sistem sirkadian melalui koneksi sinaptik RHT atau saluran genikulohipotalamus (GHT) ke SCN Regulasi Humoral dari Ritme Sirkadian dalam Perilaku • SCN mengirimkan sinyal ke seluruh otak untuk mengatur ritme sirkadian dalam fisiologi dan perilaku dengan cara: • Neuron SCN mengirim transmisi saraf ke struktur otak lainnya, dan mengatur aktivitas sirkadian mereka melalui transmisi sinaptik • Neuron SCN mengeluarkan suatu zat ke dalam sirkulasi (darah dan/atau cairan tulang belakang otak), dan sekresi ritmik ini mengatur aktivitas sirkadian di bagian tubuh lainnya • Komunikasi saraf dan humoral memberikan sinyal eferen untuk mengontrol ritme sirkadian KESIMPULAN • Bab ini telah membahas tentang bukti yang mendukung model umpan balik neuroendokrin ke sistem sirkadian. • Apakah SCN mengatur sekresi ritmik neurohormon? Apakah menghilangkan neurohormon mengubah fisiologi sirkadian atau SCN? Apakah penggantian neurohormon mengembalikan fungsi sirkadian yang sesuai? Sebuah tinjauan literatur menunjukkan bahwa tidak ada satupun neurohormon yang diselidiki sejauh ini memenuhi semua kriteria ini pada mamalia dewasa • Meskipun aplikasi melatonin dan neurohormon lainnya telah terbukti mengubah fase ritme sirkadian, hal itu tidak menunjukkan peran yang relevan secara fisiologis dalam mekanisme umpan balik • Bukti terbaru tentang zat yang dapat berdifusi dari jaringan SCN yang dapat mengembalikan ritme sirkadian pada hewan yang mengalami lesi SCN mendukung peran mekanisme umpan balik neurohumoral dalam sistem sirkadian mamalia dewasa. DAFTAR PUSTAKA Albers HE, Liou S-Y, Ferris CF, Stopa EG, Zoeller RT. Neurochemistry of circadian timing. In: Klein Piggins HD, Antle MC, Rusak B. Neuropeptides phase shift the mammalian circadian DC, Moore RY, Reppert SM, eds. Suprachiasmatic Nucleus: The Mind's Clock. New York: Oxford pacemaker. J Neurosci 1995; 15:5612. University Press, 1991; 263. Reppert SM. Interaction between the circadian clocks of mother and fetus. In: Cassone VM. Melatonin and suprachiasmatic nucleus function. In: Klein DC, Moore RY, Reppert SM, eds. Suprachiasmatic Nucleus: The Mind's Clock. New York: Oxford University Press, 1991; Chadwick OJ, Ackrill K, eds. Circadian Clocks and Their Adjustment. Chichester; New 309. York: Wiley, (Ciba Foundation Symp 183), 1995; 198. Czeisler CA, Turek FW, eds. Special issue: Melatonin, sleep, and circadian rhythms: current Silver R, LeSauter J, Tresco PA, Lehman MN. A diffusible coupling signal from the progress and controversies. J Bioi Rhythms vol 12(6). Thousand Oaks: SAGE Publications, 1997; transplanted suprachiasmatic nucleus controlling circadian locomotor rhythms. 489. Nature 1996; 382:810. Gillette MU. SCN electrophysiology in vitro: rhythmic activity and endogenous clock properties. Tosini G, Menaker M. Circadian rhythms in cultured mammalian retina. Science In Klein DC, Moore RY, Reppert SM, eds. Suprachiasmatic Nucleus: The Mind's Clock. New York: 1996; 272:419. Oxford University Press, 1991; 125. Gillette MU, McArthur AJ. Circadian actions of melatonin at the suprachiasmatic nucleus. Viswanathan N, Davis Fe. Single prenatal injections of melatonin or the 0 I- Behav Brain Res 1996; 73:135. dopamine receptor agonist SKF 38393 to pregnant hamsters sets the offsprings' Inouye S-IT. Circadian rhythms of neuropeptides in the suprachiasmatic nucleus. In: Buijs RM, circadian rhythms to phases 180 degrees apart. J Comp Physiol A 1997; 180:339. Kalsbeck A, Romijn HJ, Pennartz CMA, Mirrniran M, eds. Progress in Brain Research, vol 111. Weaver DR, Rivkees SA, Carlson LL, Reppert SM. Localization of melatonin New York: Elsevier Science, 1996; 75. receptors in mammalian brain. In: Klein DC, Moore RY, Reppert SM, eds. Liu C, Weaver DR, Jin X, Shearman LP, Pieschl RL, Gribkoff VK, Reppert SM. Molecular dissection Suprachiasmatic Nucleus: The Mind's Clock. New York: Oxford University Press, of two distinct actions of melatonin on the suprachiasmatic circadian clock. Neuron 1997; 1991; 289. 19:91. Weaver DR, Liu C, Reppert SM. Nature's knockout: the Me1lb receptor is not McArthur AJ, Hunt AE, Gillette MD. Melatonin action and signal transduction in the rat suprachiasmatic circadian clock: activation of protein kinase C at dusk and dawn. necessary for reproductive and circadian responses to melatonin in Siberian Endocrinology 1997; 138:627. hamsters. Mol Endocrinol 1996; 10:1478. TERIMA KASIH