Anda di halaman 1dari 13

AKUISISI PROPERTI,

PABRIK, dan
PERALATAN
Dosen Pengampu : Nur Kabib, S.E., M.Si.,
M.Pd.Ak

M ata K uliah : A kuntansi K euangan M enengah 2


Kelompok 1
:1.Kurnia Dwi Fatmawati (63030210119)
2.Muhammad Nasrul Hidayat
(63030210126)
3. Indri Iryani (630 30 210 131)
4. Nur Lia Hapsari
(63030210137)
Properti, Pabrik, dan Peralatan
Properti, pabrik, dan peralatan adalah Properti, pabrik, dan
peralatan adalah kelompok aktiva tetap.
karakteristik dari ketiganya :

1.Aktiva diperoleh untuk digunakan dalam operasi


dan bukan untuk dijual kembali
2.Aktiva tersebut bersifat jangka panjang dan merupakan
subjek penyusutan
3. Aktiva tersebut memiliki substansi fisik.
Akuisisi Properti, Pabrik,
dan Peralatan
Kebanyakan perusahaan menggunakan nilai historis
sebagai basis untuk penghitungan property, plant,
and equipment.
Nilai historis mengukur kas atau nilai setara kas dari
harga perolehan aset tersebut dan membawanya ke lokasi
dan kondisi yang diperlukan untuk digunakan.
Biaya yang Masuk dalam Akuisisi Properti,
Pabrik, dan Peralatan
Biaya Tanah
Mencakup harga pembelian, penutupan biaya, seperti hak atas tanah, biaya pengacara, dan
pencatatan biaya
2. Biaya Bangunan
Biaya gedung seharusnya termasuk semua pembelanjaan terkait secara langsung pada
pemerolehan atau kontruksi
3. Biaya Peralatan
Peralatan dalam akuntansi termasuk peralatan pengiriman, peralatan kantor, mesin, perabot dan
peralatannya, perabotan, peralatan pabrik, dan aktiva tetap serupa
4.Self-Constructed Assets (Aktiva yang Dibangun Sendiri) Sebuah perusahaan dapat
menelusuri biaya-biaya langsung untuk urutan kerja dan bahan yang terkait dengan aset tetap
yang dibangun. i
5. Biaya bunga selama konstuksi
Penilaian Properti, Pabrik, dan
Peralatan
1.Diskon Kas
Ada dua sudut pandang terhadap permasalahan ini. Yang pertama
menganggap diskon (diambil atau tidak) sebagai pengurangan harga pembelian
asset.
Dengan pendekatan kedua, menyatakan bahwa kegagalan mengambil kas
diskon tidak selalu harus dianggap sebagai kerugian.
2. Kontrak Pembayaran ditangguhkan
Perusahaan secara teratur membeli plant assets dengan perjanjian kredit jangka
panjang, menggunakan wesel, obligasi, atau equipment obligations.
Penilaian Properti, Pabrik, dan
Peralatan
3. Pembelian Lump-sum
Perusahaan-perusahaan menambahkan untuk mengalokasikan sebuah biaya lump-sum pada
berbagai item yang berbeda.
4. Penerbitan Saham
Saham merupakan suatu ukuran yang bagus dari kas ekuivalen harga kini.
pertukaran
5. Aktiva Non-Moneter
Perusahaan mencatat pertukaran aktiva berdasarkan nilai wajar aktiva yang
diterima atau diberikan, yang lebih jelas.
6. Pendekatan Akuntansi
Ada dua pendekatan yang disarankan, yaitu pendekatan modal atau ekuitas
dan pendekatan pendapatan atau income approach.
Biaya Selanjutnya untuk
Akuisisi

1.Penambahan (Additional)
Perusahaan mengkapitakisasi semua penambahan ke aktiva pabrik karena
sebuah aktiva baru telah diciptakan.
2.Pengembangan dan Penggantian (Improvement and Replacement)
Pengembangan adalah pengganti aset baru yang lebih baik dengan satu
aset yang digunakan. Penggantian adalah mengganti aset dengan aset
lain yang sama dan sejenis.
3.Perbaikan (Repairs) Sebuah perusahaan melakukan reparasi biasa untuk
mempertahankan kondisi aset agar bisa terus beroperasi.
Biaya Selanjutnya untuk
Akuisisi
•Keuntungan dan kerugian merupakan koreksi laba bersih untuk tahun-
tahun selama aktiva tetap digunakan.
•Setiap keuntungan atau kerugian pelepasan segmen perusahaan haru
dilaporkan berdama dengan hasil yang berkaitan dari operasi yang
dihentikan.
1.Penjualan aktiva pabrik
2. Perubahan tanpa disengaja
3. Konveksi paksa
Contoh Kasus
PT Risa membeli mesin seharga Rp5.000.000 pada tanggal 1 Januari 2005.
Pembayaran pertama Rp2.000.000 dan sisanya diangsur tiap tanggal 31 Desember
selama 3 tahun. dengan bunga 12% per tahun
Penyelesaian
1 Januari 2005 (pembelian
mesin) Mesin Rp5.000.000
Utang Rp3.000.000
Kas
Rp2.000.00
31 Desember 2005 (angsuran 1)
0
Pembayaran Angsuran 1 Rp1.000.000
Bunga: 12% x Rp3.000.000 Rp 360.000
= Rp1.360.000
Utang Rp1.000.000
Biaya Bunga Rp 360.000
Kas Rp1.360.000
Contoh Kasus
• 1 D esember 200 6 (angsuran
2)
Pembayaran angsuran 2 Rp1.000 .00
Bunga: 12% x Rp2.000.000 0 Rp
= Rp1.240.000 240.000
Utang Rp1.000.000
Biaya Bunga Rp 240.000
Kas Rp1.240.000
•30 Mei 2007 (angsuran 3)
Pembayaran angsuran 3 Rp1.000 .00
Bunga: 12% x Rp1.000.000 0 Rp
= Rp1.120.000 120.000
Utang Rp1.000.000
Biaya Bunga Rp 120.000
Kas Rp1.120.000
Any
Q UESTIO N S
??
THANK FOR
YOUR
ATTENTION
Have a great day & stay healthy
^^

Anda mungkin juga menyukai