Anda di halaman 1dari 19

Studi Al-Qur’an

Muhammad Azmi
1520311043
UIN Sunan Kalijaga
LATAR BELAKANG

Al-qur’an merupakan kitab suci yang berisi petunjuk


untuk kehidupan umat manusia di dunia ini. Turunnya Al-
qur’an dalam kurun waktu  23 tahun, dibagi menjadi dua
fase. Pertama diturunkan di Mekkah yang biasa disebut
dengan ayat-ayat Makiyah. Dan yang kedua diturunkan di
Madinah disebut dengan ayat-ayat Madaniyah.
Memahami kalam Allah Azza Wajalla

Mengetahui cara dan gaya yang


dipergunakan oleh para Mufassir

Ilmu Al-Qur’an
Mengetahui persyaratan-persyaratan
dalam menafsirkan Al-qur’an

Mengetahui ilmu-ilmu lain yang


dibutuhkan
Definisi Al-Qur’an
            Dalam kajian etimologi Al-Qur’an adalah kata
mashdar (kata benda), Al- Qur’an adalah kalam Allah
yang tiada tandingannya (mukjizat), diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW, penutup para Nabi dan Rasul
dengan perantaraan Malaikat Jibril Alaihis salam,
dimulai dengan surat Al-fatihah dan diakhiri dengan
surat An-Nas, dan ditulis dalam mushaf-mushaf yang
disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta
mempelajarinya merupakan suatu ibadah.
Wahyu

            Wahyu dalam ayat ini adalah wahyu Allah dan


kata ruh merupakan ruh Al-amin, Jibril as. Wahyu
yang diturunkan ke dalam sanubari Rasulullah saw.
diterimanya dengan cara berbeda, terkadang datang
seperti bunyi dengan lonceng, menyerupai malaikat,
suara seperti gemuruh lebah, atau dengan cara ilham
dan mimpi yang benar.
Ilham

Muhammad Rasyid Ridha dalam Al-Wahyul


Muhammadi memberikan pengertian, bahwa ilham
adalah suatu perasaan emosional yang diyakini oleh
jiwa yang karnanya jiwa itu terdorong untuk
melakukan yang dikehendakinya oleh dorongan
ilham itu, tanpa disertai kesadaran jiwa sendiri dari
mana datangnya, keadaannya hamper sama dengan
persaan lapar, dahaga, sedih, senang dan sebagainya.
Metode
Penafsiran

Pengertian Pengertian Ilmu Yang


Pengetahuan
Diperlukan
Tafsir Ilmu Tafsir Seorang Tafsir Ilmu Tafsir
Tafsir al-qur’an
dengan al-qur’an

Tafsir Al- Tafsir al-qur’an


riwayah/ Tafsir dengan as-
Bi Al-ma’tsur sunnah
Tafsir al-qur’an
Tafsir Bi Ad-
dengan tafsian
Motode Tafsir Dirawayah/
shahabat rasul
Tafsir Bi Al-ra’yi saw

Tafsir Bi Al-
Isyari
Mufasir Dan karyanya
karyanya Jami' al-Bayan fi
Tafsir Al-qur’an . Kitab
beliau terdiri atas 30 jilid.
Tafsir at-Tabari sangat
terkenal di kalangan mufasir
Abu Ja'far   yang datang sesudahnya
Muhammad bin Jarir
karena kitab tersebut
at-Tabari
menjadi rujukan pertama,
terutama dengan adanya
penafsiran naqli
(berdasarkan Alquran dan
hadis Rasulullah SAW).
karyanya Kitab tafsir Bahr al-
Ulum. Ahli fikih Mazhab
Hanafi yang terkenal dengan
panggilan Imam al-Huda.
Muhammad bin
Ada tiga naskah Bahr al-
Ahmad bin Ibrahim Ulum. Satu naskah terdiri
as-Samarqandi atas tiga jilid dan terdapat di
Dar al-Kutub al-Misriyyah
(Mesir). Dua naskah lainnya
masing-masing terdiri atas
dua dan tiga jilid serta
terdapat di perpustakaan
Universitas Al-Azhar.
karyanya ad-Durr al-Mansur
fi at-Tafsir al-Ma'tsur yang
terdiri atas enam jilid. Ia
menyebutkan, kitab tafsir ini
As-Suyuti berisi penafsiran Rasulullah
SAW. Di dalamnya, terdapat
sepuluh ribu hadis, baik
yang marfu' maupun yang
mauquf (yang disandarkan
kepada sahabat).
karyanya Mafatih
al-Gaib. Kitab ini
terdiri atas delapan
Fakhruddin jilid. Kedelapan
ar-Razi jilid tersebut pada
hakikatnya tidak
disusun seluruhnya
oleh ar-Razi.
karyanya Tafsir
Alquran al-Azim.
Kitab ini merupakan
kitab tafsir riwayat
Ibnu Kasir yang sangat populer
dan dipandang
sebagai kitab tafsir
terbaik kedua setelah
kitab tafsir at-Tabari.
PERKEMBANGAN STUDI AL QUR’AN

1.PERKEMBANGAN STUDI AL-QUR’AN DI KALANGAN


UMAT ISLAM

a). Fase Sebelum Kodifikasi


Pada fase sebelum kodifikasi, ulumul qur’an
telah dianggap sebagai benih yang kemunculannya
sangat dirasakan sejak masa Nabi.
b). Fase Kodifikasi
      

Sebagaimana diketahui pada fase sebelum kodifikasi,


ulumul qur’an dan ilmu-ilmu lainnya sebelum dikodifikasikan
dalam bentuk kitab atau mushaf, satu-satunya yang sudah
dikodofikasikan pada saat itu hanyalah Al-Qur’an. Hal itu terus
berlangsung sampai ketika Ali Bin Abi Thalib memerintahkan
Abu Al-Aswad untuk menulis nahwu. Perintah Ali inilah yang
membuka gerbang pengodifikasian ilmu-ilmu agama dan
bahasa arab, pengodifikasisan itu semakin marak dan meluas
ketika Islam berada di bawah pemerintahan Bani Umayyah dan
Abbasyah pada periode-periode awal pemerintahannya.
• Perkembangan Ulumul Qur’an Abad II H.
1

• Perkembangan Ulumul Qur’an Abad III H.


2

• Perkembangan Ulumul Qur’an Abad IV H


3

• Perkembangan Ulumul Qur’an Abad V H.


4

• Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VI H.


5
• Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VII H.
6

• Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VIII H.


7

• Pada abad IX dan permulaan abad X.


8

• Pengembangan Ulumul Qur’an Abad Abad


9 Modern.
2. Al-Qur’an Keserjanaan Barat (ORIENTALI)

Perhatian ilmiah orang orang Barat terhadap Alquran


dapat dikatakan bermula dengan berkunjungnya Peter
( Veter the venerable ) --kepala Biara Cluny—ke
Toledo pada perempatan kedua abad ke XII .Ia mulai
memperhatikan seluruh masalah Islam, membentuk
suatu tim dan menugaskan membuat serangkaian
karya yang secara keseluruhan akan merupakan basis
ilmiah bagi para intektual yang akan berurusan
dengan Islam.
3. Kritik Analisis Terhadap Kajian Orientalis

Ternyata tidak semua orientalis, mempunyai


pemikiran sama, dimana mereka mempelajari Islam
untuk menyerang Islam itu, tetapi justru banyak
diantara mereka juga yang membela Islam, seperti
William Montogomery Watt, yang diklaim sebagai
orientalis objektif dan paling simpatik terhadap Islam,
berpendapat bahwa kebenaran kenabian Muhammad
didasarkan  pada fakta sejarah umat Islam sendiri.

Anda mungkin juga menyukai