Anda di halaman 1dari 26

PARTISIPASI MASYARAKAT

DALAM PEMBANGUNAN
(1310013)
Pengembangan Partisipasi Masyarakat Dalam Proses
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (1)

Dr. Eko Murdiyanto


Dr. Siti Hamidah
Wulandari Dwi Etika Rini, MP
Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 1
PENDAHULUAN

Pemerintah wajib menyusun Rencana


Pembangunan Jangka Panjang (RPJP/RPJPD),
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM/RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah
(RKP/RKPD) sebagai rencana tahunan.
Penyusunan dokumen rencana pembangunan
tersebut dilakukan melalui proses koordinasi antar
instansi pemerintah dan proses partisipasi seluruh
pelaku pembangunan dalam suatu forum
Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang).
Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 2
Perencanaan Pembangunan Dan
Penganggaran Daerah

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 3


DASAR
UU No. 22 tahun 1999 UU No 32/ 2004 dan UU No 33/2004
tentang Pemerintahan tentang Perimbangan Keuangan antara
Daerah Pemerintah Pusat dan Daerah

Paradigma baru pada sistem pemerintahan yang


sentralistis menjadi desentralistis

1. Pemda mempunyai tanggung jawab penuh dalam proses


penyusunan, pelaksanaan dan pembiayaan Pembangunan.
2. peran masyarakat semakin besar dalam menentukan
kebijakan dan strategi pembangunan daerah

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 4


isu penting terkait kegiatan
perencanaan daerah
1. peningkatan kualitas proses perencanaan,
2. pengembangan kapasitas kelembagaan
perencanaan,
3. optimasi sumber keuangan daerah.

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 5


KONTEKS PEMERINTAH DAERAH

1. Perencanaan Pembangunan Daerah


merupakan satu kesatuan sistem dalam
Perencanaan Nasional, sehingga tidak ada
Negara dalam Negara. Artinya ada Benang
Merah Perencanaan Pembangunan yang diatur
secara nasional bersambung dengan
Perencanaan Pembangunan Regional.
Perencanaan Pembangunan antar Regional
dan Lokal menjadi satu kesatuan, demikian juga
sebaliknya.
Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 6
KONTEKS PEMERINTAH DAERAH

2. Perencanaan Pembangunan Daerah disusun


untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara Perencanaan Pembangunan Daerah
dengan Penganggaran Daerah dalam konteks
Keuangan Daerah. Perencanaan Pembangunan
Daerah, harus berkorelasi dengan pelaksanaan
Otonomi Daerah itu dalam arti luas.

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 7


3. Perencanaan Pembangunan Daerah harus dan
wajib hukumnya memperhatikan dengan
sungguh-sungguh tentang Pembagian urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan
masing-masing Daerah. Tetapi juga ada urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan bagi satu
Daerah. Kedua dapat “dikemas sedemikian
rupa “ menjadi potensi unggulan satu Daerah

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 8


Film :
Perencanaan Pembangunan Desa

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 9


Proses Perencanaan
Pembangunan

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 10


Proses Perencanaan Pembangunan yang
dilakukan sebenarnya merupakan proses
cukup sederhana, dan siapa saja yang terlibat
sesungguhnya bisa menyusun perencanaan ini,
yang bertanggungjawab dalam hal ini adalah
pemerintah. Pemerintah mempunyai political
will serta good will untuk melibatkan
masyarakat secara partisipatif.

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 11


Beberapa Proses
Perencanaan Pembangunan:

• Proses Politik: Pemilihan langsung Presiden dan


Kepala Daerah merupakan hasil proses politik
khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM

• Proses Teknokratik: Perencanaan yang dilakukan


oleh perencana profesional, atau oleh lembaga/unit
organisasi yang secara fungsional melakukan
perencanaan khususnya dalam pemantapan peran,
fungsi dan kompetensi lembaga perencana

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 12


• Proses Partisipatif: Perencanaan yang melibatkan
masyarakat (stake holders) Antara lain melalui
pelaksanaan Musrenbang.

• Proses Bottom-Up dan Top-Down: Perencanaan


yang aliran prosesnya dari atas ke bawah atau dari
bawah ke atas dalam hirarki pemerintahan

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 13


TUJUAN PROSES

peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam


perencanaan dan penganggaran daerah

perlu dilakukan perbaikan proses perencanaan dan


pengganggaran.

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 14


Kondisi yang diperlukan dalam
perencanan dan penganggaran daerah

Isu Kondisi Perlu


Harus ada informasi yang memadai
mengenai prioritas dan perkiraan
alokasi anggaran untuk
Informasi pembangunan pada tahun
perencanaan perencanaan. Informasi ini
dan merupakan saringan bagi usulan
penganggaran kegiatan yang diajukan pada tingkat
perencanaan partisipatif
(MusrenbangDesa/Kelurahan,
Kecamatan, Daerah)

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 15


Isu Kondisi Perlu
Proses perencanaan harus
berdampak langsung pada sektor,
Komitmen
sehingga pejabat berwenang hadir
Pejabat
dalam proses-proses penting
perencanaan dan penganggaran

Harus ada diskusi yang mendalam


dan verifikasi antara masyarakat dan
Metode konversi
orang-orang yang memiliki
kompetensi dalam bidang yang
bersangkutan

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 16


Isu Kondisi Perlu

Harus ada format dan sistem informasi
yang baik mengenai proses konversi
usulan dari wilayah ke sektor untuk
menjamin kelancaran proses
perencanaan berikutnya dan
Format yang meningkatkan akuntabilitas
digunakan perencanaan partisipatif.

Proses pendokumentasian
perencanaan dan penganggaran kalau
bisa dilakukan secara digital dan tidak
menyebabkan terjadinya interpretasi
yang berbeda antar para pelaku.
Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 17
Isu Kondisi Perlu

Harus ada hubungan yang langsung
Alur proses antara proses perencanaan
perencanaan partisipatif dan proses
dan penganggaran.
penganggaran


Urut-urutan penyusunan dokumen
Waktu perencanaan dan penganggaran
harus konsisten

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 18


Isu Kondisi Perlu

Partisipan yang mengikuti bukan
hanya representasi wilayah tetapi
juga representasi kelompok
Representasi fungsional (kelompok tani, nelayan,
dan kontrol dan NGO).
masyarakat 
Masyarakat harus terlibat dalam
proses penganggaran


Fasilitator harus mampu
Kapasitas membedakan program yang relevan
untuk diajukan ke tingkat kabupaten
Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 19
Film :
Proses Perencanaan
Pembangunan Desa

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 20


Tahapan Perencanaan Pembangunan

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 21


UU 25/2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional

1. Tahap Penyusunan Rencana


2. Tahap Rancangan Rencana Pembangunan
Nasional / Daerah
3. Tahap Rancangan Rencana Kerja Departemen /
Lembaga SKPD
4. Tahap Musyawarah Perencanaan Pembangunan
5. Tahap Rancangan Akhir Rencana Pembangunan

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 22


6. Tahap Penetapan Rencana
7. RPJP Nasional dengan UU dan RPJP Daerah
dengan Perda
8. Tahap RPJM dengan Peraturan Presiden /
Kepala Daerah
9. Tahap RKP / RKPD dengan Peraturan
Presiden / Kepala Daerah
10. Tahap Pengendalian Pelaksanaan Rencana
11. Tahap Evaluasi Kinerja
Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 23
Film :
Tahapan Perencanaan
Pembangunan Desa

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 24


TUGAS KELOMPOK

Film:
Pembagunan Desa Petai Baru

1.Buat kelompok 3 atau 4 orang dengan jenis


kelamin sama

2.Bagaimana proses perencanaan pembangunan


yang dilakukan? Uraikan!

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 25


Sampai
Jumpa

Pertemuan-2 Program Studi Agribisnis UPN “V” YK 26

Anda mungkin juga menyukai