Anda di halaman 1dari 21

Diet pada Penyakit

Jantung Koroner
Oleh:
Auda Nadira (2207501010115)
Keni Satria (22071010060)
Qorina Mardhatillah Fikkar (2207501010062)
Outline

 BAB I Pendahuluan
 BAB II Tinjauan Pustaka
 BAB III Analisis Masalah
 BAB IV Kesimpulan
BAB I PENDAHULUAN

 Secara global PTM penyebab kematian nomor satu setiap


tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler.
 Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh beberapa
faktor kehidupan, baik faktor yang tidak dapat diubah
maupun faktor yang masih dapat diubah
 Salah satu faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah
dengan mengubah pola makan sesuai dengan status gizi
pasien.
BAB II Tinjauan Pustaka

 Status gizi  keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi
dari makanan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh.
 Metode penilaian status gizi  antropometri
 Ukuran tubuh manusia yang dijadikan parameter antropometri:
o Berat badan
o Tinggi atau Panjang badan
o Lingkar kepala
o Lingkar lengan atas (LiLA) pada ibu hamil dan balita
o Panjang Depa bagi lansia
o Tinggi lutut bagi lansia
o Rasio lingkar pinggang dan panggul (waist to hip ratio)
Penyakit Jantung Koroner

 Penyakit jantung koroner (PJK) adalah istilah untuk penyakit yang muncul
ketika dinding arteri koronaria menyempit oleh pembentukan material lemak
secara gradual.
 World Health Organization (WHO) mengestimasikan PJK menjadi penyebab
utama kematian di seluruh dunia dengan 17 juta kematian per tahun pada
tahun 2008 dan akan meningkat menjadi 23,4 juta kematian pada tahun 2030,
dengan lebih dari 80% terjadi di negara berkembang.
 Penyebab utama dari PJK adalah aterosklerosis yang terjadi pada arteri
koroner, yang kemudian berkembang menjadi respon peradangan pada
dinding pembuluh darah hingga menyebabkan kerusakan multi-faktorial yang
kronik, dan terbentuklah plak aterosklerotik (Willerson & Holmes, 2015).
Klasifikasi PJK
Klasifikasi penyakit jantung koroner terbagi menjadi empat, yaitu:

1. Angina pektoris stabil yang bermanifestasi sebagai nyeri dada setidaknya selama 1 bulan tanpa
adanya perburukan secara signifikan yang biasanya disebabkan oleh stres emosional atau olahraga.

2. Angina pektoris tidak stabil merupakan manifestasi dari insufisiensi koroner akut yang disebabkan
oleh oklusi pembuluh darah sebagian atau total. Manifestasi klinis berupa nyeri dada tipikal, sesak
napas, dan pusing (Dowe et al., 2013).

3. ST-Elevation Myocardial Infarction (STEMI) merupakan kejadian iskemia miokard yang disebabkan
oleh oklusi dari satu atau lebih arteri koroner. Ditandai dengan elevasi segmen ST pada gambaran
elektrokardiografi yang persisten (Akbar et al., 2020).

4. Non ST-Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI) merupakan kejadian iskemia miokard yang ditandai
dengan nyeri dada bertahan lebih dari 10 menit dan dapat menyebar ke lengan, leher, atau rahang
tanpa adanya elevasi segmen ST pada gambaran elektrokardiografi (Basit, Malik & Huecker, 2021). 7,8
Aterosklerosis Penyakit Jantung
PENATALAKSANAAN

1. Manajemen nutrisi: perubahan gaya hidup, pola diet DASH, diet


Mediterania, penurunan berat badan bila diperlukan, tingkatkan
makanan berserat 25-30 gr/ hari atau lebih, tambahkan buah dan
sayur.
 Manajemen medis: pemberian HMG CoA Reductase inhibitor (statins),
obat penurun trigliserida dan tekanan darah, obat manajemen
glukosa, percutaneous coronary intervention (PCI), coronary artery
bypass graft (CABG), dan terapi anti platelet.
BAB III Analisis Masalah
Identitas Pasien Status Internus
Nama: Ny. F Keadaan umum: Sedang
Usia: 45 tahun Kesadaran: Compos mentis
Jenis kelamin: Perempuan Tekanan darah: 165/100 mmHg
Agama: Islam Nadi: 110 kali/menit
Status perkawinan: kawin Suhu: 36,5°C
Alamat Darussalam, kec. Aktivitas fisik: Sedang
Syiah Kuala, Banda Aceh BB : 65 KG
TB :158 CM
Suku: Aceh
Aktivitas Fisik : sedang
Pekerjaan: PNS IMT : 26,03 (Obesitas 1)
Tanggal periksa: 26 Juni
2022
Anamnesis

Anamnesa gizi
Keluhan utama Pagi : nasi lunak ¼ prg, omelet telur ½ ptg,
Keluhan utama : Sesak nafas saat tumis kacang panjang ¼ mangkok.
berjalan, lemah. Selingan pagi bubur kacang hijau ½ gelas.
Keluhan tambahan : - Siang : nasi lunak ½ piring, ayam bumbu semur
Riwayat penyakit sekarang : Miokard ½ ptg, sayur kare ¼ mangkok, semangka ½ ptg.
infark akut
Selingan sore pudding mayzena 1 ptg sedang.
Riwayat penyakut dahulu : Angina
pektoris sejak 1 tahun yang lalu Malam : nasi lunak ¼ prg, sandwich daging 50
Riwayat penggunaan obat : Nitrogliserin gram, sop jagung muda ¼ magkok, melon ½
Riwayat penyakit keluarga : - ptg.
Riwayat kebiasaan social : - -pasien suka makan-makanan manis
Pemeriksaan Fisik
 Mata : dalam batas normal
 Telinga : dalam batas normal
 Hidung : dalam batas normal
 Mulut : dalam batas normal
 Tenggorokan : dalam batas normal
 Leher : dalam batas normal
 Jantung
 Auskultasi : Bunyi jantung I> bunyi jantung II normal, murmur tidak
dijumpai
Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium BB : 65 KG
TB :158 CM
Hb =10 g/dl Aktivitas Fisik : sedang
IMT : 26,03 (Obesitas 1)
Kolesterol total = 250 mg/dl

HDL = 35 mg/dl

LDL = 130 mg/dl

Diagnosa klinis : infark miokard akut


Intervensi Gizi
2. Keluhan kalori berdasarkan rumus haris
1.Menghitung kebutuhan
energi benedict (BMR)
Kasus seorang perempuan memiliki
Karena pasien berstatus obesitas tingkat I, berat badan
tinggi badan 158 cm dan berat badan
65 kg yang digunakan dalam perhitungan adalah berat badan
Berat badan ideal pasien yaitu (158- ideal yaitu 52,2 kg. Selanjutnya setelah diperoleh
100) – 10% x (158-100)
angka akhir dari kebutuhan energi perlu dikurangi 500
= 52,2 kg
kkal untuk membantu penurunan berat badan.
Indeks massa tubuh (IMT) = 26,03
kg/m2 (Obesitas tingkat I) BEE = 655,1 + (9,56 x W) + (1,85 x H) – (4,68 x A)
BEE = 655,1 + (9,56 x 52,2) + (1,85 x 158) – (4,68 x 55)
BEE = 655,1 + 499,03 + 292,3 – 257,4 = 1189,03 kkal
Intervensi gizi
3. Menghitung kebutuhan energi Koreksi kalori:
1. Usia
total
(-5 %) x BEE = (-5%) x 1352 kkal = -67,6 kkal
2. Aktivitas fisik
Step 1. Kebutuhan energi dengan
30% x BEE = 30% x 1352 kkal = 405,6 kkal
rumus Harris-Benedict
3. Berat Badan (Obesitas)

BBE = 655 + (9,6xW) + (1,8xH) – (-20%) x BEE = (-20%) x 1352 kkal = -270,4 kkal
4. Derajat penyakit infeksi (Sedang)
(4,7xA)
10% x BEE = 10% x 1352 kkal = 135,2 kkal
BEE = 655 + 624 + 284,4 – 211,5
Kebutuhan kalori pasien = 1352 – 67,6 + 405,6 – 270,4 -
= 1352 kkal 135,2
= 1554,8 kkal
Intervensi gizi
Pembagian kalori total pasien
Kebutuhan zat gizi pasien: berdasarkan waktu makan
 Karbohidrat (60%) Pagi = 20% x 1554,88 kkal = 310,96 kkal
Snack pagi = 10% x 1554,88 kkal = 155,48 kkal
= 60% x 1554,8 kkal
Siang = 30% x 1554,88 kkal = 466,44 kkal
= 932,88 kkal : 4 = 233,22 gr Snack sore = 10% x 1554,88 kkal = 155,48 kkal
 Protein (15%) Malam = 30% x 1554,88 kkal = 466,44 kkal

= 15% x 1554,8 kkal

= 233,22 kkal : 4 = 58,3 gr


 Lemak (25%)

= 25% x 1554,8 kkal

= 388,7 kkal : 9 = 43,18 gr


Menu Makanan
  Jenis makanan Energi Karbo Protein Lemak
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Pagi Ubi jalar merah 100 gram 123 27,9 1,8 0,7

  Susu kedele 200 gram 81 10 7 5

  Alpokat 100 gram 85 7,7 0,9 6,5

  Pepaya 50 gram 23 6,1 0,25 0

Total   312 51,7 9,95 12,2


Snack Jagung rebus 100 gram 105 21,1 2,6 1,1
Pagi
  Semangka 150 gram 42 10,35 0,75 0,3

Total   147 31,45 3,35 1,4


Menu Makanan
JENIS MAKANAN Energi Karbo Protein Lemak
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Siang Nasi beras giling masak 50 gram 89 20,3 1,05 0,05

  Ikan kakap kukus 150 gram 142 0 30 1,05


  Kangkung tumis 200 gram 184 0 5 0

  Air kelapa muda 200 gram 34 7,6 0,4 0,2

Total   449 27,9 36,45 1,3


Snack sore Apel 200 gram 116 29,8 0,6 0,8
  Semangka 150 gram 42 10,35 0,75 0,3
Total   158 40,5 1,35 1,1
Menu Makanan
Jenis makanan Energi Karbo (gr) Protein Lemak (gr)
(kkal) (gr)
Malam Soto Betawi 150 gram 202,5 17,25 3,75 13,2
  Nasi beras giling 178 40,6 2,1 0,1
masak 100 gram
  Pepaya 200 gram 92 24,4 1 0
Total   472,5 82,25 6,85 13,3
Total   1538,5 233,45 57,95 29,3
keseluruhan
Monitoring/Evaluasi Gizi
Indikator Evaluasi Target
Asupan makan pasien Membandingkan asupan makan Asupan makan sesuai
pasien dengan standar kebutuhan yaitu 80-100%
kebutuhan gizi (setiap hari)
 

Pemahaman pasien Memonitoring ketika pasien Pengetahuan terkait


tentang konseling atau melakukan konseling seperti, makanan dan zat gizi
edukasi gizi yang telah menanyakan kembali perihal meningkat sehingga pasien
diberikan materi edukasi yang telah dapat mengaplikasikan
  diberikan dan memeriksa edukasi gizi yang diberikan
pemeriksaan fisik yang dapa dalam kehidupan sehari-
dilakukan hari
Kesimpulan
 Penyakitjantung koroner (PJK) terjadi akibat
lapisan pelindung fibrin (ateroma) terbentuk
di antara timbunan lemak dan lapisan arteri.
Ateroma menghasilkan enzim yang
menyebabkan arteri membesar dari waktu ke
waktu, sehingga mengompensasi penyempitan
yang disebabkan oleh plak. Faktor risiko yang
mendukung kasus ini adalah usia dan berat
badan pasien yang tergolong dalam obesitas.
 DAFTAR PUSTAKA

Data P. Informasi.(2014). Infodatin: Situasi Kesehatan Jantung. Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 1–
8.
Bertalina B, Suryani AN. Hubungan Asupan Natrium, Gaya Hidup, dan Faktor Genetik dengan Tekanan Darah pada
Penderita Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Kesehatan. 2017 Aug 31;8(2):240-9.
Wiyono, Sugeng, and Titus Priyo Harjatmo. "Penilaian Status Gizi." (2019).
Chtenstein AH. Atherosclerosis. Dalam: Caballero B, ed. Encyclopedia of food sciences and nutrition. New York:
Academic Press; 2003.
Kelley K, Kemple A, Rush C, Sarliker SE. Coronary heart disease. Washington: Washington State Department of Health;
2013. O’Brien K. Living dangerously: Australians with multiple
Risk factors for cardiovascular disease. Canberra: Australian Institute of Health and Welfare; 2005
PERKI. (2019). Panduan Evaluasi dan Tatalaksana Angina Pektoris Stabil.
Potts, J., Sirker, A., Martinez, S. C., Gulati, M., Alasnag, M., Rashid, M., Kwok, C. S., Ensor, J., Burke, D. L., Riley, R.
D., Holmvang, L., & Mamas, M. A. (2018). Persistent sex disparities in clinical outcomes with percutaneous coronary
intervention: Insights from 6.6 million PCI procedures in the United States. PLoS ONE, 13(9), 1–15.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0203325
Mahan, L Kathleen & Raymond, Janice L. 2016. Krause's food & the nutrition care process-e-book. Elsevier Health
Sciences.
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Bahan Ajar Gizi: Dietetik Penyakit Tidak Menular

Anda mungkin juga menyukai