TBC Anak
ya tidak
Skrining positif Skrining negatif
ya tidak
Skrining positif Skrining negatif
ya tidak
Skrining positif Skrining negatif
24
TBC
BERAT BADAN TURUN ATAU TIDAK NAIK
26
DEMAM
28
Riwayat kontak erat dengan pasien TBC paru
1. Seberapa erat kontaknya dengan sumber penularan
2. Dahak sumber penularan : positif/negatif?
3. Kapan kontak terjadi?
• Risiko penularan lebih tinggi apabila kasus indeks/sumber penularan adalah pasien TBC
terkonfirmasi bakteriologis.
• Timbulnya sakit TBC sering terjadi dalam 1-2 tahun pasca kontak dengan pasien TBC.
• Jika sumber penularan tidak dapat diidentifikasi, tanyakan apakah ada yang batuk lama Jika
ya, anjurkan orang tersebut untuk pelacakan TBC
Pemeriksaan fisik
Larutan
Masker nebu bronkodilator
Handscoon
Spui
t
Pulse Oximetry
Prosedur Induksi sputum
• Informed consent
• Anak puasa 3-4 jam
• Cek tanda utama: nadi, respirasi dan saturasi O2
• Nebulisasi dengan salbutamol
• Nebulisasi dengan NaCl hipertonik
• “Fisioterapi dada”
• Tampung sputum:
• Anak besar: batukkan sputum ke dalam pot
• Anak kecil: isap lendir dengan mucus extractor
• Segera kirim ke lab untuk pemeriksaan TCM/BTA/kultur
Uji Tuberkulin
Persetujuan dari ortu/wali
Prosedur Mantoux
Petugas : Cuci tangan
Desinfeksi : Kapas alkohol
Lokasi : volar lengan bawah 5-10cm dari lipat siku
Cara : 0.1 ml intra kutan PPD RT 23
Pembacaan : 48-72 jam setelah injeksi
Pengukuran : raba-tandai-ukur indurasi transversal
Pencatatan : catat di buku register tuberkulin dan rekam medis beserta nama-tandatangan pembaca
Pelaporan : dalam mm meskipun ‘0 mm’
Foto Rontgen Dada
Permasalahan:
- Gambaran tidak khas
- Tidak bisa membedakan antara: TBC aktif, TBC tidak aktif
- Kualitas foto kurang baik
- Inter-observer agreement & intraobserver agreement kurang baik
- Foto lateral tidak dilakukan (balita)
Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan LED dan jumlah limfosit
– Tidak digunakan untuk menegakkan diagnosis TB pada anak
– Tidak digunakan untuk evaluasi terapi
• Pemeriksaan serologi: TB-DOT, IgG TB, PAP TB, ICT TB, Mycodot, ELISA, A60,
38kD, dsb
• Tidak digunakan untuk menegakkan diagnosis TB pada anak
• WHO: IGRA tidak menggantikan tes Mantoux di negara low-income dan middle-
income (Strong recommendation, very low quality of evidence)
Alur Diagnosis TBC Anak
Gejala umum TBC pada anak sering juga ditemui pada penyakit lain. Akan tetapi, salah satu
karakteristik gejala TBC adalah:
bersifat menetap (berlangsung lebih dari 2 minggu) dan tidak membaik dg terapi standar
Anak dengan gejala TBC, 1 atau lebih berikut ini:
Batuk > 2 minggu
Demam > 2 minggu
BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya
Malaise
Tidak membaik
Terduga TBC anak
Periksa TCM*
TBC
terkonfirmasi TBC Bukan
bakteriologis klinis TBC
Bukti infeksi TBC
IGRA
Uji Kontak erat
tuberkuli dg pasien
n TBC
Bukti
infeksi
TBC
Skor TB
Hasil TCM positif
Skor Diagnosis Tindak lanjut
Berapa pun TBC terkonfirmasi bakteriologis Berikan OAT
Hasil TCM negatif atau TCM tidak dapat dilakukan,
Ada akses ke pemeriksaan Rontgen thoraks dan uji kulit tuberkulin/IGRA
Skor Diagnosis Tindak lanjut
Skor >6 TBC klinis Berikan OAT
Skor <6, uji kulit tuberkulin/IGRA positif atau TBC klinis Berikan OAT
kontak erat dengan pasien TBC DAN Rontgen
toraks sugestif TBC
Skor <6, tidak ada kontak DAN uji kulit Diagnosis dibuat berdasarkan temuan (gejala,
tuberkulin/IGRA negatif faktor risiko, riwayat atopi, dll) tiap pasien dengan
mempertimbangkan diagnosis banding lain.
Beberapa kemungkinan keputusan dokter:
1. TBC klinis Berikan OAT
Jika Rontgen toraks mendukung diagnosis TBC
1. Bukan TBC tata laksana sesuai
diagnosis lain yang
dibuat dokter
Hasil TCM negatif atau TCM tidak dapat dilakukan,
Tidak ada akses ke pemeriksaan Rontgen thoraks dan uji kulit tuberkulin/IGRA
Kontak TBC Diagnosis Tindak lanjut
Tidak ada Lakukan observasi gejala 2 minggu - 2 bulan, Bila pada follow up gejala menetap, rujuk
berikan terapi (antibiotika/simptomatis) sesuai anak untuk pemeriksaan uji kulit
dengan diagnosis kerja yang dibuat oleh dokter tuberkulin/IGRA dan Rontgen toraks. Jika
selama 2 minggu. Perbaikan nutrisi selama 1-2 tidak bisa dirujuk, pertimbangkan diagnosis
bulan. dan terapi sebagai TBC klinis
Kontak TBC Diagnosis Tindak lanjut
Ada Diagnosis dibuat berdasarkan temuan (gejala,
faktor risiko, riwayat atopi, dll) tiap pasien dan
dengan mempertimbangkan diagnosis banding
lain. Beberapa kemungkinan keputusan dokter:
1. TBC klinis (pertimbangkan diagnosis TBC klinis Berikan OAT
pada anak berisiko tinggi sakit TBC, terutama
anak dengan HIV, gizi buruk atau usia <2 tahun)
2. Bukan TBC Berikan obat sesuai diagnosis kerja yang
dibuat oleh dokter
Pada TBC Ekstra paru gejala sesuai organ yang terkena
• Risiko organ yang terkena TBC dipengaruhi usia
• Balita
• Meningitis TBC
• TBC Milier
• Diatas 5 tahun
• TBC tulang dan sendi
• TBC abdomen
• TBC Ginjal
• Organ lain
• TBC kulit
• TBC mata
• TBC kelenjar
Site of EPTB Typical clinical presentation Investigation Comment
TB adenitis Asymmetrical, painless, non-tender Fine needle aspiration when Treat at district level
lymph node enlargement for more possible for culture and histology
than one month
+/- discharging sinus TST usually positive - not
Most commonly in neck area necessary for diagnosis
Usually young (< 5 years) with disseminated disease and severely ill
TB Headache, irritability/abnormal behaviour, vomiting Lumbar puncture Hospitalise for TB
meningitis (without diarrhoea), lethargic/reduced level of obtain CSF# treatment §
consciousness, convulsions, neck stiffness, bulging CXR
fontanelle, cranial nerve palsies
TB bone and Swelling end of long bones with limited movement X-ray bone/joint Refer §
joint Unilateral effusion of usually knee or hip Joint tap#
# typical findings of straw coloured exudate with high protein and predominately lymphocytes
§ referral may be for investigation as well as clinical care. If referral not possible, start anti-TB treatment.
Kriteria Terduga TBC kebal obat
Gejala TB dengan salah satu atau lebih kriteria berikut:
• Kontak erat dengan pasien TBC RO.
• Kontak erat dengan pasien yang meninggal akibat TBC, gagal pengobatan
TBC atau tidak patuh dalam pengobatan TBC.
• Gagal pengobatan TBC atau tidak patuh dalam pengobatan TBC.
• Anak dengan atau tanpa HIV yang sudah diterapi OAT lini pertama
selama 2-3 bulan dengan dosis yang adekuat dan ketaatan minum obat
yang baik, namun tidak menunjukkan perbaikan laboratoris maupun
klinis
• Memiliki riwayat pengobatan TBC 6-12 bulan sebelumnya
Interpretasi hasil pemeriksaan TCM
• Berdasarkan faktor risiko terjadinya TBC RO
• risiko tinggi : berasal dari kriteria terduga TBC RO
• risiko rendah (diluar kriteria terduga TBC RO) : bila hasil TCM menunjukkan Mtb Resistan
Rifampisin harus dilakukan pemeriksaan TCM ulang menggunakan dahak kedua yang
baik kualitasnya di fasyankes TCM asal. Pengulangan hanya dilakukan sebanyak 1 kali.
• Terdapat beberapa kemungkinan hasil pengulangan sebagai berikut:
• Hasil TCM ulangan: Rif Res, maka pasien terkonfirmasi sebagai pasien TBC Resistan
Rifampisin.
• Hasil TCM ulangan: Rif Sen, maka pasien dinyatakan sebagai pasien TBC Sensitif Obat.
• Hasil TCM ulangan : negatif, indeterminate, error, invalid atau no result, maka tidak perlu
dilakukan pemeriksaan ulang lagi. Pemeriksaan bakteriologis telah terkonfirmasi, namun
resistansi terhadap Rifampisin tidak diketahui. Karena pasien berasal dari kelompok
risiko rendah TBC RO, maka pasien didiagnosis sebagai pasien TBC Sensitif Obat
(terkonfirmasi bakteriologis).
Penegakan Diagnosis TB RO Anak
• TB RO terkonfirmasi bakteriologis:
• anak dengan gejala TB dan hasil TCM atau biakan menunjukkan resistansi
terhadap OAT.
• TB RO terdiagnosis klinis:
• anak dengan gejala, tanda dan/ atau gambaran foto Rontgen dada sesuai
dengan TB dan memenuhi kriteria terduga TB RO, tetapi tidak terkonfirmasi
secara bakteriologis.
• TB RO terdiagnosis klinis
• TB RO probable
• TB RO possible.
08/01/2023 46
Penegakan Diagnosis TB RO Anak
TB RO probable:
• anak dengan gejala, tanda dan/atau gambaran foto Rontgen dada atau
toraks sesuai dengan TB pada anak yang kontak dengan pasien TB RO.
TB RO possible:
• anak dengan TB sensitif obat (TB SO) yang tidak menunjukkan
perbaikan setelah mendapatkan OAT selama 2-3 bulan (dengan
ketaatan minum obat yang baik, dosis dan regimen sesuai dan
kemungkinan diagnosis lain sudah disingkirkan)
• anak dengan gejala TB dan dengan riwayat kontak dengan pasien yang
meninggal karena TB, gagal pengobatan TB atau pasien TB kambuh.
08/01/2023 47
Hasil pemeriksaan TCM Diagnosis Tindak lanjut
Mtb positif, Rifampisin sensitif TBC SO terkonfirmasi bakteriologis OAT lini pertama (RHZE)
Mtb tidak terdeteksi atau TCM Diagnosis ditentukan oleh tim ahli klinis TBC RO anak berdasarkan kondisi pasien. Beberapa
tidak dapat dilakukan kemungkinan diagnosis:
1. Bukan TBC Observasi, obati sesuai dengan
Jika hasil Rontgen toraks dan uji kulit tuberkulin tidak diagnosis (non TBC) yang dibuat
mendukung TBC, tidak ada kontak, dan ada kemungkinan
diagnosis lainnya.
2. TBC SO klinis OAT lini pertama.
Jika gejala klinis dan pemeriksaan penunjang mendukung TBC Jika tidak terjadi perbaikan klinis,
klinis, kondisi pasien stabil dan dokter ragu-ragu untuk pada akhir bulan kedua
mendiagnosis TBC RO klinis pengobatan lakukan pemeriksaan
TCM ulang
3. TBC RO klinis Evaluasi riwayat dan kondisi
Jika gejala klinis dan pemeriksaan penunjang mendukung TBC pasien untuk menentukan apakah
klinis, kondisi pasien tidak stabil (misalnya distress respirasi, pasien memenuhi kriteria untuk
kejang, penurunan kesadaran). Adanya kontak erat dengan mendapatkan paduan pengobatan
pasien TBC RO dan faktor risiko TBC lainnya merupakan TBC RO jangka pendek atau jangka
pertimbangan untuk mendiagnosis TBC RO klinis. panjang*
Mtb positif, Rifampisin resisten TBC Resisten Rifampisin Tata laksana sebagai TBC RO dan
lakukan pemeriksaan uji kepekaan
fenotipik & LPA
Pengobatan TBC Anak
Prinsip pengobatan TBC pada anak dan remaja secara umum sama dengan pada
dewasa:
1. Obat diberikan dalam paduan beberapa obat, tidak boleh monoterapi
2. Obat diberikan setiap hari, baik pada fase intensif maupun fase lanjutan
3. Obat diberikan dalam dosis yang adekuat dengan toksisitas yang minimal
4. Lama pengobatan tergantung lokasi, derajat keparahan penyakit, dan resistensi
5. Jika ada penyakit penyerta ditata laksana bersamaan dengan pengobatan TBC
6. Tata laksana non medikamentosa (nutrisi adekuat, pengendalian infeksi, IK)
bersamaan dengan pemberian obat
Perbedaan penting pengobatan TBC pada anak dan dewasa adalah dosis obat. Usia muda mempunyai
kecepatan metabolisme obat yang lebih tinggi sehingga anak, terutama usia kurang dari 5 tahun,
memerlukan dosis yang lebih tinggi (mg/kgBB) dibandingkan anak yang lebih tua atau dewasa.
Jenis dan dosis obat anti TBC sensitif obat
● TBC paru pada remaja usia ≥15 tahun tanpa 2RHZE 4RH
memandang klasifikasi dan keparahan
● TBC paru terkonfirmasi bakteriologis 2RHZE 4RH
● TBC paru kerusakan luas
● TBC paru dengan HIV
● TBC ekstra paru kecuali TBC milier, meningitis TBC,
dan TBC tulang
• Obat yang diberikan terdiri atas 2 bulan RHZ dan 2 bulan RH (2RHZ/2RH).
• Rejimen ini hanya dapat diberikan pada anak dengan kriteria dan syarat sebagai berikut:
• Usia 3 bulan - 12 tahun
• Dilakukan pemeriksaan HIV dan hasilnya negatif
• Dilakukan pemeriksaan Rontgen toraks, yang hasilnya menunjukkan TBC tidak berat:
• TBC kelenjar getah bening intratoraks tanpa obstruksi jalan napas
• Kelainan hanya pada satu sisi paru tanpa adanya kavitas dan gambaran milier
• Tidak disertai efusi pleura
• Dilakukan pemeriksaan TCM atau BTA dengan hasil negatif
• Gejala TBC ringan dan tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit, dengan kriteria gejala
ringan sebagai berikut:
• Tidak terdapat tanda bahaya
• Tidak ada wheezing asimetrik dan persisten
• Bukan TBC ekstra paru selain TBC kelenjar
• Tidak terdapat keadaan sebagai berikut: malnutrisi berat, distres napas, demam tinggi (≥39°C), sangat pucat,
gelisah, gangguan kesadaran atau letargi
Usia <5 tahun Usia 5-9 tahun
Gastrointestinal/sirkulasi: Gastrointestinal/sirkulasi
- Tidak dapat makan/minum - Diare dengan tanda dehidrasi berat
- Memuntahkan semua - Tanda syok
- Tanda dehidrasi berat
- Telapak tangan sangat pucat
Respiratori: Respiratori:
- Stridor - Obstruksi atau tidak bernapas
- Saturasi oksigen <90% - Distress napas berat
- Sianosis sentral
Neurologi: Neurologi:
- Kejang - Koma/penurunan kesadaran berat
- Letargi/tidak kesadaran - Kejang
- Kaku kuduk/UUB cembung
Untuk remaja usia ≥12 tahun
Jumlah tablet
Berat Badan (kg) Fase Intensif Fase intensif Fase Lanjutan
(RHZ (75/50/150)) E 100 mg RH (75/50)
5 -7 1 tablet 1 tablet 1 tablet
8-11 2 tablet 2 tablet 2 tablet
12-16 3 tablet 3 tablet 3 tablet
17-22 4 tablet 4 tablet 4 tablet
23-30 5 tablet 5 tablet 5 tablet
>30 KDT dewasa
• Jika tidak tersedia KDT harian dan hanya tersedia KDT intermiten (fase lanjutan
terdiri atas R 150 mg dan H 150 mg dan diberikan 3 kali seminggu), maka untuk
fase lanjutannya tetap diberikan setiap hari dengan dosis disesuaikan dengan
berat badan dan dengan memperhitungkan dosis maksimal per hari.
Contoh:
• Anak dengan berat badan 50 kg.
• Perhitungan dosis:
• Dosis INH berdasarkan berat badan: 10 mg per kg BB → 500 mg.
• Dosis INH maksimal per hari: 300 mg.
• Dosis Rifampisin berdasarkan berat badan: 15 mg per kgBB → 750 mg
• Dosis Rifampisin maksimal perhari: 600 mg
• Obat yang diberikan: 2 tablet KDT RH 150/150 ditambah dengan Rifampisin lepasan 300 mg
Dosis OAT KDT TBC Dewasa
Pada pasien TBC anak dengan bakteriologis (+) : pemeriksaan sputum ulang (BTA) pada
akhir bulan ke 2, ke 5, dan ke 6.
Pemeriksaan ulang Rontgen toraks dilakukan pada pasien TBC milier (setelah
pengobatan 1 bulan) dan pada pasien efusi pleura (setelah pengobatan 2–4
minggu)
Antituberculosis Drug Induced Hepatotoxicity (ADIH)
• Gejala dan tanda gangguan fungsi hati : mual, muntah, tidak nafsu makan, ikterik, dan
hepatomegali.
• Untuk memastikan : SGPT,, SGOT, dan bilirubin.
• Kriteria ADIH adalah jika terdapat salah satu atau lebih dari kondisi berikut:
• SGPT/SGOT ↑ ≥ 5× nilai batas atas normal tanpa gejala klinis
• SGPT /SGOT↑ ≥3× nilai batas atas normal disertai dengan gejala klinis
• SGPT/SGOT ↑ dengan nilai di atas normal sebelum diberikan terapi, disertai dengan ikterus,
anoreksia, nausea, muntah
• Bilirubin total (BT) serum ↑ >1,5 mg/dL
• Pemeriksaan fungsi hati sebelum pemberian OAT tidak direkomendasikan secara rutin
pada semua anak, dan hanya diindikasikan pada pasien yang berisiko tinggi terjadi
hepatotoksisitas, antara lain malnutrisi berat, infeksi HIV, dan penyakit hati kronis.
Tata laksana ADIH
• Hentikan OAT yang berpotensi menyebabkan ADIH, yaitu RHZ.
• Pada pasien TBC berat pengobatan dapat dilanjutkan dengan menggunakan OAT non-hepatotoksik
• Lakukan pemeriksaan untuk mencari etiologi lain dari kelainan hati, seperti virus hepatitis A, B, dan C
• Lakukan reintroduksi OAT jika sudah memenuhi syarat reintroduksi
Reintroduksi OAT
• Setelah nilai SGPT <2 kali nilai normal, mulai pemberian R dan E karena R lebih tidak hepatotoksik
dibandingkan H.
• Setelah diberikan R dosis penuh (15 mg/kg BB) periksa kembali SGPT dan bilirubin dalam 3-7 hari. Jika
tidak terjadi peningkatan fungsi hati dapat ditambahkan H dan fungsi hati diperiksa lagi setelah
pemberian H dosis penuh dalam 3-7 hari
• Tidak disarankan untuk memberikan Pirazinamid.
• Reintroduksi OAT diberikan dengan pemantauan ketat.
• Jika uji fungsi hati tidak dapat dilakukan, disarankan untuk menunggu 2 minggu setelah tidak
didapatkan kuning dan hepatomegali sebelum memulai kembali pengobatan TBC.
Kepatuha
n
Diagnosi
Komorbi
s tidak
d lain
Respons tepat
tidak
adekuat
Dosis
Tidak
Keba
l
sesua obat
i
Putus Obat
• Pasien TBC yang tidak memulai pengobatannya ATAU
• Yang pengobatannya terputus terus menerus selama 2 bulan atau
lebih.
• Jika tidak minum obat >2 minggu di fase intensif atau ≥2 bulan di fase
lanjutan DAN menunjukkan gejala TBC, maka ulangi pengobatan dari
awal.
• Anak dan remaja yang memenuhi kriteria untuk pengobatan ulang
karena gejala TBC berulang, baik karena relaps atau reinfeksi atau
putus obat, dirujuk untuk pemeriksaan TCM
Tata laksana pengobatan yang terputus pada terapi TBC
Fase pengobatan Keterangan Tata laksana
Fase intensif
• Skrining tersebut dapat diintegrasikan sesuai pelayanan program, seperti poli anak melalui
pelayanan MTBS dan SDITK.
• Jika ditemukan anak yang sesuai dengan kriteria suspek TBC, anak tersebut dirujuk ke dokter (di
poli umum) untuk pelacakan ada tidaknya sakit TBC.
• Selanjutnya, jika terbukti sakit TBC, anak diberikan pengobatan dan edukasi.
Skrining TB pada balita di poli
umum, poli gizi, IGD, rawat inap
Untuk semua anak, tanyakan dan periksa :
Apakah anak tinggal serumah dengan pasien
TBC dewasa?
Apakah anak kontak erat dengan pasien TBC
dewasa yang tidak serumah? Klasifikasi
Apakah anak mempunyai satu atau lebih gejala • Terduga TBC
berikut: • Kontak erat
Batuk lebih dari 2minggu • HIV
Demam lebih dari >2 minggu • Bukan terduga TBC
Berat badan tidak naik atau turun dalam 2 bulan
berturut-turut meskipun sudah diberikan asupan
gizi
yang adekuat
Gizi buruk
Apakah anak terdiagnosis HIV ?
Investasi Untuk Eliminasi Tuberkulosis
Selamatkan Bangsa