================================
Jenis jenis distribusi clay tidak mempengaruhi pengukur
an alat alat induction, density dan neutron walaupun
sonic bekerja berbeda dalam laminated and dispersed
clay.
Distribusi clay sangat mempengaruhi kemampuan
produksi suatu reservoir.
Dispersed clay lebih berbahaya dari pada laminated
shale.
Proses pemadatan:
Mula-mula shales diendapkan sebagai lumpur, yang
mengandung air sebanyak 80% secara volumetrik.
Ketika lumpur tadi tertimbun, terjadi dua phenomena:
-partikel-partikel clay, yang berukuran sangat kecil, di-
paksa masuk kedalam ruang pori-pori dan menggusur
air yang ada disitu keluar.
-bound water yang tidak terikat kuat diantara lempengan
lempengan clay terperas keluar. Air ini bermigrasi seca-
ra vertikal kedalam pasir tetangga lalu secara horisontal
masuk kedalam acquifer atau sesar.
Proses pemadatan ini berlangsung dalam kedalaman
3000 ft, tapi sebagian besar dalam 1000ft yang pertama.
Suatu shale yang sudah padat punya bound water yang
tidak bisa dikeluarkan dengan menaikkan lagi tekanan
overburden sebab daya ikat elektrostatik-nya terlalu
kuat.
Untuk shale seperti itu:
Sb = 1 (7.17)
Kita tulis ulang persamaan (7.5):
Sb = W . Q (7.5)
lalu:
Qsh = 1/W (7.18)
Shales biasanya diendapkan dalam air yang salinitas-
nya sedang atau moderate.
Kondisi ini membuat harga W kira-kira 0.30
Sehingga Qsh = 3.3 Inilah harga Q untuk semua shale
yang sudah padat tanpa memandang jenis clay serta
kandungan solid-nya.
Porositas Shale
Shale conductivity
Evaluasi Vsh
Tidak ada satu log-pun yang mengukur Vsh secara
akurat.
Vsh harus diperkirakan dari beberapa shale indicators
lalu dipilih harga yang terendah.
Dua buah shale indicators yang paling baik adalah:
- Selisih Density-Neutron dan
- Log Gamma Ray.
Log SP kurang reliable.
Penentuan tsh
Tidak ada metode yang akurat untuk mengukur tsh .
- dry clay density bervariasi antara 2.4 sampai
3.00 gr/cc, sehingga porositas density yang
dihitung berdasarkan 2.65 gr/cc akan jadi terlalu
tinggi atau rendah.
- porositas neutron akan selalu terlalu tinggi.
Suatu persamaan yang umum untuk tsh adalah:
tsh = dsh + (1 - ) nsh (7.35)
dimana adalah suatu consanta antara 0.5 dan 1.0,
tergantung pada local experience.
Porositas total lalu dihitung sebagai:
t = e + Vsh . tsh (7.36)
Dan the bound water fraction Sb:
Sb = Vsh . tsh / t (7.37)
Evaluasi resistivitas air.
The free water resistivity, Rw, paling baik didapat dari
pasir murni yang mengandung air.
Untuk pasir-pasir seperti itu: Sb = 0 dan Swt =1
sehingga pers.(7.23):
Swt2 - Swt . Sb(1-Rw/Rb) = Rw/(Rt .t2) (7.23)
menjadi:
Rw = Rcl . cl2 (7.38)
dimana:
Rcl dan cl adalah harga-harga untuk pasir murni.
Harga Rw bisa dihitung dari SP seperti telah dibahas
dimuka.
Resistivitas bound water, Rb, paling baik ditentukan
dari lapisan shale tetangga.
Untuk shale Sb=1 dan Swt= 1 lalu pers. (7.23) menjadi
Rb = Rsh . tsh2
Catatan terakhir:
Harga d dan n yang didapat dari log harus dikoreksi
menurut jenis batuannya.
Maksudnya: bila log direkam dalam limestone matrix,
tapi formasi yang diselidiki ternyata sandstone, maka log
harus dikonversikan ke sandstone matrix dengan perto-
longan fig 5-15 atau fig 5-21.
Begitu pula: environmental correkctions harus dilakukan
sebelum melakukan computation:
- koreksi harga Rt terhadap invasion
- koreksi GR terhadap ukuran lubang sumur
- koreksi porositas neutron terhadap temperature dan
pressure.
Indonesia equation