Anda di halaman 1dari 6

Az-Zumar: 22

Ayat

ِ َ‫ص ۡد َرهۥُ لِِإۡل ۡس ٰلَ ِم فَ ُه َو َعلَ ٰى نُو ٍر ِّمن َّربِّ ِهۦ ۚ فَ َو ۡي ٌل لِّ ۡل ٰق‬
‫سيَ ِة‬ َ ‫َأفَ َمن‬
َ ُ ‫ش َر َح ٱهَّلل‬
ٰ ٓ ٰ
‫ين‬ ‫ب‬ ‫م‬
ٍ ِ ُّ ٍ ‫ل‬َ ‫ل‬ ‫ض‬
َ ‫ى‬ ِ ‫قُلُوبُ ُهم ِّمن ِذ ۡك ِر ٱهَّلل ِ ۚ ُأ ْو ِئ‬
‫ف‬ ‫ك‬
َ َ ‫ل‬

Maka apakah orang-orang yang dibukakan hatinya


oleh Allah untuk (menerima) agama Islam lalu dia
mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan
orang yang hatinya membatu)? Maka celakalah
mereka yang hatinya telah membatu untuk
mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang
nyata.
Tafsir ibnu katsir
Tafsir Surat Az-Zumar: 21-22 Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air
dari langit, lalu diatur-Nya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu
tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering, lalu kamu melihatnya kekuning-
kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah
hatinya untuk (menerima) agama Islam, lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang-orang yang
membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat
Allah.
Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. Allah Swt. menceritakan bahwa asal mula air yang ada di dalam tanah
berasal dari langit, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih.
(Al-Furqan: 48) Apabila telah diturunkan air dari langit, maka air itu tersimpan di dalam bumi, lalu Allah Swt.
mengalirkannya ke berbagai bagian bumi menurut apa yang dikehendaki-Nya, dan Allah menyumberkannya
menjadi mata air-mata air, ada yang kecil dan ada yang besar menurut apa yang diperlukan. Karena itulah
disebutkan dalam firman-Nya dalam surat ini: lalu diatur-Nya menjadi sumber-sumber air di bumi. (Az-Zumar:
21) Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada
kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Abu Qutaibah alias Atabah ibnul Yaqzan, dari Ikrimah, dari
Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya
Allah menurunkan air dari langit, lalu diatur-Nya sumber-sumber air di bumi. (Az-Zumar: 21).
Tafsir ibnu katsir
Tiada suatu air pun di dalam bumi, melainkan berasal dari air yang diturunkan dari langit, tetapi rongga-rongga
yang ada di dalam bumilah yang mengubahnya. Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya: lalu diatur-Nya
menjadi sumber-sumber air di bumi. (Az-Zumar: 21) Maka barang siapa yang ingin mengubah air yang asin
menjadi tawar, hendaklah ia menguapkannya (dan uapnya itu akan menjadi air yang tawar). Hal yang sama telah
dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair dan Amir Asy-Sya'bi, bahwa semua air yang ada di dalam tanah berasal dari
langit.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa asalnya dari salju. Yakni salju itu terhimpun di atas gunung-gunung dan
menetap di puncaknya, lalu dari bawahnya menyumberlah mata air-mata air. Firman Allah Swt.: kemudian
ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya. (Az-Zumar: 21) Yaitu
kemudian dari air yang diturunkan dari langit dan yang timbul dari sumber air yang ada di bumi dikeluarkanlah
tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam bentuk, rasa, bau, dan manfaatnya.
Tafsir ibnu katsir
lalu ia menjadi kering. (Az-Zumar: 21) Yakni sesudah kelihatan segar dan muda, terus menjadi tua. maka kamu
lihat menjadi kuning yang bercampur kering. kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. (Az-Zumar: 21)
Maksudnya, sesudah itu menjadi kering dan hancur berguguran. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. (Az-Zumar: 21) Yakni orang-orang yang
mengambil pelajaran dari fenomena ini akan menyimpulkan bahwa pada mulanya dunia itu seperti gambaran
tersebut; diawali dengan hijau segar dan indah, lalu menjadi tua dan cacat.

Dahulunya muda, kini menjadi tua dan pikun serta lemah; dan sesudah semuanya itu lalu mati. Orang yang
berbahagia adalah orang sesudah itu mendapat kebaikan. Sering kali Allah Swt. membuat perumpamaan bagi
kehidupan dunia ini dengan air yang diturunkan-Nya dari langit, lalu dengannya ditumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan, sesudah itu menjadi hancur berguguran. Sebagaimana yang disebutkan di
dalam firman-Nya melalui ayat lain, yaitu: Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia
adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di
muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin.
Tafsir ibnu katsir
Dan adalah Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (Al-Kahfi: 45) Adapun firman Allah Swt.: Maka apakah orang-
orang yang dibukakan hatinya untuk (menerima) agama Islam, lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama
dengan orang yang membatu hatinya)? (Az-Zumar: 22) Maksudnya, apakah sama orang yang demikian dengan
orang yang membatu hatinya lagi jauh dari kebenaran? Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan apakah orang yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang
terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang
yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya? (Al-Anam: 122) Karena
itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya: Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah
membatu hatinya umtuk mengingat Allah. (Az-Zumar: 22) Yakni hati mereka tidak lunak saat menyebut nama
Allah, tidak khusyuk, tidak sadar dan tidak memahami.

Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (Az-Zumar: 22).

Anda mungkin juga menyukai