Anda di halaman 1dari 34

SOSIOLOGI

PERKOTAAN
KAMPUNG IKLIM KELURAHAN JOYOTAKAN DAN
KELURAHAN MOJOSONGO SURAKARTA
Latar Belakang

Perubahan iklim adalah berubahnya pola, komponen, dan
intensitas unsur iklim pada periode waktu yang dapat
dibandingkan, pada umumnya terhadap rata-rata 30 tahun.
Perubahan iklim dapat berlangsung dalam waktu yang lama
(slow pace) dan berubah secara lambat (slow onset).
Parameter iklim, seperti suhu, angin, dan hujan mengalami
perubahan akibat adanya perubahan energi. Perubahan
energi akibat pemanasan global telah mengakibatkan siklus

air yang mengarah pada perubahan iklim.

Salah satu upaya mitigasi perubahan iklim adalah dengan
diselenggarakannya Program Kampung Iklim atau ProKlim oleh Dinas
Lingkungan
Hidup. ProKlim adalah program berlingkup nasional yang dikembangkan
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong partisipasi aktif
masyarakat dan seluruh pihak dalam melaksanakan aksi lokal untuk
meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan
pengurangan emisi GRK. Melalui pelaksanaan ProKlim, Pemerintah
memberikan penghargaan terhadap masyarakat di lokasi tertentu yang

telah melaksanakan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara
berkelanjutan. ProKlim di Kota Surakarta telah dilakukan di beberapa
kelurahan yaitu Kelurahan Mojosongo dan Joyotakan.
PROKLIM
JOYOTAKAN
JOYOTAKAN
Kelurahan Joyotakan tepatnya RW 5 yang dijadikan sebagai kampung proklim. Akan tetapi, implementasi proklim
yang terlaksana kurang maksimal. Terdapat beberapa faktor yang penyebab :

Baru berjalan tahun 2017 Tanaman


01 Jangka satu tahun yang dilakukan
tergolong singkat, sehingga masih 03 Persebaran jumlah tanaman dalam
setiap gang masih kurang
pada tahap pengembangan atau
proses dalam menciptakan program
kampung iklim
Program
Belum adanya penanggulangan apa-
Partisipasi Masyarakat bila terjadi kemarau panjang yang be-

02 Kurangnya semangat masyarakat 04


rakibat tanaman mati. Kelurahan Joy-
otakan masih terkendala dalam
dalam mengembangkan program pengembangan program kampung ik-
kampung iklim lim, sehingga perlu adanya kegiatan
dan tindakan intensif.
Keadaan Joyotakan
01 Drainase dan sanitasi
Saluran sanitasi/selokan di wilayah Joyotakan sempit dan tidak
lancar. Sehingga menyebabkan banjir sementara saat hujan tiba.
Masyarakat melalui Ketua RT sudah mengusulkan perbaikan namun
belum ada tanggapan/kelanjutan dari pemerintah.

02 Sumber air
Masyarakat menggunakan air PAM, beberapa masih memakai sumur

03 Pengelolaan sampah
Sampah diambili petugas setiap pagi. Untuk sampah organik dan non
organik dikelola oleh Ibu-ibu PKK. Sampah organik diolah menjadi
pupuk kompos, sedangkan sampah non organik diserahkan ke bank
sampah etiap tanggal 26. Hasil penjulan ke bank sampah
dikumpulkan dan diambil setiap satu tahun sekali. Sebelum
diserahkan ke Bank Sampah, sampah nya dikumpulkan di RT
masing-masing.
Keadaan Proklim

Penghambat
Pelatihan khusus Sistem pendanaan pelaksanaan
terkait program kampung program kampung
Proklim pelaksana-an iklim
proklim iklim
Penyuluhan tentang Terdapat pelatihan Pendanaan proklim Pelaksanaan Proklim di
proklim jarang, terakhir bertananm sayur dan berasal dari DLH. Dana Joyotakan terkendala
bulan Agustus 2018. budidaya ikan. Budidaya Swadaya dari masy kepengurusan. Karena
ikan lele berada di RT 3 sebagai penunjag dari DLH belum
dan 7, pengelolaan air pelaksanaan proklim. menyerahkah
hujan dengan biopori kepengurusan ke
dan sumur resapan. masyarakat. Padahal
kepengurusan di masy
sudah terbentuk.
MODAL SOSIAL JOYOTAKAN
Harpham dalam Suryanto (2010), modal sosial mencakup :
• Jejaring sosial
• Keterlibatan dan partisipasi

Bonding
Solidaritas
• Prinsip timbal balik (kooperasi) Hubungan internal antar warga yang masih
• Kepercayaan dalam komunitas dirasa belum kuat yang dapat melemahkan
modal kelompok (individu dalam
berpartisipasi).

Norma Trust Network Bridging


Studi banding tokoh masyarakat (ketua
RW, dll) terkait Proklim di Kampung
Togaten, Salatiga
MODAL SOSIAL
Linking
Pembinaan dari :
• Dinas Lingkungan Hidup
(penyuluhan dan pembinaan)
• Dinas Pertanian
(penyuluhan)
• Dinas Koperasi dan UMKM
(program PPKS)
PROKLIM
MOJOSONGO
MOJOSONGO

Proklim yang diadakan di Mayoritas masyarakat telah


Kelurahan Mojosongo berpartisipasi aktif dan
tepatnya RW 37 telah menyambut baik akan
dilaksanakan pada tahun kegiatan yang ada dalam
2016 oleh DLH Proklim.

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka


Selain itu, Kelurahan Mojosongo pelaksanaan proklim diantaranya terdapat Kelurahan Mojosongo
telah memperoleh peringkat pembuatan bank sampah dan sumur resapan, bekerja sama dengan Dinas
pertama dalam lomba PHBS program kampung sayur, pemisahan sampak Pariwisata menjadikan
(Perilaku Hidup Bersih dan Se- organik dan non organik, serta diwajibkannya sebagai destinasi wisata yang
hat) tingkat nasional setiap rumah untuk menanam tanaman terbuka utk masyarakat
Keadaan Mojosongo

Drainase dan Sumber Air Pengelolaan


sanitasi Sampah
Sumber air berupa
Turut ikut serta PDAM dan Sumur Easy to change col-
dalam Dalam yang dikelola Terdapat program ors, photos and Text.
pengelolaan langsung oleh pengelolahan sampah You can simply im-
saluran air masyarakat dengan perbulannya, yang press your audience
retribusi berupa daur ulang
and add a unique
1.200/m2 sampah organik
zing and appeal to
(menjadi pupuk
kompos) dan your Presentations.
anorganik (menjadi
kerajinan)
Program – Program Kampung Iklim
KSM Bank Sampah Amanah di RW 37
Pengumpulan sampah rumah tangga dan di setor ke bank sampah. warga
menyetor sampah rumah tangga ke tempat pengumpulan pada minggu
pertama setiap bulan, di tempat pengumpulan sampah (rumah ketua rw)
tersebut ditimbang, dan dijual ke pengepul). Beberapa sampah organik di
buat kompos, sampah anorganik dibuat kerajinan.

Nama Penanggung jawab program : Ibu Tumi


Alasan mau menjadi penanggung jawab : Untuk mengedukasi warga agar
lebih paham mengenai bank sampah
Anggaran dana : Kas Bank sampah. Hasil penjualan
sampah, 10% dipotong untuk kas.
Pengadaan Kampung Sayur Dalam Rangka Menuju Desa
Mandiri Pangan dan Ketahanan Pangan
Jenis kegiatan :
1. Budidaya sayuran seperti sawi, bayam, terong, cabai dsb untuk peningkatan gizi dan
perekonomian masyarakat
2. Budidaya perikanan lele dan nila dengan target setiap rumah di RW 37 memiliki kolam
untuk budidaya ikan lele dan nila.
3. Budidaya ayam petelur (peternakan), hasil dijual kepada masyarakat setempat untuk
konsumsi sehari-hari
4. Budidaya jamur tiram
5. Budidaya buah-buahan Pepaya California dan Kelengkeng
Pengadaan Kampung Sayur Dalam Rangka Menuju Desa
Mandiri Pangan dan Ketahanan Pangan

Nama penanggungjawab : Bp. Paryanto


Pihak yang terlibat dalam program =
 Yayasan Rumah Zakat bidang kesehatan sebagai pelopor atau pencetus ide program tersebut
 DLH dan dinas terkait sebagai mediator (menjadi penghubung antara RW 37 dengan kampung-kampung
sayur di kota lain) dan fasilitator (memberi sumbangan dan dukungan baik berupa alat, pelatihan, studi
banding, dan pengadaan event-event yang berkaitan dengan program)
 Stakeholder setempat sebagai pengatur dan pemberi arahan jalannya kegiatan untuk mewujudkan tujuan
program
 Masyarakat sebagai pelaksana kegiatan
Kampung Wisata Mojosongo RW 37

Agroedukasi yaitu edukasi tentang tanaman dan lingkungan berupa pelatihan/praktik


menanam langsung maupun seminar
Nama penanggung jawab = Bp. Paryanto
Pihak yang terlibat dalam program =
• Dinas terkait seperti DLH dan Dinas Pariwisata sebagai mediator dengan wilayah lain
• Stakeholder setempat sebagai pencetus ide, pengatur kegiatan, dan memberi arahan
kepada masyarakat
• Masyarakat sebagai pelaksana kegiatan
KEGIATAN KESEHATAN DI KAMPUNG IKLIM MOJOSONGO
Terdapat berbagai kegiatan penunjang kesehatan masyarakat di Kampung Iklim
Mojosongo, yaitu antara lain Posyandu, Posyandu Lansia, dan Senam Sehat Ceria.
Kegiatan tersebut dimaksudkan agar memberikan pengaruh positif dalam hal kesehatan
warga Kampung Iklim sendiri.

Pelayanan Posyandu dan pengecekan kesehatan untuk orang dewasa dan lansia
rutin dilaksanakan setiap Minggu ke-4 di setiap bulannya dan bekerja sama dengan
mahasiswa Kedokteran dari UNS. Penanggungjawab sekaligus koordinator dari
kegiatan kesehatan ini adalah Ibu Dastri dan Ibu Lasmi.
Manfaat dari Pelaksanaan Program Kampung Iklim

Lingkungan Udara
Lingkungan menjadi lebih bersih, sehat, dan Masyarakat merasakan udara yang sejuk dan
tertata. bersih meskipun sedang musim kemarau

Ekonomi Pemanfaatan Tanaman


Peningkatan perekonomian masyarakat melalui Masyarakat dapat memanfaatkan tanaman
penjualan sayuran obat sebagai obat pada saat anggota
keluarga terserang penyakit yang umum
(panas, batuk) dan memasak saayuran yang
telah di tanam sendiri
HARAPAN

Adanya Program Kampung iklim di


Kampung Iklim Program Kampung Kelurahan
menjadikan Iklim dapat Mojosongo dan
Kelurahan berjalan secara Joyotakan bisa
Mojosongo dan merata ke seluruh menjadi contoh
Joyotakan lebih masyarakat bagi kampung
diperhatikan oleh kampung lain yang
Pemerintah Kota ada di Indonesia
Surakarta
Program Kampung Iklim oleh Dinas Lingkungan
Hidup
Dasar :
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
84 Tahun 2016 tentang Kampung Iklim, menjadi salah satu
hal yang melatar belakangi pelaksanaan program kampung
iklim di Surakarta.
Anggaran :
• Pelaksanaan tiap tahun, menggunakan APBD Kota Surakarta,
total anggaran untuk kampung iklim tahun ini, Rp.190.000.000
Program Kampung Iklim

• Dilaksanakan sejak tahun 2014


• Surakarta memiliki beberapa lokasi kampung iklim
• Sondakan, Kadipiro RW 9 dan 23, Kestalan RW 6, Mojosongo RW 37, Joyotakan RW
5
Pemilihan Lokasi Program Kampung Iklim

• Dinas Lingkungan Hidup bekerjasama dengan Prodi Perencanaan


Wilayah dan Kota UNS
• Langkah – langkah :
1. Survey lapangan
2. Kajian lokasi
3. Ditemukan lokasi yang berpotensi
4. Implementasi penerapan program kampung iklim sesuai dengan
kondisi kawasan dan kebutuhan (bekerjasama dengan konsultan)
Alasan Pemilihan Mojosongo terkait Proklim
• RW baru dikarenakan merupakan pindahan
relokasi Urban Forest dan Pecahan RW 33
• Kondisi Mojosongo awalnya gersang tetapi berada
didataran yang relatif tinggi
• Ditentukan sebagai percontohan
• Didukung oleh pemberdayaan warga yang sudah
bagus dan solid memastikan keberlangsungan
proklim
Alasan Pemilihan Joyotakan terkait Proklim
• Joyotakan terkenal rawan banjir,
• Pemaparan dari dinas KB meminta kolaborasi tiap
OPD, TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa)
pembuatan talud sebagai bentuk penanggulangan
banjir, kampung KB, dengan adanya program
pemberdayaan kesehatan ibu dan anak serta DLH
masuk untuk penambahan resapan air,
penghijauan.
Pemberdayaan masyarakat dan dukungan kelembagaan, serta
adanya visi dan misi (DLH ngarahkan terkait pentingnya visi
misi, serta masyarakat/pengurus proklim yang membuat)
sangatlah berperan dalam keberlanjutan program kampung
iklim dengan didukung adanya SK Pokja.

Dalam kelompok masyarakat dibentuklah koordinator tiap


bidang kegiatan pelaksanaan kampung iklim secara mufakat
bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup Surakarta sebagai
pengarah, dan pemilihan pemimpin serta anggota dikembalikan
ke masyarakat yang memilih
Kendala Program Kampung Iklim

• Adanya sikap pro dan kontra dari masyarakat dalam


menanggapi program Kampung Iklim. (Kadipiro)

• Kurangnya figur aktivis atau penggerak serta pemimpin


yang mengubah atau membentuk tingkat partisipasi
masyarakat yang membuat kurangnya pengetahuan
masyarakat akan pentingnya proklim.
TAHAPAN DI DALAM
COMMUNITY READINESS
JOYOTAKAN
Di lihat dari beberapa keadaan masyarakat di kampung Joyotakan, seperti :

Baik dari pemimpin maupaun masyarakat telah menaruh


01 perhatian pada permasalahan lingkungan

Masyarakat telah memiliki pengetahuan dasar tentang


02 usaha lokal terkait pelaksanaan proklim.

Tersedianya sumber daya manusia sebagai pelaksana


03 proklim.

Adanya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan proklim di


04 kampung Joyotakan terutama pada peneglolaan sampahnya
namun belum maksimal
Adanya motivasi dan inisiatif dari masyarakat untuk bertindak dalam
pelaksanaan proklim seperti terlihat dengan telah dibentuknya
05 kepengurusan program kampung iklim di Joyotakan tetapi belum
diserah terima program dari DLH, mengakitbaktkan keterbatasan
aktivitas masyarakat
SKORING
Dimension of Community Readiness

Dimension Readiness Level Readiness Stage

Knowledge of efforts 6 Initiation

Leadership 6 Initiation

Community Climate 6 Initiation

Knowledge of the issue 7 Stabilization

Resources 5 Preparation

Rata-rata = 6 INITIATION
MOJOSONGO
Di lihat dari beberapa keadaan masyrakat di kampung Mojosongo, seperti :

Sebagian besar anggota masyarakat memiliki pengetahuan


01 yang cukup tentang upaya lokal, termasuk tingkat efektivitas
program

02 Mayoritas masyarakat sangat mendukung upaya atau


kebutuhan akan upaya. tingkat partisipasi tinggi

Anggota masyarakat memiliki lebih dari pengetahuan dasar


03 tentang masalah yang ada dan memiliki pengetahuan yang
signifikan tentang prevalensi lokal dan konsekuensi lokal

Sebagian besar sumber daya yang dialokasikan diharapkan dapat


04 memberikan dukungan berkelanjutan. anggota masyarakat mencari
dukungan tambahan untuk mengimplementasikan upaya baru
SKORING
Community of Readiness

Dimension Readiness Level Readiness Stage

Knowledge of efforts 7 Stabilization

Leadership 7 Stabilization

Community Climate 8 Confirmation/Expansion

Knowledge of the issue 8 Confirmation/Expansion

Resources 8 Confirmation/Expansion

Rata-rata = 7,6 STABILIZATION


Documentation
Joyotakan
Documentation
Mojosongo
Thank you

Anda mungkin juga menyukai