Anda di halaman 1dari 20

FISIOLOGI MASA NIFAS DAN LAKTASI,

SERTA FISIOLOGI MENOPAUSE DAN


ANDROPAUSE
Dosen Pengampu : DHITA AULIA OCTAVIANI, SST., M. Keb
KELOMPOK 11 :
SELFIA NURUL AZIZAH P1337424423110
NADIA KAROLINA P1337434423108
SURYANI ERA GINANTI P1337424423105
DINA NURROHMAH P1337424423104
WINDA ZULFA LISNAPUTRIP1337424423098
AISAH TUNJA’ANA P1337424423096
ALTRIYENSI NONBERT D.H. P1337424423094
1. FISIOLOGI MASA NIFAS
A. DEFINISI MASA NIFAS

Masa nifas berasal dari bahasa latin dari kata puer yang artinya bayi, dan paros
artinya melahirkan.

Masa nifas merupakan periode yang akan dilalui oleh ibu setelah masa
persalinan, yang dimulai dari setelah kelahiran bayi dan plasenta, yakni setelah
berakhirnya kala IV dalam persalinan dan berakhir sampai dengan 6 minggu (42 hari)
yang ditandai dengan berhentinya perdarahan.
B. Tahapan Masa Nifas

Puerperium dini merupakan kepulihan, dimana ibu diperbolehkan

Puerperium berdiri dan berjalan, serta menjalankan aktivitas layaknya wanita


Dini normal lainnya.

Puerperium intermediet merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-


Puerperium
Intermediate alat genitalia yang lamanya sekitar 6-8 minggu.

Remote puerperium yakni masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat
Puerperium
sempurna terutama apabila selama hamil atau persalinan mempunyai
Remote
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung
berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.
C. Perubahan Fisiologis Sistem Reproduksi

1. Uterus 2. Serviks
Pada uterus setelah proses persalinan akan Perubahan yang terjadi pada serviks pada masa
terjadi proses involusi. Proses involusi postpartum adalah dari bentuk serviks yang akan
merupakan proses kembalinya uterus seperti membuka seperti corong. Warna serviks sendiri
keadaan sebelum hamil dan persalinan. merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh
Proses ini dimulai segera setelah plasenta darah. Konsistensinya lunak, kadang-kadang
keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. terdapat laserasi atau perlukaan kecil.

4. Perubahan Ligamen
3. Involusi Tempat Implantasi Plasenta Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis, serta
Setelah persalinan, tempat implantasi plasenta fascia yang meregang sewaktu kehamilan dan
merupakan tempat dengan permukaan kasar, proses persalinan, setelah janin lahir, berangsur-
tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak angsur mengerut kembali seperti sediakala. Tidak
tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada jarang pula wanita mengeluh “kandungannya
akhir minggu ke-2 hanya sebesar 2-4cm dan turun” setelah melahirkan oleh karena ligamen,
pada akhir nifas 1-2 cm. fascia, dan jaringan penunjang alat genitalia
menjadi agak kendur.
6. Perubahan Pada Vulva dan
Vagina
5. Lokia
Dengan adanya involusi 6. Perineum
Vulva dan vagina mengalami
uterus, maka lapisan luar Pada perineum setelah
penekanan, serta peregangan yang
dari desidua yang
sangat besar selama proses persalinan, melahirkan akan menjadi
mengelilingi situs plasenta
akibat dari penekanan tersebut vulva
akan menjadi nekrotik. kendur, karena sebelumnya
dan vagina akan mengalami
Desidua yang mati akan
kekenduran, hingga beberapa hari teregang oleh tekanan bayi
keluar bersama dengan sisa
pasca proses persalinan, pada masa ini
cairan. Campuran antara yang bergerak maju. Post
terjadi penipisan mukosa vagina dan
darah dan desidua tersebut
hilangnya rugae yang diakibatkan natal hari ke 5 perinium
dinamakan lokia, yang
karena penurunan estrogen pasca
biasanya berwarna merah sudah mendapatkan kembali
persalinan. Vagina yang semula sangat
muda atau putih pucat.
teregang akan kembali secara bertahap tonusnya walapun tonusnya
pada ukuran sebelum hamil selama 6-
8 minggu setelah bayi lahir. tidak seperti sebelum hamil.
D. Perubahan Fisiologis Pada Sistem Pencernaan

1. Nafsu Makan
Ibu biasanya merasa lapar segera pada 1-2 jam setelah proses persalinan, Setelah
benar-benar pulih dari efek analgesia, anastesia dan keletihan, kebanyakan ibu
merasa sangat lapar.

2. Motilitas
penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang
singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.

3. Pengosongan Usus
Pada masa nifas sering terjadi konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan
karena pada waktu persalinan alat pencernaan mengalami tekanan, dan pasca
persalinan tonus otot menurun sehingga menyebabkan kolon menjadi kosong,
pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya asupan makanan,
cairan dan aktivitas tubuh.
D. Perubahan Fisiologis Pada Sistem E. Perubahan Fisiologis Pada Sistem Endokrin
Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, ibu Perubahan sistem endokrin yang terjadi pada
nifas akan kesulitan untuk berkemih dalam 24 jam masa nifas adalah perubahan kadar hormon dalam
pertama. Kemungkinan dari penyebab ini adalah tubuh. Adapaun kadar hormon yang mengalami
terdapar spasme sfinkter dan edema leher kandung perubahan pada ibu nifas adalah hormone estrogen dan
kemih yang telah mengalami kompresi (tekanan) progesterone, hormone oksitosin dan prolactin.
antara kepala janin dan tulang pubis selama Hormon estrogen dan progesterone menurun secara
persalinan berlangsung. drastis, sehingga terjadi peningkatan kadar hormone
Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan prolactin dan oksitosin. Hormon oksitosin berperan
dalam 12-36 jam post partum. Kadar hormon dalam proses involusi uteri dan juga memancarkan ASI,
estrogen yang bersifat menahan air akan sedangkan hormone prolactin berfungsi untuk
mengalami penurunan yang mencolok (diuresis). memproduksi ASI. Keadaan ini membuat proses laktasi
Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dapat berjalan dengan baik.
dalam 6 minggu.
2. FISIOLOGI LAKTASI

B. Fisiologi Payudara Masa Nifas


Payudara yang terletak dibawah kulit diatas otot dada
A. Definisi Laktasi
berfungsi untuk memproduksi ASI untuk kebutuhan
Laktasi merupakan proses produksi ASI
nutrisi bayi. Berat payudara sebalum hamil 200gram, saat
dimana alveoli berada diantara lobus-
hamil 600gram,
lobus pada payudara dikelilingi oleh sel
dan saat menyusui 800gram. Jaringan payudara ada dua
mioepitel yang dapat menstimulasi saraf
bagian : parenkim dan stroma. Parenkim terdiri atas
diantara mioepitel sehingga menimbulkan
duktus lactiferous dimana bentuknya menyerupai cabang
kontraksi yang dapat merangsang
pohon yang terdapat pada struktur lobus alveolus hingga
pengeluaran ASI menuju duktus
puting susu. Sedangkan stroma mencakup jaringan ikat,
laktiferus.
jaringan lemak (adiposa), pembuluh darah dan limfatik.
Bagian-bagian payudara terdiri dari :
1. Alveoli (tempat produksi ASI)
a. Berbentuk seperti buah anggur
b. Dindingnya terdiri dari sel-sel yang memproduksi ASI, jika dirangsang oleh hormon prolaktin.
2. Duktus Lactiferous (saluran ASI) :
Berfungsi untuk menyalurkan ASI dari alveoli menuju sinul laktiferus
3. Sinus lactiferous (tempat penyimpanan ASI) :
Tempat penyimpanan ASI yang terletak dibawah areola
4. Myoepithel (otot polos) :
Otot yang mengelilingi alveoli. Jika dirangsang oleh hormon oksitosin menyebabkan
otot polos berkontraksi sehingga dapat mengeluarkan ASI. Selanjutnya ASI mengalir melalui
saluran payudara menuju sinus lactiferous.
C. Stimulus Dalam Sistem Laktasi

1. Kontrol Fisik Laktasi (Physical Control of Lactation)


Proses produksi ASI dipengaruhi oleh pengosongan payudara. Ketika payudara menjadi kosong
dikarenakan pengeluaran ASI, dengan hisapan bayi secara otomatis payudara akan memproduksi ASI kembali.
Pengosongan payudara yang tidak sempurna dapat menyebabkan produksi ASI menjadi berkurang. Kontrol ini
disebut juga dengan kontrol autokrin (Milk Removal Driven).

2. Kontrol (Hormonal Control of Lactation)


Produksi ASI dipengaruhi oleh kontrol hormon laktasi yakni hormon prolaktin dan oksitosin. Pada saat
setelah plasenta lahir, terjadi penurunan kadar estrogen dan progesteron, sedangkan hormon prolaktin
merupakan hormon yang berperan dalam produksi ASI mulai dari trimester akhir kehamilan sampai proses
laktasi dimulai. Kadar hormon prolaktin dipengaruhi oleh proses pengosongan payudara yang sempurna serta
hisapan bayi yang adekuat dapat meningkatkan kadar prolaktin.

3. Stimulasi sensori (sensory stimulation)


Proses laktasi juga dipengaruhi oleh stimulasi sensori pada ibu post partum yang menyusui bayinya. ibu
post partum yang menyusui bayinya akan mengirimkan rangsangan sensori menuju sistem saraf pusat, misalnya
ketika menyentuh bayinya, mencium aroma bayinya, mempunyai pikiran yang positif terhadap bayinya, atau
ketika terdapat rangsangan sentuhan pada kulit ibu maupun pada area puting susu ibu.
D. Laktogenesis E. Perbedaan ASI

Minggu pertama post partum merupakan


1. Kolostrum
periode kritis yang mampu menentukan
keberhasilan proses laktasi. Peningkatan
produksi ASI umunya meningkat secara
signifikan pada hari kedua dan ketiga post 2. ASI Transisi/Peralihan
partum akibat penurunan kadar
progesterone secara signifikan ketika
memasuki tahapan laktogenesis. 3. ASI Matur
3. FISIOLOGI
MENOPAUSE
1. DEFINISI MENOPASUE 2. GEJALA MENOPAUSE

Menopause adalah berakhirnya siklus Gejala menopause terjadi dalam


menstruasi secara alami, yang masa perimenopause, yaitu beberapa
biasanya terjadi saat wanita memasuki bulan atau beberapa tahun sebelum
usia 45 hingga 55 tahun. Seorang menstruasi berhenti. Durasi dan
wanita dikatakan sudah menopause tingkat keparahan gejala yang
bila tidak mengalami menstruasi lagi, timbul berbeda-beda pada tiap
minimal 12 bulan. orang.
3. Gejala Atau Tanda-tanda Menopause Dapat Berupa

1. Perubahan Siklus 2. Perubahan 3. Perubahan 4. Perubahan


Menstruasi Penampilan Fisik Psikologis Seksual
        
 Menstruasi menjadi  Rambut rontok  Suasana hati  Vagina menjadi
tidak teratur, kadang  Kulit kering berubah-ubah kering
terlambat atau lebih  Payudara kendur atau moody  Penurunan
awal dari biasanya (  Berat badan  Sulit tidur libido (gairah
Oligomenorea) bertambah  Depresi seksual)
 Darah yang keluar
saat menstruasi dapat
lebih sedikit atau
justru lebih banyak

5. Perubahan Fisik

 Merasa panas atau gerah, sehingga mudah berkeringat. Kondisi ini


disebut hot flashes.
 Berkeringat di malam hari
 Pusing
 Jantung Berdebar
 Infeksi berulang pada saluran kemih.
4. Penyebab Menopause

 Primary Ovarian Insufficiency Pengobatan Kanker


Kondisi ini terjadi akibat kelainan Kemoterapi atau radioterapi untuk
genetik atau penyakit autoimun, mengatasi kanker rahim dapat
yang membuat indung telur merusak indung telur, sehingga
berhenti berfungsi memicu menopause dini.

Operasi Pengangkatan Rahim (Histerektomi)


Setelah histerektomi, seorang wanita memang
tidak akan langsung mengalami menopause,
namun cenderung akan mengalami menopause
lebih awal. Menopause dapat langsung terjadi
setelah histerektomi bila indung telur ikut
diangkat.
5. PEMERIKSAAN MENOPAUSE 6. Penanganan Menopause Secara
Mandiri

 Pemeriksaan FSH (Follicle Stimulating Hormone)  Menghindari makanan/minuman


dan hormon estrogen. Menopause ditunjukkan saat tertentu
kadar FSH meningkat, sedangkan kadar estrogen  Mengenakan pakaian tipis
rendah. berbahan katun
 Pemeriksaan TSH (Thyroid Stimulating Hormone)  Menggunakan pelumas vagina
dan hormon tiroid berbahan dasar air
Pemeriksaan kadar hormon ini untuk memastikan
penderita tidak mengalami hipotiroidisme atau
penurunan hormon tiroid, yang dapat menimbulkan
gejala serupa dengan menopause.
4. FISIOLOGIS ANDROPOS

1. Pengertian 2. Penyebab

Menopause laki-laki adalah istilah Pria dengan gejala yang berhubungan


yang lebih umum untuk andropause. dengan andropause telah mengalami
Ini menggambarkan perubahan penurunan jumlah testosteron
terkait usia dalam kadar hormon bioavailabilitas dalam darah. Oleh karena
pria. itu, jaringan dalam tubuh yang terstimulasi
oleh testosteron menerima jumlah yang
lebih rendah. Akhirnya, hal ini dapat
menyebabkan berbagai perubahan fisik
dan mental pada seseorang seperti
perubahan suasana hati atau kelelahan.
3. Faktor Risiko Andropause

Faktor
lingkungan Kondisi
Psikologi
Internal
Kondisi
medis Pola
hidup
5. Gejala Andropause

Andropause dapat menyebabkan masalah bagi pria pada

fisik seksual

psikologi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai