Anda di halaman 1dari 46

Kelompok

I_G 6 E L I
Kelas B
GIG
GI
- Salsabiila Janatul Makwa
- Dimas Agil Alfikri
- Bernadetha Novianti Napiun
- Farhan Nurrohman
Pengertian
● Gigi merupakan tulang keras dan kecil berwarna
putih yang tumbuh tersusun berakar didalam gusi
dan berguna untuk mengunyah atau menggigit
makanan.
Pembagian Gigi :
3. Premolar : ( geraham depan ), fungsi untuk menggiling dan
1. Insisivus : ( gigi seri ), fungsi untuk memotong mengunyah makanan.
makanan. · Puncaknya lebih tebal dari caninus
· Tajam · Akarnaya pendek
· Akarnya satu · Fungsi nya untuk mengunyah
· Biasanya kecil kecil
4. Molar : ( geraham belakang ), fungsi menghancurkan
makanan.
2. Caninus : ( gigi taring ), fungsi untuk merobek dan
· Makin belakang makin tebal mahkota nya
mengoyak makanan. · Akarnya pendek
· Syarat pemotretan yang bagus terbawa juga puncaknya · Akarnya lebih dari 1 yaitu 2 atau 3
terbawa Rahang bawah akarnya 2
· Fungsinya untuk mengoyak ngoyak Rahang atas akarnya 3
Anatomi Lapisan – Lapisan Gigi :
• Email Gigi yaitu lapisan terluar yang membungkus mahkota gigi. Email
gigi ialah bagian sangat keras dan tidak peka terhadap rasa sakit karena
tersusun oleh kasium dengan konsentrasi yang sangat tinggi.

Sementum Gigi yaitu bagian gigi yang melapisi akar gigi. Berfungsi
menghubungkan gigi dengan rahang tempatnya tumbuh. Sementum akan
semakin tebal seiring dengan bertambahnya usia.

Tulang Gigi (Dentin) ialah suatu struktur terluas pada gigi yang melapisi
seluruh tubuh gigi, dari mahkota sampai dengan akar. Mempunyai struktur
Bagian-Bagian Gigi : seperti tulang namun lebih keras, karena mempunyai konsentrasi kalsium
yang lebih tinggi, sering disebut Tulang Gigi.
• Mahkota Gigi yaitu bagian gigi yang •
terlihat dari luar, dilapisi pelindung yang Rongga Gigi (Pulpa) yaitu suatu jaringan lunak pada tengah gigi yang
disebut email gigi. berbentuk rongga dan terisi oleh pembuluh darah dan pembuluh saraf.
• Leher Gigi yaitu perbatasan antara Berfungsi untuk memberikan nutrisi pada gigi, mengidentifikasi jika
mahkota dan akar gigi . terdapat zat asing dalam gigi. Pulpa juga berfungsi untuk membentuk
• Akar Gigi yaitu bagian gigi yang tertanam suatu lapisan dentin.
dibawah rahang dan tidak terlihat dari luar,
dilapisi cementum.
Fungsi Gigi
Gigi berfungsi sebagai :
1. Mengunyah makanan secara mekanis
2. Membantu memperjelas bunyi vokal
3. Sebagai keindahan (estetika)

Gigi terdiri dari tiga bagian :


1. Puncak gigi / apex / corona / crown
2. Leher gigi / colum
3. Akar / radices
Berdasarkan usia gigi dibagi menjadi 2 jenis :

A. Gigi susu mulai tumbuh pada usia 6, 7 atau 8 bulan, dan gigi yang pertama kali tumbuh yaitu gigi seri
pada rahang bawah. Gigi ini akan tumbuh lengkap ketika manusia menginjak usia 2,5 – 3 tahun.
Jumlah Gigi Susu anak adalah 20 buah :
Gigi seri : 8 buah
Gigi taring : 4 buah
Gigi geraham : 8 buah

B. Gigi tetap pertama mengalami pergantian adalah molar 1, gigi tetap berjumlah 32 buah :
Gigi seri : 8 buah
Gigi taring : 4 buah
Gigi geraham depan : 8 buah
Gigi geraham belakang : 12 buah
Region 2 atau
Kiri atas
Region 1 atau
Kanan atas

Region 4 atau Kanan


bawah
Region 3 atau Kiri
bawah
Region 2 atau
Kiri atas
Region 1 atau
Kanan atas

Region 4 atau Kanan


bawah Region 3 atau Kiri
bawah
Dental Formula
Dua metode notasi yang
paling umum digunakan
adalah:
1. Notasi palmer; dan
2. Notasi Fédération Dentaire
International (FDI).
1. Palmer Natation
Notasi Palmer dikenal juga dengan
istilah

 Zsigmondy–Palmer System
 chevron system and
 the set square system
Notasi Palmer :
 Untuk anak : A, B, C, D, E
 Untuk Dewasa : 1,2,3,4,5,6,7,8
Contoh Soal :
C = Gigi Caninus Kanan
Atas

7.8 = Gigi Molar 2 dan 3 kiri


bawah
Fédération Dentaire International
notation

Terbagi 4 kuadran,
1,2,3,4 untuk gigi dewasa, 5,6,7,8 untuk gigi
anak
Quadrant pertama di mulai dari rahang atas
kanan, rahang atas kiri, rahang bawah kiri,
rahang bawah kanan
OCCLUSAL
PLANE
TUJUAN ;
UPPER OCCLUSAL PLANE :
Dengan mulut terbuka, Tegak lurus antara
Ala of the nose dan lubang telinga
LOWER OCCLUSAL PLANE :
Dengan mulut terbuka, tegak lurus antara
luabang telinga dengan sudut TMJ
Size 0 22 35 mm: for
periapical
• Size 1 24 40 mm: used for
bitewings in small children
Ukuran
Film • Size 2 31 41 mm: used for
bitewings in adults and older

• Size 4 57 76 mm: used for


occlusal projections of the
maxilla and mandible.
Indikasi Pemeriksaan Radiografi
• Impacted (Impaksi)
Impacted atau impaksi merupakan gangguan yang
terjadi pada gigi dimana gigi yang baru tumbuh
mendesak gigi di depannya yang sudah lebih dahulu
tumbuh. Impaksi biasanya terjadi pada molar 3 yang
mendesak molar 2. Ini biasanya terjadi karena pasien
memiliki mandibula yang pendek sehingga molar 3
tidak mendapat cukup tempat untuk tumbuh.
• Caries Dentis
Caries dentis dalam bahasa umumnya adalah gigi
berlubang. Caries ini biasa terjadi akibat pengeroposan
pada gigi yang penyebabnya banyak hal, bisa karena
sisa makanan yang tertinggal, bakteri, dll.
• Cystisis
Cystisis adalah sebuah kelainan dimana bagian
mandibula yang menjadi tempat untuk radix (akar) gigi
mengalami kekosongan.
• Susunan Gigi Yang Tidak Rata
• Gingivitis (Radang Gusi)
• Pyarrhoe (Nanah Disekat Gigi)
Susunan gigi seharusnya tumbuh secara rata. Tetapi
• Admantinoma (Tumor maligna yang
banyak juga orang yang memiliki susunan gigi yang
ada kaitannya dengan gigi) : tumor di
tidak rata. Ini kebanyakan merupakan bawaan sejak
mandibula
lahir, tetapi ada juga yang diakibatkan karena
• Fracture (Fraktur akibat benturan dan
kebiasaan makan saat kecil atau juga karena
trauma lainnya)
kecelakaan.
• Resonal spesi (Infeksi kronis sekat gigi)
• Alvendar squestrum (Kondisi dimana
terdapat fragmen tulang dan gigi yang
mati)
• Ortho dentis (Gigi gigi yang abnormal)
• Hypero ementosis (Terjadinya
penebalan sekunder pada permukaan
gigi)
• Erosi Enamel (Erosi lapisan Enamel)
• Orteititis (Infeksi Tulang)
• Peri epical infection
Film pada Radiografi dental Hal yang perlu diperhatikan
Film yang digunakan adalah film khusus untuk
dental radiography, yang merupakan single emulsi.
dalam memasang dental film :
Untuk mempermudah positioning film dental,
1. Pip point diletakkan dipuncak, karena :
biasanya digunakan sebuah alat yang disebut
· Untuk mengidentifikasi
"Bitewing".
· Untuk menjepit hanger
Rahang diatas : pip point diletakkan
Film dental memiliki karakteristik sebagai berikut :
dibawah
· Termasuk kelompok nonscreen film
Rahang bawah : pip point diletakkan
· Double sided emulsion (emulsi nya timbal
diatas
balik)
· Berada dalam amplop
2. Lead foil dibelakang bagian gigi
· Terdapat “Lead Foll” (kertas timbal balik)
berfungsi untuk menjaga film dari radiasi
· Memiliki Pip Point diletakkan dipuncak (appex)
hambur balik (back sceater).
· Ukuran 3x4 cm
· Film base cellulose tricetat
3. Fleksible dapat ditekuk sesuai dengan
· Thickness = 6/1000 inch
bentuk gigi. Rahang bawah lebih susah
· Water proof (kedap air)
daripada atas karena mentok atau sakit.
· Flexible (dapat ditekuk)
Dan sudut proyeksi yang diberikan pada setiap objek
berbeda-beda tergantung objek apa yg diperiksa
(apakah rahang atas atau bawah).
Patologi
• Impaksi gigi adalah gigi geligi yang tumbuh berdesakan dan tidak mendapatkan ruang untuk tumbuh
sehingga terjebak didalam gusi. cenderung terjadi pada gigi geraham bungsu, meskipun bisa saja muncul
pada gigi manapun.

Abses gigi adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada gigi. Disebabkan infeksi
bakteri. Kondisi ini bisa muncul di sekitar akar gigi maupun gusi.

Karies atau gigi berlubang adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan lapisan email yang
bisa meluas sampai ke bagian saraf gigi disebabkan oleh aktifitas bakteri di dalam mulut.

Gingivitis adalah inflamasi (peradangan) pada gusi. Disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut
sehingga terbentuk plak atau karang gigi di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi. Plak dan
karang gigi mengandung banyak bakteri yang akan menyebabkan infeksi pada gusi.

Periodontitis atau peradangan pada jaringan periodontal merupakan inflamasi yang memengaruhi
struktur jaringan pendukung gigi. Kondisi ini akan meningkatkan risiko terjadinya kehilangan gigi.
Bagaimana
Pemeriksaann
ya?
Teknik Radiografi gigi terdiri dari

3 yaitu:
Intra Oral Radiography adalah radiografi yang memberi gambaran kondisi gigi dan
jaringan sekitar secara detail. Gambarannya diperoleh dengan menempatkan film
kedalam rongga mulut, lalu dilakukan penyinaran. Radiografi intra oral terbagi atas :
a) Periapikal Radiography
- Teknik Biisecting Angle
- Teknik Parallel
b) Bitewing Radiography
c) Occlusal Radiography
- Occlusal Maxillary
- Occlusal Maxillary Oblique Posterior
- Occlusal Mandibular

Extra Oral Radiography adalah radiograf yang dihasilkan dari gigi geligi tetapi
fokusnya pada rahang dan tengkorak. Digunakan untuk impaksi, memantau
pertumbuhan dan perkembangan rahang dan hubungannya dengan gigi. Radiografi yang
sering dilakukan adalah panoramic.
A. PERIAPIKAL R
ADIOGRAPHY
Teknik Bisecting Angle
• Posisi Pasien : Posisikan pasien duduk.

• Posisi Objek : kepala pasien di Rahang bawah (cephalad) : Rahang Atas (caudad) :
sandarkan pada sandaran kursi.
Posisikan garis imaginer ke tragus Incicivus : 30° incicivus : 60°
(tonjolan kartilago di sebelah anterior
lubang telinga bagian luar). Beri
intruksi pasien untuk memegang film caninus : 20° caninus : 50°
dengan jari.
premolar : 10° premolar : 40°
• Peletakan film : Gigi depan : Film di
letakan secara vertikal , Gigi belakang : molar : 0° molar : 30°
Film di letakan secafa horizontal

• CR : tegal lurus bidang bagi secara


imaginer
Teknik Paralel
Teknik ini paling akurat dalam pembuatan radiografi karena pada teknik pelaksanaan dan standarisasinya sangat
mudah dengan kualitas gambar yang dihasilkan bagus dan distorsinya kecil.
(+) Tanpa distorsi, gambar yang dihasilkan sangat representatif dengan gigi sesungguhnya, mempunyai validitas
yang tinggi, posisi relatif dari reseptor gambar sehingga berguna untuk beberapa pasien dengan cacat.
( - ) Sulit dalam meletakkan film holder, terutama pada anak-anak dan pasien yang mempunyai mulut kecil,
pemakaian film holder mengenai jaringan sekitarnya sehingga timbul rasa tidak nyaman pada pasien, dan
memposisikan film holder pada molar tiga bawah sangat sulit.

Posisi Pasien : posisikan pasien bersandar pada sandaran kursi dental dengan kepala bersandar pada bagian
atas kursi dengan benar. Intruksikan agar pasien tidak bergerak.
• Posisi Objek : Film diletakkan pada bagian palatinal atau lingual gigi yang akan difoto.
Film diletakkan sejajar dengan long axis gigi.
• CR : tegak lurus film
• CP : axis gigi
• Film : Film holder
Teknik ini menghasilkan gambar yang lebih baik daripada teknik bisecting angel.
• CP Conus :

Insisivus, conus di arahkan pada ujung hidung.

Caninus, conus di arahkan pada garis yang menghubungkan


telinga dan hidung.

PreMolar, conus di arahkan sejajar dengan pertengahan


orbita.

Molar, conus diarahlan sejajar dengan outer cantus.


B. Bitewing
Radiography
Bitewing Radiograf Sering disebut “proksimal radiograf”.
•Posisi Pasien : Film diletakkan dengan pegangan khusus dan
pasien diatur sedemikian rupa (posisi permukaan oklusal
sejajar dengan lantai).
•Posisi Objek : Film diletakkan pada bagian lingual dan
palatinal pada gigi yang akan difoto.
Pasien diintruksikan untuk menggigit ringan pegangan sayap-
sayap film.
• CR : tegak lurus terhadap film.
•CP : Pada gigi yang akan difoto.
Hasilnya akan nampak gigi rahang atas dan gigi rahang bawah
dalam keadaan hampir oklusi (mahkota terlihat seluruhnya
dan bagian akar hanya terlihat sebagian)
C.Occlusal Radiography
Teknik Occlusal Maxillary

•Posisi Pasien :Posisikan pasien duduk


•Posisi Objek : Film diletakkan diantara gigi rahang atas dan
rahang bawah mulai dari gigi anterior ke gigi posterior.
Pasien diintruksikan menggigit ringan film.
•CP : Dicentral hidung
•CR : Membentuk sudut 65-67 derajat dengan film
Teknik ini dilakukan demikian untuk menghindari overlap
gambar dari tulang frontal.
Sedangkan titik masuk sinar pada bagian tengah hidung berguna
untuk melihat gigi posterior dan adanya kelainan pada palatum.
•Hasil Radiograf terlihat gigi anterior dan palatum durum, untuk
gigi posterior yang nampak hanya mahkotanya.
Teknik Oblique Posterior Occlusal
• Posisi Pasien : Posisikan pasien duduk
• Posisi Objek : Film diletakkan antara gigi rahang atas
dan rahang bawah mulai dari gigi anterior ke gigi
posterior. Pasien diintruksikan untuk menggigit ringan
film( untuk menahan film).
• CP : Pada daerah gigi yang akan difoto
• CR : Sudut 60 derajat terhadap film
Teknik ini digunakan untuk memperlihatkan struktur
dan beberapa keadaan patologis yang berasal dari
daerah maxilla, akar gigi molar (akar palatinal), akar
yang terletak dalam gingival.
• Hasil Radiograf terlihat gigi posterior (mahkota akar)
dan palatum, untuk gigi anterior yang tampak jelas
hanya insisalnya
Teknik Anterior Occlusal Mandibula
• proyeksi AP
• Posisi Pasien : Posisikan pasien duduk
• Posisi Objek : film diletakan antara gigi
RA dan RB-Tube sinar x diletakan pada
shympisis menghadap ke atas.
• CR : sudut 60° terhadap film
• CP : Mandibula
Teknik ini untuk melihat gigi region
anterior,untuk anak kecil yang tidak
kooperatif bila dilakukan peripikal foto
atau kasus,dimana lengkung rahang
sangat sempit.
•Hasil radiograf terlihat gigi
anterior( mahkota akar) dan gigi
posterior tampak hanya mahkotanya
saja.
Teknik True Occlusal mandibular
• Posisi Pasien : Posisikan pasien duduk.
• Posisi Objek : kepala pasien diatur dengan keaadan
mendongak dengan posisi "ala tragus line " hampir tegak
lurus lantai-tube diletakan di midline dasar mulut dengan
arah sinar menghadap mandibula.
• CP : Pada mandibula
• CR : 90° terhadap film
• Hasil radiograf dapat melihat benda asing di dasar mulut
dan batu yang menyumbat saluran keluar saliva,terlihat
juga gigi anterior (mahkota-akar)gigi posterior hanya
terlihat mahkotanya saja
Teknik Pemotretan per-Gigi
1. INSISIVUS RAHANG ATAS
CP : pertengahan insisivus rahang
atas
CR : 60⁰ caudally
FFD : 30 cm
Kv : 60-70
2. INSISIVUS RAHANG BAWAH
Atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal bawah sehingga mebentuk sudut 25° -
30° Cranially.
Film diposisikan memanjang.
FE : Pada pesawat dental unit ini pengaturan faktor cukup dengan mengatur
secondnya saja. Dengan pengaturan second, secara otomatis kV dan mAsnya sudah
menyesuaikan. Untuk gigi incicivus dan caninus, second yang dipilih 3 atau 4 second,
tergantung tebalnya objek.
Sentrasikan sinar pada simfisis menti. CR 20°-30° cranially. CP
pada pertengahan incicivus, 1 cm diatas lower border dari mandibula.
kV : 40 – 150 kV
mA : 15 mA
Fokus : kecil

Pengaturan pasien
Setelah pengaturan faktor eksposi maka pasien dipersilahkan duduk, daitur posisinya
sesuai dengan obyek yang diperiksa, lalu masukkan film ke dalam mulut pasien, lalu
atur letak film pada gigi yang diperiksa.
kriteria gambaran
· Seluruh gambaran gigi harus tergambar pada film.
· Tidak terjadi horizontal overlapping (yang menyebabkan ketidakjelasan akar lanjutan).
· Harus terlihat densitas dan kontras yang jelas antara enamel dan dentin gigi.
· Tidak ada bekas roller
· Tidak terdapat fog film.
· Tidak terdapat kontaminasi, serta percikan unsure kimi.
· Tidak terjadi elongation maupun foreshortening pada gambaran gigi.
· Harus terlihat 3mm tulang periapical yang memungkinkan penilaian terhadap anatomi
yang menyentuh langit-langit.
3. CANINUS RAHANG ATAS

Pemotretan gigi Caninus rahang atas :


1) Atur tabung pesawat gigi dengan
bidang oklusal atas sehingga
membentuk sudut 50° caudally.
2) Film diposisikan memanjang.
3) Sentrasi pada ala of the nose.
4. PREMOLAR RAHANG ATAS
Teknik pemotretan
 Film dimasukkan ke dalam mulut pada posisi melintang tepat di premolar rahang atas
 Atur tabung dengan arah sinar 40o caudally ( tube ke lower occusal plane )
 Sentrasi pada garis imaginer pertengahan antara inner canthus dan outer canthus

Teknik radiografi
· Posisi pasien : pasien duduk tegak
· Posisi objek : sejajarkan dengan AML dengan film, film berada didalam mulut jari menganjal film
· Kv : 60 Kv
· mAS :6
· Central ray : 40o caudally
· Central point : pertengahan premolar

Kriteria gambar
• Terlihat bagian crown, corpus dan akar dari premolar rahang atas
• Tidak terjadi superposisi
• Terjadi elongasi
5. PREMOLAR RAHANG BAWAH
Teknik pemotretan :
· Tube ke lower occlusal plane membentuk sudut 10⁰
· Film diposisikan melintang
· Sentrasi pada batas bawah mandibula sejajar dengan
pertengahan anatar inner dan outer canthus.
Kriteria Gambar :
Terlihat bagian apex sampai ke radices, maka jika terjadi
fraktur akan terlihat.
6. MOLAR RAHANG ATAS
Posisi Pasien :
Pasien Duduk ditempat yang telah disediakan

Posisi Objek :
- Film posisikan melintang
- Sentrasi setinggi tulang zygomaticum daerah
yang diperiksa
- Atur AML (Acanthion Meatal Line) sejajar lantai
Central Ray :
300 Caudally (ke arah kaki)

Central Point :
Pertengahan Molar 1 dan
Molar 2

Kriteria Gambar :
Tampak dari os zygoma
Tampak dari os maxillary
7. MOLAR RAHANG BAWAH
Pemeriksaan gigi :
Intra Oral : Pemeriksaan gigi bagian dalam dengan memasukkan film ke dalam mulut (rahang atas
dan rahang bawah)
Ekstra Oral : Pemeriksaan gigi bagian luar dengan radiografi biasa/ panoramik.

Teknik Radiografi Gigi Rahang Bawah :


1. Untuk teknik vertikal pasien duduk pada kursi khusus (dental chair).
2. Upper position line sejajar upper occlusal plane.
3. Perhatikan penyudutan tabung sinar x vertikal angulasi positif (caudal).
4. Perhatikan horizontal angulasi.
5. Persiapkan bahan dan alat : letak film, penyudutan dan faktor eksposi disiapkan sebelum
eksposi dimulai.
6. Persiapan :Tangan radiografer harus bersih, Gigi palsu pasien yang tidak permanen / benda
lainnya harus dibuka
7. Metode bisecting digunakan
8. Produksi radiasi harus diperhatikan.
Teknik Pemotretan Gigi Rahang Bawah :

MOLAR
1. Tube kelower occlusal plane membentuk sudut 0 derajat.
2. Film diposisikan melintang.
3. Sentrasi pada mandibula sejajar outer canthus.
Selesai
Alhamdulillah 
Sesi Tanya
Jawab
 Kepada teman teman yg
ingin bertanya dipersilahka
n

Anda mungkin juga menyukai