Anda di halaman 1dari 7

Behavioral

Finance
Adinda Eldy Putri M.
041811233159
Prospect Theory
Teori prospek dimulai dengan konsep penghindaran kerugian, suatu bentuk
penghindaran risiko asimetris, dari pengamatan bahwa orang bereaksi secara
berbeda antara potensi kerugian dan potensi keuntungan.

Gambar A, menggambarkan deskripsi konvensional dari investor yang menolak


risiko. Kekayaan pro yang lebih tinggi mengurangi kepuasan yang lebih tinggi,
atau "utilitas," tetapi pada tingkat yang berkurang (kurva rata saat individu menjadi
lebih kaya). Ini menimbulkan risk aversion: Keuntungan $ 1.000 meningkatkan
utilitas dengan kurang dari kerugian $ 1.000 menguranginya; oleh karena itu,
investor akan menolak prospek berisiko yang tidak menawarkan premi risiko.

Gambar B, menunjukkan deskripsi preferens bersaing yang ditandai dengan “loss


aversion." Utilitas tidak tergantung pada tingkat kekayaan, seperti di Panel A,
tetapi pada perubahan kekayaan dari tingkat saat ini. Selain itu, di sebelah kiri nol
(nol menunjukkan tidak ada perubahan dari kekayaan saat ini), kurva berbentuk
cembung daripada cekung. Kelengkungan cembung di sebelah kiri pada gambar B
akan mendorong investor untuk mengambil risiko mencari daripada risiko averse
ketika datang ke kerugian.
Framing

Keputusan tampaknya dipengaruhi oleh bagaimana pilihan dibingkai. Para pembuat keputusan akan
merespon dengan cara yang berbeda pada permasalahan yang sama jika masalah tersebut disajikan
dalam format yang berbeda (Kuhberger, 1998; Levin et al; 1998). Misalnya, seseorang dapat menolak
taruhan ketika diajukan dalam hal risiko seputar kemungkinan keuntungan tetapi dapat menerima
taruhan yang sama ketika dijelaskan dalam hal risiko seputar potensi kerugian. Dengan kata lain,
individu dapat bertindak menolak risiko dalam hal keuntungan tetapi berisiko mencari dalam hal
kerugian.
Mental Accounting
Mental Accounting adalah bentuk spesifik dari framing di mana orang memisahkan keputusan
tertentu. Misalnya, investor mungkin mengambil banyak risiko dengan satu akun investasi
tetapi menetapkan posisi yang sangat konservatif dengan akun lain. Statman menunjukkan
bahwa perbedaan sentral antara teori keuangan konvensional dan perilaku adalah bahwa
pendekatan perilaku memandang investor membangun portofolio mereka dengan tujuan
tertentu dan menimbulkan tingkat keengganan risiko yang berbeda.

Contoh, si A berencana membeli mobil tahun ini dan rumah lima tahun yang akan datang. Si A
sudah membuat tabungan terpisah untuk kedua tujuan tersebut. Ia secara rutin menyisihkan
pendapatan per bulan dalam dua rekening berbeda. Ternyata uang untuk membeli mobil masih
kurang Rp 50 juta, sedang rekening untuk membeli rumah sudah ada dana Rp 200 juta. Bunga
kredit membeli mobil sekitar 15% per tahun sedang bunga tabungan 8% per tahun. Si A
akhirnya memutuskan membeli mobil secara kredit untuk menutupi kekurangan dana dan
tidak mengganggu tabungan yang disiapkan untuk membeli rumah. Sekilas keputusan ini
terlihat disiplin. Tetapi keputusan ini sebenarnya tidak rasional, karena terdapat selisih suku
bunga kredit dan tabungan sebesar 7%. Harusnya si A menggunakan sebagian dana pembelian
rumah untuk menutup kekurangan dana pembelian mobil. Lalu, pendapatan bulan-bulan
berikutnya yang harusnya dipakai membayar cicilan mobil disimpan ke rekening pembelian
rumah.
Heuristic
Heuristic adalah sebuah aturan praktis memperoleh informasi untuk mengambil keputusan dengan cepat,
meski keputusan tersebut belum tentu optimal. Dalam beberapa kasus, penyederhanaan pengambilan
keputusan justru menghasilkan keputusan yang tidak rasional.

Familiairty Representativeness Anchoring


Familiarility adalah kecenderungan pelaku pasar Representativeness adalah sebuah strategi membuat
berinvestasi pada perusahaan di dalam negeri keputusan berdasarkan sejauh mana sebuah peristiwa Bias ini terjadi karena seseorang cenderung

dibanding perusahaan luar negeri. Bias ini terjadi mempunyai kemiripan dengan peristiwa yang lain. Ketika mengawali sebuah nilai tertentu untuk

jika pelaku pasar merasa sudah lebih mengenal pelaku pasar mengalami kerugian karena saham melakukan penilaian. Bias ini mempengaruhi

perusahaan tersebut, baik dari sisi manajemen, perusahaan yang dibeli bangkrut akibat utang, pelaku akurasi dalam melakukan prediksi. Ketika

pasar tersebut akan cenderung menghindari membeli seorang analis ditanya tentang target laba
produk ataupun nama perusahaan.
perusahaan atau saham yang mempunyai utang besar. sebuah perusahaan, referensi awal yang
digunakan adalah data terakhir di masa lalu,
sesudah itu melakukan penyesuaian terhadap
angka tersebut.
Overconfidence
Overconfidence adalah jenis bias yang mengarahkan pada kesalahan prediksi karena orang yang mengalami
overconfidence akan merasa mampu melakukan analisis dan memiliki pengetahuan yang pada kenyataannya
tidaklah demikian.

Dalam praktek investasi, overconfidence terbagi menjadi:


1. Overconfidence prediksi, nverstor terlalu percaya diri terhadap harga yang ia prediksi sendiri. Tetapi
ternyata hasil yang mereka dapat tidak sesuai dan tidak tepat.
2. Overconfidence kepastian, Terjadi dalam situasi kehidupan sehari-hari dan sering terjadi dalam praktek
investasi. Para investor cenderung memiliki banyak keyakinan dan ketepatan pertimbangan yang mereka
ciptakan sendiri.
3. Overconfidence portofolio, Investor percaya bahwa portofolio yang ia miliki akan mendatangkan
keuntungan atau return yang optimal. Mereka akan menunggu dan terus memantau sampai portofolionya
membawa keuntungan yang abnormal. Oleh karenanya, sering sekali mereka mengabaikan harga-harga
saham diluar portofolio tersebut. Padahal, kondisi lingkungan internal dan eksternal sangat berpengaruh
pada fluktuasi harga.
Emotions
● Studi Kahneman dan Tversky (1979), Shefrin dan Statman (1985), Odean (1998), dan Kaustia (2004) berusaha
menjelaskan aspek psikologis dalam pembuatan keputusan. Menurut mereka, semua investor hanya mencari
kebanggaan dan menghindari penyesalan
● Efek Disposisi adalah efek yang memperlihatkan kecenderungan perilaku investor untuk menjual sahamnya dengan
cepat pada saat mengalami keuntungan, sebaliknya bila mengalami kerugian pada saham, investor akan menahan
saham tersebut.
○ Ada tiga elemen utama Efek Disposisi, yaitu dinamakan avoiding regret (menolak penyesalan), maximizing
profit, (meningkatkan keuntungan) dan seeking pride (mencari kebanggaan), dimana ini semua berkorelasi
kuat satu sama lain dan observasi ini merupakan konsep dari Efek Disposisi.
● Path dependent behavior menjelaskan penggunaan produk atau praktik secara berkelanjutan berdasarkan preferensi
atau penggunaan historis. Perusahaan mungkin tetap menggunakan produk atau praktik bahkan jika alternatif yang
lebih baru dan lebih efisien tersedia. Ketergantungan jalur terjadi karena seringkali lebih mudah atau lebih hemat
biaya untuk melanjutkan di sepanjang jalur yang telah ditetapkan daripada membuat jalur yang sama sekali baru.

Anda mungkin juga menyukai