Anda di halaman 1dari 7

Disusun Oleh

• Kelompok (..) :
• 1.Dheni ihza Mahendra D1A021124
• 2. I gusti bagus arsa prabasa D1A021624
• 3.I Made Lavindra Ananta Dharma D1A021625
• 4. I Made Yudistira Arya Pratama D1A021433
• 5. I Ketut Par Ditha Samahudha D1A021432
• 6. Sofian Hadi D1A021294
• 7. Ardan Alif (D1A021350)
• 8.ANANG JURIAWAN (D1A021340)
Upaya Penegakan Hukum Pidana Lingkungan dan
Pertanggung jawaban PT Lapindo Brantas
• Seperti Kasus Lumpur Lapindo di Brantas, yang juga dikenal sebagai "Kasus Lapindo"
atau "Kasus Lumpur Sidoarjo," merujuk pada peristiwa ledakan lumpur di Lapindo
Brantas Inc. yang terjadi pada 2006 di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia. Peristiwa ini
menjadi salah satu bencana lingkungan terbesar dalam sejarah Indonesia dan memiliki
kaitan yang erat dengan hukum lingkungan.Lumpur Lapindo berasal dari sumur gas yang
diperbor oleh perusahaan energi PT Lapindo Brantas, yang merupakan bagian dari
Lapindo Group, pada tanggal 29 Mei 2006. Ledakan tersebut menyebabkan terbentuknya
sumber lumpur yang terus mengalir hingga saat ini. Akibatnya, ribuan hektar lahan dan
ratusan desa di sekitar wilayah Sidoarjo terendam lumpur, mengakibatkan kerugian
ekonomi yang besar, kerusakan lingkungan, serta dampak sosial yang signifikan bagi
masyarakat setempat.
Bagaimana Upaya Penegakan Hukum Pidana Lingkungan bagi para pelaku di Indonesia

• PT. Lapindo Brantas sebagai korporasi (perusahaan) berdasarkan Pasal 387 KUHP
menurut Andi Hamzah tidak dapat dikenakan pidana badan tetapi dapat diancam
dengan pidana alternatif berupa pidana denda, sesuai dengan WvS Belanda
sekarang. Muladi juga mengatakan bahwa dampak dari pemberian sanksi terhadap
korporasi dapat menimpa pada orang-orang yang tidak berdosa yaitu
buruh/pekerja, konsumen, pemegang saham, masyarakat sekitar dan sebagainya.
Sebaliknya apabila tindak pidana yang dilakukan sangat berat, maka di berbagai
negara dipertimbangkan untuk menerapkan Pengumuman Keputusan Hakim
sebagai sanksi atas biaya korporasi, sebab dampak yang ingin dicapai tidak hanya
yang mempunyai financial impact tetapi juga mempunyai non financial impacts.
• hukuman yang dapat dipergunakan untuk mempertanggung jawabkan
korporasi

• (PT. Lapindo Brantas) yang perkaranya sampai ke pengadilan adalah:

•a. Pidana denda

•b. Pidana tambahan;

•C. Sanksi perdata atau ganti kerugian; dan


Sesuai dengan hukum lingkungan yaitu Asas pencemar membayar, PT. Lapindo
Brantas harus bertanggung jawab untuk membersihkan kembali Kabupaten
Sidoarjo yang terkena semburan lumpur dan ganti rugi yang diderita oleh
masyarakat bukan malah dijadikan bencana alam yang dibiayai oleh Negara
• Kerusakan lingkungan dan pelanggaran hukum lingkungan adalah
pengeboran minyak dan gas yang dibuat oleh PT. Minarak Lapindo
Brantas Inc. peristiwa di Sidoarjo pada tanggal 28 Mei 2006
mengakibatkan terjadinya pelanggaran hukum baik administratif maupun
pidana. PT Minarak Lapindo Brantas Inc berhak memberikan ganti
kerugian dan Pemulihan lingkungan sesuai dengan ketentuan Pasal 87
Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sekian Trima Kasih

Anda mungkin juga menyukai