Anda di halaman 1dari 11

Kelemahan Umat Islam

Dalam Ghazwul Fikr


Oleh: Muh. M. Annas Firmansyah, S.H.
Disampaikan pada Sekolah Pemikiran Islam PK IMM Avicenna UMKLA
Jumat, 29 September 2023
Perang Dalam Pemahaman Islam
• Dalam Islam, perang disebut sebagai jihad (bersungguh-sungguh, perjuangan, pengorbanan).
• Segala bentuk usaha mulai dari usaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik sampai berperang atas nama Tuhan
atau agama.
• Qs. Al-Hajj: 39 – 40
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan
sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.” - 39
“(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena
mereka berkata:"Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia
dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah
orang Yahudi dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti
menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”
– 40.
• Ayat-ayat di atas menetapkan bagaimana, kapan dan mengapa perang atau
jihad dapat dan harus dilakukan.
• Seseorang dapat disebut melakukan jihad jika dia mempertahankan atau
membela dirinya dan mencoba untuk memperbaiki sebuah tindakan atau
tatanan yang tidak baik.
• Menurut Abdullah Yusuf Ali ayat tersebut turun pada periode Madinah
(madaniyah). Saat itu Nabi dan para pengikutnya tidak mampu lagi
menghindari kekerasan dengan para penduduk Mekah, meskipun pada
awalnya Nabi mengungsikan diri dan lebih menghindari pertumpahan darah
ke Madinah.
• Dengan kata lain, ayat-ayat tersebut diturunkan untuk pertama kali perintah
perang bukan hanya untuk mempertahankan diri namun juga karena
peperangan sudah tidak dapat dihindari.
Generasi I
Perang ala Pandawa Mahabarata

Generasi II
Ekspansi dan Penjajahan Memperebutkan Wilayah

Generasi III
Dengan senjata berat Perang Dunia I dan II

Generasi IV
Saat ini perang dengan pemikiran, budaya, ekonomi, penguasaan sumber daya, perusakan moral
dll
Ciri Perang Generasi ke-IV
• Tidak menggunakan senjata berat
• Melakukan ekspor budaya untuk menghilangkan budaya dari bangsa lain dan
diganti dengan budaya dari bangsanya
• Menguasai ekonomi bangsa lain
• Menguasai sumber daya alam dan manusia
• Melemahkan moral dari bangsa yang dijajah
• Menggunakan penyebaran ideologi, pemikiran dll (perang
pemikiran/intelektual)
Ghazwul Fikr (Perang Pemikiran)
• Ghazwul (Perang), Fikr (Pemikiran) = Perang Intelektual
• Sebuah usaha demi mendobrak umat Islam dalam aspek idealisme, pola pikir dan representasi (citra)
umat Islam
• Bahwa sampai kapanpun musuh-musuh Islam akan terus berupaya untuk melemahkan umat Islam
dengan tipu daya
• Mengapa bangsa Barat sangat membenci Islam? berawal dari surat-surat yang ditulis oleh Sophronius of
Jerussalem (seorang patriark dari Yerusalem yang dianggap orang kudu dalam Dalam Gereja Ortodoks
Timur dan Katholik) yang merasa trauma menyakitkan akan invasi yang dilakukan oleh bangsa Persia ke
bangsa Barat jauh sebelum Islam datang. Menganggap dengan datangnya Islam akan sama saja dengan
bangsa Persia yang bar-bar di masa lampau.
• Selepas Perang Salib, bangsa Barat mulai membalas dendam kepada Islam dengan strategi Ghazwul Fikr
• Mengapa harus dengan perang pemikiran? Karena bagi Bangsa Barat,
melawan umat Islam dengan perang, senjata dan peluru hanya akan
menumbuhkan prinsip semangat jihad umat Islam.
• Elemen apa yang hendak melancarkan serangan ghazwul fikr kepada umat
Islam? Orientalis, Kristenisasi dan Zionisme.
Cara-cara yang digunakan dalam Ghazwul
Fikr
• Tasykik, membuat umat Islam ragu dan dangkal terhadap agamanya sendiri
• Tasywih, yaitu pengaburan. Mengaburkan sejarah gemilang Islam dan membuat
citra buruk terhadapnya agar umat Islam tidak lagi bangga dengan jati dirinya
sebagai umat Islam
• Tadzwiib, menyatukan pemikiran dan budaya Islam dengan budaya Barat tanpa
adanya batas dan sekat
• Taghrib atau westernisasi atau pembaratan, yaitu membuat umat Islam menerima
seluruh pola pikir, cara pandang hingga cara hidup orang Barat tanpa adanya filter
syariat.
Tujuan Ghazwul Fikr
• Isfadul akhlak, yakni perusakan akhlak umat Islam agar merosot secara moral dan tidak
lagi pada koridor agamanya
• Tahzhim al-fikrah, yakni penghancuran pemikiran umat Islam agar jauh dari pola pikir
al-Quran dan syariat dengan cara memunculkan isme-isme yang bertentangan dengan
ajaran Islam (sekulerime, liberalisme, atheisme, agnostisme dll)
• Idzabah al-syakhsiyah, yakni melunturkan kepribadian umat Islam dengan isu-isu HAM,
toleranisme, ketinggalan zaman, LGBT dll.
• Al-riddah atau pemurtadan
• Al-wala’ lil kafirin atau menggandrungi, senang dan cinta kepada kaum kafir
Sekularisme

Ideologi
Positivisme yang Pluralisme

digunakan
dalam
Ghazwul
Fikr
Utilitarianism
Liberalisme
e
Keseimbangan Agar Umat Islam Tidak
Kalah Menghadapi Ghazwul Fikr
Penyucian Ulil Albab
Jiwa/Rohani
Rasa (Dzikir)
Pikiran (fikr)
Pendidikan Pendidikan
Agama Umum

Anda mungkin juga menyukai