Anda di halaman 1dari 11

Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya

Dosen pengampu:
Dra. Yenni Darvina, M.Si

Tugas 1.1 Memberikan Tanggapan terhadap


Kasus di Ruang Kelas
Dipresentasikan oleh Kelompok 1
Dara Cyntia Safitri
Stevani
Aufha Diny Putri
Tarinta Annisa Kendedes
Khairul Amri
Kasus I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda
hendak menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-
rata (mean). Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran,
Anda mencoba untuk membuat urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh
peserta didik agar dapat mencari nilai rata-rata pada sebuah soal. Anda meminta
kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda berikan. Hasilnya, peserta
didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah yang telah Anda
siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik
mampu mengerjakannya dengan benar.
Pertanyaan
• Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan
soal dengan baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah
pengerjaan soal)?
• Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa
metode di atas dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban
1. Guru menerapkan teori belajar behavioristik. Dimana guru membuat urutan langkah-
langkah untuk mencari mean. Kemudian pada soal pertama peserta didik dengan bantuan dari
langkah-langkah yang sudah dibuat oleh guru dapat menjawab dengan benar. Ketika
diberikan soal kedua peserta didik sudah mengingat dan memahami langkah-langkah untuk
menyelesaikan soal tanpa perlu melihat kembali urutan langkah-langkahnya.

2. Metode seperti di atas dapat diterapkan dalam kegiatan belajar di mana peserta didik
masih banyak membutuhkan bantuan dan instruksi oleh pendidik dalam proses
pembelajaran. Metode belajar ini termasuk dalam teori belajar behavioristik di mana
guru menyusun materi ajar dan langkah-langkah secara lengkap kemudian memberikan
banyak pengulangan pembelajaran berupa latihan untuk membentuk perilaku atau
pemahaman yang diinginkan.
Teori Behavioristik

an
at
gu
n
Pe
Stimulus (S) Proses Respon (R)

Pe
n gu
at
an
Teori Behavioristik

Teori behavioristik menekankan adanya hubungan antara stimulus (S)


dengan respons (R) secara umum dapat dikatakan memiliki arti yang
penting bagi peserta didik untuk meraih keberhasilan belajar. Faktor
lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor
penguatan (reinforcement).
Kelebihan Teori Belajar Behavioristik Lia
• Teori ini sangat sesuai digunakan untuk memperoleh kemampuan siswa yang
membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti
kecepatan dan spontanitas
• Teori yang mengarahkan siswa untuk dapat mencapai target tertentu, sehingga
menjadikan siswa untuk dapat bebas berkreasi dan berimajinasi
• Teori yang membiasakan guru untuk bersikap jeli dan teliti terhadap situasi dan
kondisi belajar siswa
• Teori yang sesuai diterapkan pada siswa yang masih membutuhkan dominasi peran
orang dewasa, seperti suka mengulangi, suka meniru, dan suka dengan penghargaan.
Kekurangan Teori Belajar Behavioristik

• Pembelajaran yang lebih berpusat kepada guru, sebagai sumber


belajar satu-satunya bagi siswa
• Pembelajaran yang hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati
dan diukur
• Selama proses pembelajaran siswa hanya mendengarkan guru dengan
tertib dan menghafalkan apa yang didengar dan dilihat sebagai cara
belajar yang efektif.
Contoh Kasus Penerapan di Kelas
1. Penerapan teori belajar behavioristik dalam menumbuhkembangkan perilaku
peduli lingkungan hidup siswa di SMKN 6 Malang

Stimulus yang diberikan oleh personil sekolah pada program pelestarian


lingkungan meliputi pemberian contoh, nasihat, peringatan, dan hadiah.
Siswa merespons positif terhadap stimulus personil sekolah pada program
yang mengandung muatan dalam menumbuhkembangkan perilaku peduli
lingkungan hidup. Hasilnya pada siswa meliputi perubahan pola pikir yang
lebih mencintai lingkungan dan perubahan perilaku yaitu mengelola sampah
secara bijak dengan menabungkan sampah di bank sampah sekolah
Contoh Kasus Penerapan di Kelas
2. Penerapan Teori Belajar Behavioristik dengan metode Drill and Practice untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada bidang studi Bahasa Indonesia dalam materi
mengarang siswa SDN 023 Sedinginan Kab. Rokan Hilir

Stimulus yang diberikan oleh guru pada kegiatan pembelajaran meliputi


penggunaan metode belajar drill and practice, pemberian instruksi yang jelas,
tanya jawab dan hadiah. Siswa merespons positif terhadap stimulus yang
diberikan guru dengan menunjukkan keaktifan dan ketertarikan dalam latihan
mengarang. Hasil observasi menunjukkan setelah dua siklus (empat pertemuan)
terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa yang awalnya 51% menjadi 77%.
Referensi
• Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
• Nasution. 2006. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
• Oktariska, Bariyah. 2018. Studi Kasus Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam
Menumbuhkembangkan Perilaku Peduli Lingkungan Hidup Siswa Di SMKN 6 Malang, 8-12.
• Sugandi, Ahmad. 2007.Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.
• Untari, Tyas, Dhian. 2020. Buku Ajar Statistik. Jawa Tengah: Pena Persada
• Yuningsih, Aryani. 2011. Penerapan Teori Belajar Behavioristik (Thorndike) Melalui Teknik Drill
and Practice Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Bidang Studi Bahasa Indonesia
dalam Materi Mengarang Siswa Kelas V SDN 023 Sedinginan Kecamatan Tanah Putih Kabupaten
Rokan Hilir. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Anda mungkin juga menyukai