Anda di halaman 1dari 27

Biaya Modal

(Cost of Capital)
MATERI 8
Materi Pembelajaran

 Konsep Dasar Biaya Modal


 Komponen Biaya Modal dan Perhitungannya
 Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average Cost of
Capital) dan Perhitungannya
 Konsep Marginal Cost of Capital Schedule
 Kaitan antara Marginal Cost of Capital dengan Investment
Opportunity Schedule (IOS)
Section 1:
Konsep Dasar, Komponen Individu,
dan Perhitungan Biaya Modal
Konsep Dasar

 Biaya Modal (Cost of Capital) memiliki dua sudut pandang ketika dipertanyakan
definisinya:
 Bagi investor: tingkat pendapatan minimum (minimum required rate of return) yang
disyaratkan oleh para pemilik modal
 Bagi manajemen perusahaan: biaya yang harus dihitung dan disediakan atas dana
yang bisa diperoleh perusahaan dari para pemilik modal
 Dua macam Biaya Modal:
 Biaya Modal Individu, terdiri dari Cost of Debt dan Cost of Equity (Cost of Common
Stock & Cost of Preferred Stock)
 Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average Cost of Capital)
Biaya Modal Saham Biasa
(Cost of Common Stock—Ks)
 Beberapa pendekatan untuk menghitung Ks adalah:

1. Pendekatan pendapatan investasi bebas risiko ditambah premi risiko pasar, dengan rumus 

2. Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model), dengan rumus:

Keterangan:
Rf = tingkat pendapatan atas investasi bebas risiko (risk-free rate)
Rm = tingkat pendapatan di pasar investasi yang diharapkan
βi = Konstanta atau tingkat risiko sistematis yang ada dalam saham-I
RPm = premi risiko pasar
Biaya Modal Saham Biasa
(Cost of Common Stock—Ks)
3. Pendekatan Dividen dengan 3 macam skenario:
𝐷0
a) Jika dividen diasumsikan jumlahnya akan terus tetap, maka 𝐾𝑠=
𝑃0

𝐷1
b) Jika dividen diasumsikan tumbuh konstan selamanya, maka 𝐾𝑠= +𝑔
𝑃0
c) Jika dividen diasumsikan tumbuh tidak konstan, maka dengan permisalan rumusnya
kurang lebih akan termodifikasi seperti ini:

3 𝑡 6 𝑡 𝑡 𝑡
𝐷 0 (1+ 𝑔1) 𝐷 3 (1+𝑔 2) 𝐷6 (1+ 𝑔 3)
𝑃 0 =∑ 𝑡 ∑
+ 𝑡 ∑
+ 𝑡
¿ ¿¿
𝑡 =1 (1+ 𝐾 ¿¿ 𝑠) 𝑡 =4 (1+ 𝐾 ¿¿ 𝑠) 𝑡 =7 (1+ 𝐾 ¿¿ 𝑠)
Biaya Modal Saham Preferen
(Cost of Preffered Stock—Kp)
 Rumus:

Keterangan:
P0 = Harga Jual Saham Preferen pada tahun-0 (pada mulanya)
D = Dividen atas Saham Preferen

 Biaya Modal Laba Ditahan (Kr), besarnya dianggap sama dengan Biaya Modal
Saham Biasa (Ks) yang telah beredar
Biaya Modal Utang
(Cost of Debt—Kd)
 Rumus asal:

Keterangan:
= Harga Jual Surat Utang pada saat pertama kali terbit
= Besarnya bunga (interest) yang dibayarkan pada periode t
= Nilai Pelunasan Pokok Utang pada periode t
n = Jangka Waktu sampai dengan Jatuh Tempo
Biaya Modal Utang
(Cost of Debt—Kd)
 Jika obligasi yang dijual di pasar nilainya tidak sama dengan nilai nominal, maka dapat terjadi kondisi
Premium atau Discount.
 Besarnya biaya modal utang setelah pajak (Kd*) dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan tambahan:
T = Besaran persentase pajak obligasi / utang yang berlaku
P = Nilai Nominal (Face Value) obligasi
= Harga Jual Obligasi
n = umur obligasi
Section 2:
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang
(WACC)
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang
(Weighted Average Cost of Capital—WACC)

 e = jumlah modal dari saham biasa


 d = jumlah utang
 p = jumlah modal dari saham istimewa
 ke = biaya modal saham biasa
 kd* = biaya modal utang setelah pajak
 kp = biaya modal saham istimewa
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang
(Weighted Average Cost of Capital—WACC)

 Berdasarkan buku Financial Management karangan Brigham (2013), rumus


WACC juga dinyatakan sebagai berikut
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
WACC (Systematic Risk)
1. Dinamika Pasar Saham dan Pasar Obligasi; meskipun pada umumnya dan
secara long-term kedua pasar ini berada pada posisi equilibrium dan stabil, ada
masanya dimana gejolak ekonomi negara bisa membuat cost of debt dan cost of
common/preferred stock naik ke tingkat yang tak tertahankan.
2. Market Risk Premium; dimana tingkat penghindaran risiko dari sisi investor
lah yang jadi penentu premi risiko pasar. Para manajer perusahaan tidak mungkin
untuk mengontrol hasrat investor secara keseluruhan.
3. Tingkat Pajak; sebagai sesuatu yang diproposalkan oleh kepala negara beserta
kementriannya, dan kemudian disahkan oleh DPR/MPR, perusahaan hanya bisa
menurut.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
WACC (Unsystematic Risk)
1. Kebijakan Struktur Modal; jika perusahaan ingin menaikkan porsi utang
sembari menurunkan porsi pendanaan dari saham, WACC-nya bisa saja turun
(meskipun harus diingat bahwa menaikkan utang = menaikkan risiko
solvabilitas, misalnya pada DER & DAR)
2. Kebijakan Dividen; semakin tinggi persentase DPR (Dividend Payout Ratio)
maka semakin besar pula cost of equity yang harus ditanggung perusahaan akibat
keharusan melakukan penawaran saham baru untuk mendanai anggaran
modalnya, dan juga berisiko meningkatkan WACC-nya.
3. Kebijakan Investasi; pada umumnya perusahaan berusaha untuk menjaga
‘asumsi risiko setara’ dengan menginvestasikan dana yang diperolehnya dengan
tingkat risiko rendah (tinggi) ke aset yang memiliki risiko rendah (tinggi) juga.
Section 3:
Marginal Cost of Capital & Investment
Opportunity Schedule
Marginal Cost of Capital (MCC)

 Katakanlah, perusahaan telah menentukan struktur modal optimalnya yang


terdiri dari: 30% utang, 10% saham preferen dan 60% saham biasa (total
100%)
 Agar struktur modal optimalnya tetap bisa dipertahankan, maka setiap
tambahan dana baru yang diperoleh sebesar Rp 1.000 (marginal), harus
TETAP terdiri dari Rp 300 utang, Rp 100 saham preferen, dan Rp 600
saham biasa
 Jika komponen cost of capital-nya tetap, maka WACC-nya SEHARUSNYA
TETAP SAMA
Break, or Jumps, in The MCC Schedule

 Besarnya biaya modal rata-rata tertimbang tidak akan bisa tetap


dipertahankan, jika kebutuhan dana perusahaan dalam satu periode
tertentu semakin besar.
 Penyebab: komponen cost of capital juga akan mengalami
peningkatan, sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran.
 Permasalahannya adalah kapan terjadi perubahan WACC ?
Contoh Kasus:
New Investment
Rp 100.000.000

Saham Preferen UTANG Laba Ditahan

wp = Kp = wd = Kd* wr = Kr =
10% 10% 30% = 6% 60% 15%

WACC = 0,3 (6%) + 0,1(10%) + 0,6 (15%) = 11,8%


Contoh Kasus:
 Jika laba ditahan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dana modal sendiri, maka
perusahan berencana akan menerbitkan saham baru (right issue) dengan tingkat cost of
equity = 16%.
 Dengan menerbitkan saham baru, maka WACC akan berubah menjadi:

WACC = 0,3 (6%) + 0,1 (10%) + 0,6 (16%) = 12,4%

 Dengan demikian akan terjadi peningkatan WACC dari 11,8 % menjadi 12,4%
 NEW PROBLEM: Berapa jumlah dana baru yang dapat diperoleh perusahaan, sebelum
melebihi laba ditahan yang dimiliki perusahaan dan memaksa perusahaan menerbitkan
saham biasa baru?
Contoh Kasus:

 Anggap perusahaan tersebut memperoleh laba sebesar Rp 20 juta, dan perusahaan


menetapkan kebijakan DPR sebesar 40% (=Rp 8 juta), dan rasio laba ditahan
sebesar 60% (=Rp 12 juta).
 Berapa banyak jumlah dana baru yang bisa diperoleh sebelum jumlah laba ditahan
terlampaui dan memaksa perusahaan menerbitkan saham biasa baru (break point),
dengan komponen cost of capital yang terdiri dari utang, saham istimewa dan laba
ditahan Rp 12 juta?
Contoh Kasus:
 Dimisalkan:
 Jumlah dana baru  Rp X
 Laba ditahan  0,6(Rp X) = Rp 12 juta
 Maka:

 Komponen biaya modalnya menjadi:


 Utang baru  30% x Rp 20.000.000 = Rp 6.000.000
 Saham preferen  10% x Rp 20.000.000 = Rp 2.000.000
 Laba ditahan  60% x Rp 20.000.000 = Rp 12.000.000
Contoh Kasus:

 Kesimpulannya:

Jika tambahan kebutuhan dana perusahaan lebih besar


dari Rp 20 juta, maka 60%-nya harus berupa modal
sendiri yang diperoleh dari penerbitan saham baru
dengan biaya modal sebesar 16%, dengan konsekuensi
bahwa WACC-nya akan meningkat menjadi 12,4%.
Marginal Cost of Capital Schedules

 MCC Schedule

WACC(%)

WACC2 = 12,4%
WACC1 = 11,8%
MCC

New capital
0
Point where RE are used
up = Rp 12 juta
Marginal Cost of Capital Schedules (MCC) &
Investment Opportunity Schedule (IOS)

Projects’ IRR (%)


• IOS adalah grafik yang menunjukkan
kesempatan investasi yang dapat A = 14%
diambil perusahaan, dan diurutkan 14 B =13,5%
dari expected return tertinggi sampai C= 13%
terendah
13 WACC2 = 12,4
MCC
• Anggaran biaya modal perusahaan WACC1 = 11,8%
yang paling optimal bisa ditetapkan 12 D = 11,2%
dari titik expected return dimana IOS
grafik IOS bertemu dengan MCC 11
yang ditetapkan perusahaan
sebelumnya.
New capital
0 25 50 75 100 raised and
invested during
the year
TUGAS / LATIHAN

 Struktur Modal PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) adalah sbb:


 Saham biasa = Rp 35.000.000
 Saham preferen = Rp 30.000.000
 Laba ditahan = Rp 15.000.000
 Utang Obligasi = Rp 20.000.000
 Saham preferen dengan nilai nominal Rp 1.000, memiliki dividen sebesar Rp 500
per saham yang dibagikan pada awal tahun ini.
 Saham biasa yang diperdagangkan di pasar saham saat ini memiliki nilai beta (β)
2,0. Sementara return di Deposito bank saat ini (Rf) adalah 10% per tahun dan
dibandingkan dengan kenaikan pasar saham (Rm) sebesar 20% per tahun.
TUGAS / LATIHAN

 Biaya modal dari Laba ditahan dianggap sama dengan biaya modal saham biasa.
 Pajak pendapatan setiap Perseroan Terbatas di Indonesia ditetapkan flat sebesar
25%.
 Dari obligasi, perusahaan harus membayar bunga kupon sebesar Rp 4 juta tiap
tahun dan jatuh tempo 5 tahun yang akan datang. Diasumsikan semua investor
akan menahan obligasinya sampai jatuh tempo.

a) Hitung biaya modal untuk keempat komponen modal tersebut!


b) Hitung WACC PT Telekomunikasi Indonesia!

Anda mungkin juga menyukai