Anda di halaman 1dari 37

REFERAT

Sepsis dan Syok Sepsis


Ardellya Elfidaa Salsabila

DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI & TERAPI INTENSIF


RSU KARSA HUSADA BATU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2022
Sepsis dan Syok Sepsis
Tinjauan Pustaka 01

Laporan Kasus 02

Pembahasan 03

1
BAB I
TINJAUAN
PUSTAKA

2
DEFINISI
SCCM/ESICM, 2016
Syok Sepsis
Sepsis

Bagian dari sepsis dimana Hipotensi persisten yang


terjadi kelainan peredaran membutuhkan vasopressor untuk
Disfungsi organ yang darah, seluler, dan mencapai tekanan arteri > 65
mengancam jiwa akibat metabolisme yang mmHg meskipun telah diberi
disregulasi respon tubuh meningkatkan risiko resusitasi cairan yang memadai dan
terhadap infeksi kematian tingkat asam laktat >2mmol/L

Dapat diidentifikasi
menggunakan SOFA score

3
EPIDEMIOLOGI
Negara maju 6%-
Kejadian sepsis 30%
di ruang ICU.
Pangalila dan Sugiman, 2015

Sepsis berat & Syok Septic


● Kasus sepsis berat  sebanyak 50 sampai
100 per 100.000 populasi.
● Angka kematian terbanyak dilaporkan
akibat syok septik yaitu 50% kasus.

Indonesia
● 2002 RS Dr. Ciptomangunkusomo 41,2%
dengan sepsis berat dan 26,5% dengan syok
tahun 2017  terdapat 48,9 juta kasus sepsis dan 11 septik.
juta kematian terkait sepsis diseluruh dunia ● RSUP Dr. M. Djamil Padang 50%
pertahunnya sejak tahun 2010 hingga Agustus
2013
4
Etiologi
Berasal dari mikroorganisme seperti bakteri Gram positif dan bakteri Gram
negative (sekitar 70%), sisanya adalah jamur atau campuran
mikroorganisme.

• Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae  Gram positif paling


sering.
• Escherichia coli, Klebsiella spp dan Pseudomonas aeruginosa  predominan
diantara bakteri Gram negatif

5 Purwanto dan Astrawinata, 2018


PATOFISIOLOGI

6
GEJALA SEPSIS
• Tanda-tanda vital yang abnormal seperti hipertermia atau hipotermia,
takikardia, hipotensi, dan takipnea
Disfungsi organ akut
• gangguan perfusi perifer dan ekstremitas dingin

Paling sering pada system azotemia, oliguria,


Ginjal
pernapasan dan dan anuria
kardiovaskular
Ikterus kolestatik,
peningkatan
Hati
transaminase, ALP,
bilirubin
Pernapasan Kardiovaskular
neutropenia atau
Hematologi neutrofilia,
trombositopenia, DIC
ARDS
Malaise, demam, takikardia,
takipnea, atau perubahan
status mental.

7
KRITERIA DIAGNOSIS

positif apabila terdapat 2 dari 3 kriteria

syok septik dapat diidentifikasi dengan adanya klinis


sepsis dengan hipotensi menetap yang membutuhkan
vasopresor untuk mempertahankan MAP ≥65 mmHg dan
kadar laktat serum >2 mmol/L (18 mg/dL) meskipun
volume resusitasi memadai
Apabila pasien yang mengalami infeksi didapatkan
8 Skor SOFA ≥ 2 maka sudah tegak diagnosis sepsis
9 Pangalila & Mansjoer, 2017
TATALAKSANA
landasan pengobatan awal dan stabilisasi sepsis berat adalah Tujuan resusitasi adalah untuk meningkatkan
pengenalan dini, pembalikan awal kompromi hemodinamik, preload, perfusi jaringan, dan oksigen Delivery
dan antibiotik empiris awal untuk pengendalian infeksi
Untuk pasien dengan hipoksia atau distres pernapasan,
berikan oksigen tambahan untuk menjaga saturasi oksigen
1
lebih besar dari 90%, dan lakukan intubasi endotrakeal jika
perlu

2 Mulai resusitasi cairan IV dengan bolus awal cairan IV kristaloid


pada 20 hingga 30 mL/kg. Resusitasi cairan awal sebaiknya segera
dilakukan saat diagnose hipo­perfusi atau hipotensi

penilaian status he­modinamik


• Tekanan darah (non-invasif atau invasif) • Frekuensi napas
• Saturasi oksigen arteri (pulse oxymetri) • Suhu
• Nadi • Produksi urin,
• Capillary filling time • Monitoring cardiac output
• Mottling score
10
TATALAKSANA
Fluid Responsiveness test
Untuk menilai apakah pasien masih membutuhkan tambahan cairan atau tidak

Peningkatan curah jantung


lebih dari 10% atau 15%
(bisa dipilih salah satu)
1. Passive dari nilai awal (baseline)
leg test memiliki akurasi cukup
tinggi untuk menentukan
pasien sepsis yang masuk
kategori responder atau
non responder

11 Pangalila & Mansjoer, 2017


TATALAKSANA
Fluid Responsiveness test
Untuk menilai apakah pasien masih membutuhkan tambahan cairan atau tidak

mengukur kemaknaan
perubahan isi sekuncup
2. Fluid jantung (stroke volume)
atau tekanan sistolik
Challenge arterial, atau tekanan nadi
test (pulse pressure).

12 Pangalila & Mansjoer, 2017


TATALAKSANA
Fluid Responsiveness test
Untuk menilai apakah pasien masih membutuhkan tambahan cairan atau tidak

Syarat:
3. Stroke Penilaian variasi isi sekuncup
1. Pasien dalam kontrol ventilasi mekanis penuh,
jantung
Volume akibat perubahan tekanan intra- 2. Volume tidal 8-10 mL/kgBB (predicted body
Variation torak saat pasien menggunakan
weight),
(SVV) ventilasi
mekanik 3. Tidak ada aritmia. Pasien masuk kategori
responder bila SVV ≥ 12%.

13 Pangalila & Mansjoer, 2017


TATALAKSANA
Mulai vasopresor untuk pasien syok septik dengan
3 hipotensi yang tidak berespons terhadap terapi
bolus cairan IV yang agresif

Pertimbangkan untuk mengulang kadar laktat serum


setelah 1 sampai 2 jam sebagai salah satu cara untuk
4 menilai pemulihan perfusi oksigen jaringan yang
memadai.

Inisiasi antibiotik spektrum luas yang sesuai


5
berdasarkan sumber awal sepsis yang dicurigai

14 Pangalila & Mansjoer, 2017


Indikator
Keberhasilan
MAP Target MAP ≥ 65 mmHg Resusitasi

Laktat Memantau penurunan kadar laktat

CVP dan SvO2 Normalnya (8-12 mmHg)

Sebagai penanda hipoperfusi jaringan. Peningkatan


CO2 gap produksi CO2 merupakan salah satu gambaran dari adanya
metabolisme anaerob.

15 Pangalila & Mansjoer, 2017


BAB
II
LAPORAN
KASUS

16
IDENTITAS PASIEN

a. Nama : Tn. P
b. Register : 184574
c. TTL : 03-11-1965
d. Usia : 57 tahun
e. Alamat : Pujiharjo, Malang
f. Pekerjaan : Petani

17
Anamnesis
a. Keluhan Utama : Sesak sejak 2 hari yang lalu dan memberat sejak semalam

b. RPS :
- Pasien datang ke IGD RSKH pada hari Sabtu 16/09/2023 jam 02.45 WIB dengan keluhan sesak sejak 2 hari yang lalu
dan memberat saat malam hari atau + 8 jam SMRS. Keluhan sesak awalnya pertama kali muncul sejak 3 bulan yang
lalu, dan dirasakan hilang timbul. Sesak memberat saat berbicara dan tidur terlentang. Sesak berkurang ketika
pasien posisi duduk membungkuk. Keluhan sesak juga disertai nyeri pada bagian dada kanan.
- Selain sesak, pasien mengeluhkan adanya batuk grok-grok disertai dahak berwarna kuning. Keluhan batuk sudah
dirasakan pasien sejak masuk rumah sakit pertama kali + 3 bulan yang lalu, batuk dirasakan hilang timbul.
- Pasien juga mengelukan adanya demam sejak 2 hari terakhir, badan terasa lemas (+) nafsu makan berkurang (+)
penurunan berat badan dalam 3 bulan terakhir (55 kg  48 kg), penurunan kesadaran (-), mual (-), muntah (-),
pusing (-), mimisan (-) BAK (+) 3-4 kali sehari dengan frekuensi sebanyak 1 gelas aqua gelas (+ 250 ml), BAB (+) tidak
ada keluhan.
18
Anamnesis
c. RPD :
• Pasien sudah >4 kali MRS di RSKH, RS Hasta Brata dan RS lain sejak + 3 bulan terakhir.
• Tumor Paru Dextra terkonfirmasi 1 bulan yang lalu
• HT (-), DM (-), Asma (-)
d. RPSos :
• Pasien dulu berkerja sebagai petani dengan aktivitas yang berat, seperti mengangkat hasil panen, berjalan jauh > 100
meter, saat pasien mulai sakit, pasien sudah sulit untuk beraktivitas seperti biasanya. Pasien hanya dapat melakukan
aktivitas ringan karena cepat sesak.
• Pasien rutin kontrol ke poli paru RSKH
• Pasien merokok sejak berusia berusia 12 tahun, seharinya pasien bisa menghisap rokok sebanyak 1-2 bungkus. Index
Broxman (IB) = 18 x 45 tahun = 810 (perokok berat)
e. RPO :
• Seretide diskus inhalasi, Obat-obatan paru (tablet), namun pasien lupa nama obatnya
19
PRIMARY SURVEY
PENGELOLAAN
AIRWAY - - Paten -
- Snoring (-)
- Gargling (-)
- Stridor (-)
BREATHING frekuensi 26-29x/mnt, 88% on RA - NRBM 10 LPM 
SpO2 100%
Gerakan dinding dada Simetris
Otot tambahan Terdapat retraksi dinding dada
Gg pola nafas -
Kedalaman nafas Nafas dalam dan cepat
Suara nafas - vesikuler (+/+), rhonki (+) Apex
medial D, medial S, wheezing (-)

20
PRIMARY SURVEY
PENGELOLAAN
CIRCULATION AKRAL Hangat - Loading NS 500 cc 
lanjut IFVD NS 20 tpm
Berkeringat/kering Kering
Warna kulit merah - NE 0,05-1
mcg/kgBB/menit
Nadi 116x/menit, regular kuat angkat
Tekanan darah 88/58 mmHg
MAP : 68
Vena jugular Tidak ada distensi
Jantung S1S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Produksi urin 500 ml dalam 8 jam, urin berwarna
kuning jernih
Mukosa mulut Kering
DISABILITY - - GCS 456 -
- Pupil isokor (+) 3mm/3mm
- RC +/+
EXPOSURE - -

21
Secondary Survey

a. Anamnesis lanjutan:
• tanda-tanda vital
a) Symptom : lemas
b) Allergy : kedrialb 25% 1. TD: 88/58 mmHg
c) Medication : Seretide diskus inhalasi, obat tablet 2. HR: 116x/menit
dari poli paru, namun pasien lupa nama obatnya. 3. RR: 26-29x/menit
d) Past Illness : Tumor Paru Dextra, HT (-),
4. SPO2: 88% on RA  100% on
Kolesterol (-), DM (-)
NRBM 10 lpm
e) Last Meal : 18.00 WIB
f) Event : - 5. Kesadaran: GCS 456

22
Secondary Survey
b. Pemeriksaan Fisik
B1: Airway
∙ L (Look Externally) : No teeth (-), dagu
pendek (-), deformitas (-)
∙ E (Evaluate): 3-3-2
∙ M (Mallampati): grade 1
∙ O (Obstruction, Obesity): -
∙ N (Neck Rigidity): -

B1: Breathing • Pasien dypsneu (+), RR 26-29x/menit, SpO2


100% on NRBM 10 lpm, retraksi dada (+),
perkusi redup pada bagian paru D
B2: Blood Circulation • Akral hangat, CRT <2d
• TD: 88/58 mmHg (MAP 68)
• HR: 116x/mnt
23
Secondary Survey
b. Pemeriksaan Fisik
B3: Brain (Nervous System) • GCS 456
• Pupil isokor (+) 3mm/3mm
• Refleks cahaya (+/+)
B4: Bladder • prod (+) warna kuning jernih (+), nyeri
supra pubik (-)
B5 Bowl (Abdomen) • Nyeri tekan superficial dan dalam pada
regio epigastrium (+)

B6 Bone (Ekstremitas) • Edema (-)

24
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (16/09/2023)

25
Pemeriksaan Penunjang
Xray Thorax AP (16/09/2023)

Kesimpulan:
Mengarah pada gambaran pneumonia curiga proses spesifik
Efusi pleura dextra, adanya massa sulit dievaluasi pada
pemeriksaan ini

30
Pemeriksaan Penunjang
EKG (16/09/2023)

Kesimpulan:
Sinus Takikardia dengan nadi 115x/mnt

26
Diagnosis

• Acute Respiratory failure


• Syok septic ec pneumonia
• Tumor paru kanan
• Efusi pleura D
• Anemia Normokrom Normositer
• Hipoalbumin
• Transaminitis
• Hiponatremia

27
PLANNING

a. Planning Therapy
- O2 10 lpm NRBM (target saturasi >95%) - Drip resfar 3x400 mg
- Loading NS 500 cc lanjut  Ivfd NaCl 0,9% 20 - Transfusi PRC 2 labu/hari
tpm - Premed Dipenhidramin 1 amp
- Drip NE 0,05-1µmg/kgBB - Transfusi Albumin 25% 100 cc
- Inj. Meropenem 3x1 gr iv - Po Paracetamol 3x500 mg
- Inf. Levofloxacin 1x750 mg iv - Po Codein 3x10 mg
- Inj. Lansoprazole 1x30 mg iv - Po Vip albumin 3x1 caps
- Inj. Metilprednisolon 125 mg iv - Pro Evakuasi cairan pleura bila kondisi pasien stabil 
- Nebul combivent 3x/hari Analisa, kultur, sitologi cairan pleura

28
PLANNING

b. Planning monitoring
1. Vital sign
2. Darah lengkap
3. Kultur darah

29
BAB
III
PEMBAHASAN

30
SEPSIS DAN SYOK SEPSIS
terjadi kegagalan kardiovaskular, yang dicerminkan oleh hipotensi persisten atau
kebutuhan akan vasopresor meskipun telah dilakukan resusitasi cairan yang
memadai yang diakibatkan adanya kondisi sepsis

dapat disebabkan oleh semua kelas


mikroorganisme termasuk jamur,
mikobakteri, virus, riketsia, dan
protozoa

vasodilatasi
perifer

Sepsis telah dikategorikan sebagai jenis ekstremitas


syok distributif hangat

peningkatan
kompensasi
31 curah jantung
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Tn. P

GCS RR
TD 88/58 mmHg
456 26-28X/menit

Skor qSOFA

mendukung penilaian qSOFA dengan memenuhi 2 dari 3 kriteria


32
Tn. P mendukung penilaian qSOFA dengan
memenuhi 2 dari 3 kriteria

Skor SOFA

PaO2/FiO2 76.6
platelet 187 (0)
(2)

GCS 456 (0) MAP 68 (1),

NE 0,05-1µmg/kgBB
(3)

Total akhir skor SOFA pada pasien ini adalah 5, dimana


ketika skor SOFA >2, maka dapat didiagnosis sebagai
sepsis.
33
TATALAKSANA
AIRWAY PATENT

- RR ↑
NRBM 10 LPM
- Nafas dalam cepat
BREATHING Apabila saturasi <90%
- Retraksi otot bantu pernafasan
lanjut NIV
- Saturasi ↓

tekanan darah ↓, nadi ↑ Nilai status


CIRCULATION Loading NS 500 cc
akral yang dingin dan pucat hemodinamik

Norepinephrine 0,05-1 Pasang kateter


vasopresor
µg/kgBB/menit

Antibiotik broad spektrum


Evaluasi berkala (TTV, Lab, klinis
pasien)
34
Thanks!
Do you have any questions?
ardellyadella@gmail.com
+6281213395651

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes


icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai