Penguatan Materi Roti
Penguatan Materi Roti
MEMPRODUKSI ROTI
DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN KEAHLIAN GANDA
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
PPPPTK PERTANIAN
MENGIKUTI PROSEDUR MENJAGA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA (K3)
MENGIMPLEMENTASIKAN PROSEDUR
PRAKTIK BERPRODUKSI YANG BAIK
(GMP)
MENDESAIN DAN
MENDOKUMENTASIKAN 7 PRINSIP
HAZARD ANALYSIS CRITICAL
CONTROL POINT (HACCP)
Menganalisis Bahaya Potensial
Bahaya potensi apa saja yang dapat diidentifikasi dalam
penerapan HCCP (T)
• Potensi bahaya yang terjadi dalam penerapan HCCP adalah bahaya
biologis, kimia, mikrobiologis dan fisik.
Potensi bahaya Mikrobiologis, biologis, kimia dan fisik dalam
penerapan HCCP (T)
• Yang diamaksud potensi bahaya biologis adalah bahaya yang disebakan
oleh mahluk hidup seperti binatang , bahaya mikrobilogis adalah bahaya
yang disebakan oleh mikro organisme seperti jamur bakteri , bahaya
kimia adalah bahaya yang disebabkan adanya penambahan bahan kimia
( BTP ) sedangkan bahaya fisik adalah bahaya yang disebabkan benturan
sesama bahan atau bahan dengan pengemas.
Mengidentifikasi tingkat keakutan/keseriusan setiap bahaya
potensial (P)
Mengidentifikasi tingkat resiko setiap bahaya potensial (P)
Mengidentifikasi tingkat signifikansi setiap bahaya potensial (P)
Mengidentifikasi tindakan pencegahan/pengendalian bahaya
(P)
Menetapkan CCP
Menjelaskan langkah langkah penetapan CCP pada suatu
proses produksi melalui pohon keputusan (L)
• Salah satu contoh dalam penentuan CCP dalam proses produksi dapat
dilakukan melalui pertanyaan
1. Apakah ada pengendalian yang dilakukan jika ya lanjutkan dengan pertanyaan
ke2
2. Apakah tahap ini dirancang untuk menghentikan atau mengurangi munculnya
potensi bahaya hingga ketingkat yang dapat diterima . Jika pertanyaan itu ya
maka itu berarti CCP. Jika tidak lanjutkan dengan pertanyaan berikut
3. Mungkinkah kontaminasi dengan poptensi bahaya yang teridentifikasi ada
pada konsentrasi yang berlebihan atau dapat meningkat ketingkat yang tida
dikehendaki jika yalanjutkan dengan pertanyaan ke 4
4. Apakah tahap berikutnya dapat menghilangkan potensi bahaya yang
teridentifikasi hingga ketingkat yang dapat diterima .jika tidak berarti CCP
Membuat penandaan CCP pada diagram alir proses produksi
(P)
• Membuat diagram pohon keputusan sesuai standar setiap tahapan
produksi
• Menandai CCP pada diagram alir proses produksi
MENETAPKAN BATAS KRITIS
Mengidentifikasi batas kritis pengendalian bahaya setiap CCP
(P)
• Menetapkan batas kritis (CL) pada proses produksi
• Mengidentifikasi batas kritis pengendalian bahaya setiap CCP
Mengidentifikasi parameter batas kritis yang dapat dimonitor
pada saat proses produksi oleh operator (P)
• Menetapkan prosedur pengamatan/ monitoring
• Mengidentifikasi parameter batas kritis yang dapat dimonitor pada saat
proses produksi oleh operator
Menetapkan Prosedur Monitoring
Batas Kritis
Mengidentifikasi parameter monitoring batas kritis (P)
• Mengidentifikasi parameter monitoring batas kritis
• Mengidentifikasi lokasi batas kritis
• Mengidentifikasi metode monitoring
• Mengidentifikasi frekuensi monitoring batas kritis
• Mengidentifikasi personil yang melakukan monitoring
Mengidentifikasi lokasi batas kritis (P)
• Mengidentifikasi lokasi batas kritis
• Menentukan dimana monitoring harus dilakukan
Menjelaskan strategi/methode monitoring yang
dilakukan dalam HACCP (L)
• Strategi/methode yang digunakan dalam melakukan
monitoring atau pengawasan harus sesuai dengan
SOP.yang menjelskan tentang
• Sifat dan prinsip pengujian, metode atau teknik yang digunakan
• Frekuensi pengamatan, letak atau lokasi dilakukannya pengamatan
• Alat yang digunakan, proses atau rencana pengambilan sampel
• Tanggung jawab pengawasan dan interpretasi hasil
• Peredaran informasi.
Frekuensi monitoring batas kritis diidentifikasi (L)
• Bila dalam moitoring ditemukan lebih dari satu batas kritis bagaimana
frekuensi melakukan monitoring
• Suatu batas kritis adalah kriteria yang harus diperoleh dengan cara pengendalian
yang berhubungan dengan CCP (suhu, waktu, pH, dan seterusnya).
• Dalam beberapa kasus didapatkan lebih dari satu batas kritis
• Tahapan harus dibuat pada masing-masing CCP dari satu atau beberapa batas
kritis,
Siapa saja yang bertugas melakukan monitoring (L)
• Petugas yang tergabung dalm TIM HCCP dan menguasai keilmuan
sesuai dengan bidang keahliannya
Menetapkan Rencana Tindakan Koreksi
Mengidentifikasi rencana tindakan koreksi bila batas kritis
terlampaui (P)
• Menganalisis hasil pemantauan/ monitoring batas kritis
• Menetapkan rencana tindakan koreksi bila batas kritis terlampaui
Mengidentifikasi prosedur penanganan produk yang tidak sesuai
(P)
• Identifikasi produk yang tidak sesuai
• Menentukan prosedur penanganan produk yang tidak sesuai
Mengidentifikasi penanggung jawab pelaksanaan tindakan koreksi
(P)
• Mengidentifikasi rencana tindakan koreksi bila batas kritis terlampaui
• Mengidentifikasi prosedur penanganan produk yang tidak sesuai
• Mengidentifikasi penanggung jawab pelaksanaan tindakan koreksi
Menetapkan Prosedur Verifikasi
Mengidentifikasi kegiatan verifikasi untuk menjamin bahwa
setiap CCP terkendali (P)
• Menetapkan prosedur verifikasi
• Mengidentifikasi kegiatan verifikasi
Mengidentifikasi validasi terhadap Rencana HACCP (P)
• Menyusun prosedur validasi terhadap rencana HACCP
• Mengidenrtifikasi validasi terhadap rencana HACCP
Mengidentifikasi penanggungjawab verifikasi CCP (P)
• Menetapkan penanggung jawab verifikasi CCP
• Mengidentifikasi penanggungjawab verifikasi CCP
Mengidentifikasi prosedur verifikasi sistem manajemen
keamanan pangan (P)
• Mengidentifikasi kegiatan verifikasi untuk menjamin bahwa
setiap CCP terkendali
• Mengidentifikasi prosedur verifikasi sistem manajemen
keamanan pangan
Mengembangkan Dokumentasi Dan
Memelihara Dokumen
Mendokumentasikan komitmen manajemen dalam dokumen
Rencana HACCP (P)
• Mengisi format dokumen komitmen manajemen
• Mendokumentasikan komitmen manajemen dalam dokumen Rencana
HACCP
Mengidentifikasi sistem dokumentasi Sistem Manajemen
Keamanan Pangan (SMKP) sesuai standar dan regulasi (P)
• Menyusun Sistem Manajemen Keamanan Pangan (SMKP) sesuai
standar dan regulasi
• Mengidentifikasi sistem dokumentasi Sistem Manajemen Keamanan
Pangan (SMKP) sesuai standar dan regulasi
Mengidentifikasi dokumen rekaman kegiatan setiap CCP
(monitoring, koreksi dan verifikasi) (P)
• Menyusun Sistem Manajemen Keamanan Pangan (SMKP) sesuai
standar dan regulasi
• Mengidentifikasi dokumen rekaman kegiatan setiap CCP (monitoring,
koreksi dan verifikasi)
Mengidentifikasi desain dokumen yang mampu telusur (P)
• Menyusun desain dokumen yang mampu telusur
• Mengidentifikasi desain dokumen yang mampu telusur
MELAKUKAN PROSES
PRODUKSI ROTI
Memilih Dan Menangani Bahan Untuk
Proses Produksi Roti
• Jenis dan jumlah bahan untuk 1000 gram terigu (T)
a. Terigu protein tinggi : 900 g
b. Terigu protein sedang : 100 g
c. Ragi roti : 30 g
d. Garam : 15 g
e. Susu bubuk : 50 g
f. Gula pasir : 220 g
g. Telur ayam : 100 g
h. Margarin : 150 g
i. Air dingin : 450 g
j. Bahan isi (meises, keju, jam)
Faktor mutu bahan: (L)
• Terigu tidak berbau apek, tidak menggumpal, tidak
berkutu
• Ragi masih aktif, dengan cara mengetes memakai air
hangat. Apabila berbusa, artinya masih baik
• Telur dengan cara dibuka, apabila belum busuk,
masih bisa digunakan
Memilih Dan Menyiapkan Peralatan
Produksi Roti
Menyiapkan peralatan : (P)
• Timbangan
• Mixer
• Oven
Menentukan peralatan bersih dan siap digunakan (L)
• Peralatan dilihat apakah masih ada sisa bahan/ adonan pada alat
• Peralatan dicek, apakah masih berfungsi dengan cara dicoba
dioperasikan
Jenis dan fungsi peralatan roti (L)
• Mixer untuk membuat adonan
• Dough devider untuk membagi adonan
• Proofer untuk pengembangan akhir adonan
• Oven untuk memanggang adonan
Cocokkan komponen peralatan yang terkait sesuai kebutuhan
proses produksi (P)
• Memilih alat pencampur/mixer
• Memilih hook sebagai alat pengaduk
• Memasang hook pada mixer
Pengganti dough devider yang tidak dapat difungsikan (L)
• Adonan dipotong manual dengan cara memotong dan menimbang
adonan sesuai dengan berat yang telah ditentukan
PRE START OVEN (P)
Apabila menggunakan oven listrik dan gas:
• Membuka pintu oven
• Mengatur suhu oven sesuai yang diperlukan, 170-180°C
• Menekan tombol start
• Membiarkan pintu oven terbuka sampai api stabil
• Menutup pintu oven apabila api sudah stabil
Apabila menggunakan oven gas:
• Menyalakan api oven dengan bantuan pemantik gas
• Mengatur gas dengan api besar
• Menaikkan suhu sampai batas yang diinginkan
• Oven siaqp digunakan
Apabila menggunakan oven manual biasa:
• Menyalakan kompor dengan api yang besar
• Menaikkan oven ke atas kompor
• Menutup ventilasi yang ada di atas oven
• Memanaskan oven sampai panas dan stabil
• Menggunakan oven
Ruangan 20.000,00
Total 342.250,00
b. Biaya tidak rtetap
Bahan Jumlah Harga Satuan per kg Harga Total (Rp)
(Rp)
e. Harga jual per produk dengan perkiraan produk yang dihasilkan 2000 buah
HPP = (biaya produksi + keuntungan) : jumlah produk
= (2.436.750 + 731.025) : 2000 = 1.585, dibulatkan Rp. 2.000,00
Catatan :
Harga/biaya disesuaikan dengan kondisi pasar