Pengukuran Kelangkaan Sumberdaya Alam o Secara umum, tingkat kelangkaan sumberdaya alam diukur scr fisik dg menghitung sisa umur ekonomis. Hal ini dilakukan dg menghitung cadangan ekonomis yg tersedia dibagi dg tingkat ekstraksi. Pengukuran dg cara ini memiliki kelemahan krn tdk memper-timbangkan aspek ekonomi didlmnya. o Aspek ekonomi ini menyangkut harga dan biaya ekstraksi. Ex: if sumberdaya langka, maka harga akan naik dan konsumsi berkurang, ekstraksi juga berkurang shg faktor pembagi dlm pengukuran fisik menjadi kecil. Ini menimbulkan kesimpulan keliru, seolah2 sisa ekonomis sd menjadi panjang dan sda tidak lg menjadi langka. o Menyadari kelemahan pengukuran fisik ini, Hanley et al., (1997) menyarankan utk menggunakan pengukuran moneter dg menghitung harga riil, unit cost, dan rente ekonomi dari sumberdaya. Pengukuran Kelangkaan Sumberdaya Alam Pengukuran Berdasarkan Harga Riil Berdasarkan standar teori ekonomi klasik, ketika barang menjadi berkurang kuantitasnya , maka konsumen mau membayar dg harga mahal utk komoditas tersebut. Meski diterima sbg pengukuran umum kelangkaan sumberdaya, pengukuran dg harga riil juga memilki kelemahan: (1) Distorsi pasar yg diakibatkan oleh intervensi pemerintah, misalnya, bisa saja menyebabkan harga sumberdaya naik. Ex: kenaikan harga BBM yg dilakukan oleh pemerintah Indonesia utk mengurangi subsidi menyebabkanharga BBM naik, tapi harga ini bukan karena produksi yg berkurang, melainkan karena intervensi pemerintah. (2) Harga output dari sda hanya mencerminkan harga pasar, namun tidak mencerminkan biaya oportunitas sosial dari kerusakan lingkungan yg diakibatkan oleh ekstraksi sda itu sendiri. Selain itu, penggunaan deflator utk mengukur harga riil juga menjadi pertanyaan: apakah harga input sumberdaya atau harga indeks kenaikan harga scr umum (consumer price index) yg digunakan sbg deflator. Pengukuran Kelangkaan Sumberdaya Alam Pengukuran Berdasarkan Unit Cost Pengukuran yg menggunakan unit cost atau biaya perunit output (input) didasarkan pd prinsip bahwa jika sumberdaya mulai langka, biaya utk mengekstraksinya juga menjadi semakin besar. Contoh: jika nelayan mulai menyadari bahwa ikan sudah mulai susah ditangkap, ia harus melaut ke daerah yg lebih jauh, yg menyebabkan biaya tenaga kerja perproduksi meningkat.
Pengukuran Berdasarkan Rente Kelangkaan (Scarcity Rent)
Pengukuran kelangkaan dg scarcity rent didasarkan pd teori kapital sumberdaya, dimana rate of return manfat yg diperoleh dari aset sda, hrs setara dg biaya oportunitas dari aset yg lain, seperti saham. Peningkatan nilai scarcity rent menunjukkan tingkat kelangkaan sda. Scarcity rent didefinisikan sbg selisih antara harga per unit output dg biaya ekstraksi marjinal atau disebut juga sbg net price. KETERKAITAN SUMBER DAYA ALAM DAN EKONOMI Sda menghasilkan barang dan jasa utk proses industri yg berbasis sda., maupun yg langsung dikonsumsi oleh rumah tangga. Dari proses industri, dihasilkan barang dan jasayg kemudian dpt digunakan oleh rumah tangga utk konsumsi. Kegiatan produksioleh industri dan konsumsi oleh rumah tangga menghslkan limbah (waste) yg kemudian didaur ulang. Proses daur ulang ini ada yg langsung kembali ke alam dan lingkungan. (ex: proses pemurnian kembali air atau udara), juga ada yg kembali ke industri, ex: pendaurulangan kertas, botol plastik, dst. Dari limbah ini sebagian komponen ada yg tdk dpt didaur ulang, dan menjadi residual yg akan kembali ke lingkungan tergantung dari kemampuan kapasitas penyerapan atau asimilasinya. BARANG PUBLIK, EKSTERNALITAS, DAN HAK KEPEMILIKAN Barang Publik Secara umum, barang publik dpt didefinisikan sbg barang dimana jika diproduksi, produsen tdk memiliki kemampuan mengendalikan siapa yg berhak mendapatkannya. Barang publik memiliki dua sifat dominan berikut: 1. Non-rivalry (tdk ada ketersaingan) atau Non-divisible (tdk habis); Konsumsi seseorang thdp barang publik tdk akan mengurangi konsumsi orang lain thdp barang yg sama. Ex: Udara yg kita hirup, Lampu penerangan jalan, dlm derajat tertentu tdk berkurang bagi orang lain utk menghirupnya dan dapatkan cahayanya. BARANG PUBLIK, EKSTERNALITAS, DAN HAK KEPEMILIKAN 2. Non-Excludable (tidak ada larangan); artinya sulit utk melarang pihak lain utk mengkonsumsi barang yg sama. Ex: Pada saat kita menikmati pemandangan laut yg indah di pantai, kita tdk bisa melarang orang lain utk tdk melakukan hal yg sama karena pemandangan adalah public goods. Sumberdaya ikan dlm derajat tertentu bersifat public goods krn kita tdk bisa melarang orang lain utk tdk menangkap ikan. Siaran radio atau tv, bila program sudah disiarkan, maka setiap orang yg memiliki pesawat penerima berhak utk menikmati program yg sama. Thank You