Anda di halaman 1dari 9

Metode Kuadrat Terkecil (OLS) merupakan salah satu metode dalam regresi linier sederhana

yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai prediksi Y^ yang sedekat mungkin dengan data
aktualnya Y atau dengan kata lain tujuannya adalah untuk mendapatkan jumlah residual sekecil
mungkin. Metode OLS ini dikenal dengan metode klasik. Metode OLS dilakukan dengan cara
meminimumkan jumlah residual kuadrat Σe i^². BLUE Estimator dalam OLS merupakan kriteria
kebaikan estimator sehingga bisa dugunakan untuk membuat keputusan tentang parameter
populasi dalam rangka mengestimasi dan/atau memprediksi nilai rata-rata variabel dependen
didasarkan pada nilai variabel independent dalam aktivitas ekonomi. Adapun kriteria BLUE
Estimator yaitu tidak bias, konsisten dan efisiensi. Estimator yang BLUE memenuhi ciri sebagai
berikut:
1. Tidak Bias (Unbiased)
2. Linier terhadap variabel Y (Linier)
3. Memiliki varian yang minimum (Best)

Contoh BLUE Estimator adalah sebagai berikut misalnya ẞ^ merupakan estimator dari populasi
ẞ. Estimator ẞ^ merupakan estimator bias dari parameter populasi B jika E ( ẞ^ )= ẞ dimana
E(ẞ^) merupakan nilai harapan atau rata-rata estimasi ẞ^ . Sebaliknya jika E ( ẞ ) ≠  ẞ maka
dikatakan bahwa ẞ^ merupakan estimator bias dari populasi ẞ. Sebuah estimator dikatakan
konsisten bila nilai statistik ẞ^ cenderung sama dengan parameter populasi ẞ ketika jumlah
sampel terus bertambah. Sebuah estimator mempunyai ciri yang konsisten apabila mempunyai
standard error yang lebih kecil dari populasi yang sama.

Sumber : Widarjono, A. 2018. Ekonometrika (Edisi 2). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

“Suatu negara yang memiliki spesialisasi pada produk tertentu tetapi tetap melakukan perdagangan
internasional.”

Atas pernyataan tersebut dapat dikaitkan dengan teori keunggulan absolut. Menurut teori keunggulan
absolut yang dibangun oleh Adam Smith atas kritik terhadap Pratik merkantilisme disebutkan bahwa
adanya proteksi dan monopoli yang dilakukan tidak hanya mengorbankan efisiensi dan produktivitas ,
tetapi juga membuat harga barang relatif menjadi lebih mahal sehingga dapat mengurangi
kesejahteraan rakyat. Menurut Adam Smith semua negara akan mendapatkan keuntungan dari
perdagangan melaui perdangan bebas dan menerapkan kebijakan laissez-faire (peran pemerintah yang
minimal). Dalam perdagangan bebas, setiap negara akan melakukan spesialisasi dalam produksi
komoditas yang memiliki keunggulan absolut. Negara yang memiliki spesialisasi pada produk tertentu
dan melakukan perdagangan internasional adalah untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan
negara. Spesialisasi merupakan suatu upaya peningkatan efisiensi sehingga memberikan manfaat
perdagangan (gains of trade) dan akan menekankan produksinya pada barang tertentu sesuai dengan
keuntungan yang dimiliki. Ketika suatu negara memiliki keunggulan absolut terhadap suatu komoditas
maka lebih baik melakukan ekspor sedangkan komoditas yang tidak memiliki keunggulan absolut
dilakukan impor untuk mendapatkan manfaat perdagangan.
Sumber : Widodo, T. 2021. Ekonomi Internasional (Edisi 3). Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Mahasiswa menjelaskan Konsep Dasar Sumber Daya Alam dan menjelaskan Tentang Klasifikasi
dan Menjelaskan Pengukuran Sumber Daya Alam

Konsep Dasar Sumber Daya Alam

Definisi Sumber Daya


1. Menurut Ensiklopedia Webster sumber daya memberikan definisi sebagai berikut:
a. Kemampuan untuk memenuhi atau menangani sesuatu
b. Sumber persediaan, penunjang atau bantuan
c. Sarana yang dihasilkan oleh kemampuan atau pemikiran seseorang.
2. Sumber daya juga didefiniskan sebagai sesuatu yang dipandang memiliki nilai ekonomi yang
merupakan komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat
bagi kebutuhan manusia.
3. Menurut Grima dan Berkes (1989) mendefinisikan sumber daya sebagai asset untuk
pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia.
4. Menurut Rees (1990), suatu yang dinyatakan sebagai sumber daya harus memenuhi dua
kriteria, yaitu:
a. Harus ada teknologi, pengetahuan atau skill untuk memanfaatkannya.
b. Harus ada permintaan (demand) terhadap sumber daya tersebut
5. Menurut Fauzi (2018), sumber daya alam dapat diartikan sebagai segala sumber daya hayati
dan non hayati yang dimanfaatkan umat manusia sebagai sumber pangan, bahan baku dan
energi.
6. Menurut WTO (2010), mendefinisikan sumber daya alam sebagai stok material yang bearada
di alam dan lingkungan yang langka dan bermanfaat dalam produksi dan konsumsi dalam
bentuk bahan baku maupun perlakuan yang minimal.

Pandangan Terhadap Sumber Daya.


1. Menurut pandangan eksploitatif atau dinamakan perespektif Ricardian melihat sumber daya
alam dalam perspektif sebagai berikut:
a. Sumber daya alam dianggap sebagai mesin pertumbuhan (engine of growth)
b. Keterbatasan suplai dari sumber daya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dapat
disubstitusikan dengan cara intensifikasi atau dengan cara ekstensifikasi
c. Jika sumber daya menjadi langka, maka akan tercermin dalam dua indikator ekonomi
yakni meningkatnya harga output dan meningkatnya biaya ekstraksi per satuan output.
2. Tipelogi Pandangan terhadap sumber daya alam:
a. Individualist yaitu alam bersifat jinak (benign)
b. Egalitarians yaitu alam bersifat rapuh (Ephemeral)
c. Hierarchist yaitu alam bersifat toleran
d. Fatalis yaitu alam bersifat tak terduga (capricious)
Klasifikasi dan Pengukuran Sumber Daya Alam

Klasifikasi Sumber Daya Alam


Sumber daya alam berdasarkan waktu pembentukan sumber daya dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelompok yaitu:
1. Kelompok Stok memiliki cadangan yang terbatas sehingga eksploitasi terhadap sumber daya
tersebut akan menghabiskan cadangan sumber daya. Sumber daya stok tidak dapat
diperbaharui (non renewable) atau terhabiskan (exhaustible). Contoh : sumber daya mineral,
logam, minyak dan gas bumi.
2. Kelompok Flows (alur), jumlah kuantitas fisik dari sumber daya berubah sepanjang waktu
dimana jumlah yang dimanfaatkan sekarang bisa mempengaruhi dan tidak mempengaruhi
ketersediaan di masa mendatang. Sumber day aini termasuk dapat diperbaharui
(renewable). Contoh : Ikan dan hutan.
Sumber daya alam berdasarkan jenis penggunaan akhir sumber daya dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelompok yaitu:
1. Sumber daya material yang merupakan sumber daya yang dimanfaatkan sebagai bagian dari
suatu komoditas misalnya bijih besi dan aluminium (metalik) dan tanah dan pasir (non
metalik).
2. Sumber daya energi yang merupakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan
energi melalui proses transformasi panas maupun transformasi energi lainya misalnya
minyak.

Pengukuran Ketersediaan Sumber Daya Alam.


1. Pengukuran Ketersediaan Kelompok Sumber Daya Stok :
a. Sumber daya hipotetikal adalah konsep pengukuran deposit yang belum diketahui
namun diharapkan ditemukan pada masa mendatang berdasarkan survei yang dilakukan
saat ini dengan melakukan ekstrapolasi laju pertumbuhan produksi dengan cadangan
terbukti pada periode sebelumnya.
b. Sumber daya spekulatif digunakan untuk mengukur deposit yang mungkin ditemukan
pada daerah yang sedikit atau belum dieksplorasi di mana kondisi geologi
memungkinkan ditemukannya deposit.
c. Cadangan kondisional adalah deposit yang sudha diketahui atau ditemukan namun
dengan kondisi harga output dan teknologi yang ada saat ini belum bisa dimanfaatkan
secara ekonomis.
d. Cadangan terbukti adalah sumber daya alam yang sudah diketahui dan secara ekonomis
dapat dimanfaatkan dengan teknologi, harga dan perminta aan yang ada saat ini.
2. Pengukuran Ketersediaan Sumber Daya Alam. Kelompok Sumber Daya Flow :
a. Potensi maksimum sumber daya, untuk mengetahui potensi atau kapasitas sumber daya
untuk menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu. pengukuran ini
biasanya didasarkan perkiraan-perkiraan ilmiah atau teoritis.
b. kapasitas lestari, pengukuran keberlanjutan di mana ketersediaan sumber daya diukur
berdasarkan kemampuannya untuk menyediakan kebutuhan bagi generasi kini dan juga
generasi mendatang.
c. Kapasitas penyerapan, pengukuran terhadap kemampuan sumber daya alam dapat
pulih (misalnya air, udara) untuk menyerap limbah akibat aktivitas manusia. kapasitas ini
bervariasi aibat faktor eksternal seperti cuaca dan intervensi manusia.
d. Kapasitas daya dukung, pengukuran kapasitas ini didasarkan pada pemikirin bahwa
lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung suatu pertumbuhan
organisme.

Pengukuran Kelangkaan Sumber Daya:


1. Pengukuran Berdasarkan Harga Riil, pengukuran kelangkaan yang didasarkan pada harga riil
sudah merupakan pengukuran yang banyak diterima berbagai pihak dan merupakan standar
pengukuran kelangkaan dalam ilmu ekonomi. Berdasarkan standar teori ekonomi klasik,
ketika barang menjadi berkurang kuantitasnya, maka konsumen mau membayar dengan
harga mahal untuk komoditas tersebut. Jadi tingginya harga barang dari sumber daya
mencerminkan tingkat kelangkaan dari sumber daya tersebut.
2. Pengukuran Berdasarkan Unit Cost, pengukuran dengan menggunakan unit cost atau biaya
per unit output (input) didasarkan pada prinsip bahwa jika sumber daya mulai langka maka
biaya untuk mengekstraksinya juga semakin besar.
3. Pengukuran Berdasarkan Rente Kelangkaan, pengukuran kelangkaan dengan scarcity rent
didasarkan pada teori capital sumber daya dimana rate of return manfaat yang diperoleh
dari aset sumber daya alam, harus setara dengan biaya opurtunitas dari aset yang lain
seperti saham. Dengan demikian peningkatan nilai scarcity rent menunjukkan tingkat
kelangkaan sumber daya alam. Scarcity rent didefenisikan sebagai selisih antara harga per
unit output dengan biaya ekstraksi marjinal atau sering disebut juga sebagai net price.

Sumber : Fauzi, A. 2018. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Edisi 2). Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.

1. Reformasi kelembagaan bank sentral


Salah satu faktor yang dapat menjadi faktor pendorong dilakukannya reformasi kelembagaan
bank sentral adalah terjadinya fenomena ketidakstabilan ekonomi, baik karena krisis nilai mata
uang, maupun inflasi yang membumbung tinggi tak terkendali, sebagai dampak dari kebijakan
ekonomi yang kurang berhasil. Dengan demikian, pada dasarnya salah satu tujuan utama dari
reformasi kelembagaan bank sentral adalah untuk mengembalikan kredibilitas kebijakan
perekonomian, khususnya di bidang moneter, dalam rangka mengendalikan inflasi dan
kestabilan nilai mata uang.
Tujuan dari reformasi kelembagaan bank sentral adalah untuk:
a. Melakukan redefinisi tugas dan mandat yang lebih jelas/spesifik kepada bank sentral,
b. Memberikan kewenangan yang lebih otonom/ independen dari pengaruh politik dan pihak
manapun kepada bank sentral dalam menetapkan kebijakan moneter,
c. Memberikan keleluasaan kepada bank sentral untuk melaksanakan kebijakan moneter, dan
d. Membuat bank sentral lebih akuntabel.

2. Elemen utama yang melekat pada bank sentral


Dalam melaksanakan tugas bank sentral, secara kelembagaan tugas, wewenang bank sentral
dilaksanakan oleh badan-badan atau dewan-dewan yang ada di bank sentral sebagaimana
diuraikan di atas. Agar badan badan/ dewan-dewan yang ada tersebut dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik, maka terdapat beberapa elemen utama sebagai berikut:
a. Komposisi dari Badan/Dewan di Bank Sentral
Tujuan utama dari diaturnya komposisi dari anggota badan/dewan yang ada di bank sentral
adalah agar dapat diperoleh keyakinan bahwa bank sentral dapat menjalankan tugas secara
baik dengan informasi yang cukup dan komprehensif serta terbebas dari konflik kepentingan
antara kepentingan publik dengan kepentingan para pelaksana tugas badan/dewan di bank
sentral. Oleh karena itu, agar bank sentral dapat menjalankan tugas, kewenangan dan
terhindar dari konflik kepentingan dengan pemerintah dan politisi maka dalam undang-
undang telah diatur secara tegas bagaimana komposisi dari anggota badan/dewan yang ada
di bank sentral.
b. Ukuran dari Badan/Dewan
Secara umum, ukuran besar kecilnya jumlah anggota di tiap dewan sudah selayaknya
mencerminkan kemampuan dewan untuk mewujudkan keseimbangan antara jumlah
anggota dewan dengan kelengkapan informasi yang optimal dan pandangan profesional dari
tiap anggota tanpa harus menghilangkan pertanggungjawaban individu sebagai anggota
dewan.
c. Pemimpin dari Badan/Dewan di Bank Sentral
Dengan semakin besar delegasi wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada bank
sentral, maka peran dari pemimpin badan/dewan di bank sentral akan menjadi semakin
penting. Hal ini dikarenakan kewenangan yang lebih besar pada umumnya diberikan kepada
pemimpin/ketua dewan yang ada di bank sentral, khususnya pada pengambil kebijakan
(policy board). Ketua dapat memanggil anggota untuk mengadakan rapat/pertemuan,
mempengaruhi jalannya pembahasan dalam rapat, hingga menjadi pengambil keputusan
akhir, dalam hal tidak dicapai mufakat dalam rapat.
d. Rapat Dewan di Bank Sentral
Sebagai kelengkapan tata laksana organisasi bank sentral sebagai suatu lembaga, maka
prosedur pertemuan merupakan salah satu hal penting yang perlu diatur dalam undang-
undang bank sentral. Prosedur pertemuan pada umumnya terdiri dari jadwal atau frekuensi
pertemuan/rapat, hak suara dari pada peserta dan anggota rapat dewan, hingga pencatatan
minute rapat dewan.
1) Jadwal/frekuensi rapat
Dalam praktek di berbagai bank sentral, jumlah/frekuensi pertemuan dari masing-masing
dewan bervariasi, tergantung pada fungsinya masing-masing.
2) Hak suara peserta rapat
Dalam setiap rapat dewan, peserta rapat hanyalah anggota dewan atau melibatkan
perwakilan dari pihak luar dewan seperti wakil dari pemerintah, anggota Advisory Boards
maupun Supervisory Boards, bahkan representatif dari regional tertentu. Oleh karena itu,
hak suara dalam rapat perlu diatur secara tegas agar pelaksanaan tugas bank sentral
dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Dari sisi hak suara, pada umumnya hanya
benar-benar anggota dewan yang dapat memberikan suara dalam rapat, sedangkan wakil
dari pemerintah atau pihak lain lazimnya hanya memiliki hak bicara namun tidak memiliki
hak suara.
e. Publikasi Minute Rapat
Publikasi minute rapat pada dasarnya adalah pelaksanaan dari upaya bank sentral untuk
lebih transparan dalam melaksanakan tugasnya. Di samping itu, publikasi minute rapat juga
merupakan pencerminan dari pertanggungjawaban dewan dan anggota dewan kepada
publik tentang dasar pertimbangan dalam pengambilan kebijakan. Dengan demikian,
publikasi minute rapat merupakan wujud dari perlaksanaan transparansi dan akuntabilitas
dewan/bank sentral kepada publik.
f. Nominasi, Penunjukan, dan Pemberhentian Anggota Badan/Dewan
Untuk mengisi jabatan yang ada pada badan/dewan yang ada di bank sentral, prosedur
nominasi, penunjukan dan pemberhentian anggota badan/dewan di bank sentral merupakan
salah satu hal yang krusial dalam menjamin dan mewujudkan independensi bank sentral
termasuk dalam mengupayakan mewujudkan integritas anggota dewan serta pegawai bank
sentral. Prosedur dan persyaratan yang ditetapkan pada umumnya di bedakan berdasarkan
fungsi dan jabatannya dalam dewan, untuk gubernur dan deputi gubernur, pejabat yang
ditunjuk secara ex officio maupun anggota yang mewakili pemerintah termasuk badan-
badan pemerintah. Untuk mendapatkan personil yang sesuai pada umumnya diatur
kualifikasi persyaratan calon anggota dewan, siapa yang diberi kewenangan untuk
mengajukan nominasi, menyetujui nominasi dan termasuk pemberhentian anggota dewan.
1) Persyaratan kualifikasi
Anggota dari dewan-dewan yang ada di bank sentral pada umumnya memiliki
persyaratan kualifikasi tertentu dengan mengacu pada keahlian profesional seperti ahli
dan berpengalaman di bidang perbankan, keuangan, ekonomi dan hukum. Di samping
kualifikasi di bidang keahlian, juga ditetapkan persyaratan yang terkait dengan integritas
dan hubungan keluarga.
2) Kewenangan mengusulkan calon dan persetujuan
Prosedur pemilihan anggota dewan pada bank sentral yang diberi otonomi/independensi
secara umum mengadopsi prinsip double veto arrangement, maksudnya adalah satu
lembaga (umumnya pemerintah/ presiden) mengajukan usulan nominasi, lembaga lain
yang sejajar (umumnya parlemen) menyetujui atau menolak calon yang diusulkan. Hal ini
dimaksudkan sebagai proses demokratisasi hak dan wewenang serta mendorong
pengusulan yang baik dan bertanggung jawab.
3) Pengangkatan dan pemberhentian anggota dewan
Secara umum, pengangkatan anggota dewan pada bank sentral dilakukan oleh presiden
selaku kepala negara. Demikian pula dengan pemberhentian sebagai anggota dewan
didasarkan pada surat keputusan yang ditandatangani presiden. Dalam upaya untuk
menjaga independensi bank sentral dan menjadi salah satu ukuran dari tingkat
independensi bank sentral, pada umumnya anggota dewan tidak dapat diberhentikan
secara sepihak oleh presiden tanpa suatu sebab yang diperbolehkan oleh undang-
undang.. Anggota dewan bank sentral dapat diberhentikan apabila terbukti melakukan
kejahatan dan penyalahgunaan wewenang yang telah diputuskan oleh hakim dan
memiliki kekuatan hukum yang tetap.
4) Masa dinas anggota badan/dewan
Untuk menjamin ketertiban dan kelancaran pelaksanaan tugas bank sentral, masa dinas
anggota dewan bank sentral pada umumnya ditetapkan secara tegas dalam undang-
undang. Secara umum, mulai dan berakhirnya masa dinas anggota dewan, khususnya
gubernur, tidak bersamaan dengan berakhirnya masa dinas lembaga yang mengusulkan
atau yang menyetujui pencalonannya sebagai anggota dewan. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi tekanan maupun intervensi dari lembaga-lembaga tersebut dalam
pelaksanaan tugas bank sentral.
Sumber : Ascarya, dkk. 2022. Kebanksentralan dan Kebijakan Moneter (Edisi 2). Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.

1. Keterkaitan sistem ekonomi dengan kebijakan yang diambil pemerintah yang berkaitan dengan
kebutuhan publik tentang barang yang harus diproduksi harus didasarkan beberapa hal yaitu:
a. Menentukan apa yang harus di produksi.
Hal ini menjelaskan bahwa barang yang harus diproduksi adalah barang yang harus mendapat
prioritas utama untuk diproduksi menyangkut kebutuhan dasar dan memberikan manfaat bagi
kepentingan hidup orang banyak seperti pangan, sandang, sarana transportasi, Pendidikan,
Kesehatan dan sebagainya.
b. Menentukan bagaimana pola produksi.
Hal ini memberikan penekanan pada sifat kolektivitas dalam kegiatan perekonomian, yaitu untuk
kepentingan bersama atau Sebagian hasil produksi tersebut dinikmati oleh masyarakat luas.
c. Menentukan untuk siapa barang tersebut dihasilkan.
Hal ini berkaitan dengan orientasi produksi adalah untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan
mewujudkan keadilan social, maka produksi yang kita hasilkan diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat luas bukan untuk segelintir orang yang kebetulan mempunyai daya beli yang
berlebihan.
d. Peranan pemerintah dan mekanisme pasar.
Pemerintah diberikan batas-batas agar tidak terlalu campur tangan dalam operasionalisasi kebijakan
perekonomian sehingga mekanisme pasar dapat berjalan dengan bebas dan masalah-masalah pokok
perekonomian dipecahkan melalui mekanisme pasar. Namun, pemerintah dapat mengendalikan
mekanisme pasar manakala hal tersebut merugikan kepetingan rakyat banyak atau kepentingan
nasional

2. Bagaimana dengan produksi barang sekunder, apakah boleh di produksi. Bagaimana mengatur
produksi barang yang dibutuhkan publik dan barang sekunder, barang tersier untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional?
Barang sekunder boleh diproduksi sepanjang tidak mengorbankan produk yang menyangkut
kebutuhan pokok Sebagian besar masyarakat. Pengaturan produksi barang publik, barang sekunder
dan barang tersier yaitu melakukan produksi barang publik minimal memenuhi kebutuhan setiap
anggota masyarakat apabila sudah tercukupi maka selanjutnya orientasi produksi diarhakan pada
permintaan pasar secara global dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang
dirancang untuk menciptakan kesempatan kerja dan mengurangi kemiskinan.

3. Sistem Pasar terkendali merupakan sistem perekonomian yang berdasar pada demokrasi ekonomi
dimana terdapat tiga bentuk usaha sebagai pelaku ekonomi utama, yaitu usaha negara, koperasi, dan
usaha swasta yang harus saling berinteraksi dalam proses produksi dan distribusi barang dan jasa
sehingga dapat menjamin tercapainya efisiensi penggunaan sumber dana masyarakat serta mendorong
dilakukannya investasi di bidang-bidang usaha, dan Indonesia memiliki keunggulan komparatif,
sehingga produk Indonesia dapat bersaing dengan hasil produksi negara-negara lain. Melalui proses
persaingan yang sehat, mekanisme pasar terkendali juga mendorong industri untuk menerapkan dan
mengembangkan teknologi yang paling tepat untuk melaksanakan tugasnya.

Sumber :
Hamid, E. S. 2018. Sistem Ekonomi (Edisi 3). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Gambaran Ringkas Sistem Perekonomian Indonesia (2015) melalui
https://accounting.binus.ac.id/2015/09/17/gambaran-ringkas-sistem-perekonomian-indonesia/
(diakses pada 17 Oktober 2022 pukul 20.39 WIB)

Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang mengatur tentang penerimaan dan pengeluaran negara.
Kebijakan fiskal merupakan proses pembentukan perpajakan dan pengeluaran pemerintah dalam upaya
menekan fluktuasi siklus ekonomi dan berperan dalam menjaga ekonomi yang tumbuh dengan
penggunaan tenaga kerja yang tinggi sehingga tidak terjadi inflasi yang tinggi dan berubah-ubah
(Samuelson, 1985) sementara Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh bank sentral atau
Bank Indonesia dengan tujuan memelihara dan mencapai stabilitas nilai mata uang yang dapat dilakukan
antara lain dengan pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat dan penetapan suku bunga.

Hubungan Kebijakan Fiskal dengan Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter pada dasarnya digunakan untuk mencapai enam tujuan pokok yaitu: menciptakan
kesempatan kerja (high employment), menciptakan pertumbuhan ekonomi (economic growth), stabilisasi
harga (price stability), stabilisasi tingkat bunga (interest rate stability), stabilisasi di pasar keuangan
(stability of financial market) dan stabilisasi di pasar uang (stability in foreign exchange markets)
(Mishkin, 1995:493-497).
Pada awalnya kebijakan yang digunakan pemerintah untuk mengurangi kestabilan ekonomi adalah
dengan kebijakan uang ketat (tight money policy) atau dengan memperlonggar perkreditan (easy money
policy) yang diberikan oleh bank-bak umum. Biasanya bank sentral sangat berperan dalam
mempengaruhi jumlah uang yang beredar dengan cara mengubah–ubah tingkat bunga dan cadangan wajib
(legal reverse requirement) ataupun membeli atau menjual surat berharga. Dalam masa depresi Bank
Sentral menambah jumlah uang beredar dengan politik pasar terbuka yaitu dengan membeli obligasi
negara, yang selanjutnya dapat menekan tingkat bunga dan memperbesar cadangan wajib Bank-bank
umum, yang pada gilirannyabank-bank umum dapat memperluas pemberian kreditnya lagi. Dengan
demikian maka investasi dalam perekonomian diharapkan dapat akan terus meningkat dan depresi akan
terobati. Sebaliknya jika perekonomian mengalami inflasi, pengeluaran investasi dan konsumsi akan
dikekang dengan politik pasar terbuka lewat penjualan obligasi negara sehingga ini menyerap uang yang
beredar dan akan mengurangi cadangan wajib bank-bank umum yang beredar dan akan mengurangi
cadangan wajib bank-bank umum yang selanjutnya akan mengurangi penciptaan kredit oleh bank-bank
itu dan jumlah uang beredar akan turun.

Sumber : Lestari, E. P. 2018. Sistem Keuangan Pusat dan Daerah (Edisi 2). Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Desain Penelitian merupakan rangkaian alur pelaksanaan penelitian yang meliputi metode dan
prosedur untuk melakukan pengumpulan dan menganalisa populasi dan sampel yang akan
digunakan sebagai informasi dan data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Desain
penelitian berperan sebagai gambaran utama dari pelaksanaan penelitian yang meliputi
sampel, pengukuran, treatment, dan metode yang akan digunakan sebagai sarana untuk
memberikan solusi atas permasalan yang diteliti. Menurut Biscoe (2003) desain penelitian
dibagi menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif dan penekatan kualitatif.
pendekatan kuantitatif terdiri dari desain penelitian deskriptif, desain penelitian eksperimental
dan desain penelitian Quazi-experimental sementara pendekatan kualitatif terdiri dari desain
penelitian sejarah (historical), desain penelitian etnografis dan desain penlitian etnografis.

Sumber : Hakim, A. 2019. Teknik dan Analisis Ekonomi (Edisi 1). Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai