Anda di halaman 1dari 5

TGC PUSKESMAS TAHOTA

Diana Tangke Salle, S.Tr. Keb


Larasati Ayu Susanti , S.Tr. Kes
Sri Hartina, SKM.
Serlinda Arjuni, Amd.Kes
Zarkiyan Herlan Saraji, S.Tr.Gz
PENUGASAN
MP.3 –
Pengendalian
Penyakit Infeksi
KASUS 1 :

Tanggal 3 Mei 2020 Bapak Aman datang ke Puskesmas Baros, kecamatan Paliyan, Solo dengan
keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Demam disertai kulit berbintik bintik merah yang baru
muncul hari ini. Saat menggosok gigi, didapatkan gusi yang berdarah. Tidak ada keluhan
batuk pilek hanya badan seluruh tubuh terasa pegal pegal . Saat datang ke puskesmas dan
dilakukan pemeriksaan ternyata suhu Bapak Aman 38,5 C. Setelah dilakukan pemeriksaan
darah, ternyata trombosit Bp Aman saat ini 90 ribu. Petugas Kesehatan menduga Bp Aman
terkena Demam Berdarah dan rencana akan merujuk ke RS atau puskesmas yang memiliki
fasilitas rawat inap.

Penugasan :
A. APD apa yang harus digunakan petugas saat menerima pasien ini ?
B. Bagaimana penempatan pasien ini di poliklinik ?
APD apa yang harus digunakan petugas saat
menerima pasien ini ?

Ada 3 tingkatan penggunaan APD berdasarkan resiko penularan


1. Tingkat pertama untuk tenaga kesehatan yang bekerja di tempat praktik umum dimana kegiatannya tidak
menimbulkan risiko tinggi, tidak menimbulkan aerosol. APD yang dipakai terdiri dari masker bedah, gaun, dan
sarung tangan pemeriksaan.
2. Tingkat kedua dimana tenaga kesehatan, dokter, perawat, dan petugas laboratorium yang bekerja di ruang
perawatan pasien, di ruang itu juga dilakukan pengambilan sampel non pernapasan atau di laboratorium, maka
APD yang dibutuhkan adalah penutup kepala, google, masker bedah, gaun, dan sarung tangan sekali pakai.
3. Tingkat ketiga bagi tenaga kesehatan yang bekerja kontak langsung dengan pasien dan melakukan tindakan
bedah yang menimbulkan aerosol, maka APD yang dipakai harus lebih lengkap yaitu penutup kepala,
pengaman muka, pengaman mata atau google, masker N95, cover all, sarung tangan bedah dan sepatu boots
anti air.
Berdasarkan Tingkat resiko penularan penyakit dari soal tersebut maka, yang digunakan adalah penggunaan APD
tingkat pertama.
Bagaimana penempatan pasien ini di
poliklinik ?

Dari gejala narasi soal tersebut, maka dapat di pastikan pasien tersebut terkena DBD. Pada Kasus tersebut pasien
dianjurkan untuk penempatan dirawat inap karena hasil pemeriksaan trombosit pasien <100.000. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR HK.01.07/MENKES/9845/2020 Tentang Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Infeksi Dengue Pada Dewasa. Bila tidak ada tanda kedaruratan
dan lama demam ≥ 3 hari maka perlu dilakukan pemeriksaan hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), leukosit, dan
trombosit. Apabila didapatkan nilai trombosit ≤100.000 maka penderita dianjurkan rawat inap; tetapi bila nilai
trombosit >100.000 maka penderita dapat berobat jalan serta dibekali edukasi mengenai tanda-tanda kedaruratan
dan kepada penderita juga dianjurkan pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit dan trombosit dan kontrol setiap 24 jam ke
sarana pelayanan kesehatan. Bila kemudian dalam perjalanan penyakitnya terdapat tanda-tanda kedaruratan dan
atau trombosit ≤100.000 maka penderita dianjurkan untuk dilakukan rawat inap; bagi penderita yang tetap tidak
memiliki tanda kedaruratan dan nilai trombosit >100.000 maka penderita tetap berobat jalan. Prosedur tersebut
dilakukan setiap harinya sampai penderita bebas demam atau penderita harus dirawat inap.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai