Anda di halaman 1dari 17

A.

Pemahaman yang
Salah tentang
Kreativitas

B. Berpikir Diverjen
dan Konverjen KREATIVITAS
C. Berpikir Lateral
dan Vertikal
Kreativitas (creativity) adalah salah satu kemampuan intelektual manusia
D. Sensivitas, Sinergi
yang sangat penting, dan oleh kebanyakan ahli psikologi kognitif dimasukkan
dan Serendipitas kedalam kemampuan memecahkan masalah.
E. Kreativitas
Kreativitas didefinisikan sebagai aktivitas kognitif atau proses berpikir untuk
Sebagai Proses menghasilkan gagasan-gagasan yang baru dan berguna atau new ideas and useful
Kognitif
(Halpern, 1996; Suharnan,1998,2000a).
F. Perilaku Kreatif Evans (1991) berpendapat bahwa kreativitas merupakan kemampuan
membuat kombinasi baru berdasarkan konsep-konsep yang sudah ada, selain juga
menemukan kemampuan menemukan hubungan-hubungan baru dan memandang
G. Inteligensi (IQ)
dan Kreativitas sesuatu menurut perspektif yang baru.

H. Cara-Cara
Meningkatkan
Berpikir Kreatif

I. Pelatihan
Pemecahan
Masalah secara
Kreatif
A. Pemahaman yang
Salah tentang
Kreativitas A. Pemahaman yang Salah
B. Berpikir Diverjen
dan Konverjen
tentang Kreativitas
C. Berpikir Lateral
dan Vertikal Selama ini kreativitas terkesan lebih dekat dengan orang-orang
D. Sensivitas, Sinergi
yang bekerja dibidang perancang atau perekayasa, ilmuwan-peneliti,
dan Serendipitas dan seniman. Pandangan ini tidak benar atau misconception tentang
E. Kreativitas kreativitas. Kreativitas tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang
Sebagai Proses
Kognitif memang pekerjaannya menuntut pemikiran kreatif, tetapi juga dapat
dilakukan oleh orang-orang biasa didalam menyelesaikan tugas-tugas
F. Perilaku Kreatif
dan mengatasi masalah sehari-hari, misalnya membuat resep makanan
G. Inteligensi (IQ)
baru, menggunakan cara-cara lainuntuk menghindari kemacetan lalu
dan Kreativitas lintas di kota-kota besar, dan mengatur kembali tatanan meja-kursi
H. Cara-Cara diruang tamu atau pakaian di lemari agar tampak lain dan serasi.
Meningkatkan
Berpikir Kreatif

I. Pelatihan
Pemecahan
Masalah secara
Kreatif
A. Pemahaman yang
Salah tentang
Kreativitas B. Berpikir Diverjen dan
B. Berpikir Diverjen
dan Konverjen
Konverjen
C. Berpikir Lateral
dan Vertikal
Istilah berpikir diverjen dan konverjen pertama kali diajukan oleh Guilford (1967, 1985). Berpikir
konverjen berorientasi pada suatu jawaban yang baik atau benar sebagaimana yang dituntut oleh soal-
D. Sensivitas, Sinergi
soal ujian pada umumnya. Sementar itu, berpikir diverjen adalah proses berpikir yang berorientasi pada
dan Serendipitas
penemuan jawaban atau alternatif yang banyak. Misalnya, “apa saja kegunaan koran bekas?”.
E. Kreativitas Seseorang akan dapat menemukan jawaban yang banyak, seperti pembungkus makanan, sampul buku,
Sebagai Proses layang-layang, dan masih banyak lagi.
Kognitif
Menurut teori struktur intelek yang diajukan Guilford (1967) diantara jenis berpikir yang erat
F. Perilaku Kreatif
hubungannya dengan kreativitas adalah berpikir diverjen. Tapi kreativitas tidak sama dengan berpikir
diverjen. Berpikir diverjen merupakan jenis kemampuan berpikir yang berpotensi untuk digunakan
ketika seseorang melakukan aktivitas atau memecahkan masalah secara kreatif. Namun, hal ini belum
G. Inteligensi (IQ) merupakan jaminan bahwa seseorang akan menjadi lebih kreatif secara aktual.
dan Kreativitas
Mengapa berpikir diverjen dianggap sangat dekat dengan kreativitas? Untuk menghasilkan
gagasan-gagasan kreatif akan melibatkan kelancaran berpikir, keluwesan, orijinalitas, dan elaborasi.
H. Cara-Cara
Meningkatkan
Berpikir Kreatif

I. Pelatihan
Pemecahan
Masalah secara
Kreatif
A. Pemahaman yang
Salah tentang
Kreativitas

B. Berpikir Diverjen
C. Berpikir Lateral dan Vertikal
dan Konverjen

C. Berpikir Lateral
dan Vertikal Istilah berpikir lateral diperkenalkan oleh de Bono (1970). Berpikir
D. Sensivitas, Sinergi
lateral adalah berpikir sekitar masalah atau berpikir dengan bergerak ke
dan Serendipitas samping, bukan bergerak ke depan dan meneruskan apa yang sudah
E. Kreativitas ada.
Sebagai Proses
Kognitif Perbedaan antara berpikir lateral dengan vertikal diibaratkan
F. Perilaku Kreatif
didalam usaha eksplorasi sumber minyak bumi sebagai berikut: untuk
mencari sumber minyak maka pemikir lateral akan menggali lubang
G. Inteligensi (IQ) ditempat yang lain, sedangkan pemikir vertikal akan menggali di sumur
dan Kreativitas
yang sama atau ditempat yang sudah ada sehingga sumur itu semakin
H. Cara-Cara dalam.
Meningkatkan
Berpikir Kreatif

I. Pelatihan
Pemecahan
Masalah secara
Kreatif
A. Pemahaman yang
Salah tentang
Kreativitas
D. Sensitivitas, Sinergi, dan
B. Berpikir Diverjen Serendipitas
dan Konverjen

• Sensivitas (Kepekaan)
C. Berpikir Lateral
dan Vertikal
Adalah penggunaan alat-alat indera misalnya penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai
jendela untuk mengetahui dan menguasai dunia dan lingkungan. Kepekaan terhadap suatu masalah disebut
penemuan masalah yang menurut Brugman (1996) adalah kemampuan seseorang untuk mendeteksi dan
D. Sensivitas, Sinergi
dan Serendipitas mengidentifikasi adanya suatu masalah atau kesenjangan dan merumuskan pokok permasalahan.

E. Kreativitas • Sinergi (Penggabungan)


Sebagai Proses Menggabungkan bersama bagian-bagian yang terpisah kedalam totalitas fungsi yang berguna.
Kognitif
Proses menggabungkan antara 2 kawasan, bidang ilmu, atau pendekatan menjadi suatu bentuk yang
lain. Misalnya pesawat amfibi adalah penggabungan antara konsep pesawat dengan kapal,
F. Perilaku Kreatif
infotainment adalah penggabungan antara informasi-peristiwa dengan hiburan, dan wisata-religi
adalah penggabungan antara konsep bepergian wisata dengan tempat-tempat suci bagi penganut suatu
G. Inteligensi (IQ) agama
dan Kreativitas
• Serendipiti (Keberuntungan)
H. Cara-Cara Adalah suatu penemuan yang terjadi secara kebetulan atau tanpa direncanakan akibat adanya
Meningkatkan suatu kejadian atau kesempatan. Biografi-biografi ilmuwan terkenal sering memuat kejadian-kejadian
Berpikir Kreatif
yang bersifat kebetulan atau misterius yang merupakan awal dari sebuah penemuan. Kadang-kadang
I. Pelatihan seseorang dapat menemukan cara baru yang sebelumnya tidak terpikirkan setelah ia melihat suatu
Pemecahan kejadian, atau menghadapi masalah yang harus dicari jalan keluarnya.
Masalah secara
Kreatif
A. Pemahaman yang
Salah tentang
Kreativitas
E. Kreativitas sebagai Proses
B. Berpikir Diverjen Kognitif
dan Konverjen

a. Tahap-tahap Kreativitas
C. Berpikir Lateral
dan Vertikal Menurut Wallas (dalam Hayes, 1978) langkah-langkah berpikir kreatif meliputi :
• Persiapan
D. Sensivitas, Sinergi
Pada tahap ini seseorang berusaha untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan dengan
dan Serendipitas
permasalahan yang sedang dihadapi atau perumusan kembali pokok permasalahan.
E. Kreativitas • Inkubasi
Sebagai Proses
Seseorang dengan sengaja untuk sementara waktu tidak memikirkan masalah yang tengah dicari pemecahan
Kognitif
itu. Meski demikian, sebenarnya didalam pikiran tidak sadar orang itu tetap berlangsung proses pencarian
pemecahan. Sering gagasan kreatif muncul didalam pikiran seseorang pada saat ia berhenti memikirkan
F. Perilaku Kreatif masalah.
• Iluminasi
G. Inteligensi (IQ) Suatu gagasan telah ditemukan. Namun, gagasan ini biasanya masih berupa gagasan pokok atau garis besar.
dan Kreativitas Tahapan ini sering disebut tahapan munculnya ilham secara tiba-tiba berupa kilatan imanjinasi yang
melahirkan jawaban atas permasalahan.
H. Cara-Cara
Meningkatkan • Verifikasi
Berpikir Kreatif Pada tahap akhir proses berpikir kreatif adalah melaksanakan gagasan yang ditemukan dimana jika berhasil
maka proses berpikir kreatif selesai. Namun, jika ternyata gagal memecahkan masalah, sambil dievaluasi
I. Pelatihan bagaimana hasilnya.
Pemecahan
Masalah secara
Kreatif
A. Pemahaman yang
Salah tentang
Kreativitas b. Menghasilkan Gagasan, Eksplorasi, dan Evaluasi
B. Berpikir Diverjen Jika berpikir kreatif disamakan dengan pemecahan masalah, lalu seharusnya ada prinsip-prinsip umum yang
dan Konverjen
dapat diterapkan terhadap lintas bidang pengetahuan. Penari, ilmuwan, guru dan penulis yang kreatif
menggunakan jenis proses yang berbeda. Meski terdapat perbedaan, namun mereka semua harus menemukan dan
C. Berpikir Lateral menghasilkan pemecahan-pemecahan masalah yang mungkin terhadap masalah dan melakukan eksplorasi ruang
dan Vertikal
masalah, mencari dan menemukan berbagai kemungkinan jalan keluar yang dapat menjembatani antara situasi
yang dihadapi dengan tujuan yang diinginkan (Halpern, 1996).
D. Sensivitas, Sinergi
dan Serendipitas Evaluasi yang efektif diperlukan untuk memastikan bahwa proses kreatif telah selesai atau belum, atau
apakah seseorang perlu merumuskan kembali permasalahan.
E. Kreativitas
Sebagai Proses
Kognitif
c. Pemecahan Masalah dan Imanjinasi
F. Perilaku Kreatif
Menurut Vinacke (1952) aktivitas kreatif dapat dimengerti baik apabila dipahami sebagai kombinasi antara
pemecahan masalah dengan imajinasi. Di dalam situasi kreatif, mula-mula suatu masalah muncul, kemudian
G. Inteligensi (IQ)
dan Kreativitas
dilakukan usaha-usaha untuk memperoleh suatu pemecahan, tetapi aktivitas pemecahan ini lebih dibimbing atau
diarahkan oleh faktor-faktor khayalan daripada tuntutan realitas. Dengan demikian, tidak heran jika akhirnya
diperoleh suatu pemecahan yang orijinal, tidak lazim, atau baru bagi suatu masalah (Suharnan, 1995).
H. Cara-Cara
Meningkatkan
Berpikir Kreatif

I. Pelatihan
Pemecahan
Masalah secara
Kreatif
A. Pemahaman yang
Salah tentang
Kreativitas
F. Perilaku Kreatif (Creative
B. Berpikir Diverjen Behaviours)
dan Konverjen

C. Berpikir Lateral
dan Vertikal
Beberapa ahli psikologi dan kreativitas berusaha mengungkap
berbagai perilaku yang dapat diaktegorikan sebagai perilaku kreatif.
D. Sensivitas, Sinergi
dan Serendipitas
Salah satu diantara penemuan penting adalah hasil penelitian yang
E. Kreativitas
dilakukan oleh Sternberg (1985b). Hasil penelitian dia menunjukkan
Sebagai Proses
Kognitif
bahwa perilaku kreatif memiliki 4 dimensi :
• Dimensi tanpa buku
F. Perilaku Kreatif
• Dimensi rasa keindahan dan imajinasi
G. Inteligensi (IQ)
dan Kreativitas
• Dimensi kecerdasan atau ketajaman pandangan
• Dimensi rasa ingin tahu
H. Cara-Cara
Meningkatkan
Berpikir Kreatif

I. Pelatihan
Pemecahan
Masalah secara
Kreatif
A. Pemahaman yang
Salah tentang
Kreativitas
G. Inteligensi (IQ) dan
B. Berpikir Diverjen Kreativitas
dan Konverjen

C. Berpikir Lateral Sudah tentu kreativitas memerlukan peran inteligensi pada tingkatan tertentu. Sebab,
dan Vertikal meski inteligensi maupun kreativitas merupakan kemampuan intelektual, namun keduanya
memiliki dimensi berbeda. Inteligensi lebih dekat dengan berpikir konverjen, sedangkan
D. Sensivitas, Sinergi
dan Serendipitas
kreativitas lebih dekat dengan berpikir diverjen.
Hayes (1978) telah merangkum sejumlah penelitian mengenai keterkaitan intelegensi
E. Kreativitas
Sebagai Proses
dengan kreativitas, kemudian ia menyimpulkan bahwa kreativitas memerlukan intelegensi
Kognitif (IQ) pada taraf minimal diatas rata-rata sekitar 120.
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Csikszentmihalyi (1996), orang-orang kreatif
F. Perilaku Kreatif
cenderung memiliki IQ sekitar 120 poin; akan mengalami kesulitan jika mereka memiliki IQ
lebih rendah dari angka ini. Tetapi diatas angka ini juga tidak secara otomatis menjadikan
G. Inteligensi (IQ) mereka bertambah kreatif.
dan Kreativitas

H. Cara-Cara
Meningkatkan
Berpikir Kreatif

I. Pelatihan
Pemecahan
Masalah secara
Kreatif
A. Pemahaman yang
Salah tentang
Kreativitas • Imajeri, Penalaran, dan Kreativitas
B. Berpikir Diverjen
dan Konverjen
Sebagian ahli menganggap bahwa proses kreatif lebih banyak ditentukan oleh
C. Berpikir Lateral kemampuan imajinasi daripada kemampuan berpikir analitis sebagaimana pada
dan Vertikal
inteligensi.
D. Sensivitas, Sinergi Berkaitan dengan pemikiran ini, Suharnan (2000b) telah mengadakan penelitian
dan Serendipitas terhadap sejumlah siswa sekolah menengah melalui serangkaian pelatihan imajeri dan
E. Kreativitas penalaran, untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap kreativitas mereka
Sebagai Proses (diukur dengan tes berpikir kreatif). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok
Kognitif
mereka yang dilatih baik imajeri maupun penalaran lebih cenderung kreatif daripada
F. Perilaku Kreatif kelompok mereka yang hanya dilatih salah satu, yakni imajeri atau penalaran.
Hasil penelitian ini memperkuat suatu pandangan bahwa proses-proses berpikir
G. Inteligensi (IQ) kreatif menjadi lebih efektif jika melibatkan baik kemampuan berpikir imajinatif
dan Kreativitas
sekaligus kemampuan berpikir analitis.
H. Cara-Cara
Meningkatkan
Berpikir Kreatif

I. Pelatihan
Pemecahan
Masalah secara
Kreatif
H. Cara-cara Meningkatkan
A. Pemahaman yang
Salah tentang
Kreativitas

B. Berpikir Diverjen Berpikir Kreatif


dan Konverjen
1. Mengembangkan Pangkalan Pengetahuan
C. Berpikir Lateral Pangkalan atau dasar-dasar suatu pengetahuan sangat penting bagi tindakan dan pemecahan masalah
dan Vertikal secara kreatif. Meski tidak menjamin seseorang untuk bertindak kreatif, namun dengan penguasaan pangkalan
suatu pengetahuan maka seseorang dapat melengkapi atau mengembangkan sistem ilmu pengetahuan yang
D. Sensivitas, Sinergi ada, membuat analogi-analogi untuk merencanakan pemecahan suatu masalah atau mentransformasikan ke
dan Serendipitas dalam situasi yang baru.
Atas dasar pemikiran itu, Hayes (1978) mengusulkan agar orang-orang membangun dan memperkaya
E. Kreativitas penguasaaan mereka terhadap suatu pangkalan pengetahuan antara lain sains, literatur, seni dan matematika.
Sebagai Proses
Kognitif
2. Mempertanyakan Kembali Asumsi-Asumsi
Asumsi-asumsi ini mempengaruhi cara kita dalam memilih dan menginterpretasikan informasi, sehingga
F. Perilaku Kreatif
mempengaruhi konklusi-konklusi kita.
Setelah orang mempertanyakan sebuah asumsi, kemudian menemukan asumsi yang lain, maka ia harus membuat
asumsi yang implisit itu menjadi eksplisit agar dapat diuji secara empiris. Seseorang dapat membuat suatu asumsi
G. Inteligensi (IQ)
menjadi eksplisit dengan cara menemukan sesuatu yang tidak konsisten, menganalisis kasus terburuk, membuat
dan Kreativitas
prediksi-prediksi, dan meminta orang lain mengkritik gagasan-gagasan yang dihasilkan.

H. Cara-Cara 3. Analisis Komponen (Fragmentation)


Meningkatkan
Berpikir Kreatif Memecah atau membongkar suatu persoalan ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil merupakan suatu
strategi penting. Strategi ini diusulkan oleh deBono (1970) untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran kreatif.
I. Pelatihan Misalnya, mengatasi kepadatan lalu lintas, orang dapat membagi hal-hal yang terlibat langsung atau tidak
Pemecahan langsung misalnya: jenis kendaraan apa saja yang lewat, penyeberang jalan atau pejalan kaki, rambu lalu-lintas,
Masalah secara
polisi atau petugas, ruas jalan dan kondisinya.
Kreatif
A. Pemahaman yang
Salah tentang
4. Berpikir Kebalikan
Kreativitas
Berpikir kebalikan terhadap suatu objek atau situasi merupakan strategi yang sangat kaya bagi lahirnya
B. Berpikir Diverjen pemikiran-pemikiran baru. Strategi ini diusulkan oleh deBono (1970). Berpikir kebalikan meminta seseorang
dan Konverjen mengubah persepsinya tentang sesuatu hal, agar dapat memandangnya dari sudut yang berlawanan. Strategi
ini menghasilkan suatu gagasan atau pemikiran yang luar biasa tentang sesuatu atau situasi tertentu. Misalnya
bagaimana agar semut-semut tidak mendatangi makanan kita yang mengandung gula. Dengan sengaja kita
C. Berpikir Lateral
dan Vertikal mendatangi sarang semut lalu kita beri gula di sarang itu, sehingga mereka tidak mengganggu makanan kita.

D. Sensivitas, Sinergi 5. Analogi


dan Serendipitas Melalui analogi dapat membuat sesuatu objek atau masalah yang semula asing menjadi dikenal. Ketika
seseorang ingin menghasilkan suatu gagasan baru atau memecahkan masalah baru, ia dapat menggunakan
E. Kreativitas analogi dengan gagasan lama, objek-objek atau situasi-situasi serupa yang sudah dikenal dilingkungannya.
Sebagai Proses Misalnya pengembangan kapal selam yang pada awalnya merupakan hasil analogi terhadap seekor ikan yang
Kognitif
dapat berenang baik dipermukaan air maupun dikedalaman air. Ada juga seorang petani yang dapat mengubah
atau memodifikasi sebuah becak menjadi alat perontok gabah di sawah.
F. Perilaku Kreatif

6. Sumbangsaran
G. Inteligensi (IQ) Disebut juga curah pendapat dikembangkan oleh Osborn (dalam Evans, 1991). Biasanya melibatkan kelompok kecil
dan Kreativitas sekitar 6-12 orang, dan tidak melebihi 15 orang. Prinsip yang digunakan adalah berpikir diverjen. Penelitian
mengenai efektivitas penggunaan tekhnik sumbangsaran telah dilakukan oleh Dugosh, Paulus, Roland dan Yang
H. Cara-Cara (2000). Hasilnya menunjukkan secara kognitif peserta tetap produktif mengahasilkan gagasan (mempunyai
Meningkatkan stimulasi kognitif untuk mengahasilkan gagasan sendiri), dan tidak terpengaruh oleh gagasan-gagasan yang sudah
Berpikir Kreatif ada yang dikemukakan para peserta yang lain selama berinteraksi didalam kelompok diskusi sumbangsaran.

I. Pelatihan
Pemecahan
Masalah secara
Kreatif
A. Pemahaman yang
Salah tentang 7. Inkubasi
Kreativitas Istilah yang menunjuk pada suatu periode waktu ketika seseorang berhenti memikirkan suatu masalah
untuk sementara waktu (Bransford dan Stein 1984; Halpern, 1996). Ketika seseorang berhenti sementara waktu
B. Berpikir Diverjen dari memikirkan pemecahan suatu masalah yang tidak kunjung ditemukan kemudian ia melakukan hal-hal lain
dan Konverjen yang tidak berkaitan, sesungguhnya pikiran tidak sadar orang itu tetap aktif bekerja untuk masalah yang tengah
dihadapi. Hal ini barangkali yang membuat seolah-olah pikiran sadar orang itu menganggap bahwa suatu
C. Berpikir Lateral pemecahan diperoleh secara tiba-tiba atau tanpa disengaja (Dijksterhius, 2004)
dan Vertikal
8. Berpikir Visual
D. Sensivitas, Sinergi Banyak ahli yang mengusulkan agar seseorang menggunakan pola berpikir secara visual sebagai bahasa
dan Serendipitas alternatif didalam berpikir selain bahasa verbal, untuk meningkatkan kreativitas. Dengan bahasa visual atau
nonverbal, seseorang dengan mudah membangkitkan ingatannya terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
E. Kreativitas
suatu masalah yang sedang dihadapi saat itu. Misalnya, ketika seseorang akan mengahadapi suatu wawancara
Sebagai Proses
Kognitif untuk melamar kerja diperusahaan, ia dapat membayangkan kembali didalam pikirannya tentang pengalaman
sendiri atau pernah melihat orang lain diwawancarai. Melalui cara ini ia dapat menyiapkan strategi lain atau
baru yang harus dilakukan ketika nanti ia diwawancarai.
F. Perilaku Kreatif

9. Berpikir Global dan Perspektif Masa Depan


G. Inteligensi (IQ) Cenderung mengarah pada pemahaman secara kreatif mengenai situasi-situasi atau objek-objek daripada berpikir
dan Kreativitas lokal. Berpikir global melibatkan proses berpikir yang dapat menghasilkan representasi mental yang abstrak dan
pemahaman yang lebih mendalam mengenai suatu masalah (Suharnan, 2000a). Dengan membiasakan diri dan sering
H. Cara-Cara berlatih memandang situasi secara global, akan mempermudah seseorang menghasilkan pemikiran-pemikiran yang kreatif.
Meningkatkan Berkaitan dengan pengaruh perspektif waktu jauh tersebut, Forster, Friedman, dan Liberman (2004) telah melakukan
Berpikir Kreatif penelitian eksperimen. Hasilnya menunjukkan bahwa berpikir menurut perspektif waktu jauh (menafsirkan atau
memikirkan sesuatu di masa depan jauh) dapat meningkatkan insight dan perilaku kreatif.
I. Pelatihan
Pemecahan
Masalah secara
Kreatif
A. Pemahaman yang
Salah tentang
Kreativitas
I. Pelatihan Pemecahan
B. Berpikir Diverjen Masalah secara Kreatif
dan Konverjen

C. Berpikir Lateral Grossman dan Wiseman mengajukan 3 asumsi berdasarkan penelitian dan pengalaman
dan Vertikal
didalam lembaga pelatihan pemecahan masalah kreatif di Buffalo, New York, A.S.
D. Sensivitas, Sinergi a. Kreativitas melibatkan perubahan yang tidak sinambung didalam persepsi.
dan Serendipitas Perubahan ini terjadi jika metode-metode biasa tidak berhasil memecahkan suatu
E. Kreativitas masalah.
Sebagai Proses
Kognitif
b. Perubahan persepsi ini dibangkitkan oleh motivasi dan provokasi gambaran
mental yang bertindak seperti anak panah menuju pemahaman baru atau
F. Perilaku Kreatif pemecahan akhir.
c. Peluang dan frekuensi pemunculan gambaran mental metaforik akan bertambah
G. Inteligensi (IQ) secara signifikan, apabila seseorang dapat menunda atau melepaskan semua
dan Kreativitas koneksi terhadap situasi mental mengenai pemecahan masalah secara kreatif.
H. Cara-Cara
Meningkatkan
Berpikir Kreatif

I. Pelatihan
Pemecahan
Masalah secara
Kreatif
A. Pemahaman yang
Salah tentang Berdasarkan asumsi-asumsi itu, kemudian Grossman dan Wiseman mengusulkan 7 prinsip untuk
Kreativitas meningkatkan efektivitas pelatihan pemecahan masalah secara kreatif.
B. Berpikir Diverjen
dan Konverjen 1. Diciptakan situasi di depan untuk membangkitkan dan menarik pemikiran kreatif.
Suatu masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan yang dihadapi dengan situasi didepan yang
C. Berpikir Lateral diinginkan. Persepsi terhadap kesenjangan ini menimbulkan ketidaknyamanan atau ketidakpuasan didalam
dan Vertikal pikiran. Situasi ini lah yang akan merangsang dan menjadi pendorong munculnya imajinasi kreatif.

D. Sensivitas, Sinergi
dan Serendipitas
2. Penemuan fakta di awal proses hendaknya di abaikan untuk sementara waktu.
E. Kreativitas Banyak orang yang bertindak kreatif bukan karena menikmati kreativitas itu sendiri, tapi karena mereka
Sebagai Proses tengah menghadapi situasi krisis ketika cara-cara berpikir normal terbukti tidak memadai untuk menghasilkan
Kognitif sesuatu yang diinginkan. Orang-orang biasanya akan mengembangkan sesuatu gagasan sama sekali baru, hanya
setelah mereka mencoba cara-cara lama yang gagal dalam mengatasi situasi atau memecahkan suatu masalah.
F. Perilaku Kreatif

3. Redefinisi masalah sering merupakan kejadian yang bersifat retrospektif.


G. Inteligensi (IQ) Banyak orang mengatakan bahwa jika suatu masalah sudah didefinisikan secara tepat, maka berarti
dan Kreativitas sudah separuh penyelesaian. Namun, orang tidak boleh terlalu banyak waktu yang dicurahkan untuk
medefinisikan ulang suatu masalah dan harus memberikan waktu lebih banyak kepada pengembangan
H. Cara-Cara situasi didepan yang diinginkan.
Meningkatkan
Berpikir Kreatif

I. Pelatihan
Pemecahan
Masalah secara
Kreatif
A. Pemahaman yang
Salah tentang
4. Kiasan dan analogi merupakan bahan bakar proses kreatif.
Kreativitas
Didalam pelatihan hendaknya digunakan kiasan-kiasan dan analogi-analogi untuk
B. Berpikir Diverjen mengekspresikan impian-impian, keinginan-keinginan, fantasi-fantasi, dan gambaran ke depan. Agar
dan Konverjen suatu gagasan dapat benar-benar berguna didalam proses kreatif diperlukan 2 karakteristik dasar:
1) Gagasan itu harus dapat memicu lahirnya gambaran mental yang kuat
C. Berpikir Lateral 2) Mengandung beberapa mekanisme yang berguna bagi pemecahan akhir sebagaimana yang
dan Vertikal dibutuhkan oleh seorang pemikir sendiri.

D. Sensivitas, Sinergi 5. Pemaksaan hubungan-hubungan merupakan faktor kunci proses kreatif.


dan Serendipitas Merupakan suatu kemampuan untuk menemukan hubungan antara 2 gagasan/lebih, konsep-
konsep/objek-objek yang sebelumnya tampak tidak berhubungan, untuk memecahkan suatu masalah.
E. Kreativitas
Sebagai Proses
Kognitif 6. Konverjensi adalah sebagai proses kreatif yang sangat potensial, namun sering diabaikan.
Prinsip konverjensimengandung 2 tujuan: a) waktu yang dibutuhkan untuk mencari gagasan atau
F. Perilaku Kreatif jalan keluar bagi suatu masalah dapat dikurangi; b) energi peserta tetap besa selama periode latihan,
sebab mereka hanya memfokuskan pikirannya pada beberapa gagasan yang menimbulkan kegairahan
pikiran.
G. Inteligensi (IQ)
dan Kreativitas
7. Tugas-tugas latihan hendaknya mengambil masalah-masalah yang dihadapi oelh peserta.
Masalah yang diangkat di pelatihan hendaknya bersumber dari masing-masing peserta , apa
H. Cara-Cara
yang sering dialami atau sekarang sedang dihadapi. Dengan begitu, keterlibatan masing-masing
Meningkatkan
Berpikir Kreatif peserta untuk mencari jalan keluar memiliki arti penting atau kegunaan bagi perkembangan diri
mereka.
I. Pelatihan
Pemecahan
Masalah secara
Kreatif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai