Anda di halaman 1dari 8

Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

I. Ideologi
1. Pengertian Ideologi
Ideologi merupakan suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar, keyakinan dan
kepercayaan yang bersifat dinamis. Ideologi berasal dari bahasa Yunani "idea" yang berati
gagasan atau cita-cita. Sedangkan "logos" yang artinya ilmu. Ideologi dapat diartikan cita-
cita atau pandangan
Ideologi merupakan kumpulan gagasan, ide dan keyakinan yang menyeluruh dan
sistematis yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Ideologi menjadi kerangka
penyelenggaraan negara untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Bisa dikatakan, ideologi adalah
sistem nilai yang terdiri atas nilai dasar yang menjadi cita- cita dan nilai instrumental yang
berfungsi sebagai metode atau cara mewujudkan cita-cita tersebut.

2. Arti penting Idelogi bagi sebuah negara


Ideologi dibutuhkan oleh suatu bangsa untuk mewujudkan tujuan negaranya. Arti
penting ideologi bagi sebuah negara, yaitu:

 Negara mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan tujuan


mengenai dunia, serta memberikan motivasi perjuangan untuk mencapai yang dicita-
citakan;
 Suatu bangsa dan negara dapat berdiri kokoh dan tidak mudah terombang ambing
oleh pengaruh ideologi lain, serta mampu menghadapi persoalan yang ada;
 Memberikan arah dan tujuan yang jelas menuju kehidupan yang dicita-
citakan;
 Mewujudkan persatuan dan kesatuan demi kelangsungan hidup bangsa;
 Menyatukan orang dari berbagai golongan, suku, agama, ras, dan bahkan
ideologi;
 Mengatasi konflik atau ketegangan sosial.
3. Fungsi Ideologi suatu negara menurut Soerjanto Poespowardojo, yakni:
 Sebagai struktur kognitif, yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat
merupakan landasan untuk memahami kejadian di lingkungan sekitar;
 Sebagai orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna
serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan masyarakat;
 Sebagai norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang dalam
bertindak;
 Sebagai bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya; Sebagai
kemampuan untuk menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan
kegiatan dan mencapai tujuannya.
 Sebagai pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati
serta membuat pola tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang
terkandung di dalamnya.

II. Macam macam Ideologi


1. Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka merupakan pandangan hidup yang tidak bersifat kaku, bersifat
dinamis, serta fleksikbel dalam berkembang dan bertumbuh mengikuti tuntutan
perkembangan zaman.

Ideologi terbuka ada karena sumber dari nila-nilai yang terdapat dalam masyarakat.
Sehingga ideologi tersebut dapat selalu memenuhi cita-cita bangsa yang menggunakannya
sesuai dengan tuntutan zaman.

Ideologi terbuka memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

* Merupakan kekayaan rohani, budaya, dan masyarakat.


* Tidak diciptakan oleh negara, tetapi digali dari budaya masyarakat.
* Isinya tidak instan atau operasional, sehingga tiap generasi boleh menafsirkannya.
*Menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab.
Karakteristik Ideologi Terbuka
* Sesuai dengan Kebudayaan Masyarakat
* Bersifat Dinamis
* Ada kebebasan berpendapat
* Menjunjung tinggi pluralisme
* Berasal dari masyarakat
* Memprioritaskan musyawarah untuk mufakat
* HAM harus dihormati
* Sisterm pemeritahan yang terbuka
* Mencerminkan falsafah masyarakat
* Sistem hukum yang memadai
* bersifat realistis
* Bersifat Idealis dan bersifat fleksibel
II . 2 .Ideologi Tertutup

Ideologi tertutup adalah ajaran, pandangan dunia, atau filsafat yang menentukan tujuan
dan norma politik serta sosial sebagai suatu kebenaran.

Dalam ideologi tertutup, dasar pembentukannya adalah latar belakang, tujuan, nilai, atau
karakteristik negara itu sendiri.

ciri-ciri ideologi tertutup adalah:


* Merupakan cita-cita suatu kelompok orang untuk mengubah atau memperbarui
masyarakat
* Atas nama ideologi, tindakan pengorbanan dibebankan pada masyarakat
* Isinya tidak hanya soal nilai dan cita-cita tertentu, tetapi juga memuat tuntutan
konkret dan operasional yang keras.

III .Sejarah Pancasila sebagai dasar negara Indonesia

Dalam sejarahnya, BPUPKI menjalankan sidang pertamanya secara resmi pada tanggal 29
Mei-1 Juni 1945. Dalam sidang BPUPKI ini, sejumlah tokoh menyampaikan pidatonya
terkait perumusan asas dasar negara. Para tokoh itu di antaranya Mohammad Yamin,
Soepomo, dan Soekarno.
BPUPKI kemudian membentuk Panitia Sembilan untuk merumuskan lebih rincian
tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara dan pembuatan Undang- Undang Dasar
(UUD) 1945.

Para tokoh Panitia Sembilan itu beranggotakan:

1. Ir. Soekarno
2. Drs. Mohammad Hatta
3. Mr. A. A. Maramis
4. Mr. Muhammad Yamin
5. Achmad Soebardjo
6. Abikoesno Tjokrosoejoso
7. Abdul Kahar Muzakkar
8. H. Agus Salim
9. K.H Abdul Wahid Hasyim
Hasil pembahasan Panitia Sembilan tertuang dalam Piagam Jakarta atau Jakarta Charter
pada 22 Juni 1945 sebagai berikut:

1.Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Namun, perumusan soal dasar negara itu masih belum selesai. Masih timbul perdebatan
antara kelompok kebangsaan dan kelompok Islam. Saat rapat Panitia Perancang UUD
pada 11 Juli 1945, J Latuharhary menyampaikan keberatan
terutama kewajiban melakukan syariat buat pemeluk-pemeluk nya.

PPKI atau dalam bahasa Jepang yakni Dokuritsu Junbi Inkai dibentuk pada 7
Agustus 1945, tepat setelah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
(BPUPKI) resmi dibubarkan.

Hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 adalah sebagai berikut.


* Menetapkan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
*Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Ir. Soekarno dan Drs.
MohammadHatta.
* Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang


disahkan PPKI tersebut, terdiri atas dua bagian, yaitu bagian “Pembukaan” dan bagian
“Batang Tubuh” atau pasal-pasal.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas
empat alinea.
Pada alinea ke-4 tercantum rumusan dasar negara Pancasila yang berbunyi sebagai
berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. .Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pidato Soekarno berjudul Pancasila pada sidang BPUPKI pertama tanggal 1 Juni 1945
menjadi cikal bakal lahirnya Pancasila sebagai dasar negara. Setelah melalui sejarah
panjang dengan berbagai perdebatan dan musyawarah, Pancasila ditetapkan sebagai dasar
negara Indonesia. Kini, setiap 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila.

Berdasarkan penjelasan tentang ideologi dan sejarah Pancasila maka Pancasila menganut
Idelogi Terbuka , Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis. nilai - nilai
Pancasila tidak berubah namun pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan
tantangan nyata yang kita hadapi dalam setiap waktu , hal yang dimaksudkan untuk
menegaskan bahwa Pancasila bersifat aktual , dinamis , antisipatif,serta senantiasa mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman,ilimu pengetahuan, teknologi serta
dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.
Keterbukaan ideologi Pancasila harus selalu memperhatikan: a .
Stablitas nasional yang dinamis
b . Larangan untuk memasukkan pemikiran-pemikiran yang mengandung nilai nilai
ideologi marxisme,leninisme dan komunisme.
c . Mencegah berkembangnya paham liberal.

d . Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan


masyarakat.
e . Penciptaan norma yang harus melalui kesepakatan.
Berdasarkan uraian diatas keterbukaan ideologi Pancasila mengandung nilai -nilai sebagai
berikut :

Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki beberapa nilai yang perlu teman-teman kenali
yaitu:

1. Nilai dasar
2. Nilai instrumen
3. Nilai praktis.
Berikut akan dijelaskan tentang ketiga nilai yang ada dalam Pancasila sebagai ideologi
terbuka.

1. Nilai Dasar

Nilai dasar merupakan asas-asas yang diterima oleh masyarakat secara mutlak.

Jadi, nilai ini berdasarkan budaya dan masyarakat Indonesia dan perwujudannya bisa
dilihat dari sila kesatu sampai sila kelima.

2. Nilai Instrumen

Sedangkan nilai instrumen merupakan pelaksanaan umum dari nilai dasar.

Jadi, kedudukan nilai ini memang lebih rendah, tapi perwujudannya jadi nilai konkret
terutama bila disesuaikan dengan perkembangan zaman sekarang ini.

Perwujudan nilai ini bisa dilihat dari batang tubuh UUD 1945, Ketetapan MPR,
Peraturan Perundang-Undangan, dan Keputusan Presiden.

3. Nilai Praktis

Lalu yang terakhir adalah nilai praktis yang diterapkan dan diperhatikan dalam kehidupan
sehari-hari, seperti sikap dan perilaku manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial
dan juga warga negara.

Keunggulan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Keunggulan dari Pancasila sebagai Ideologi terbuka bangsa Indonesia bisa dilihat dari
kelima sila yang ada di dalamnya.

4. Sila Pertama

Ideologi terbuka di Indonesia lebih unggul adalah sila pertama dibandingkan dengan paham
Ateisme yang dianut Komunisme.

Sila pertama ini juga akan menjiwai sila yang lain, misalnya perikemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.

2. Sila Kedua

Sedangkan sila kedua juga menunjukan keunggulan karena konsep manusia yang seimbang
dan bijaksana.

Hal itu tentu lebih unggul daripada paham Liberalisme-Kapitalisme


3. Sila Ketiga

Sila ketiga dinilai unggul karena adanya konsep persatuan ras dan persatuan bangsa.

Namun, persatuan yang dianut bangsa Indonesia lebih mengedepankan perbedaan dan
keagamaan.

4. Sila Keempat

Kemudian ada sila keempat dengan keunggulan berupa prinsip kerakyatan dengan dasar
mufakat, perwakilan dan permusyawaratan.

5. Sila Kelima

Sila kelima menunjukan kesejahteraan sosial dan demokrasi ekonomi .

Suatu ideologi harus mampu direalisasikan dalam kehidupan nyata oleh karena itu Pancasila
sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki tiga dimensi , adapun tiga dimensi
sebagai berikut :

6. Dimensi Realitas

Sebagai ideologi terbuka, nilai nilai dasar yang terkandung dalam ideologi ini berasal dan
bersumber dari nilai nilai yang telah hidup di masyarakat. Terutama pada saat ideologi
tersebut dibentuk dan dilahirkan, nilai nilai yang terkandung di dalamnya mencakup nilai,
adat, serta norma norma yang telah berkembang di masyarakat.

Atau dalam kata lain, hampir keseluruhan nilai yang berada dalam pancasila berdasarkan
dengan nilai nyata atau real yang benar benar ada di masyarakat. Hal ini tentunya lebih
mempermudah masyarakat untuk memahami dan memaknai maksud dari ideologi tersebut.
Karena pada dasarnya, nilai dan intinya berada sangat dekat dengan kehidupan mereka.

2. Dimensi Idealitas

Sebagai salah satu ideologi terbuka, pancasila selain berasal dan bersumber dari nilai nilai
masyarakatnya. Pancasila juga mengandung beberapa nilai yang memberikan pengharapan
terhadap seluruh masyarakatnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ke depannya.

Nilai nilai yang terkandung dalam pancasila memberikan harapan kepada seluruh masyarakat,
bahwa dengan adanya pancasila sebagai ideologi negara ini, kehidupan semua masyarakat
bisa terjamin dan lebih terorientasi dengan jelas. Karena secara tidak langsung, berbagai visi
dan misi negara telah tercantum dalam pancasila. Walaupun masih diperlukan beberapa
aturan penjelas.
3.Dimensi Fleksibilitas

Sebagai sebuah ideologi yang terbuka, pancasila tidak akan berhenti mengatur kehidupan
berbangsa dan bernegara hanya dalam satu waktu saja. Melainkan nilai nilai yang terkandung
dalam pancasila akan senantiasa berkembang dan berjalan secara seimbang dengan berbagai
perubahan yang ada akibat globalisasi. Namun, bukan berarti nilai ada yang didalam pancasila
secara idiilnya berubah.

Melainkan yang mengikuti dan disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan yang ada
adalah penetapan konstitusi beserta dengan pengimplementasian nilainya dalam kehidupan
sehari hari. Hal inilah yang disebut dengan ideologi yang fleksibel.

IV.Kesimpulan

Pancasila sebagai ideologi terbuka dapat dimaknai bahwa Pancasila selalu mampu mengikuti
perkembangan zaman yang ada secara dinamis dan setiap nilai nilai yang terkandung dalam
Pancasila tidak pernah berubah. Akan tetapi nilai -nilai tersebut dilaksanakan dengan
penyesuaian akan kebutuhan serta tantangan yamg terus berkembang dari waktu ke waktu dan
Pancasila memiliki penyaring yang berfungsi sebagai pemilah antara hal yang layak untuk
diikuti oleh bangsa Indonesia dan memberikan arahan yang bermanfaat dalam menghadapi
perubahan dan transformasi sosial yang terjadi.

V..Saran

Seluruh rakyat Indonesia wajib menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar yang paling
tertinggi pada bangsa ini agar Pancasila tidak direndahkan dan hilang dengan cara
konsisten mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari .

Anda mungkin juga menyukai