Anda di halaman 1dari 18

PROSESI PRA-NIKAH

dalam ISLAM
Kelompok 3
XII MIPA 1
Kelompok 3 ^.^

Vanya Naila M. Alfansa

M. Dzaky M. Ilmi Rakha


Setiap orang memiliki caranya sendiri
untuk menemukan kekasih hatinya
untuk kemudian sampai pada jenjang
pernikahan. Dan salah satu cara mencari
jodoh sesuai syariat Islam adalah
Ta’aruf.
Ta’aruf
Secara umum ta'aruf berarti melakukan perkenalan antara
keluarga pria dan keluarga Wanita dengan tujuan menyatukan
keduanya ke jenjang pernikahan. Tapi secara spesifik, istilah
taaruf berasal dari kata ta'arafa-yata'arafu yang artinya adalah
saling mengenal. Maka dapat disimpulkan kalau ta'aruf
merupakan proses perkenalan atau mengenalkan dua keluarga
yang memiliki niat dan maksud tertentu untuk lanjut ke jenjang
yang lebih serius yaitu pernikahan.
Semakin baiknya pengenalan seseorang maka peluang
untuk saling memberikan manafaat serta meningkatkan
ketakwaan kepada Allah SWT akan semakin membaik.
Karena tujuannya menekankan pada meningkatkan
ketakwaan kepada Allah SWT, maka ta'aruf bertujuan
untuk menghindarkan wanita dan pria yang melakukan
taaruf dari perzinaan.
Dilakukan sebelum melamar atau meminang.
Pihak pria akan terlebih dahulu menanyakan kesiapan
pihak wanita menuju jenjang pernikahan.
Dilakukan dengan Niat yang Tulus.
Baik pihak pria maupun wanita, sama-sama memiliki niat yang

Tata Cara tulus untuk serius menuju jenjang pernikahan.


Dilarang Berduaan.
Ta'aruf dilakukan dengan landasan takwa kepada Allah SWT
Ta’aruf maka proses taaruf melarang berduaan karena bukan muhrim.
Ini mengapa pada proses ta'aruf akan selalu ada pihak yang
menjadi pendamping yang lazimnya juga menjadi perantara
antara kedua keluarga.
Saling Mengenal.
Kedua belah pihak diwajibkan mencari tahu informasi masing-masing.
Melakukan Salat Istikharah.
Setelah mengumpulkan informasi maka tahap selanjutnya
adalah melakukan salat istikharah dengan landasan
menyerahkan seluruh hasilnya kepada Allah SWT. Artinya,
luruskan niat bahwa menikah adalah untuk membentuk
Tata Cara rumah tangga yang sakinah mawaddah dan warahmah serta
menunjukkan ketakwaan
Taaruf Tidak Boleh kepada
Dilakukan Allah
Terlalu SWT.
Lama.

Ta’aruf Karena itu biasanya ketika pihak pria sudah menyampaikan


niatnya untuk melakukan taaruf, maka waktu khitbah atau
lamaran biasanya juga sudah disampaikan. Biasanya taaruf
dilakukan hanya dalam hitungan 1-2 bulan, tidak sampai
bertahun.
Khitbah
Dari segi bahasa, khitbah memiliki arti meminta,
melamar, atau meminang seorang perempuan untuk
dijadikan sebagai seorang istri.
Dalam KHI atau Kompilasi Hukum Islam, khitbah adalah
sebuah upaya untuk menuju ke arah terwujudnya
perjodohan antara laki-laki dan perempuan.
Khitbah
Dalam proses khitbah, pihak perempuan hanya perlu
menjawab “iya” atau “tidak”.
Apabila calon mempelai perempuan menyetujui khitbah
tersebut, maka dirinya bisa disebut sebagai makhthubah,
yaitu berarti perempuan yang sudah resmi dilamar oleh
laki-laki. Dengan begitu, perempuan tersebut tidak
diizinkan untuk menerima lamaran dari laki-laki lain.
Mengerti dan Pernah Bertemu atau Melihat Calon
Mempelai Perempuan
Calon Mempelai Perempuan Sedang Tidak Di Dalam
Proses Khitbah Dengan Laki-laki Lain
Syarat Khitbah Pihak Perempuan Diperbolehkan Menerima Maupun
Menolak Laki-laki yang Melamarnya
Tidak Diizinkan Melamar Perempuan yang Sedang
Berada di Dalam Masa Iddah
Memilih Pasangan yang Sesuai Dengan Ajaran
Rasulullah SAW
Mahar
Mahar dalam Islam adalah hak istri yang diterima dari suaminya
sebagai pernyataan kasih sayang dan kewajiban suami terhadap
istrinya, tidak ada batasan minimal atau maksimal dalam pemberian
mahar karena merupakan simbol kesanggupan suami untuk memikul
kewajibannya sebagai suami dalam perkawinan, agar mendatangkan
kemantapan dan ketenteraman hati istri.
Dalam ajaran Islam, pemberian Maskawin/Mahar
hukumnya adalah wajib. Oleh karena itu, mahar memiliki
landasan hukum kuat yang menjadi dasar pegangan dari
calon suami atau pihak yang membayar mahar.
Tidak ada nilai minimal dan maksimal dalam mahar. Ketentuan
dalam mahar ini ialah segala apa pun yang sah dijadikan sebagai
alat tukar. Entah berupa barang ataupun jasa, sah dijadikan
maskawin. Tapi mahar disunnahkan tidak kurang dari 10 dirham
dan tidak lebih dari 500 dirham. Satu dirham setara dengan 2,975
gram perak. Rasullullah bersabda: “Carilah sesuatu (mahar) cincin
sekalipun terbuat dari besi. Jika tidak mendapati, mahar berupa
surat-surat al-Qur’an yang engkau hafal.” (HR Bukhari No.1587)
Bentuk Mahar

Mahar berbentuk Materi Mahar yang Dapat Diambil Mahar yang Kebermanfaatannya
kendaraan, perhiasan, Manfaatnya Kembali kepada Istri
rumah, uang, dan jasa seperti kisah Nabi Musa yang pembebasan dari perbudakan,
menikahi istrinya dengan mahar bekerja keislaman istri, maupun
sebagainya
selama delapan tahun bersama sang mengajarkan Al-Qur’an.
mertua
Seorang wanita dibebaskan menentukan apa bentuk dan berapa besar
mahar yang diinginkannya. Namun, Islam menyarankan agar ia
meringankan atau mempermudah mahar tersebut, sebab banyak laki-
laki yang gagal menikahi wanita pilihannya sebab beratnya mahar yang
ditentukan.
Hadits Rasulullah Saw dari Aisyah, “dari Aisyah bahwa Rasulullah
Saw bersabda: “Sesungguhnya perkawinan yang besar barakahnya
adalah yang paling mudah maharnya” dan sabdanya pula “Perempuan
yang baik hati adalah yang murah maharnya, memudahkan dalam
urusan perkawinannya serta baik akhlaknya, sedangkan perempuan
yang celaka yaitu yang mahal maharnya, sulit perkawinannya dan
buruk akhlaknya.” (HR. Imam Ahmad)
Kesimpulan
• Taaruf adalah sebuah proses mengenal, sedangkan khitbah adalah sebuah
proses melamar
• Dalam Fase Ta’aruf, Masih Bisa Mundur Tanpa Merasa Bersalah
• Sebelum taaruf bekali diri dengan ilmu, sebelum khitbah bekali diri
dengan restu
• Taaruf masih memberi waktu untuk berpikir, sedangkan khitbah, harus
menyegerakan waktu pernikahan
Terima Kasih
hello@reallygreatsite.c
om
@kelompok312mipa1

+123-456-7890

Anda mungkin juga menyukai