Kelompok Kerja
Kelompok Kerja
BAHAN AJAR
Mata Kuliah : DASAR-DASAR MANAJEMEN
Semester :
Pertemuan Ke : 12
Pokok Bahasan : KELOMPOK KERJA
Dosen : YUSRI USMAN, IR., M
1
POKOK
POKOKBAHASAN:
BAHASAN: Dasar-Dasar
KELOMPOK KERJA
Prosedur Pembukuan
Pemimimpin formal, yaitu seseorang yang ditunjuk dan ditugaskan secara formal
oleh organisasi untuk memimpin orang-orang dalam melakukan suatu
pekerjaan.
Pemimpin informal, yaitu seseorang secara alamiah dianggap mampu memainkan
peran sebagai pemimpin ketika kelompok kerja telah bekerja dan saling
berinteraksi.
Pemimpin formal dapat berperan sebagai pemimpin informal sekiranya dia mampu
diterima oleh kelompok kerjanya. Tetapi pemimpin informal belum tentu
merupakan pemimpin formal.
Apabila pemimpin informal bukan pemimpin formal, maka hal ini akan mengancam
keutuhan kelompok kerja, karena anggota tidak dapat bekerja dengan
pemimpin formalnya. Sebaiknya pemimpin formal juga sekaligus pemimpin
informal.
Dalam tahapan pembentukan dan interaksi kelompok kerja, konflik mungkin terjadi
sesama anggota. Oleh karena itu peran kepemimpinan dalam kelompok kerja
sangatlah menentukan kelompok kerja terbentuk dan berinteraksi.
POKOK BAHASAN: KELOMPOK KERJA
Norma adalah sesuatu yang diterima dan disepakati oleh kelompok sebagai aturan
yang mengontrol perilaku dan tindakan mereka. Norma dapat pula berupa aturan
main yang disepakati oleh para anggota sebagai sesuatu yang mengikat mereka.
Norma ini penting karena keragaman karakteristik individu supaya tidak terjadi
konflik.
Keragaman punya dua potensi, yaitu potensi untuk saling mengisi dan berinteraksi
positif dan potensi konflik yang berinteraksi secara negatif.
Keragaman dapat menjadi potensi positif, jika setiap anggota dapat memahami
bahwa keragaman yang terjadi adalah alamiah, namun karena mereka bertemu
maka keragaman tersebut perlu dipertemukan. Tetapi keragaman dapat pula
berpotensi negatif atau konflik, sekiranya anggota tidak memahami keragaman
tersebut sesuatu alamiah. Masing-masing memperjuangkan apa yang mereka
yakini tanpa mau meyakini apa yang diyakini orang lain. Dari potensi keragam ini
maka norma muncul sebagai titik temu untuk mengarahkan potensi keragaman
menjadi potensi positif untuk saling berinteraksi dan saling melengkapi dalam
sebuah kelompok kerja.
Bentuk norma sangat beragam, tergantung bentuk keragaman dari karakteristik
individu dalam kelompok kerja, keragaman kelompok kerja hingga keragaman
organisasi. Norma yang biasa terdapat dalam kelompok kerja adalah hadir tepat
POKOK BAHASAN: KELOMPOK KERJA
(Cohesiveness)
Solidaritas dan integritas dalam kelompok kerja adalah tingkat kekompakan, rasa
memiliki dan pandangan positif para anggota terhadap kelompok. Solidaritas
dan integritas dalam kelompok kerja akan menentukan sampai sejauh mana
kelompok kerja dapat menjalankan fungsinya dalam pencapaian tujuan.
Terdapat 3 cara agar kelompok kerja dapat mewujudkan tingkat solidaritas
dan integritas yang tinggi :
1). Memperkenalkan kompetisi/persaingan antar kelompok kerja dalam
pengertian positif. Persaingan biasanya akan mendorong untuk saling
memperkuat diri untuk menang.
2). Meningkatkan tingkat interaksi antar anggota dalam kelompok kerja. Mustahil
untuk menyamakan seluruh karakteristik individu, tetapi banyaknya interaksi
dapat mendorong para anggota untuk lebih mengenali sesama mereka
sehingga pemahaman anta anggota akan lebih mudah diwujudkan.
3). Mengangkat isu bersama berupa tujuan atau target-target yang harus dicapai
bersama. Adanya isu atau target bersama akan meminimalkan perhatian
individu terhadap diri mereka masing-masing dan lebih memfokuskan
perhatian pada kelompok mereka.
POKOK BAHASAN: KELOMPOK KERJA
1). Tujuan dari pembentukan kelompok kerja harus jelas, sehingga para anggota dapat
mengenali secara jelas tujuan kelompok kerja yang dibentuk serta memperjelas arah
yang akan dituju oleh kelompok kerja.
2). Peran serta dan pembagian kerja harus jelas. Artinya pekerjaan disusun secara jelas.
Ketidakjelasan pekerjaan akan menimbulkan konflik dalam kelompok kerja dan juga
menelantarkan perkerjaan yang semestinya dikerjakan.
3). Jumlah anggota yang optimal dalam sebuah kelompok kerja perlu ditentukan. Jumlah
perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang akan dijalankan. Terlalu banyak
anggota. Menyebabkan sebagian akan menganggur dan terlalu sedikit menyebabkan
beban anggota melebihi kemampuan.
4). Pemimpin kelompok kerja perlu ditentukan atas dasar kapabilitasnya. Jika
memungkinkan dirinya tidak hanya pemimpin formal, tetapi sekaligus pemimpin
informal.
5) Norma perlu disepakati sebelum pekerjaan dilakukan.
6). Jadwal kerja perlu disusun secara spesifik dan disusun bersama agar anggota memiliki
tanggung jawab.
7). Perlu diadakan momentum-momentum formal dan informal untuik memperkuat
solidaritas dan integritas sesama anggota.
8). Fokuskan setiap kejadian pada kinerja kelompok kerja, bukan pada masing-masing
POKOK BAHASAN: KELOMPOK KERJA
Kinerja.
Keahlian Pertanggungjawaban
Komitmen
Pekerjaan kelompok Pertumbuhan Individu
Gambar : Pilar Utama Kelompok Kerja.
1). Pertumbuhan Individu.
Setiap individu punya tujuan masing-masing, selain tujuan
kelompok kerja. Kemampuan pencapaian tujuan individu
sangat menentukan kemampuan individu dalam memberikan
pertanggung jawaban pencapaian kinerja kelompok.
POKOK BAHASAN: KELOMPOK KERJA