Anda di halaman 1dari 38

1

Eksipen Sediaan Farmasi


Apt. Nurfitriyana, M.Farm

Institut Sains & Teknologi Al-Kamal


Genap 2020/2021
2

Pertemuan 13
Eksipien Mukoadhesif
Pendahuluan.....
• Mukosa merupakan membran pada tubuh yang bersifat
semipermeabel yang mengandung musin
• Adhesi berarti gaya molekuler pada area kontak antar
elemen yang berbeda yang berikatan satu sama lain
• Sistem mukoadhesif adalah sistem pelepasan obat
dimana terjadi ikatan antara polimer alam atau sintetik
dengan substrat biologi yaitu permukaan mukus.
Lokasi Mukosa.....
No Lokasi Tipe Epitelium Suhu Mukus
Mukosa (oC) Konsentrasi pH Ketebalan
(%) (µm)
1 Bukal Stratified squamous 36,5 0,1 - 0,5 7(6,8-7,4) 10-100
non-keratinized
2 Esophageal Stratified squamous 37 0,1 - 0,3 6 (4-7) 95
non-keratinized
3 Lambung Simple columnar 37 3 1,6(1-2,5) to 180
7,2(7,1- 7,3) (50-450)
4 Usus Kecil Simple columnar (with 37 1 6,9(5,9 -7,5) 0-37
villi)
5 Kolon Simple columnar 37 <5 6,6(6-7) 110-130
6 Rektal Simple columnar 37 <5 7,5(6,8-7,9) 150
6 Hidung Pseudostratified 30 2-3 6,6(6,3-6,7) 10-15
ciliatedcolumnar
7 Paru-paru Variablel 32-36 2-4 7,0 5-55
8 Ocular Stratified squamous 34 0,01 7,6(7,5-7,8) 3-5
non-keratinized
9 Vagina Stratified squamous 37 1-2 4,2(3,5-4,5) 20
non-keratinized
Kandungan Mukosa
• air 90-95 %,
• Mucin (5-10%)->
Glikoprotein (3-5%) ,
lemak (0,5-2,0%)
• Elektrolit (garammineral) 1%

Glikoprotein
Protein BM tinggi
yang memiliki unit
oligosakarida (± 8-10
residu monosakarida
dari 5 jenis
monosakarida).
Mekanisme Kerja Mukoadhesif

• Ikatan Ionik Ikatan Hidrogen


• Ikatan Kovalen Ikatan Van der walls
Karakteristik Eksipien (Polimer)
Mukoadhesif
Petimbangan Pemilihan Di Tinjau dari Sifat
Polimer Mukoadhesif
• Tidak iritan pada membran Fisikokimia
mukosa dan tidak toksik • BM besar (>100000 Da)
• Tidak memiliki ikatan
kovalen yang kuat
• Molekul hidrofilik (gugus
• Tidak menghalangi fungsional yg
pelepasan zat aktif dari membentuk ikatan
obatnya hidrogen dengan musin)
• Tidak mengalami hidrasi
berlebihan pada pelepasan • Polielektrolit anionik
obat dengan muatan hidroksil
• Tidak terdekomposisi pada tinggi
penyimpanan
Klasifikasi Polimer Mukoadhesif

• Berdasarkan Sumber
1. Polimer Alami (alginat, kitosan dan derivatnya,
guargum, xanthan, pektin, karagenan, gelatin,
asam hyaluronat, glukosamin)
2. Polimer Semisintetis (Derivat Selulosa)
3. Polimer Sintetis (poly(etilen glikol),
poly(etilen oksida) dan derivatnya, asam
poliakrilat, poli metakrilat dan derivatnya,
polivinil pirolidondan polivinil amin
Keuntungan Penggunaan Polimer
1. Memungkinkan untuk mempertahankan waktu
Mukoadhesif
tinggal obat seperti di dalam saluran cerna ->
bioavailabilitas meningkat -> Kepatuhan pasien
meningkat (menurunkan frekuensi pemberian obat)

2. Dapat membuat sediaan obat denga target spesifik yakni


membran mukosa pada tubuh seperti lambung dan/atas
usus -> meingkatkan efektifitas obat
EKSIPIEN ALAMI
• Pemerian :Serbuk putih atau putih
1. Kitosan •
kekuningan, tidak berbau.
Berat Molekul : 10.000–1.000.000 Da
• Kelarutan :Sedikit larut dalam air,
praktis tidak larut dalam etanol (95%)
dan pelarut organik dan larutan alkali
pada pH diatas 6,5.
• pH : 4,0 – 6,0
• Berat Jenis : 1,35-1,4 g/cm3
• Stabilitas : Kitosan stabil pada
suhu ruang, meskipun higroskopis
setelah pengeringan. Penyimpanan
kitosan dalam wadah yang tertutup
• Nama Kimia Poly-b-(1,4)- rapat dalam tempat yang dingin dan
2-Amino-2-deoxy-D- kering
glucose • Inkompabilitas : Kitosan inkompatibel
dengan agen pengoksidasi kuat.
1. KITOSAN-> Mekanisme Mukoadhesif

Kitosan memiliki gugus NH2, pada suasana asam terionisasi


membentuk NH3+ dan berikatan dengan komponen mukosa
yang bermuatan negatif. Ikatan hidrofobik terjadi antara
gugus residu pada kitosan dengan hidrogen pada asam
sialat. Ikatan hidrogen terjadi antara gugus hidrogen
pada chitosan dengan senyawa penyusun mukosa lainnya.
1. Kitosan

Konsentrasi chitosan dalam formulasi: 5-15%.


• Pemerian ;Berupa bubuk atau
2. PEKTIN serbuk, berwarna putih
kekuningan, tidak berbau
• Berat Molekul:30 000–100 000
Da
• Kelarutan :Larut dalam air,
tidak larut dalam etanol 95 % dan
pelarut organik lainnya.
• pH : 6,0–7,2
• Sinonim : Metopektin, • Stabilitas : Pektin bersifat
Metil Pektin, Metil Pektinat, tidak reaktif dan stabil, simpan
Mexpektin, Pektina, Asam ditempat yang kering dan dingin.
Pektinat.
2. PEKTIN-> Mekanisme Mukoadhesif
• Pektin memiliki banyak gugus karboksilat yang dapat berikatan
dengan gugus fungsi yang ada pada musin. Pektin mengalami
pembasahan yang menyebabkan swelling sehingga pektin
berkontak dengan rantai musin pada lapisan mukus. Kemudian
gugus karboksil pada pektin akan berikatan dengan gugus fungsi
yang ada pada musin dengan ikatan hidrogen sehingga pektin
menempel pada mukosa, adanya electrostatic repulsion yang
terjadi antara pektin dan mukosa yang mempertahankan ikatan
antara polimer pektin dan mukosa.
• Viskositas :5 Cp pada suhu 75oC

3. Karagenan Kelaruta
n dalam
air
Kappa Lota Lambda

20oC Larut -> Larut -> Larut


Garam Garam
Na Na
80oC larut Larut Larut
• Stabilitas : Karagenan bersifat
higroskopis sehingga harus disimpan dalam
wadah yang tertutup rapat, sejuk, dan
kering.
Stabilitas Kappa Lota Lambda
pH netral & Stabil Stabil Stabil
Ph basa
Ph Asam lTeridrolisis dalam Teridrolisis Terhidrolisi
larutan ketika dalam larutan.
dioanaskan. Stabil Stabil dlm
dlm bentuk gel bentuk gel

• Inkompabilitas :Karagenan
membentuk kompleks dengan material
kationik sehingga akan merusak sifat
fisikokimia (kelarutan, perubahan pH).
•Karagenan -> Mekanisme
Karagenan memiliki gugus hidroksilMukoadhesif
yang berperan
penting dalam pembentukan ikatan hidrogen sehingga
mempunyai sifat mukoadesif. Gugus hidrofil ini akan
mengikat air sehingga air akan terjerap pada matriks
(meningkatkan fleksibilitas pada rantai polimer)
dimana rantai polimer yang fleksibel dapat membantu
dalam penetrasi dan pembelitan rantai polimer dengan
lapisan mukosa sehingga meningkatkan sifat adhesi.
• Karagenan dapat digunakan dalam formulasi untuk
sediaan oral, optalmik, dan bukal. Karagenan memiliki
sifat mukoadhesi pada daerah orofaringeal. Selain itu
karagenan juga dapat menempel pada membran vagina
sehingga dapat digunakan dalam sediaan untuk vaginal.
Guar Gum
• Guam gum merupakan polisakarida hidrokolid dengan BM
tinggi yang mengandung galactan dan mannan yang
terhubung melalui ikatan glikosida
• Rumus Molekul : (C6H12O6)n
• Guar gum memiliki gugus
Guar Gum
• Kelarutan : Praktis tidak larut
dalam pelarut organik. Dalam air
hidroksil pada strukturnya
sehingga mampu
dingin dan panas, guar gum menghasilkan iktan hidrogen
terdispersi dan mengembang
antara guar gum dengan
membentuk massa kental.
• Berat Molekul : 220.000 Da
musin sehingga mampu
• pH : 5,0 0 7,0 menghasilkan efek
• Densitas :1,492 g/cm3 mukoadhesif. Selain itu gugus
• Viskositas : 3860 Cp hidroksil ini mampu menarik
• Inkompatibilitas:Kompatibel dan menjerap air dari medium
dengan hidrokoloid dari tumbuhan sehingga menyebabkan rantai
seperti tragacanth. Tidak compatibel belitan antara polimer dengan
dengan aseton, etanol, tannin, asam musin sehingga menyebabkan
dan basa kuat, serta dengan ion borat terjadinya adhesi antara
polimer dengan musin.
Guar Gum

Konsentrasi guar gum dalam formulasi: 25-30%.


EKSIPIEN SINTETIK
Hydroxypropilmetylcellulose
Sinonim : Benecal MHPC,E464,
hypromelosum, methocel, methyl
hydroxypropylcellulose, MHPC,
pharmacoat, Tylopur, Tylose MO.
Karakteristik Fisiko Kimia
Pemerian : Serbuk atau granul berwarna
putih sampai off-white tidak berbau dan
tidak berasa.
pH : 3.5-8.0
Mekanisme polimer mukoadhesif: HPMC Bulk Density : 0.341 g/cm3
memiliki gugus hidroksil pada strukturnya Tapped Density : 0.557 g/cm3
sehingga mampu menghasilkan iktan Titik leleh: 190-200oC
hidrogen antara HPMC dengan musin Kelarutan : Larut dalam air dingin, praktis
sehingga mampu menghasilkan efek tidak larut dalam air hangat,
mukoadhesif. Semakin besar nilai khloroform,70% etanol dan eter. Larut
dalam campuran etanol dan
viskositas hidroksipropil metil selulosa diklorometan, dan campuran air dengan
lebih cepat mengembang. Hal ini alkohol.
mengakibatkan pembentukan gel yang Penggunaan HPMC sebagai polimer:
kental, yang mencegah terjadinya HPMC dengan viskositas yang tinggi
pelarutan dan erosi, yang memperlambat digunakan untuk menahan pelepasan
proses difusi dan kecepatan pelepasan obat dari matrix dengan konsentrasi 10-
obat. 80%w/w didalam tablet.
Hydroxypropilmetylcellulose

Pada penelitian yang di lakukan (singh, et al, 2010) hasil formula yang
dioptimasi adalah formula 15 dan formula 16 studi stabilitas
mengungkapan bahwa tidak ada perubahan signifkan pada parameter
kekerasan, kerapuhan, kandungan obat dan uji in vitro. Hal ini
menunjukkan bahwa kombinasi hpmc dan xanthan dapat digunakan
sebagai polimer pada sediaan mukoadhesif.
Poly acrylic acid
Sinonim : Acrypol, Acritamer, acrylic
acid polymer, carbomer, carbopol, carbocy
polymethylene, carboxyvinyl polymer,
pemulen,tego carbomer.
Sifat Fisiko-kimia:
Pemerian : serbuk berwarna putih,
memiliki bau yang khas dan higroskopis
pH : 2.5-4.0 dalam 0.2% w/v air,
2.5-3.0 dalam Acrypol1
pKa : 6.0 ±0.5
Titik Leleh : Dekomposisi terjadi selama
30 menit pada suhu 260oC
Bulk Density : 0.2 g/cm3 (serbuk), 0.4g/cm3
Metode pembuatan: karbomer adalah polimer
sintetis dengan berat molekul yang tinggi dan
merupakan hasil cross-link dari asam akrilat.
Pelarut yang di gunakan dalam proses
polimerisasi adalah etil asetat atau campuran
sikloheksana-etil asetat. (Rowe, 2009)
Poly acrylic acid

Mekanisme polimer mukoadhesif: gugus –COOH menyebabkan adhesi dan adanya interaksi
antara gugus karboksil dengan asam sialat pada mucus (Wiley, 2014). Interaksi ini terjadi karena
adanya ikatan hydrogen antara poly acrylic acid dengan kelompok penerima proton di mucin.
Poly acrylic acid memiliki kemampuan menyerap air yang sangat besar (Hosmani, 2006). Pada
pH asam, sifat mengembang poly acrylic acid dipengaruhi oleh gugus karboksilatnya yang tidak
bermuatan yang saat terhidrasi membentuk ikatan hidrogen dengan air yang di serap, sehingga
merelaksasi rantai polimer poly acrylic acid (Majithiya, et al, 2008). Bentuk crosslink dari poly
acrylic acid menyebabkan berkurangnya mobilitas rantai polimer. Fleksibilitas rantai polimer
penting untuk interpenetrasi dan pembelitan polimer dengan rantai musin sehingga ikatan kimia
dapat terbentuk. Mekanisme poly acrylic acid sebagai polimer melalui hidrasi pada lapisan
terluar tablet dan membentuk lapisan gel dan menyebabkan hambatan dalam pelepasan bahan
aktif (Hosmani,2006)
Poly acrylic acid

Konsentrasi poly acrylic acid//carbopol: 5-30%


Natrium Methylcellulose
Nama Kimia : Cellulose, carboxymethyl ether,
sodium salt [9004-32-1]
Sinonim : Akucell, Aqualon CMC,
Aquasorb, Blanose, Carbose D, carmelloum natricum,
Cel-O-Brandt, cellulose gum, Cthylose, CMC sodium,
E466, Finnfix, glykocellan, Nymcel ZSB,SCMC,
sodium carboxymethylcellulose, sodium cellulose
glycolate,Sunrose, Tylose CB, Tylose MGA,Walocel C,
Xylo-Mucine.
Sifat Fisiko-kimia:
Pemerian : Serbuk atau granul berwarna putih
sampai krem, tidak berasa dan tidak berbau.
Merupakan senyawa higroskopis sehingga mudah
larut dan terdispersi dalam air membentuk larutan
Mekanisme polimer mukoadhesif:
koloidal.
Na CMC memiliki gugus –OH dan COO- yang
Bulk Density : 0.52 g/cm3
dapat berikatan dengan rantai oligosakarida atau
Tapped Density : 0.78 g/cm3
protein dari mucin ( Indrawati, 2005)
pKa : 4.30
Menghambat laju pelepasan obat yang terjadi
Titik leleh : 227oC
melali ionisasi gugus karbosilik Na.CMC.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam
ionisasi ini menyebabkan peningkatan
acetone, etanol (95%), ether dan toluen. Mudah
kemampuan mengembang tablet sehingga
didispersikan dalam air pada semua suhu, dengan
mengakibatkan pembentukan lagpisan gel
membentuk larutan koloid yang jernih. Kelarutan
(Singh et al,006).
air bervariasi dengan derajat substitusi (DS).
Natrium Methylcellulose

Konsentrasi Na.CMC dalam formulasi: 26,67-40%


Polyvinyl pyrolidone
Sinonim : PVP, povidone,
Copovidone,Polyvidone, Poly [1-(2-oxo-1-
pyrrolidinyl)ethylene], 1- Ethenyl-2-pyrrolidon
homopolymer.
Sifat Fisiko-kimia:
Pemerian : serbuk putih atau putih
kekuningan dengan ukuran partikel yang
berbeda. Bau khas masing-masing produk
tergantung pada metode sintesisnya dan
karenanya tidak sama untuk semua tingkat
povidone. Povidone K 25 dan Povidone K 30
memiliki bau yang khas yaitu bau amina atau
amonia, karena amonia digunakan untuk
Mekanisme: polyvinylpirolidone netralisasi dan bersifat higroskopis (Buhler,
merupaka polimer hidrofilik, yang akan 2005).
langsung mengembang ketika berkontak Density : 1.2 g/cm3
dengan cairan asam lambung dan Bobot Molekul: 40.000-360.000
membentuk hidrogel. Mekanisme interaksi Titik leleh : 150-180oC
Kelarutan: Mudah larut dalam air, etanol
polivinil virolidon dengan mukosa terjadi
(95%)P, kloroform P dan praktis tidak larut
melalui ikatan Kovalen dalam eter P (Anonim, 1979)
Sinonim : Polyox, Polyoxiante,
Polyethylene oxide Polyoxirane, Polyoxyethylene.
Sifat Fisiko-kimia:
Densiti : 1.3 g/cm3
Titik leleh : 65-70oC
Moisture content : <1%
Kelarutan : Polietilen
oksida larut dalam air dan sejumlah pelarut organic
yang umum seperti asetonitril, kloroform, dan
metilen klorida. Tidak larut dalam hidrokarbon
alifatik, etilen glikol dan sebagian besar alkohol.
Inkompatibilitas : polyetilen oksida
incompatibilitas dengan senyawa asam kuat.
Mekanisme Pembuatan : Dengan
polimerisasi etilen oksida dengan katalis yang
sesuai (Rowe,2009).

Mekanisme Polimer: Polyethylene oxide akan membentuk ikatan hidrogen dengan


mucin.Kemampuan mukoadhesivenya tergantung dari berat molekul rata-rata.
Polyethylene oxide merupakan polimer yang sangat larut didalam air, sehingga ketika
berkontak dengan air atau cairan asam lambung akan langsung terhidrasi dan
mengembang membentuk hidrogel.
Polyethylene oxide

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Salehi, 2017) menggunakan berbagai


macam konsentrasi HPMC K 4M, PVA, dan polyethylene oxide, glycerol dan
stevia dalam formulasi formulasi ini polyethylene oxide digunakan karena
polyethylene oxide memiliki berat molekul yang rendah sehingga memiliki laju
di solusi yang cepat di saliva dan memiliki sifat polimer self-plasticizing.
Sodium Alginate
Sifat Fisiko-kimia:
Pemerian : serbuk berwarna putih
sampai kekuninan, hamper tidak berbau.
pH : 7.2
Titik didih : 495.2oC
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam
etanol (95%), eter, kloroform, dan ethanol/
campuran air dengan etanol dimana
konsentrasi etanol lebih dari 30%. Praktis
tidak larut dalam pelarut organik, larutan
Sinonim : Alginato asam dengan pH kurang dari 3. Larut
Sodico, align, alginic acid, Sodium perlahan didalam air dengan membentuk
salt, E401, Kelcosok, Keltone, natrii larutan koloid.
alginas, Protanal, Sodium Mekanisme Pembuatan : Alginate di
Polymannuronate.
Nama kimia : ekstraksi dari rumpul laut coklat dan
sodium;3,4,5,6-tetrahydroxyoxane- dinetralkan dengan natrium bikarbonat
2-carboxylate untuk membentuk natrium alginate
Sodium Alginate

Mekanisme polimer mukoadhesif:

Adanya kontak erat antara natrium alginate dengan


mucus akibat pembasahan permukaan atau
pengembangan bahan bioadhesi. Berpenetrasinya bahan
bioadhesi kedalam permukaan jaringan. Ikatan antara
natrium alginate dengan mucus diperkuat dengan adanya
ikatan kimia yang lemah seperti ikatan hydrogen. Bahan
bioadhesif yang mengandung gugus karboksilat dalam
suasana asam akan menjadi bentuk asamnya yang akan
membentuk ikatan hydrogen dengan rantai
oligosakakrida atau protein dari mucin. (Ahuja, 1997)
(Deshpande,1996)
Sodium Alginate

Konsentrasi Natrium alginate dalam formulasi: 22.5%-58.5%.


Singh, 2010.
Formulasi mucoadhesive

Tramadol memiliki
t1/2 yang pendek,
direkomendasikan
untuk pemberian
dosis 50-100 mg
setiap enam jam
dengan dosis
maksimal 400
mg/hari.

Tramadol HCl: Zat Aktif


Guar gum: polimer Dari hasil penelitian: di dapatkan formulasi
Konsentrasi Poilmer Mucoadhesif yang terbaik adalah Formulasi 15 dan 16.
HPMC K 15M dan HPMC
dalam formula dengan konsetrasi polimer
K100M : polimer
Guar gum: 20,83-41,66% Formula 15 -> GG:.0%;HPMCK15M:0%;;
Xanthan gum: Polimer
HPMC K 15M : 10,41-41,66% HPMCK100M 20,83%; XG 20,83 %
PVP K 30: Plasticizer
HPMC K100M : 20,83-41,66% Formula 16 -> GG:.0%;HPMCK15M: 10,41 %;;
Avicel pH 102: filler
Xanthan gum: 10,41-41,66% HPMCK100M 20,83%; XG 10,41%
Talc: Pelincir
Mg.Steatare: lubruikan
Formulasi mucoadhesive 2

Lisinopril termasuk kedalam golongan angiotensin converting enzyme


inhibitor (ACE) dengan bioavailabilitas 25% dan sebagian besar
diekskresikan dalam urin.

lisinopril: Zat Aktif


HPMC : polimer Konsentrasi Poilmer Mucoadhesif Dari hasil penelitian: di dapatkan formulasi
Chitosan: Polimer dalam formula yang terbaik adalah Formulasi 6 dengan rasio
CMC: Polimer HPMC : 25-40,0% polimer HPMC : CMC (4:1)
Lactosa : pengisi Chitosan: 10-25,0%
Talc:pelincir CMC: 10-25,0%
Mg.Steatare: Lubrikan

Husein,2013
Evalusi Sifat Mukoadhesif Eksipien
a
b

Evaluasi sifat bioadhesif eksipien didasarkan pada waktu yang


diperlukan oleh eksipien uuntuk terlepas dari permukaan
bioadhesif, semakkin lama dan semakin besar gaya yang diberilan
oleh eksipien terpelas makan sifat bioadhesif semakin kuat.
Metode dilukuan dengan Memberikan menarik eksipien dengan
kekutan tertentu baik dengan uji alat (a) datau (b) semakain besar
KESIMPULAN

1. Eksipien mukoadhesif banyak diformulasikan untuk


tujuan meningkatkan bioavailabiltas dengan cara
meningkatkan waktu kontak lebih lama sediaan obat di
tempat absorbsinya dengan adanya ikatan antara polimer
dengen membran mukosa, sehingga dapat meningkatkan
waktu paruh obat.
2. Eksipien mukoadhesif juga dapat diformulasikan untuk
tujuan spresifik pada memberan mukosa, lambung dan
usus
3. Gugus gugus fungsi yang berkontribusi dalam
mekanisme terikatnya dengan mebran mukosa lambung
yaitu gugus hirdroksi, karbonil, karboksil, dan amin.

Anda mungkin juga menyukai