MENURUT WHO
Batas usia anak adalah sejak anak dalam
kandungan sampai usia 19 tahun
PERLINDUNGAN ANAK
Perlindungan anak adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi anak dan
hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi, secara
optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi
(UU PA 23/2002 Pasal 1 ayat 2).
FAKTA DAN DATA KEKERASAN PADA ANAK DI INDONESIA
Series 1
80%
60%
40%
20%
Series 1
0%
ik is l l
fis is k s ia su
a
n p an se
x
a sa an fi n
er as sa
n
k ke
r an a
ke e ras er
k ke k
ke Ke
Sales
physical abuse
(kekerasan secara
fisik)
social abuse
sexual (kekerasan
(kejahatan) secara social)
secara seksual)
psychological
abuse (kekerasan
secara psikologis)
1. Merusak Otak
2. Membuat anak kecanduan pornografi
3. Sulit konsentrasi dan Fokus
4. Perilaku kekerasan seksual di masa
mendatang
Berdasarkan gender laki-laki lebih cenderung mudah
kecanduan dibanding perempuan.
TONTONAN & KEKERASAN
Tontonan kita tidak ramah anak, tidak
sesuai dengan usia anak baik anak yang
memerankan, content cerita, maupun
visualisasi
Kekerasan yang ada di film menjadi
lumrah, biasa, dan wajar jika ditiru
Game online mengandung kekerasan dan
pornografi
KEKERASAN DALAM
LINGKUNGAN KELUARGA
Teridentifikasi 14 jenis perilaku kekerasan yang
dialami anak dalam lingkungan keluarga yakni
menjewer, mencubit, menendang, memukul dengan
tangan, memukul dengan benda, menghukum hingga
jatuh sakit, melukai dengan benda berbahaya,
kekerasan fisik, membandingkan dengan saudara,
membentak dengan suara keras, menghina di
hadapan teman atau orang lain, menyebut “bodoh”,
“pemalas”, “nakal”, mencap dengan sebutan
jelek/jahat, kekerasan psikis lainnya.
KEKERASAN DALAM
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Teridentifikasi 4 jenis perilaku kekerasan dominan
yang dialami anak dalam lingkungan pendidikan
yakni menjewer, mencubit, membentak dengan
suara keras, menghina di hadapan teman atau orang
lain.
Pelaku kekerasan terhadap anak dalam lingkungan
pendidikan adalah adalah guru, teman sekelas dan
teman lain kelas, ditemukan fakta, 31,8% guru
pernah menjewer anak, 49,1% teman sekelas pernah
mencubit anak, dan 20,7% teman lain kelas
menghina anak dihadapan teman lainnya.
PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN
PADA ANAK DALAM KELUARGA
1. Orang tua mengalami perlakuan salah atau trauma
pada masa anak-anak.
2. Orang tua yang agresif dan emosional.
3. Orang tua tunggal.
4. Pernikahan dini dan belum siap secara emosional
dan ekonomi.
5. Sering terjadi KDRT.
6. Kemiskinan dan tidak mempunyai pekerjaan.
7. Jumlah anak banyak dan keluarga besar.
8. Adanya konflik dengan hukum.
9. Ketergantungan obat, alkohol, atau sakit jiwa.
Hasil Minotoring dan Telaah KPAI, pada tahun 2012 di 9 Provinsi di Indonesia
PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN
PADA ANAK DALAM KELUARGA
1. Orang tua mengalami perlakuan salah atau trauma
pada masa anak-anak.
2. Orang tua yang agresif dan emosional.
3. Orang tua tunggal.
4. Pernikahan dini dan belum siap secara emosional
dan ekonomi.
5. Sering terjadi KDRT.
6. Kemiskinan dan tidak mempunyai pekerjaan.
7. Jumlah anak banyak dan keluarga besar.
8. Adanya konflik dengan hukum.
9. Ketergantungan obat, alkohol, atau sakit jiwa.
Hasil Minotoring dan Telaah KPAI, pada tahun 2012 di 9 Provinsi di Indonesia
PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN PADA
ANAK DALAM SATUAN PENDIDIKAN
• Sistem dan peraturan sekolah tidak memiliki perspektif
perlindungan anak: metode pengajaran yang lebih banyak
ceramah
• Guru dan penyelenggara sekolah belum memiliki
paradigma tentang perlindungan anak, guru lebih banyak
mengajar daripada mendidik
• Guru belum memahami UU Perlindungan Anak
Punishment lebih sering dari reward; Menghukum
dianggap wajar untuk membuat jera, tapi anak tidak
pernah jera, justru menjadi labelling ke anak;
Menghukum sebaiknya dalam kerangka membangun
kesadaran, bukan menakut-nakuti.
• Siswa tidak dibekali pengetahuan tentang Perlindungan
Anak
LANJUTAN
• Siswa yang melakukan pelanggaran, bullying dan
kekerasan karena dipicu oleh permasalahan yang
dibawa dari rumah.
• Sistem BK di sekolah masih bersifat penanganan
terhadap anak yang bermasalah, seharusnya BK
juga bekerja untuk pencegahan dari awal dan
memetakan permasalahan setiap anak, sehingga
sekolah mengetahui bagaimana riwayat keluarga
dan perilaku masing-masing siswa.
• Perspektif “pintar” dengan kognisi
• Anak didik masih menjadi objek pendidikan, belum
menjadi subjek pendidikan
PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN
PADA ANAK DALAM LINGKUNGAN
Tubuhnyanya
Kesehatan
mengalami
mental
luka-luka
Resiko
depresi
ASPEK KURATIF KORBAN KEKERASAN
PENGOBATAN DAN 1. Layanan Medis
LAYANAN KESEHATAN 2. Pemerikasaan
Medikolegal
(KURATIF)
3. Layanan Psikosial
4. Rujukan
PENANGANAN
KORBAN
REHABILITASI SOSIAL,
PEMULANGAN, PENEGAKAN HUKUM
REINTEGRASI SOSIAL
JIKA TERJADI….
Dilema, antara tabu dan kriminal
Dilaporkan
Menyembunyikan identitas korban
Disembuhkan secara integratif
sehingga tidak berpotensi menjadi
pelaku lain
USAHA KURATIF
PENDAMPINGAN KORBAN
Orang tua tetap mendampingi
Memperbaiki pola komunikasi dan
pengasuhan
Menciptakan lingkungan yang ramah untuk
anak
Mendampingi proses pemulihan psikologis
Mendampingi proses reintegrasi di
masyarakat sekolah
Membangun kepercayaan diri anak dan
menyalurkan bakat minatnya
SOLUSI MENCEGAH
JANGAN SERING MENGABAIKAN ANAK
TANAMKAN SEJAK DINI PENDIDIKAN AGAMA
BICARA SECARA TERBUKA PADA ANAK
AJARKAN KEPADA ANAK UNTUK BERSIKAP
WASPADA
ORANGTUA BERSIKAP SABAR TERHADAP ANAK
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
- Muskuloskeletal
- Fraktur
- Dislokasi
- Keseleo (sprain)
- Integumen
- Lesi sirkulasi (biasanya pada kasus luka bakar oleh karena rokok)
- Luka bakar pada kulit, memar dan abrasi
- Adanya tanda2 gigitan manusia yang tidak dapat dijelaskan
- Bengkak.
GENITO URINARIA
• ISK
• PERDARAHAN
• Luka
• Nyeri saat pips
• Laserasi pada organ
genetila
INTEGUMEN
• Lesi sirkulasi
• Luka bakar pada kulit,
memar dan abrasi
• Ada gigitan manusia
• Bengkak
EVALUASI DIAGNOSTIK
Riwayat penyakit dan pemeriksaan LABORATORIUM
Fisik
Penganiayaan Fisik Laboratorium
Luka memar : skrinning
Luka memar perdarahan
Luka bakar Penganiayaan seksual: