Anda di halaman 1dari 102

KEMENTERIAN KEUANGAN

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


Overviu Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2018 sebagaimana telah
PUSDIKLAT ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN

diubah dengan Peraturan Presiden


Nomor 12 Tahun 2021 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

PJJ
Pejabat Pembuat Komitmen
Tahun 2023
Ketentuan Umum Pengadaan B/J
PENGERTIAN PBJP

“Kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat


Daerah yang dibiayai, oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi
kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan””

Pasal 1 angka 1
APA SAJA TUGAS PPK YANG BAPAK IBU
KETAHUI?
GARIS BESAR PBJP

Perencanaan Persiapan Pelaksanaan

Identifikasi Persiapan PBJ Melalui Pelaksanaan PBJ Pelaksanaan PBJ


Persiapan Swakelola
Kebutuhan Penyedia melalui Swakelola melalui Penyedia

Penetapan Jenis Penetapan sasaran Pelaksanaan


PBJ Menetapkan HPS Swakelola
Tipe (I, II, III, IV) Pelaksanaan Pemilihan
Penyelenggara
Cara Swakelola
Menetapkan rancangan Pembayaran
Kontrak Swakelola
Konsolidasi dan Rencana Kegiatan Pelaksanaan kontrak
Pemaketan Pengawasan dan
Menetapkan spesifikasi
teknis/KAK Pertanggungjawaban
Jadwal Pelaksanaan
Waktu Serah Terima Hasil
Serah Terima Hasil Pekerjaan
Menetapkan uang muka, Pekerjaan (Selesai)
RAB jaminan uang muka,
Anggaran PBJ PPK
jaminan pelaksanaan,
jaminan
pemeliharaan,sertifikat
Perencanaan Pengadaan terdiri garansi dan/atau
atas: Perencanaan PBJ melalui penyesuaian harga
Swakelola dan/atau Penyedia
Pokja Pemilihan:
Persiapa Pemilihan
JENIS PENGADAAN PADA PBJP (1/4)

Barang Pekerjaan Konstruksi

Jasa Konsultansi Jasa Lainnya

PBJ DAPAT DILAKUKAN SECARA


TERINTEGRASI Pasal 1 ayat 1-3
JENIS PENGADAAN PADA PBJP (2/4)

Barang (B)
Setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang
dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna barang

Pekerjaan Konstruksi (PK)


Keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian,
pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali suatu bangunan.

Jasa Konsultansi (JK)


Jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan
yang mengutamakan adanya olah pikir.

Jasa Lainnya (JL)


Jasa non-konsultansi atau jasa yang membutuhkan peralatan, metodologi khusus, dan/atau
keterampilan dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.
Pasal 1 ayat 1-3
JENIS PENGADAAN PADA PBJP (3/4)

PBJ Terintegrasi

B PK JK JL

“Pengadaan Barang/Jasa dapat dilakukan


secara terintegrasi”

Pasal 3 ayat 2
JENIS PENGADAAN PADA PBJP (4/4)

Pekerjaan Terintegrasi mencakup seluruh jenis pengadaan.

Contoh antara lain:


1. Pekerjaan Rancang Bangun (Design and Build)
2. Pekerjaan IT Solution
3. Pekerjaan Engineering Procurement Construction (EPC)
4. Pekerjaan Pembangunan, Pengoperasian dan
Pemeliharaan
5. dll.
CARA PELAKSANAAN PBJP

Cara memperoleh barang/jasa yang dikerjakan sendiri


oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah,
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah lain, organisasi
kemasyarakatan atau kelompok masyarakat

Swakelola

Cara memperoleh barang/jasa yang disediakan oleh


Pelaku Usaha

Penyedia Pasal 1 angka 23 & 26,


Pasal 3 ayat 3
TUJUAN PBJP
Menghasilkan B/J yang tepat*
untuk setiap uang yang dibelanjakan
*kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi dan penyedia.

Meningkatkan Penggunaan produk


Meningkatkan dalam negeri
Pengadaan
berkelanjutan
Tujuan Meningkatkan Peran serta
Mewujudkan Pemerataan PBJ UMK dan Koperasi
ekonomi dan perluasan
kesempatan berusaha
Meningkatkan Peran pelaku usaha
nasional
Meningkatkan
Keikutsertaan industri
Mendukung pelaksanaan
kreatif
penelitian dan pemanfaatan Pasal 4
Barang/Jasa Hasil Penelitian
KEBIJAKAN PBJP
2) Melaksanakan PBJ
1) Meningkatkan Kualitas
yang lebih transparan,
Perencanaan PBJ
terbuka dan kompetitif

3) Memperkuat kapasitas 4) Mengembangkan


kelembagaan & SDM PBJ E-marketplace PBJ

5) Menggunakan teknologi 6) Mendorong


informasi dan komunikasi penggunaan Barang/Jasa
serta transaksi elektronik dalam negeri & SNI
8) Mendorong
7) Memberikan
pelaksanaan penelitian
kesempatan UMKM
& industri kreatif
9) Melaksanakan
Pengadaan
Berkelanjutan

Pasal 5
HUBUNGAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PBJ
Tujuan PBJ Kebijakan PBJ
• Meningkatkan Kualitas Perencanaan PBJ
• Melaksanakan PBJ yang Lebih Transparan, Terbuka dan
Menghasilkan Barang/Jasa yang tepat
Kompetitif
untuk setiap uang yang dibelanjakan, diukur dari
aspek kualitas, kuantitas, waktu, lokasi, biaya dan • Memperkuat kapasitas kelembagaan & SDM PBJ
penyedia • Mengembangkan E-marketplace
• Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta
Transaksi Elektronik

Meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri Mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri & SNI

Mewujudkan pemerataan ekonomi dan memberikan


perluasan kesempatan
berusaha Memberikan kesempatan UMKM
Meningkatkan Peran serta UMK dan Koperasi

Meningkatkan Peran pelaku usaha nasional


Mendukung pelaksanaan penelitian dan
pemanfaatannya Mendorong pelaksanaan penelitian & industri kreatif
Meningkatkan Keikutsertaan industri kreatif
Materi 1: Ketentuan Umum
Meningkatkan Pengadaan berkelanjutan Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan
PRINSIP PBJ

Efisien Efektif

Transparan Terbuka

Bersaing Adil

Akuntabel Pasal 6
ETIKA PENGADAAN DALAM PBJ

Tidak menerima, Tertib & Tanggung


menawarkan/ Jawab
menjanjikan

Menghindari dan Profesional,


mencegah penyalah Mandiri &
gunaan wewenang
Etika Menjaga Rahasia

Pengadaan
Menghindari dan Tidak saling
Mencegah mem-
Pemborosan dan pengaruhi
Kebocoran Uang
Negara

Menghindari Menerima &


Conflict Of Interest tanggung jawab

Pasal 7
Pertentangan Kepentingan
Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada suatu badan usaha, merangkap sebagai
Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada badan usaha lain yang mengikuti
Tender/Seleksi yang sama
Konsultan perencana/pengawas bertindak sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi

Konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan Perencana

Pengurus/manajer koperasi merangkap sebagai PPK/Pokja Pemilihan/PP pada pelaksanaan


PBJ di K/L/Perangkat Daerah

PPK/Pokja Pemilihan/PP baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau


menjalankan badan usaha Penyedia

Beberapa badan usaha yang mengikuti Tender/Seleksi yang sama, dikendalikan baik
langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang sama, dan/atau kepemilikan sahamnya
lebih dari 50% dikuasai oleh pemegang saham yang sama
Pasal 7
Ruang Lingkup Pengadaan B/J
RUANG LINGKUP PBJP

Institusi Pengguna Anggaran belanja


Barang/Jasa yang digunakan

• Kementerian • APBN/APBD
• Lembaga • Pinjaman DN dan/atau hibah DN
• Perangkat Daerah yang diterima Pemerintah/Pemda
• Pinjaman LN atau hibah LN

Pasal 4
Pelaku Pengadaan B/J
PENGGUNA ANGGARAN (PA) (1/4)

Pejabat pemegang kewenangan


PA/KPA penggunaan anggaran Kementerian
Negara/Lembaga/ Perangkat Daerah

Pasal 1 angka 7
PENGGUNA ANGGARAN (PA) (2/4)
Tugas dan Kewenangan PA:

1 Melakukan tindakan yang mengakibatkan


pengeluaran anggaran belanja 6 Menetapkan penunjukkan langsung untuk
tender/seleksi ulang gagal

2 Mengadakan perjanjian dengan pihak lain


dalam batas anggaran yang ditetapkan 7 Menetapkan pengenaan Sanksi Daftar Hitam

3 Menetapkan perencanaan pengadaan


8 Menetapkan PPK

4 Menetapkan dan mengumumkan RUP


9 Menetapkan Pejabat Pengadaan

5 Melaksanakan konsolidasi PBJ


10 Menetapkan Penyelenggara Swakelola
PENGGUNA ANGGARAN (PA) (3/4)
Tugas dan Kewenangan PA:
Menetapkan tim teknis yang dibentuk dari unsur K/L/PD untuk membantu, memberikan
11 masukan, dan melaksanakan tugas tertentu terhadap sebagian atau seluruh tahapan
PBJ

12 Menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan melalui Sayembara/Kontes

13 Menyatakan Tender/Seleksi gagal dalam hal terjadi korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme
yang melibatkan Pokja Pemilihan/PPK

14 Menetapkan pemenang pemilihan atau calon Penyedia untuk metode pemilihan:


a. Tender/Penunjukan Langsung/E-Purchasing untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai Pagu Anggaran paling sedikit
di atas Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau
b. Seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai
Pagu Anggaran paling sedikit di atas Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
PENGGUNA ANGGARAN (PA) (4/4)
Tugas dan Kewenangan PA:

PA/KPA

Dalam pelaksanaan tugasnya, PA pada pengelolaan APBN


dapat melimpahkan kewenangan kepada KPA sesuai dengan
peraturan perundang undangan, sedangkan PA untuk
pengelolaan APBD dapat melimpahkan kewenangan angka 1
sampai angka 7 kepada KPA.
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) (1/2)

Pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk


melaksanakan sebagian kewenangan dan
APBN tanggung jawab Penggunaan Anggaran pada K/L
yang bersangkutan

Pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan


sebagian kewenangan PA dalam melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi Perangkat Daerah APBD

Pasal 1 angka 8, 9
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) (2/2)
Tugas dan Kewenangan KPA:

1 Melaksanakan pendelegasian sesuai pelimpahan dari PA

2 Menjawab sanggah banding peserta tender pekerjaan konstruksi

Dapat menugaskan PPK untuk melaksanakan kewenangan yang terkait dengan:

3 a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja; dan/atau


b. Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran belanja yang telah
ditetapkan.

4 Dapat dibantu oleh Pengelola Pengadaan Barang/Jasa

5 Pada Pengadaan Barang/Jasa yang menggunakan anggaran belanja dari APBD, dapat
merangkap sebagai PPK
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) (1/6)

Pejabat yang diberi kewenangan oleh


PA/KPA untuk mengambil keputusan
PPK dan/atau melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara/anggaran belanja daerah

Pasal 1 angka 10
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) (2/6)
Persyaratan menjadi PPK

1 Memiliki integritas dan disiplin

2 Menandatangani Pakta Integritas

Memiliki Sertifikat Kompetensi sesuai dengan bidang tugas PPK atau jika belum memiliki
3 sertifikat kompetensi wajib memiliki Sertifikat Keahlian Tingkat Dasar atau Standar
Kompetensi level-1 sampai dengan 31 Desember 2023

Berpendidikan paling kurang Sarjana Strata Satu (S1) atau paling kurang golongan III/a atau
4 disetarakan dengan golongan III/a

Memiliki kemampuan manajerial level 3 sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-


5 undangan

Dapat ditambahkan dengan memiliki latar belakang keilmuan dan pengalaman yang sesuai
6 dengan tuntutan teknis pekerjaan
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) (3/6)
Tugas PPK

1 Menyusun perencanaan pengadaan 9 Mengendalikan Kontrak

Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh


2 Melaksanakan Konsolidasi PBJ 10 dokumen pelaksanaan kegiatan
Menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian
3 Acuan Kerja (KAK) 11 kegiatan kepada PA/KPA
Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan
4 Menetapkan rancangan kontrak 12 kepada PA/KPA dengan berita acara penyerahan

5 Menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) 13 Menilai kinerja Penyedia

Menetapkan besaran uang muka yang akan


6 dibayarkan kepada Penyedia
14 Menetapkan tim pendukung

7 Mengusulkan perubahan jadwal kegiatan 15 Menetapkan tim ahli atau tenaga ahli, dan

Melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit Menetapkan Surat Penunjukan Penyedia
8 di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) 16 Barang/Jasa
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) (4/6)
Tipologi PPK
Baru

PPK PPK PPK


TIPE C TIPE B TIPE A

Sederhana Kompleks
PROJECT MANAJEMENT

Tipe PPK disusun berdasarkan ruang lingkup tahapan pengelolaan kontrak yang dilihat
dari tingkat kompleksitas. Tipe PPK ditetapkan mulai dari tingkat kompleksitas
pengelolaan kontrak yang sederhana sampai dengan kompleks.

Peraturan LKPP No 7 Tahun 2021


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) (5/6)
Tipologi PPK
Baru

PPK Tipe C PPK Tipe B PPK Tipe A


• Pengelolaan kontrak • Pengelolaan kontrak umum •Pengelolaan kontrak kompleks
sederhana • Tidak termasuk kategori •Risiko tinggi
• Bersifat operasional, rutin, pekerjaan kompleks atau •Teknologi tinggi
standar, berulang/repetisi sederhana •Peralatan desain khusus
•Penyedia jasa asing

Kompleks
Sederhana
PROJECT MANAGEMENT

Peraturan LKPP No 7 Tahun 2021


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK) (6/6)
Ketentuan Lain PPK

Bisa diluar UKPBJ

PA/KPA dapat merangkap PPK

PPTK pada Pemda

PPK Mendapat kewenangan dari PA/KPA

Dalam penetapan penugasan, pegawai yang ditugaskan sebagai PPK tidak boleh dirangkap oleh:
1. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) atau Bendahara;
2. Pejabat Pengadaan atau Pokja Pemilihan untuk paket Pengadaan Barang/Jasa yang sama

Pasal 1 angka 10
PEJABAT PENGADAAN (PP) (1/3)

Pejabat Pengadaan adalah Pengelola PBJ yang


ditetapkan oleh PA/KPA untuk melaksanakan
PP Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung,
dan/atau E-purchasing

Pejabat Pengadaan bisa dijabat oleh Personil Lainnya yang


memiliki sertifikat kompetensi Pejabat Pengadaan atau
sertifikat Pengadaan Barang/Jasa tingkat dasar/level- 1.
Pasal 1 angka 13,
Pasal 12
PEJABAT PENGADAAN (PP) (2/3)
Persyaratan menjadi PP

1 Memiliki integritas dan disiplin

2 Menandatangani Pakta Integritas

3 Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; atau

4
Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri/personel lainnya yang memiliki Sertifikat Kompetensi okupasi
Pejabat Pengadaan
PEJABAT PENGADAAN (PP) (3/3)
Tugas PP

1 Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan Langsung

Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan Langsung Barang/Pekerjaan


2 Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah)

3
Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan Langsung untuk pengadaan Jasa
Konsultansi yang bernilai paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah); dan

4
Melaksanakan E-Purchasing yang bernilai paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah)

Pejabat Pengadaan wajib dijabat oleh Pengelola PBJ.


Apabila belum terdapat Pengelola PBJ yang memenuhi Pejabat Pengadaan tidak boleh merangkap sebagai
persyaratan, maka Pejabat Pengadaan dapat di jabat Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar
Personil Lain yang memiliki sertifikat kompetensi dan/atau (PPSPM) atau Bendahara
sertifikat keahlian tingkat dasar/level- 1 di bidang PBJ
POKJA PEMILIHAN (1/4)

Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya


disebut Pokja Pemilihan adalah sumber daya
Pokja manusia yang ditetapkan oleh pimpinan UKPBJ
Pemilihan untuk mengelola pemilihan Penyedia

Kelompok Kerja Pemilihan bisa dijabat oleh Personil Lainnya yang


memiliki sertifikat kompetensi Kelompok Kerja Pemilihan atau
sertifikat Pengadaan Barang/Jasa tingkat dasar/level- 1.
Pasal 1 angka 12
POKJA PEMILIHAN (2/4)
Persyaratan Pokja Pemilihan

1 Memiliki integritas dan disiplin

2 Menandatangani Pakta Integritas

Pokja
3 Pengelola Pengadaan Barang/Jasa; atau

Aparatur Sipil Negara/TNI/Polri/personel lainnya yang memiliki Sertifikat


Pemilihan
4 Kompetensi okupasi Pokja Pemilihan

5 Dapat bekerja dalam tim


POKJA PEMILIHAN (3/4)
Tugas Pokja Pemilihan

1 Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan Penyedia kecuali


E-purchasing dan Pengadaan Langsung

Menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia untuk metode pemilihan


Pokja
Pemilihan 2 a. Tender/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai Pagu Anggaran paling banyak Rp.
100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); dan
b. Seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi
dengan nilai Pagu Anggaran paling banyak Rp. 10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).
POKJA PEMILIHAN (4/4)
Tipe Pokja Pemilihan
Baru

1 Pokja Pemilihan Umum adalah Pokja Pemilihan yang melaksanakan


tugas Pengadaan Barang/Jasa dalam ruang lingkup pekerjaan dengan
proses yang tidak sederhana dan tidak kompleks

Pokja
Pemilihan 2 Pokja Pemilihan Khusus adalah Pokja Pemilihan yang melaksanakan
tugas Pengadaan Barang/Jasa dalam ruang lingkup pekerjaan dengan
proses yang memiliki persyaratan khusus dan/atau spesifik

Pembagian Pokja Pemilihan didasarkan pada tingkat


kompleksitas dalam pelaksanaan pekerjaan
AGEN PENGADAAN

UKPBJ atau Pelaku Usaha yang melaksanakan


sebagian atau seluruh pekerjaan PBJ yang diberi
kepercayaan oleh K/L/Perangkat Daerah sebagai
pihak pemberi pekerjaan

Tugas Agen Pengadaan

Mutatis mutandis dengan tugas


1 Dapat Melaksanakan PBJ 2 pokja pemilihan dan/atau PPK

Pasal 1 angka 16,


Pasal 14
Kewenangan Agen Pengadaan

1 Agen Pengadaan berwenang melaksanakan proses pemilihan Penyedia

2 Proses pemilihan Penyedia dapat secara sebagian atau keseluruhan tahapan

3 Agen Pengadaan berkewajiban menyelesaikan permasalahan akibat dari


pelaksanaan proses pemilihan Penyedia yang dilaksanakannya

Permasalahan yang dimaksud adalah permasalahan yang mungkin ditemukan


4 dikemudian hari oleh Aparat yang berwenang dan/atau Aparat berwajib
PENYELENGGARA SWAKELOLA
Tim yang menyelenggarakan kegiatan secara Swakelola

Tim Pelaksana
Tim Persiapan Melaksanakan, Tim Pengawas
menyusun sasaran, mencatat, mengevaluasi, Mengawasi persiapan
rencana kegiatan, jadwal & melaporkan secara dan pelaksanaan fisik
pelaksanaan, dan berkala kemajuan maupun administrasi
rencana biaya pelaksanaan kegiatan & swakelola.
penyerapan anggaran

Pasal 16
PENYELENGGARA SWAKELOLA

Personil
Tipe
No
Swakelola Tim Persiapan Tim Pengawas Tim Pelaksana

1 I Pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah ditetapkan oleh PA/KPA


Pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat
Pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat
2 II Daerah yang ditetapkan oleh pimpinan
Daerah ditetapkan oleh PA/KPA
Kementerian/Lembaga/Perangkat
Daerah lain Pelaksana Swakelola
Pengurus/anggota Organisasi
Pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Kemasyarakatan yang ditetapkan oleh
3 III
Daerah ditetapkan oleh PA/KPA pimpinan organisasi Kemasyarakatan
pelaksana Swakelola

Pengurus/anggota Kelompok Masyarakat pelaksana Swakelola yang ditetapkan oleh


4 IV
pimpinan Kelompok Masyarakat pelaksana Swakelola
PENYEDIA

Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau


badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum
maupun bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
wilayah hukum Negara RI, baik sendiri maupun
bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan
kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

Penyedia adalah Pelaku Usaha yang menyediakan


barang/jasa berdasarkan kontrak.

Pasal 1, angka 27 ,28


PENYEDIA

Persyaratan kualifikasi Penyedia dengan


memperhatikan jenis barang, jasa lainnya, jasa
konsultansi Nonkonstruksi, pekerjaan konstruksi, jasa
konsultansi konstruksi, nilai Pagu Anggaran, dan
ketentuan yang berkaitan dengan persyaratan Pelaku
Usaha pengadaan barang, jasa lainnya, jasa
konsultansi Nonkonstruksi, pekerjaan konstruksi, dan
jasa konsultansi konstruksi yang ditetapkan oleh
instansi yang berwenang.

Pasal 1, angka 27 ,28


Pengadaan secara elektronik, sumber daya
manusia dan kelembagaan,
pengawasan, pengaduan, sanksi, dan
pelayanan hukum
PBJ SECARA ELEKTRONIK

Penyelenggaraan PBJ dilakukan secara elektronik


menggunakan sistem informasi yang terdiri atas Sistem
Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dan sistem
pendukung

PBJ secara elektronik dengan memanfaatkan E-


marketplace meliputi katalog elektronik, toko daring, dan
pemilihan penyedia

Pasal 69-70
PENGERTIAN SPSE

“SPSE merupakan aplikasi PBJ secara elektronik


yang dikembangkan oleh LKPP untuk diterapkan
pada K/L/Pemda di seluruh Indonesia”
K/L/PD

LKPP

Pasal 69
PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK MEMANFAATKAN
E-MARKETPLACE

Penyedia
K/L/Pemda

PEMILIHAN
PENYEDIA

Pasal 70
KATALOG ELEKTRONIK
disusun dan dikelola

Katalog Elektronik
Nasional

Katalog Elektronik Kementerian/


Sektoral Lembaga

Katalog Elektronik Lokal Pemerintah Daerah

Pasal 72
KATALOG ELEKTRONIK

Katalog elektronik adalah sistem informasi elektronik


yang memuat informasi berupa:

❑ Daftar, jenis, spesifikasi teknis, TKDN, produk


dalam negeri, produk SNI, produk industri hijau,
negara asal, harga, Penyedia, dan informasi
lainnya terkait barang/jasa;

❑ LKPP dan K/L/Pemda memperluas peran serta


usaha kecil dengan mencantumkan barang/jasa
produksi usaha kecil dan memperbanyak
pencantuman produk dalam negeri.

Pasal 72
PELAKU KATALOG ELEKTRONIK

1. Kepala LKPP/Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah


2. Pejabat Pembuat Komitmen
3. Pejabat Pengadaan, dan
4. Penyedia Katalog

PerLem 9 tahun 2021


TOKO DARING

Tempat terjadinya perdagangan barang/jasa


melalui sebuah sistem yang memungkinkan
penjual dan pembeli melakukan transaksi
secara online

Transaksi yang dilakukan dapat berupa


transaksi Business to Business, Business
to Customer

Pelaksanaan pembelian melalui Toko Daring


sesuai dengan ketentuan pelaksanaan
pengadaan dengan metode e-purchasing
PENYELENGGARA DALAM TOKO DARING

1. Kepala LKPP;
2. Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
(PPMSE);
3. Pedagang (Merchant) / Penyedia;
4. Pejabat Pembuat Komitmen; dan
5. Pejabat Pengadaan

PerLem 9 tahun 2021


TANGGUNG JAWAB PPMSE

1. Bertanggung jawab terhadap pemenuhan persyaratan


Pedagang, dalam hal PPMSE berupa marketplace;
2. Memastikan pemenuhan persyaratan barang/jasa;
3. Memastikan tindak lanjut pesanan atas pembelian
melalui PPMSE;
4. Mengenakan sanksi kepada Pedagang sesuai syarat
dan ketentuan masing-masing PPMSE, dalam hal
PPMSE berupa marketplace;
5. Mengembangkan sistem PPMSE sesuai dengan
kebutuhan Toko Daring;
6. Melakukan integrasi dan/atau pertukaran data
transaksi
PerLem 9 tahun 2021
PEDAGANG YANG BERDAGANG DI TOKO DARING

1. Menyediakan barang/jasa sesuai dengan yang tercantum


dalam situs web PPMSE;
2. Menjamin pemenuhan persyaratan barang/jasa yang
ditransaksikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
3. Menjamin keaslian barang/jasa yang ditransaksikan melalui
PPMSE dan diserahkan kepada pembeli; dan
4. Menindaklanjuti pesanan atas pembelian melalui PPMSE.

PerLem 9 tahun 2021


KRITERIA BARANG DI TOKO DARING

1. Barang/jasa standar atau dapat distandarkan,


2. Memiliki risiko rendah
3. Harga sudah terbentuk di pasar
4. Barang/Jasa tidak ditayangkan di dalam Katalog Elektronik, dengan ketentuan
sebagai berikut:
✔ Spesifikasi yang sama
Toko Daring

✔ Penyedia/Penjual sama
✔ Wilayah jual sama
✔ Syarat dan ketentuan yang sama

Perlem 9 tahun 2021


SDM PBJ (1/4)

Sumber Daya Pengembangan


Manusia PBJ Kompetensi SDM
PBJ

PerLem 7 tahun 2021


SDM PBJ (2/4)
Sumber Daya Pengelola Fungsi Pengelola Barang/Jasa

Pengelola PBJ*
di K/L/Pemda Personel lain
SDM Pengadaan di atas:
▪ memiliki kompetensi di bidang PBJ
▪ Berkedudukan di UKPBJ

* Pengelola PBJ adalah Pejabat Fungsional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan PBJ
* Pengelola PBJ dengan Jenjang: Pertama, Muda, Madya

Personel lainnya adalah ASN, prajurit TNI, dan anggota Polri yang diberi tugas, Pasal 74 &
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melaksanakan kegiatan PBJ PerLem 7 tahun 2021
SDM PBJ (3/4)
Sumber Daya Perancang Kebijakan dan Sistem Pengadaan Barang/Jasa

Sumber daya Perancang Kebiajakan dan Sistem Pengadaan


Barang/Jasa merupakan sumber daya manusia yang melaksanakan
perancang kebijakan dan pengembangan sistem pengadaan
barang/jasa

Sumber daya tersebut wajib untuk mendapatkan pelatihan terkait


dengan bidang Pengadaan Barang/Jasa agar setiap kebijakan serta
sistem yang dirancang oleh Sumber Daya tersebut sesuai dengan
filosofi, dasar-dasar serta regulasi yang menjadi fundamental dari
Pengadaan barang/Jasa dan bahkan dapat membuat suatu rancangan
peraturan serta sistem yang dapat menyempurnakan regulasi terkait
dengan Pengadaan Barang/Jasa tersebut.

Pasal 74 & PerLem 7 tahun 2021


SDM PBJ (4/4)
Sumber Daya Pendukung Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa
Sumber daya Pendukung Ekosistem Pengadaan Barang/Jasa merupakan sumber daya
manusia yang terdiri dari berbagai keahlian tertentu dalam mendukung pelaksanaan proses
Pengadaan Barang/Jasa, seperti:

1. Advokasi dan pendampingan pengadaan barang/jasa;


2. Probity Advisor;
3. Mediator, Konsoliator, dan Arbiter pada Layanan
Penyelesaian Sengketa Kontrak;
4. Pemberi Keterangan Ahli (PKA);
5. Anggota Dewan Sengketa Non Konstruksi;
6. Anggota Dewan Sengketa Konstruksi; dan
7. SDM dengan keahlian tertentu lainnya yang terkait
dengan Proses Pengadaan Barang/Jasa.

Pasal 74 & PerLem 7 tahun 2021


PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM PBJ (1/3)
Standar Kompetensi Kerja PBJ

Deskripsi tentang Deskripsi tentang sejauh mana Deskripsi tentang bagaimana


apa yang kinerja yang diharapkan dapat caranya mengetahui/
seharusnya ditampilkan oleh seorang mengukur bahwa dalam
dikerjakan oleh pelaku PBJ sesuai dengan melaksanakan pekerjaan,
seorang di tempat tugas pekerjaan serta kondisi seseorang telah atau belum
kerja dalam PBJ dan lingkungan kerja nya. mampu menampilkan kinerja
yang diharapkan

APA yg dikerjakan?? KINERJA yang diharapkan?? Pengukuran KINERJA??

PerLem 7 tahun 2021


PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM PBJ (2/3)

Standar Kompetensi PBJ

Dalam rangka mencapai standarisasi dalam hal kompetensi PBJ saat ini
sudah ada Standar Kompetensi Kerja di bidang PBJ. Kompetensi Sumber
Daya Manusia berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2020 tentang Standar
Kompetensi Teknis Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa
meliputi:
1. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa;
2. Memilih Penyedia Barang/Jasa;
3. Mengelola Kontrak PBJP;dan
4. PBJP melalui Swakelola

PerLem 7 tahun 2021


PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM PBJ (3/3)

Standar Kompetensi Bagi Personel Lainnya

Terkait dengan Standar Kompetensi bagi personel lainnya, standar kompetensi yang
mengatur personelnya meliputi:
✔ Standar Kompetensi PPK;
✔ Standar Kompetensi Pejabat Pengadaan;
✔ Standar Kompetensi Pokja Pemilihan;
✔ Standar Kompetensi Kepala UKPBJ; dan
✔ Standar Kompetensi Pengelola LPSE.

PerLem 7 tahun 2021


KETENTUAN PERALIHAN KEWAJIBAN KOMPETENSI

31 Des 2023
• PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan yang dijabat oleh ASN/TNI/Polri
wajib memiliki sertifikat kompetensi di bidang PBJ
• PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan yang dijabat oleh selain
Pengelola PBJP di K/L/Pemda, ASN/TNI/Polri wajib memiliki sertifikat
kompetensi di bidang PBJ
• PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan wajib memiliki Sertifikat
Keahlian Tingkat Dasar di bidang PBJ sepanjang belum memiliki sertifikat
kompetensi di bidang PBJ s.d 31 Desember 2023

Pasal 88
KELEMBAGAAN PBJ (1/4)

Tugas UKPBJ
UKPBJ
• Menyelenggarakan dukungan PBJ

Fungsi UKPBJ
• Pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa
Menteri/Kepala • Pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik
Lembaga/Kepala Daerah • Pembinaan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
membentuk UKPBJ (Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa
PBJ), berbentuk struktural • Pelaksanaan pendampingan, konsultasi, dan/atau
bimbingan teknis
• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
menteri/kepala lembaga/kepala daerah

Pasal 75
KELEMBAGAAN PBJ (2/4)
Pelaksanaan Fungsi Pengelolaan PBJ meliputi:
Inventarisasi Paket PBJ

Pelaksanaan riset dan analisis pasar barang/jasa

Penyusunan strategi PBJ


Penyiapan dan pengelolaan dokumen pemilihan beserta dokumen pendukung
lainnya dan informasi yang dibutuhkan
Pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa

Penyusunan dan pengelolaan katalog elektronik lokal/sektoral

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan PBJP; dan/atau

Penyusunan perencanaan dan pengelolaan kontrak PBJ


PerLem 10 Tahun 2021
KELEMBAGAAN PBJ (3/4)
Perangkat Organisasi UKPBJ meliputi:

UKPBJ (Kepala)

Bidang yang melaksanakan tugas


Bidang yang melaksanakan tugas
Bidang yang melaksanakan tugas Bidang yang melaksanakan tugas dan fungsi pelaksanaan
dan fungsi pengelolaan layanan
dan fungsi pengelolaan PBJ dan fungsi pembinaan SDM dan pendampingan, konsultasi

3
pengadaan secara elektronik
(Pejabat kelembagaan PBJ (pejabat dan/atau bimbingan teknis PBJ
(pejabat
administrasi/koordinator) administrasi/koordinator) (pejabat
administrasi/koordinator)
administrasi/koordinator)

Kelompok Jabatan Fungsional


Dapat digabung menjadi 1 (satu)
Bidang pembinaan dan advokasi PBJ (pejabat
administrasi/koordinator)

PerLem 10 Tahun 2021


RUANG LINGKUP PENGAWASAN INTERNAL (1/2)
Pengawasan PBJ meliputi :
1. Pemenuhan nilai manfaat yang sebesar-besarnya
2. Kepatuhan terhadap Peraturan
3. Pencapaian TKDN
4. Penggunaan produk dalam negeri
5. Pencadangan dan peruntukan paket untuk usaha kecil
6. Pengadaan berkelanjutan

melalui

Audit, Reviu, Pemantauan, Evaluasi, dan/atau Whistleblowing system

Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah wajib melakukan pengawasan


PBJ melalui aparat pengawasan internal yang bersangkutan
Pasal 76
RUANG LIGKUP PENGAWASAN INTERNAL (2/2)

Pengawasan PBJ dilakukan pada:

Pemilihan Serah Terima


Perencanaan Penyedia Pekerjaan

Persiapan Pelaksanaan
Kontrak

Proses Pengadaan

Pasal 76
PENGADUAN OLEH MASYARAKAT

Pasal 77
SANKSI (1/7)

Sanksi dalam proses PBJ pemerintah dikenakan terhadap:

Pemenang
Peserta Pemilihan
Pemilihan/Penyedia

PA/KPA/ PPK/ Pejabat Pengadaan/


Pokja Pemilihan

Pasal 78 - 82
SANKSI (2/7)
Proses *)Ditetapkan
Pelanggaran Sanksi *)Diusulkan Oleh
Pengadaan Oleh
Pemilihan A Dokumen atau keterangan • Sanksi digugurkan dalam PP / PA/KPA
Penyedia palsu/tidak benar pemilihan, Pokja Pemilihan/
(Peserta • sanksi pencairan jaminan Agen Pengadaan
Pemilhan) B Indikasi Persekongkolan penawaran, dan
C Indikasi KKN • sanksi daftar hitam selama 2
(dua) tahun *)

D Mengundurkan diri, alasan yang tidak • sanksi pencairan jaminan PP / PA/KPA


bisa diterima penawaran , dan Pokja Pemilihan/
• sanksi daftar hitam selama 1 Agen Pengadaan
(satu) tahun *)

Pemilihan Pengunduran diri pemenang • sanksi pencairan jaminan PPK PA/KPA


Penyedia pemilihan sebelum penandatangan penawaran , dan
(Pemenang kontrak • sanksi daftar hitam selama 1
Pemilihan) (satu) tahun *)

Pelaksanaan A Tidak melaksanakan kontrak, tidak • Sanksi pencairan jaminan PPK PA/KPA
Kontrak menyelesaikan pekerjaan, atau tidak pelaksanaan atau jaminan
(Penyedia) melaksanakan kewajiban dalam pemeliharaan, dan
masa pemeliharaan. • sanksi daftar hitam selama 1
(satu) tahun *)

Lanjutan …. >>

Pasal 78
SANKSI (3/7)

Proses Pelanggaran Sanksi Ditetapkan


Pengadaan oleh
Pelaksanaan B Menyebabkan kegagalan bangunan
Kontrak
(Penyedia) C Menyerahkan jaminan yang tidak dapat sanksi ganti kerugian sebesar
dicairkan nilai kerugian yang ditimbulkan.
D Melakukan kesalahan dalam perhitungan
volume hasil pekerjaan berdasarkan hasil
audit
E Menyerahkan barang/jasa yang kualitasnya
tidak sesuai dengan kontrak berdasarkan
hasil audit
F Terlambat menyelesaikan pekerjaan sesuai Sanksi denda keterlambatan 1 PPK dalam
dengan kontrak. permil dari nilai kontrak atau nilai kontrak
bagian kontrak untuk setiap hari
keterlambatan

Pasal 78
SANKSI (4/7)

Proses Pelanggaran Sanksi Diusulkan Ditetapkan


Pengadaan Oleh oleh
e-Katalog A Dokumen atau keterangan Sanksi digugurkan dalam Pokja K/L/PD
(Peserta palsu/tidak benar pemilihan, dan Pemilihan/
Pemilihan) sanksi daftar hitam selama 2 Pejabat
B Indikasi persekongkolan (dua) tahun Pengadaan/
C Indikasi KKN Agen
pengadaan
D Mengundurkan diri, alasan yang sanksi daftar hitam selama 1 dan/atau
tidak bisa diterima (satu) tahun. PPK.
E tidak menandatangani kontrak
katalog.

Pasal 80
SANKSI (5/7)

Proses Pelanggaran Sanksi Diusulkan Ditetapkan


Pengadaan Oleh oleh
e-Purchasing tidak memenuhi kewajiban • Pelanggaran surat pesanan dikenakan Pokja K/L/
(Penyedia) dalam kontrak katalog atau sanksi penghentian sementara dalam Pemilihan/P Perangkat
surat pesanan sistem transaksi e-Purchasing selama ejabat Daerah
6 (enam) bulan; atau Pengadaan/
• Pelanggaran kontrak dikenakan sanksi Agen
penurunan pencantuman Penyedia pengadaan
dari katalog elektronik selama 1 (satu) dan/atau
tahun. PPK.

UKPBJ melaporkan secara pidana dalam hal terjadi pelanggaran:


• Menyampaikan dokumen atau keterangan palsu/tidak benar
• Indikasi persekongkolan
• Indikasi KKN
Pasal 80 & 81
SANKSI (6/7)
Sanksi Kepada:
PA/KPA/PPK/Pejabat Pengadaan/ Pokja Pemilihan

Proses
No Pelanggaran Sanksi Keterangan
Pengadaan
Seluruh 1 Lalai melakukan suatu sanksi administratif, dilaksanakan oleh Pejabat
Proses perbuatan yang seharusnya Pembina Kepegawaian/pejabat
Pengadaan menjadi kewajibannya yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.

2 Terbukti melanggar pakta sanksi hukuman


integritas berdasarkan putusan disiplin ringan, sedang,
KPPU, Peradilan Umum, atau atau berat .
PTUN

Pasal 82
SANKSI (7/7)
Sanksi Kepada:
Penyelenggara Swakelola
N
Tipe Swakelola Sanksi Keterangan
o
1 Tipe I Pembatalan Sanksi dapat dikenakan kepada Penyelenggara Swakelola atas adanya pelanggaran
sebagai penyelenggaraan Swakelola berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh PPK
penyelenggara terhadap Penyelenggara Swakelola. Penilaian PPK terhadap Penyelenggara
swakelola, Swakelola dapat berdasarkan atas penilaian PPK . Pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
2 Tipe II Pembatalan Sanksi dapat dikenakan kepada Penyelenggara Swakelola atas adanya pelanggaran
sebagai penyelenggaraan Swakelola berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh PPK
3 Tipe III Pelaksana terhadap Penyelenggara Swakelola. Penilaian PPK terhadap Penyelenggara
swakelola Swakelola dapat berdasarkan atas penilaian PPK mandiri, ataupun laporan tim
pengawas kepada PPK. Pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam kontrak.
4 Tipe IV Sanksi dapat dikenakan kepada Penyelenggara Swakelola atas adanya pelanggaran
penyelenggaraan Swakelola berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh PPK
terhadap Penyelenggara Swakelola. Pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam kontrak

PerLem 3 tahun 2021


DAFTAR HITAM NASIONAL

DAFTAR HITAM
NASIONAL

1. PA/KPA menayangkan informasi perserta pemilihan/Penyedia yang dikenakan


Sanksi Daftar Hitam dalam Daftar Hitam Nasional.
2. LKPP menyelenggarakan Daftar Hitam Nasional.

Pasal 83
SANKSI DAFTAR HITAM

Tata cara dari penetapan Sanksi Daftar Hitam adalah


sebagai berikut:
1. Pengusulan
DAFTAR HITAM 2. Pemberitahuan
3. Keberatan
4. Permintaan rekomendasi
5. Pemeriksaan usulan; dan
6. Penetapan

PerLem 4 Tahun 2021


PELAYANAN HUKUM BAGI PELAKU PBJ

DAFTAR HITAM
NASIONAL

1. Pelaku pengadaan (PA/KPA/PPK/PP/Pokja Pemilihan)


yang terkena permasalahan hukum terkait PBJ wajib
diberikan pelayanan hukum oleh K/L/Pemda
2. Pelayanan hukum diberikan sejak proses penyelidikan
hingga tahap putusan pengadilan
Pelayanan Hukum 3. Penyedia, ormas, pokmas penyelenggara swakelola, dan
pelaku usaha sebagai Agen Pengadaan tidak termasuk
dalam daftar pelaku pengadaan yang mendapatkan
pelayanan hukum dari K/L/Pemda

Pasal 84
PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK

DAFTAR HITAM
NASIONAL

• Penyelesaian sengketa kontrak antara PPK dan Penyedia


dalam pelaksanaan kontrak dapat dilakukan melalui:
⮚ Layanan penyelesaian sengketa kontrak;
Ko
ntr
ak
⮚ Arbitrase;
⮚ Dewan Sengketa Konstruksi; atau
⮚ Penyelesaian melalui pengadilan

• LKPP menyelenggarakan layanan penyelesaian


sengketa kontrak
• Dewan Sengketa Konstruksi diatur melalui peraturan
Menteri yang membidangi pekerjaan umum dan
perumahan rakyat
Pasal 85
PEMBINAAN KEPADA PENYEDIA

Dengan adanya pembinaan pelaku usaha, diharapkan output yang


DAFTAR HITAM
diberikan oleh Pelaku Usaha dapat memberikan manfaat yang
NASIONAL
maksimal terhadap Pemerintah selaku user dari barang/jasa pelaku
usaha serta memberikan mekanisme sanksi yang lebih jelas bagi
Pelaku Usaha.

Ruang lingkup dari pembinaan kepada Penyedia meliputi:


1. Pemberian peningkatan kapasitas Pelaku Usaha
2. Pemberian dukungan
3. Penilian Kinerja Penyedia Barang/Jasa; serta
4. Pengenaan Sanksi Daftar Hitam

PerLem 4 Tahun 2021


TUGAS
Supply Chain Management (SCM)
PENGERTIAN SUPPLY CHAIN

Supply Chain adalah sekumpulan organisasi yang secara langsung dihubungkan oleh satu
atau lebih aliran produk, jasa, keuangan, atau informasi dari hulu/sumber ke hilir/pelanggan

Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


86
KOMPONEN PENTING SUPPLY CHAIN

Rantai Pasok Hulu Rantai Pasok Internal Rantai Pasok Hilir


(Downstream Supply Chain)
(Upstream Supply Chain) (Internal Supply Chain)

• Meliputi semua proses penerimaan • Meliputi semua aktivitas yang melibatkan


• Meliputi aktivitas dari suatu barang ke Gudang agar dapat proses transportasi dan distribusi dari
organisasi korporasi atau institusi digunakan untuk keperluan proses alokasi persediaan atau barang yang
dengan para rekanan pemasok di rantai suplai internal, tersedia dalam proses rantai suplai
dalam upstream supply chain. • FOKUS: manajemen penyimpanan internal, ke para penerima akhir, di dalam
• FOKUS: pengadaan barang atau jasa. dan pengendalian persediaan, serta rantai suplai hilir.
manajemen pengendalian mutu. • FOKUS: transportasi, distribusi, serah
terima, dan layanan purna jual.

Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


87
GAMBARAN MANAJEMEN RANTAI PASOK

Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


88
SUPPLY CHAIN DARI HULU KE HILIR

Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


89
VARIASI RANTAI PASOK HILIR

Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


90
Keterkaitan PBJP dengan SCM

PBJP DALAM TAHAP


Kebutuhan untuk planning, sourcing, 01 PERENCANAAN (PLAN)
making, dan delivering sektor bisnis
juga hadir di berbagai instansi publik.
Menyesuaikan tahapan proses
PBJP DALAM TAHAP
tersebut untuk aktivitas pemerintah, PELAKSANAAN (SOURCE) 02
mulai sekarang tahapan tersebut
disebut sebagai sebagai tahapan
manajemen perencanaan,
pengadaan, produksi, dan PBJP DALAM TAHAP PRODUKSI,
pengiriman/distribusi/penyebarluasan. 03 & PENGENDALIAN MUTU DAN
PERGUDANGAN

PBJP DALAM TAHAP


PENGIRIMAN/DISTRIBUSI DAN
SERAH TERIMA
04
Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok
91
PBJP dalam Rantai Pasok

Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


92
PENERAPAN SCM DALAM PBJP

1 2 3 4 5 6 7

PERENCANAA SOURCING PRODUKS PENGIRIMA MANAJEMEN SERAH PERTUKARAN


N DAN I N PERGUDANGA TERIMA / PERGANTIAN
PENGADAA (MAKE) DAN
N
N BARANG / BARANG
DISTRIBUSI JASA

Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


93
PENERAPAN SCM DALAM PBJP
Peran paling penting dari SCM untuk pelaksanakan
kegiatan dalam rantai suplai adalah perencanaan.

1 1. Rencanakan urut-urutan kegiatan dalam tiap segmen


rantai suplai;
10. Optimasikan pilihan kegiatan swakelola (in-house)
atau melalui penyedia (outsource);
2. Tetapkan tingkat dan sasaran pelayanan; 11. Jadwalkan seluruh kegiatan dalam fungsi waktu;
3. Tetapkan kualitas pelayanan; 12. Kalkulasi biaya kegiatan sourcing dan procurement;
PERENCANAA 4. Berapa banyak dan luasnya jangkauan pelayanan; 13. Hitung jumlah personil internal dan eksternal yang
N dibutuhkan;
5. Berapa banyak paket pengadaan/kegiatan yang harus
dilaksanakanKS 14. Kalkulasi total anggaran yang dibutuhkan;
6. Bagaimana melakukan produksi dan dan bagaimana 15. Bagaimana cara mendapatkan anggaran ;
kapasitas fasilitasnya; 16. Bagaimana mengoptimalisasikan kebutuhan biaya
7. Bagaimana melakukan pengiriman, distribusi, atau dari berbagai sumber;
penyebarluasan; 17. Siapkan dokumen rencana SCM untuk pencapaian
8. IBerapa lama pelaksanaan disetiap titik kegiatan; tujuan dan sasaran utamaA
9. Optimasikan biaya disetiap titik kegiatan;

(MAKE)
Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok
94
PENERAPAN SCM DALAM PBJP –
PERENCANAAN (1/4)
Dokumen perencanaan SCM dalam rangka PBJP Agar proses perencanaan ideal, maka diperlukan:
menjadi referensi untuk :
1) Adanya peran dan fungsi tugas pelaksana SCM;

1 1)
2)
Mencari potensi calon penyedia;
Menyusun jadwal rencana pengadaan agar barang/jasa
2) 6
Adanya keterlibatan team UKPBJ/PPK dalam
proses perencanaan dan penyusunan program
7
hasil pengadaan dapat digunakan sesuai dengan kerja di tingkat institusi;
jadwal optimal seluruh kegiatan dalam rantai suplai;
3) Team UKPBJ/PPK bersama para pihak terkait
PERENCANAA 3) Meminta penawaran kepada daftar penyedia tetap atau berperan serta secara aktif dalam penyusunan
melakukan proses tender; peramalan kebutuhan, kerangka acuan kerja
N
(KAK) proyek, dan tindakan tanggap darurat;
4) Mengurangi resiko kekeliruan memahami permintaan
dari para pengguna; 4) Menyusun agenda kerja dan tahapan jadwal
pelaksanaan secara detail dan terperinci;
5) Mengurangi resiko kekeliruan dalam hal evaluasi
permintaan yang terbatas waktunya; 5) Diberikan target dan batas waktu dari setiap
tahapan jadwal pelaksanaan;
6) Memastikan kewajiban penyedia untuk memberikan
layanan pasca penjualan dan jaminan kompensasi 6) Secara berkala dilakukan analisis apakah terjadi
penggantian jika ada yang tidak sesuai pesanan; ketidaksesuaian (deviasi) antara perencanaan
dan realisasi, serta proses dinamis dari
7) Memiliki posisi tawar dalam negosiasi pengadaan
permintaan dan realisasi kebutuhan yang terjadi
barang/jasa menjadi kuat jika dilakukan dalam waktu
yang terbatas. (MAKE)

(MAKE) Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


95
PENERAPAN SCM DALAM PBJP –
PERENCANAAN(2/4)
Pengadaan Kegiatan
Operasional Berkelanjutan

2
Kontrak Kerjasama
dengan penyedia
Pemasok memiliki focus pada
usaha yang dijalani
6
Kerjasama 7
tetap dalam kurun
waktu tertentu

PERENCANAA
N
SOURCING
DAN 1 2 3 4 5 6 7
PENGADAA
N

Peramalan Pemasok memiliki


pengalaman Pemasok siap
kebutuhan/ Pemasok sudah diseleksi
dibidang usaha menjadi mitra
Forecasting terlebih dahulu
yang dijalani

Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


96
PENERAPAN SCM DALAM PBJP –
PERENCANAAN (3/4)
Pengadaan Untuk Kegiatan
Proyek

2
Direncanakan dan
dikerjakan dalam
Menggunakan proposal
kegiatan dan Harga Perkiraan 6 Melalui tender
7
kurun waktu tertentu sendiri

PERENCANAA
N
SOURCING
DAN 1 2 3 4 5 6
PENGADAA
N

Memiliki lisensi Pemasok memiliki


Terdapat perbedaan pengalaman
dan sertifikasi
siginifikan antara 1 dibidang usaha
dari asosiasi
proyek dengan yang lain yang dijalani
terkait

Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


97
PENERAPAN SCM DALAM PBJP –
PERENCANAAN (4/4)
Pengadaan Untuk Kegiatan
Tanggap Darurat
6
Banyak prosedur

2 dikecualikan dan
butuh penanganan
Ketersediaan terbatas,
sehingga dilakukan Penanganan hal
utama, biaya
7
penunjukan langsung atau
segera swakelola menyesuaikan

PERENCANAA
N
SOURCING
DAN 1 2 3 4 5 6
PENGADAA
N

Meliputi perbaikan Anggaran Biaya


Harga tidak wajar,
infrastruktur, tidak dapat
karena pasokan sulit
prasarana, layanan direncanakan
diperoleh
dan evakuasi secara menyeluruh

Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


98
PENERAPAN SCM DALAM PBJP- PRODUKSI
3 Tanggung Jawab Management Produksi

PRODUKS
Pengelolaan proses
I Memilih mesi, fasilitas aliran (fisik dan Pengendalian
(MAKE) dan peralatan informasi) persediaan

01 02 03 04 05 06 07

Mengatur SDM Bertanggungjawab atas


Merencanakan dan mengendalikan Menghasilkan output
inventaris
metode/prosedur

Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


99
PENERAPAN SCM DALAM PBJP- PENGIRIMAN
DAN DISTRIBUSI

4
PRODUKS
I Manajemen distribusi adalah suatu proses
PENGIRIMA
(MAKE)
N penyampaian barang atau jasa dari produsen
DAN
DISTRIBUSI
ke konsumen dan para pemakai, sewaktu
dan dimana barang atau jasa tersebut
diperlukan.

Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


100
PENERAPAN SCM DALAM PBJP- MANAJEMEN
PERGUDANGAN
Warehouse atau pergudangan berfungsi menyimpan bahan baku, barang
jadi, peralatan, dan persediaan lainnya dalam jumlah dan rentang waktu
5 tertentu yang kemudian akan didistribusikan ke lokasi yang dituju
berdasarkan permintaan
PENGIRIMA
N
DAN
MANAJEMEN
DISTRIBUSI
PERGUDANGA
N

Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


101
PENERAPAN SCM DALAM PBJP- SERAH
TERIMA BARANG/JASA

4
6

SERAH
TERIMA
BARANG /
JASA Serah Terima Jasa
Serah Terima Barang Serah Terima Jasa Serah Terima Barang
(Inbond)- (Outbond) (Outbond)
(Inbond)- Dilakukan
Dilakukan sesuai sesuai dengan waktu
dengan waktu yang yang disepakati
disepakati

Modul Pengantar Manajemen Rantai Pasok


102

Anda mungkin juga menyukai