Anda di halaman 1dari 27

“ TINDAK PIDANA EKONOMI ”

TINDAK
PIDANA
KHUSUS

Disusun Oleh:
MARISSA KEMALA DIRGANTINI, SH., MH.
TINDAK PIDANA EKONOMI

 Suatu tindak pidana yang mempunyai motif


ekonomi dan lazimnyadilakukan oleh orang-
orang yang mempunyai kemampuan
intelektual danmempunyai posisi penting
Dalam Masyarakat Atau Pekerjaannya
KEJAHATAN EKONOMI

Semua tindak pidana di luar UU DRT No. 7 Tahun

1955 yang bermotif ekonomi atau yang dapat

mempunyai pengaruh negatif terhadap kegiatan

perekonomian dan keuangan Negara yang sehat


MANUSIA SUBJEK BADAN
(Pasal 3) HUKUM
TPE
(Pasal 15)
TPE MENURUT AHLI
1) ANDY HAMZAH
Peraturan Hukum TPE yang Perluasan subjek hukum pidana
bersifat elastis dan mudah (Pemidanaan korporasi)
diubah;

Peradilan in absentia Percobaan dan membantu


melakukan pada delik ekonomi

Pembedaan delik ekonomi berupa Hakim, Jaksa dan PP pada


kejahatan dan pelanggaran Pengadilan TPE adalah khusus
(Bisa dipekerjakan lebih dari 1
Pengadilan TPE, dan dapat sidang
diluar kedudukan Pengadilan
Ekonomi)

Perluasan berlakunya hukum Perkara TPE diadili khusus di


pidana Pengadilan Ekonomi bukan Umum
2) M. ANWAR

A. Tindak Pidana dalam arti Sempit


Sumber pasal 1 UU TPE, yaitu:
 Himpunan peraturan dibidang ekonomi yang sudah ada
sebelum UU tindak pidana ekonomi ini diundangkan (Pasal 1
ayat 1)
 Sebagai yang diatur dalam pasal 26, 32,33 (Pasal 1 ayat 2)
 Pelanggaran dalam UU lain dan berdasarkan UU lain (Pasal 1
ayat 3)

B. Tindak pidana dalam arti luas


 Pelanggaran yg diancam dg sanksi yang ada dlm UU TPE.
Misalnya: Perbankan, Merk
 Pelanggaran dengan menggunakan sarana yg ada. Misalnya:
Pemalsuan materai dan merek, Pemalsuan surat, Penggelapan,
Penipuan dan merugikan penagih hutang atau orang yg
berhutang.
KEKHUSUSAN HUKUM TPE

1) Pidana penjara dan denda dijatuhkan bersama-sama. Ini


bersifat imperatif, menurut UU No. 21 (Prp) Thn 1959.
Kondisi ini tidak dimungkinkan oleh KUHP.

2) Badan Hukum dapat dijatuhi pidana. Kondisi ini juga tidak


dimungkinkan dalam KUHP (Pasal 59).

3) Percobaan dan membantu dalam melakukan delik ekonomi


dapat dijatuhi pidana sedangkan KUHP tidak memungkinkan
(Pasal 54 dan Pasal 60)

4) Pidana tambahan pada delik ekonomi leih banyak dari KUHP


seperti diatur dalam Pasal 7 UU DRT No.7/1955
ANCAMAN HUKUMAN (SANKSI)

HUKUMAN POKOK HUKUMAN TAMBAHAN


1. Hukuman Pokok ini sama dengan 1. Di Pasal 7 UU No.7/1955 berupa:
yg diatur Pasal 10 KUHP • Pencabutan hak
• Tutup sementara/total
2. Pasal 6 UU No. 7/1955 yang perusahaan terdakwa
terus mengalami perubahan • Perampasan barang
seiring berlajan waktu
2. Tindakan tata tertib
3. Di UU No. 21/Prp/1959 ada • Penempatan perusahaan
Hukuman mati, penjara 20 tahun terdakwa dibawah
dan sanksi denda pengampuhan
• Bayar uang jaminan
• Kerjakan apa yang dilalaikan
perusahaan
SANKSI TINDAKAN TATA TERTIB
(PASAL 8 UU DRT NO. 7/1955)

Bersifat sementara dlm rangka pengusutan delik ekonomi oleh Jaksa,


berupa :

1. Penutupan sebagian/seluruh perusahaan si pelaku dimana delik


ekomoni itu disangka telah dilakukan;

2. Penempatan perusahaan di pelaku dimana delik ekonomi itu


disangka telah dilakukan dibawah pengampuhan;

3. Pencabutan seluruh/sebagian hak tertentu atau pencabutan


sebagian/seluruh keuntungan yang telah atau dapat diberikan oleh
pemerintah oleh si pelaku berhubung dengan perusahaan itu;

4. Memerintahkan supaya barang-barang si pelaku di sita dan


dikumpulkan serta disimpan ditempat yang ditunjuk jaksa agar si
pelaku tidak melakukan hal yang lebih jauh
Ada hal yang dirasa sangat memberatkan
Tersangka dan adanya kepentingan yang
dilindungi oleh ketentuan yang disangka telah
SYARAT MEMUTUS SANKSI dilanggar

TINDAKAN TATA TERTIB


Pemeriksaan di muka pengadilan belum
dimulai

Untuk mencapai pulihnya keseimbangan sosial


TUJUAN
ekonomi dan dapat mengamankan pembangunan
PEMIDANAAN
demi kesesjahteraan rakyat banyak
KEKHUSUSAN TPE

Hal menyimpang dari KUHP

• Pidana penjara & denda dijatuhkan bersama (bersifat imperatif


menurut UU No. 21 (PrP) Thn 1959 & Tdk dimungkinkan dlm KUHP

• Badan Hukum dpt dijatuhi pidana (Tidak dimungkinkan dlm KUHP)


Pasal 59

• Percobaan & Turut serta membantu delik ekonomi dpt dijatuhi


pidana sedangkan KUHP tdk dimhkinkan (Pasal 54 & 60)

• Pidana tambahan pd delik ekonomi lebih banyak dr KUHP (Pasal 7


UU DRT No. 7 Tahun 1955)
PROPERTY CRIMES
JENIS

TINDAK REGULATORY CRIMES


PIDANA
EKONOMI
TAX CRIMES
PROPERTY CRIMES

Pemalsuan Pernyataan Perolehan Penyalahgunaan


bangkrut dengan deposito dari aset yang dikuasai
tujuan penipuan lembaga
keuangan yang
sedang pailit

Menggunakan Memindahkan Melindungi Memiliki sesuatu


kartu kredit yang atau dokumen dari dengan cara
diperoleh dari menyembunyikan aset yang dikuasai curang
pencurian dan instrumen yang
kartu kredit yang tercatat atau
ditanggukan dokumentasi

Penyuapan dalam Penipuan dan Praktik usaha Mengeluarkan


usaha merusak curang cek kosong
REGULATORY CRIMES

1. Pelanggaran atau larangan


perdagangan marijuana
Melanggar aturan-aturan
illegal
pemerintah yang berkaitan
2. Penyelenggaraan pelacuran
dengan usaha di bidang
perdagangan atau 3. Peraturan tentang lisensi
pelanggaran ketentuan
4. Pemalsuan kewajiban
mengenai standarisasi pembuatan laporan dari
aktivitas usaha di bidang
dalam dunia usaha
perdagangan

5. Larangan monopoli di
dalam dunia usaha serta
kegiatan usaha yang
berlatar belakang politik
TAX CRIMES

Pelanggaran
mengenai
pertanggungjawaban Penyeludupan dan
atau pelanggaran penggelapan pajak
syarat-syarat yang oleh para pengusaha
berhubungan dengan atau pejabat atau
pembuatan laporan konglomerat hitam
menurut UU Pajak
UNSUR-UNSUR TPE

SUBYEKTIF OBJEKTIF

Sengaja Culpa Akibat


Perbuatan Perbuatan Keadaan -
Manusia Melawan Keadaan
Hukum

Kejahatan Pelanggaran
KARAKTERISTIK TPE MENURUT AHLI
Edmund W. Kitch 1983:671

Pelaku
Tindak pidana
menggunakan
Tindak pidana ini memerlukan
modus operandi
ini biasanya penanganan
yang sulit
melibatkan atau
dibedakan
pengusaha- pengendalian
dengan modus
pengusaha yang secara khusus
operandi
sukses dalam dan aparatur
kegiatan
bidangnya penegak hukum
ekonomi pada
pada umumnya
umumnya
KARAKTERISTIK TPE MENURUT AHLI
Clarke 1990 : 20-31

Pribadi Kurangnya Deteksi dan


Pelanggaran Pengendalian Internal
Ketertiban Umum

Terbatasnya Peran Ambiguitas Kejahatan Pelanggaran Bisnis


Hukum Bisnis sebagai Politik

Sanksi Konsumerisme dan Kepentingan Pribadi


Akuntabilitas Bisnis versus Kepentingan
Umum
UU No.20/2001
TIPIKOR

UU No. 5/1999 UU No. 10/1998


MONOPOLI & PUTS PERBANKAN

UU DARURAT
NO. 7/1955

UU No. 19/2016 UU No. 19/2002


UU ITE HAK CIPTA

UU No.32/2009
LINGKUNGAN HIDUP
TINDAK Tindak Pidana Perbankan/TIPIBANK
PIDANA
PERBANKAN

Melibatkan dana
masyarakat yang
Perbuatan yang disimpan di bank, oleh
dilarang, diancam Semata- karenanya tindak pidana
pidana yang termuat mata perbankan merugikan
khusus hanya dalam dilakukan kepentingan berbagai
UU Perbankan dan oleh bank pihak
UU Perbankan atau orang
Syariah bank (Bank selaku badan
usaha maupun nasabah
sbg penyimpan dana,
sistem perbankan,
otoritas perbankan,
pemerintah dan
masyarakat)
Tindak Pidana di Bidang Perbankan
(DEFINISI Lebih Luas)

• Menyangkut perbuatan yang • Menyangkut perbuatan yang


melanggar dan diancam melanggar ketentuan di luar
pidana yang berkaitan UU Perbankan dan UU
dengan : Perbankan Syariah yang
1. UU Perbankan dikenakan sanksi berdasarkan
2. UU Perbankan Syariah KUHP, UU Tipikor, UU TPPU,
yang berhubungan dengan
kegiatan menjalankan usaha
bank seperti pencucian uang
dan korupsi yang melibatkan
bank
JENIS TIPIBANK

Penyalahgunaan Aset Laporan Keuangan Korupsi


Perusahaan

1. Penggelapan kas 1. Memalsukan bukti 1. Konflik kepentingan


2. Nilep cek dari transaksi 2. Menyuap atau
pelanggan 2. Mengakui suatu Menerima Suap
3. Menggunakan fasilitas transaksi lebih besar 3. Menerima komisi
perusahaan/lembaga atau lebih kecil dari 4. Membocorkan rahasia
untuk kepentingan yang seharusnya perusahaan
pribadi 3. Menerapkan metode
akuntansi tertentu
secara tidak konsisten
untuk menaikan atau
menurunkan laba
MONOPOLI & 1. Diatur dalam UU No. 5 Tahun 1999 tentang
larangan praktek monopoli dan persaingan
PERSAINGAN
tidak sehat;
USAHA TIDAK
SEHAT
2. Tujuannya:
Menjaga kepentingan umum dan
meningkatkan efisiensi ekonomi nasional
sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat;

3. Pelanggaran atas Undang-Undang ini dapat


menjadikan efisiensi perekonomian nasional
menurun dan hal itu berimbas pada tidak
dapat terlaksananya program peningkatan
kesejahteraan masyarakat oleh negara
TP ITE

“Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak


atau melawan hukum melakukan intersepsi Dunia cyber adalah dunia
maya yang tercipta dalam
atau penyadapan atas informasi elektronik hubungan jaringan antar
komputer yang sekarang
dan atau dokumen elektronik tertentu milik
ini lebih kerap dijumpai
orang lain” (Pasal 31 UU ITE) dalam internet

Penyidik: Penangkapan & Penahanan


1. Polri sesuai dg Hukum Acara
2. PPNS bidang ITE sbg Pidana
penyidik
TP LINGKUNGAN
HIDUP

 Perbuatan yang dilarang dalam


peraturan UULH yang mana
tindakan tersebut dilakukan
dengan Melawan Hukum
disebabkan pencemaran dan
perusakan lingkungan
 Analisis Dampak Lingkungan
(AMDAL) diatur dalam Pasal 26 UU
 UU No. 32 Tahun 2009 tentang No. 32 Tahun 2009 jo. Pasal 1
Perlindungan Dan Pengelolaan angka 11 UU PPLH jo Perppu Cipta
Lingkungan Hidup Kerja

UNSUR TP LINGKUNGAN HIDUP

1. Unsur Obyektif 3. Perbuatan aktif 5. Melawan Hukum

2. Unsur Subjektif 4. Muncul Akibat 6. Tidak Ada Alasan


Pembenar
PELANGGARAN
HAKI

 HAKI adalah hak eksklusif yang


diberikan Pemerintahan kepada
penemu, pencipta dan/atau
pendesain atas hasil karya cipta UU No. 14/2001
dan karsa yang dihasilkannya; HAK PATEN UU No.
3O/2000
 Hak eksklusif adalah hak RAHASIA
monopoli untuk memperbanyak UU No. 19/2002
DAGANG
karya cipta dalam jangka waktu HAK CIPTA
tertentu, baik dilaksanakan
sendiri atau dilisensikan; UU No. 15/2001
HAK MERK UU No. 32/2000
 Beberapa kejahatan di bidang DESAIN TATA
HAKI yang hasil kejahatannya LETAK SIRKUIT
UU No. 31/2000 TERPADU
masuk dalam kategori DESAIN
pengaturan TPPU. INDUSTRI
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai