MEMBACA AL-
QUR’AN
Materi oleh
– Bagi umat Islam, membaca Al-Quran bukan lagi menjadi suatu kegiatan yang
asing. Al-Quran merupakan pedoman bagi orang muslim dan muslimah di seluruh
dunia.
– Membaca Al-Quran juga termasuk ke dalam ibadah paling utama di antara
ibadah-ibadah lainnya. Tak heran, keutamaan membaca Al-Quran bisa
dikategorikan secara umum maupun khusus. Sebagaimana yang sudah
diriwayatkan oleh an-Nu‘man ibn Basyir:
– Artinya: Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi).
Gambaran Umat Islam Suka dan
Tidak Suka Membaca Al-Quran
– Digambarkan dalam hadits Abu Dawud, orang mukmin yang suka membaca Al-
Quran seperti buah yang manis dan harum. Sementara, bagi orang mukmin yang
tidak suka membaca Al-Quran akan digambarkan seperti buah yang manis
namun tidak harum.
– Kemudian, orang fasik yang suka membaca Al-Quran akan digambarkan seperti
buah yang beraroma harum namun memiliki rasa pahit. Dan, orang fasik yang
tidak suka membaca Al-Quran akan digambarkan seperti buah yang pahit dan
tidak beraroma.
– Al-Quran sendiri telah mengungkapkan:
وَِاَذ ا ُقِرَئ اْلُقْر ٰا ُن َفاْس َتِم ُع ْو ا َلٗه َو َاْنِص ُتْو ا َلَع َّلُك ْم ُتْر َح ُم ْو َن
“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah
dengan tenang agar kamu mendapat rahmat,” (QS. Al-A‘raf [7]: 204).
Menurut pada ulama tafsir, dengan adanya perintah menyimak bacaan Al-Quran itu
berarti perintah membaca Al-Quran pun juga ada. Menurutnya, dengan
mendengarkan bacaan Al-Quran saja sudah mengundang rahmat, apalagi jika kalian
membacanya.
Keutamaan Membaca Al-Quran
َقاَل َرُس وُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم: َيُقوُل، عن َعْبَد ِهَّللا ْبَن َم ْسُعوٍد:
َو َلِكْن َأِلٌف َح ْر ٌف َو اَل ٌم َح ْر ٌف َو ِم يٌم َح ْر ٌف، اَل َأُقوُل الم َح ْر ٌف، َو الَح َس َنُة ِبَعْش ِر َأْم َثاِلَها،َم ْن َقَر َأ َح ْر ًفا ِم ْن ِكَتاِب ِهَّللا َفَلُه ِبِه َح َس َنٌة
Artinya:
"Kata ‘Abdullah ibn Mas‘ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja membaca satu
huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan
dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif
satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf,” (HR. At-Tirmidzi).
Dalam hadist tersebut menyatakan, setiap huruf Al-Quran yang dibaca akan diberi balasan satu
kebaikan. Setiap kebaikkan juga dikatakan akan dilipatkan menjadi sepuluh
– Bagi siapa saja yang membaca Al-Quran dikatakan akan diberikan syafaat di hari akhir
atau Kiamat. Sebagaimana yang tertulis pada hadist dari Abu Umamah al-Bahili:
َقاَل َرُس وُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم: ْن َأِبي ُأَم اَم َة اْلَباِهِلِّي َقاَل:
اْقَرُء وا اْلُقْر آَن ؛ َفِإَّنُه َيْأِتي َش ِفيًعا َيْو َم اْلِقَياَم ِة ِلَص اِح ِبِه
Artinya:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Bacalah Al-Qur’an. Sebab, ia akan
datang memberikan syafaat pada hari Kiamat kepada pemilik (pembaca, pengamal)-nya,”
(HR. Ahmad).
Berdasarkan firman Allah SWT, para ulama juga menyebutkan,
membaca Al-Quran lebih uatama dibanding dengan dzikir.
Terlebih dengan kalimat-kalimat umum yang tidak terpaku pada
tempat dan waktu.