Anda di halaman 1dari 24

Terapi Oksigen

Antonius Wahyu Hendrawan / 2206141376


Pendahuluan
• - Menjelaskan mengenai transporatsi oksifen dari Mitokondria
kembali ke paru-paru
• - Efek toksisitas oksigen pada SSP

Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s clinical anesthesiology. 7th Edition. McGraw-Hill Education; 2022
4. Transpor
Gas
Transpor
Gas
• Oksigen yang diambil oleh darah di paru-paru harus diangkut ke
jaringan untuk digunakan sel. Sebaliknya, CO2 yang dihasilkan pada
tingkat sel harus diangkut ke paru-paru untuk dieliminasi.
• Oksigen hadir dalam darah dalam dua bentuk: terlarut secara fisik
dan terikat secara kimiawi dengan hemoglobin
Peran Hb dalam transport oksigen
1. Apa yang menentukan apakah O2 dan Hb berikatan atau saling
melepaskan?
2. Mengapa Hb berikatan dengan O2 di paru-paru dan melepaskan O2
di jaringan?
3. Bagaimana jumlah O2 yang bervariasi dapat dilepaskan pada
jaringan, tergantung pada tingkat aktivitas jaringan?
4. Bagaimana proses transport CO2?
1. PO2 adalah faktor utama yang menentukan
persen saturasi hemoglobin
• Law of mass action  jika konsentrasi salah satu zat yang terlibat
dalam reaksi reversibel ditingkatkan, reaksi didorong ke sisi yang
berlawanan. Sebaliknya, jika konsentrasi suatu zat diturunkan, reaksi
akan diarahkan ke sisi tersebut.
2. Hemoglobin mempromosikan transfer bersih O2
pada tingkat alveolar dan jaringan
• Hb memang memainkan peran penting dalam memungkinkan
transfer O2 dalam jumlah besar sebelum PO2 darah seimbang dengan
jaringan di sekitarnya.
3. Faktor-faktor di tingkat jaringan
mendorong pembongkaran O2 dari
hemoglobin
• PCO2
• H+
• Temperatur
• 2,3-BPG

• Bohr effect  perubahan pH


mempengaruhi afinitas Hb-oksigen
(O2).
Kurva
disosiasi
4. Transpor
Karbondioksida
V/Q
Ratio
• Dua komponen penting dalam pengukuran volume udara dalam
alveolus:
• ventilasi (V)
• perfusi (Q)
• V/Q ratio  penting dalam pengukuran agar oksigenasi dan ventilasi
dapat berjalan baik.
• V/Q ratio keseluruhan kira-kira bernilai 0,8
• Ketidakserasian V dan Q dapat merupakan penyebab terjadinya gagal
napas.
• V/Q terlalu besar  efek dead space
• V/Q terlalu kecil  efek shunting intrapulmonal
Respirasi di tingkat seluler
• Tujuan utama respirasi adalah untuk menyediakan oksigen ke sel pada
tingkat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
• Metabolisme sel bergantung energi (ATP)
• (1) glikolisis anaerobik, atau fermentasi, yang beroperasi tanpa adanya
oksigen; dan
• (2) metabolisme aerobik, yang membutuhkan oksigen dan melibatkan
mitokondria
Respirasi Aerob
Melibatkan reaksi oksidasi-reduksi didalam sel
Memanen energi kimia menjadi ATP
Reaksi Umum
Lintasan Respirasi Aerobik
Respirasi :

Pernapasan (memasukkan O2 dan mengeluarkan CO2) Oksidasi molekul-


molekul organik oleh sel (respirasi selular)
terjadi di dalam mitokondria (pada sel-sel eukariot)
Ruang
intermembran matriks Krista
Kompleks
Membran sintesis ATP
Membran luar
dalam

Keterangan :
• membran luar : permeabel terhadap sebagian besar molekul kecil
• membran dalam : hanya dapat melewatkan molekul-molekul tertentu seperti asam
piruvat dan ATP
BIO 101 / V / Glikolisis dan 14
Respirasi
Perubahan piruvat menjadi asetil
KoA
sitosol Mitokondria

Protein transpor

Koenzim A Asetil Ko A
Piruvat

BIO 101 / V / Glikolisis dan 15


Respirasi
Asam sitrat
(6 karbon) Asam -ketoglutarat
(5 karbon)

Asetil KoA
(2 karbon Siklus Krebs Asam suksinat
masuk) (4 karbon)

Asam oksaloasetat
(4 karbon)
Asam malat
(4 karbon)

BIO 101 / V / Glikolisis dan 16


Respirasi
Rantai Transport Elektron

Hasil oksidasi gula menghasilkan :


- ATP
- NADH dan FADH2 (pembawa elektron berenergi tinggi)

Elektron berenergi tinggi dalam NADH dan FADH2


dilewatkan setahap demi setahap ke tingkat energi yang
rendah dan akhirnya diterima oksigen (O2)

Siklus Ter
Krebs ed
uks
i
Ter
oks
ida
si
Energi

Rantai Transport Elektron

BIO 101 / V / Glikolisis dan 17


Respirasi
Metabolisme lain(anaerobic)
• Respirasi Anaerob – beberapa bakteri memiliki e-transport yang
menggunakan INORGANIk e- aseptor daripada O2 (nitrat, sulfate
CO2 atau logam – yang tereduksi)

• Fermentation – menggunakan jalur glycolysis untuk mengolah NAD


(electron terdonasi ke aseptor elektron berupa senyawa ORGANIK)
• Transfer oksigen ke mitokondria melibatkan beberapa struktur dan
moda transportasi yang berbeda. Ini dimulai dengan ventilasi paru-
paru

• . Transportasi konvektif oleh darah tergantung pada laju aliran darah


(curah jantung) dan pada kapasitas oksigen darah, yang ditentukan
oleh kandungan hemoglobin dalam sel darah merah. Langkah terakhir
adalah pembuangan oksigen secara difusif dari kapiler ke jaringan dan
sel, yang didorong oleh perbedaan tekanan parsial oksigen dan
bergantung pada jumlah darah kapiler di jaringan
Toksisitas Oksigen
• Radikal bebas turunan oksigen

• Efek pada SSP (efek Bert)


• Nyeri kepala, iritabilitas, gelisah, pusing,
disorientasi, dsb

• Efek pada Sistem Respirasi


• Trakeobronkitis, displasia bronkopulmonal

• Efek pada Retina Neonatus


• HIF-1 alpha, VEGF  neovaskularisasi
"Toxic Oxygen Radical Disease" (TORD)
• Efek dari paparan oksigen tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem
saraf pusat.
• Dijumpai pada terapi hiperbarik
• Efek yang ditimbulkan gangguan kognitif, kelemahan otot, gangguan
koordinasi, perubahan perilaku, gangguan sensorik, dan bahkan kejang
• Hal yang dikaitkan toksisitas oksigen dengan TORD
• Vasodilatasi
• Inflamasi
• Stress oksidatif
• Gangguan neurotransmiter
Sumber Referensi
1. Batool S, Grag R. Appropriate use of oxygen delivery devices. Open Anesthesiol J. 2017; 11(1): 35 – 8.

2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Clinical anesthesiology. Morgan & Mikhail’s. 7th Edition. USA: McGraw-Hill Education; 2022.

3. Mcllroy DR, Shotwell MS, Lopez MG, Vaugn MT, Olsen JS. Oxygen administration during surgery and postoperative organ injury: observational
cohort study. BMJ. 2022; 379: e070941

4. Samaja M, Chiumello D. Oxygen administration during general anaesthesia for surgery. BMJ 2022; 379: o2823.

5. WHO-UNICEF Technical specifications and guidance for oxygen therapy devices. WHO-UNICEF; 2019.

6. Weekley MS, Bland LE. Oxygen administration [Internet]. StatPearls Publishing; 2022 Jan. [Cited February 10 th 2023]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551617/

7. Martin DS, Grocott MPW. Oxygen therapy in anaesthesia: the yin and yang of O 2. British journal of anasthesia. 2013; 111(6): 867 – 71.

8. Pilcher J, Beasley. Acute use of oxygen therapy. Aust Prescr. 2015; 38: 98 – 100.

9. Austin MA, Wills KE, Blizzard L, Walters EH, Wood-Baker R. Effect of high flow on mortality in chronic obstructive pulmonary disease patients in
prehospital setting randomized controlled trial. BMJ. 2010 Oct 18; 341: c5462.

10. O’Driscoll BR, Howard LS, Earis J, Mak V. British Thoracic Society Guideline for oxygen use in adults in healthcare and emergency settings. BMJ
Open Resp Res. 2017 May;4(1):e000170.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai