Usia : 47 tahun
1. Keadaan Umum
1. Tanda-tanda Vital
• Inspeksi
• Kelenjar tiroid : DBN
• Pembesaran vena : (-)
• KGB : DBN
• Palpasi
• Kelenjar tiroid : DBN
• KGB : DBN
• Kaku kuduk : (-)
1. Thorax
• Paru
• Inspeksi : DBN
• Palpasi
• Ekspansi dada : simetris (kanan = kiri)
• Fremitus vokal : (kanan = kiri)
• Perkusi : DBN
• Auskultasi
• Suara napas dasar = vesikuler (+/+)
• Suara tambahan = rhonki (-/-) ; wheezing(+/+); pleural rub (-/-)
• Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea axillaris anterior
• Perkusi
• Batas jantung dex : ICS IV linea parasternalis dextra
1. Abdomen
• Inspeksi : DBN
• Auskultasi : Bising usus (+) 8 kali/menit
• Perkusi : timpani (+) ; ascites (-)
• Palpasi :
• Dinding perut = lembut, supel
• Nyeri Tekan = tidak ada
• Nyeri Lokal = tidak ada
• Nyeri ketok CVA = (-/-)
• Hepar = tidak teraba pembesaran
• Lien = tidak teraba pembesaran
• Ginjal = tidak teraba pembesaran
1. Ekstremitas
• Superior :
• akral hangat (+/+) ; CRT < 2 detik (+/+) ;
• edema (-/-) ; sianosis (-/-) ; anemis (-/-)
• Inferior :
• akral hangat (+/+) ; CRT < 2 detik (+/+) ;
• edema (-/-) ; sianosis (-/-) ; anemis (-/-), gangren (-/-)
Foto Klinis Pasien
Diagnosis
1. Tatalaksana
Indikasi Amputasi
• Iskemia
• Trauma amputasi
• Gas ganggren
• Osteomielitis
• Keganasan
Manifestasi Klinis Post-Amputasi
Nyeri akut
Keterbatasan fisik
Phantom syndrome
Prognosis
• Strengthening
• Stretching
• Telah dilaporkan pasien Ny.P usia 47 tahun dengan diagnosis Post Amputatum Pedis Dextra H+4. Pada pasien tersebut telah
dilakukan anamnesis, pemeriksaan umum yang meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Saat ini pasien telah
dikonsultasikan untuk menjalani rehabilitasi medik yang agar pasien dapat kembali beraktivitas mandiri sesuai harapan pasien.
• Berdasarkan teori, rangkaian dari rehabilitasi medik meliputi asesmen awal (pada Bab II), dilanjutkan dengan pemeriksaan
rehabilitasi medik yang meliputi inspeksi, tes cepat, pemeriksaan fungsi gerak dasar, serta tes khusus untuk mengukur
antopometri, ROM dan MMT pasien. Setelah dilakukan pemeriksaan rehabilitasi medik, maka akan didapatkan prognosis serta
diagnosis rehabilitasi medik untuk menentukan rencana dan intervensi rehabilitasi medik terhadap pasien.
Pemeriksaan Rehabilitasi Medik
• Inspeksi
• Statis :
• Pasien masih lebih banyak berbaring di bed
• Stump dibalut oleh kain
• Terdapat bekas luka menghitam pada stump.
• Dinamis : Ambulasi masih hanya dapat duduk di bed
• Tes Cepat
• Fleksi knee : ada keterbatasan pada tungkai dextra
• Ekstensi knee : ada keterbatasan pada tungkai dextra
• Palpasi :
• Atrofi otot quadriceps dan hamstring dextra
• Tidak ada perbedaan suhu didaerah lutut
• Tidak ada oedem pada stump
• Tidak ada nyeri pada stump
4. Tes Khusus
Tabel Antropometri
Bidang ukur Dextra (cm) Sinistra (cm)
Lingkar 10 cm di atas lutut 31,2 37
Lingkar lutut 33,2 35
Lingkar 10 cm di bawah lutut - 30,5
Keterangan :
(-) = tidak ada, pasien post amputation transtibial dextra
Kesimpulan : terdapat atrofi otot quadriceps dan hamstring dextra.
Range of Movement
S = 95° - 0° - 25°
Dextra F = 25° - 0° - 25°
T = 30° - 0° - 30°
Hip
S = 95° - 0° - 20°
Sinistra F = 25° - 0° - 25°
T = 30° - 0° - 30°
Dextra S = 130° - 0° - 0°
Knee
Sinistra S = 120° - 0° - 10°
Dextra -
Ankle S = 15° - 0° - 55°
Sinistra
F = 30° - 0° - 15°
Keterangan :
(-) = tidak ada, pasien post amputation transtibial dextra
Manual Muscle Testing
Regio Gerakan Dextra Sinistra
Fleksi 4 5
Ekstensi 4 5
Adduksi 4 5
Hip
Abduksi 4 5
Endorotasi 4 5
Eksorotasi 4 5
Fleksi 4 5
Knee
Ekstensi 4 5
Dorso fleksi - 5
Plantar fleksi - 5
Ankle
Inversi - 5
Eversi - 5
Hip Fleksi 4 5
Keterangan:
(-) = tidak ada, pasien post amputation transtibial dextra
1.Pemeriksaan Fungsi Sensorik (Sensibility Sensasion)
• Superficial Pain
• Tujuan : Membedakan sensasi tajam atau tumpul
• Tatalaksana : Pasien diinstruksikan untuk tidak melihat tungkainya, pasien
diberikan sensasi tajam dengan ujung benda yang runcing pada area sekitar lutut.
Kemudian, terapis menanyakan sensasi apa yang dirasakan pasien. Untuk
sensasi tumpul, dilakukan hal yang sama namun dengan benda tumpul
• Hasil : Tidak ada gangguan sensibilitas, pasien dapat membedakan
dengan tepat sensasi tajam atau tumpul
• Two Point Descrimination
• Tujuan : Merasakan sentuhan satu titik dan dua titik
• Tatalaksana : Pasien diinstruksikan untuk tidak melihat tungkainya, pasien
diberi sentuhan satu atau dua titik pada area sekitar lutut. Kemudian, terapis
meminta pasien untuk membedakan sentuhan yang diberikan
• Hasil : Tidak ada gangguan sensibilitas, pasien dapat membedakan
sentuhan 1 titik dan 2 titik dengan tepat
Prognosis Rehabilitasi Medik
1.Quo ad vitam
• Pada kasus ini quo ad vitam baik, hal ini dikarenakan cidera yang terjadi pada
pasien tidak mengancam jiwa pasien.
1.Quo ad sanam
• Pada kasus ini quo ad sanam baik, pasien dapat sembuh dari penyakitnya.
1.Quo ad fungsionam
• Pada kasus ini Quo ad fungsionam baik, pasien dapat mampu melakukan aktivitas
sehari-hari secara mandiri setelah melakukan rehabilitasi medik.
1.Quo ad cosmeticam
• Pada kasus Quo ad cosmeticam kurang baik karena pasien kehilangan bagian
kakinya, tetapi nantinya dapat diperbaiki dengan penggunaan prosthesis kaki palsu
dan ditutupi dengan celana panjang.
Diagnosis Rehabilitasi Medik
1.Problematik Rehabilitasi Medik
• Body Function and Structure Impairment
• Atrofi otot quadriceps dan hamstring dextra
• Adanya penurunan kekuatan otot quadriceps dan hamstring dextra
• Adanya keterbatasan ROM fleksi hip, abduksi hip, eksorotasi hip, dan ekstensi knee
• Activity Limitation
• Adanya gangguan pola jalan fase loading response kaki dextra
• Participation Restriction
• Pasien tidak dapat kembali bekerja dan diluar rumah sebagai tukang sapu jalan
• Pasien diharapkan teratur melakukan home program yang telah diberikan oleh fisioterapis agar pasien dapat kembali
ke aktivitas sehari- harinya.
• Keluarga pasien disarankan untuk selalu mengingatkan dan membantu pasien untuk melakukan home program yang telah diberikan oleh fisioterapis. Dan juga keluarga dapat
memberikan motivasi kepada pasien untuk selalu semangat dalam melaksanakan terapi di rumah dan di rumah sakit agar mendapatkan hasil yang optimal dari terapi yang
sudah diberikan.
• Memberikan program latihan yang tepat dan mengevaluasi perkembangan kondisi pasien agar tujuan yang diinginkan
pasien tercapai.
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon and infographics & images by Freepik