PPs Univ. Muhammadiyah Makassar PENGELOLAAN KULTUR MENURUT BROWN (1995) Menggunakan instrumen HRD : prosedur rekruitment dan seleksi, sosialisasi dan training, sistem penilaian prestasi kerja, dan sistem kompensasi Melalui tindakan (action) pemimpin : manajemen simbol (penggunaan waktu, bahasa, acara rapat, setting fisik), manajemen ritus2 organisasi. BURKE (1994), MENYARANKAN UTK MEMPERHATIKAN MASALAH-MASALAH BERIKUT UTK PENGELOLAAN KULTUR SEHARI-HARI
Sense of direction, kejelasan tujuan.
Role and responsibility (pembagian tugas) Standar & Commitment, prosedur dan pelaksanaannya Fairness & rewards, sistem imbalan fokus pada pelayanan konsumen. Tabel. Cara Membentuk Kultur Organisasi Cara Pengelolaan Langkah yang Dilakukan 1. Membentuk kultur melalui a. Membentuk komitmen melalui partisipasi dan komitmen (shaping penghargaan terhadap kebebasan culture through participation and b. Membentuk komitmen melalui commitment) teladan hal2 yg nyata. c. Membentuk komitmen melalui rencana yg pasti 2. Membentuk kultur melalui a. Manajemen perilaku sehari-hari tindakan simbolik b. Mengelola bahasa dan tindakan simbolik 3. Membentuk kultur melalui hadiah Mengubah kultur dgn memberikan dan pengakuan ganjaran hadiah dan pengakuan kpd perilaku yg sesuai dgn nilai kultur yg baru 4. Membangun kontrol sosial Mengubah kultur dgn membangun sistem kontrol sosial terhadap perilaku yang tidak sesuai. Sumber : Thusman & O’Reilly, Boston : Harvard Business School, 1997 MANAJEMEN KULTUR (SCHEIN, 1992) Mekanisme primer :hal-hal pokok yg dilakukan pemimpin yg secara sadar atau tdk akan membentuk kultur organisasi. Hal pokok yg dimaksud adalah : Fokus perhatian pemimpin. Reaksi pemimpin thd krisis atau peristiwa penting Cara pemimpin mengalokasikan sumberdaya organisasi Pemberian teladan dan pengajaran secara sengaja Kriteria pemimpin dlm memberikan imbalan dan status Kriteria rekruitmen, pemilihan, pengangkatan, pemecatan, pengucilan anggota organisasi MANAJEMEN KULTUR (SCHEIN, 1992) Mekanisme sekunder: artikulasi dan penguatan dari apa yg tlh terbentuk melalui mekanisme primer : Desain dan struktur organisasi Sistem dan prosedur kerja Ritus dan ritual organisasi Desain ruang, tampak depan, dan bangunan secara keseluruhan. Rumusan formal filosofi, nilai2 dan semboyan organisasi Menurut Scheinn (1992), pengelolaan kultur melalui mekanisme sekunder ini akan berhasil jika sejalan dengan mekanisme primer. Yang pada akhirnya akan membentuk kultur yang kuat (ideologi organisasi), yg mengformalkan hal2 yg sebelumnya berlangsung informal. Tetapi sebaliknya jika mekanisme sekunder tdk sejalan dgn mekanisme primer maka akan menjadi sumber perpecahan internal. Dalam istilah Cooke & Szumal (2000), terjadi keterputusan kultur ( culture disconnect) MANAJEMEN DAPAT MEMENGARUHI KULTUR, BAKER (1980), MELALUI : Cara langsung (direct approach) : Role modeling, positive reinforcement dan komunikasi Menuntut manajer mampu mengkomunikasikan secara aktif dan memberikan teladan dgn perilaku yg konsisten dgn nilai2 yg diinginkan organisasi Diperkuat dgn memberikan penghargaan dan pengakuan kpd anggota yg berperilaku sesuai dgn nilai yg diharapkan organisasi MANAJEMEN DAPAT MEMENGARUHI KULTUR, BAKER (1980), MELALUI : Cara tidak langsung (inderect approach) : Pola rekruitmen, promosi dan mutasi jabatan, desain organisasi dan tata letak bangunan. Harus didukung juga dengan pelatihan dan pendidikan yg tepat. Desain organisasi : struktur, kebijakan, sistem imbalan , dsb. Tata letak bangunan, mis : ruangan diatur jgn sampai menghalangi komunikasi antar pegawai atau pegawai dgn pelanggan. TABEL 2. MODEL-MODEL INTERVENSI TERHADAP KULTUR ORGANISASI Model Intervensi Fenomena Kultural yg Perubahan kultural yg Diubah dihasilkan Melokalisasi Tabu dan larangan Anda (pekerja) dpt bekerja “kambing hitam” lebih aman dan tenang. Wawancara dan Nilai, konflik dan Mengganti konflik sosial dan observasi dilema dilema Meninjau temuan Adegan2 teatrikal dan Mengarahkan pada happy bersama kelompok dramatis ending Meninjau sejarah Mitos-mitos, cerita- Menginterpretasikan ulang masa silam dan cerita, skenario yg mitos-mitos , menciptakan sekarang tampak di permukaan ulang kisah-kisah Mengeksplorasi Metafor-metafor, citra, Merevisi dan menciptakan jenis-jenis logika simbol, upacara dan citra-citra dan simbol baru. “tinggi” ritual Menghidupkan kembali ritual Menyingkap logika Paradigma lama yg Paradigma dan epistimologi yg yg mendasari memanipulasi para dibuat utk menghasilkan sistem yg ada pekerja dan konsumen inovasi lebih baik dan proses secara sepihak pembelajaran lebih cepat Sumber : Humper-Turner, 1994 MANAJEMEN PERUBAHAN ORGANISASI Tidak selamanya sebuah organisasi berada dalam keadaan stabil dimana segenap aktivitas dapat dilaksanakan secara normal. Pada kondisi tertentu, organisasi mengalami goncangan atau perubahan yang disebabkan oleh faktor internal (mis : perusahaan pailit, merger atau akuisisi, penerapan strategi baru, dll) dan faktor eksternal. Situasi ini akan berpengaruh pada pola aktivitas dan akan mengubah perilaku organisasi. Melakukan manajemen kultur secara sengaja perlu dipertimbangkan utk mengelola aspek perubahan secara menyeluruh (Christiansen, 2000) DUA SUDUT PANDANG PERUBAHAN ORGANISASI Perubahan sengaja (terencana) Perubahan terencana dilakukan dgn menciptakan ketidakseimbangan pada kekuatan-kekuatan yg memengaruhi organisasi (Lewin,1958). Jika kekuatan yg mendukung perubahan lebih kuat dari pada status quo maka organisasi itu akan berubah atau “pindah” dari satu keadaan ke keadaan yg lain. Perubahan alamiah (siklus organisasi) Perubahan yang tidak direncanakan terjadi begitu saja karena lingkungan yang mempengaruhi dan mulanya tidak memiliki tujuan yang terencana TABEL 3. TAHAP-TAHAP TRANSFORMASI ORGANISASI LEWIN Tahap Langkah Strategi Perubahan Pencairan Menghilangkan a. Memanfaatkan ketertekanan atau kebekuan keseimbangan ketidak puasan yg ada dlm sistem lama ekuilibrium yg yg berlaku. (unfreezing) menopang stabilitas b. Menciptakan kekuatan tambahan organisasi utk perubahan atau mengurangi resistensi. Gerak menuju Memengaruhi gerak a. Memberi pelatihan pola2 perilaku perubahan atau perubahan yg baru (change or terjadi pd sistem yg b. Mengubah hub. Pelaporan dan movement) sedang tdk seimbang sistem imbalan tsb menuju arah yg c. Menerapkan gaya manajemeb baru diinginkan Pembekuan Tahap ini akan terjadi Membuat kebijakan baru dalam kembali ketika pola2 perilaku rekruitmen agar orang2 yg direkrut ekuilibrium baru sdh stabil atau cocok dgn kultur baru serta dapat baru terinstitusionalisasi bekerja dgn baik dlm struktur dan (refreezing) sistem imbalan baru serta gaya manajemen yg baru pula Sumber : Lewin, 1958. TABEL 3. MEKANISME PERUBAHAN DALAM SIKLUS ORGANISASI
Tahapan Mekanisme Perubahan
Organisasional Masa pendirian dan • Perubahan sedikit demi sedikit melalui evolusi yang pertumbuhan awal bersifat umum dan khusus • Perubahan lewat kesadaran yg diperoleh melalui terapi organisasional • Perubahan melalui perkawinan nilai-nilai dalam kultur organisasi
Masa Pertengahan • Perubahan melalui seleksi sistematis terhadap
subkultur yg ada • Perubahan terencana melalui usaha pengembangan organisasi dan penciptaan struktur pembeajaran yg sesuai Masa kematangan • Perubahan dgn memasukkan org luar dan penuaan • Pencairan kultur melalui skandal dan penghancuran mitos • Perubahan melalui pembalikan-pembalikan • Perubahan melalui persuasi koersif • Keruntuhan dan kelahiran kembali Sumber : Schein (1992) TAHAPAN DALAM TRANSFORMASI ORGANISASI (KOTTER, 1997) Membangkitkan rasa urgensi. Membangkitkan dorongan yg kuat untuk berubah. Membentuk koalisi pengarah yg kuat, yaitu org2 yg dpt menjadi pelopor perubahan yg harus dikumpulkan menjadi tim yg solid. Mengembangkan visi dan strategi Mengkomunikasikan visi perubahan Menggerakkan banyak org utk bertindak menjalankan visi tersebut. Merencanakan dan mengusahakan keuntungan2 jangka pendek. Mengonsolidasikan pencapaian dan mendorong lebih banyak lagi perubahan Melembagakan pendekatan2 baru tsb ke dalam kultur organisasi. PRINSIP DALAM IMPLEMENTASI PERUBAHAN KULTUR (CAMERON & QUINN,1999) Mencari keberhasilan kecil Menggalang dukungan sosial Menyusun tindak lanjut dan akuntabilitas Menyebarkan informasi Pengukuran Menciptakan kesiapan Memberi penjelasan Menyelenggarakan “penguburan” Melakukan perubahan simbolik Berfokus pada proses TABEL 4. CARA MENGHADAPI PIHAK YG MENENTANG PERUBAHAN Metode Umumnya Keuntungan Kerugian Pendekatan digunakan pada situasi Pendidikan dan Dimana terdpt Setelah dibujuk, Bisa sangat komunikasi kesenjangan org biasanya akan memakan waktu komunikasi atau bersedia jika org-org yg informasi dan memban- tu terlibat cukup analisis yg tdk pelaksanaan banyak akurat perubahan Parisipasi dan Dimana Orang yg diajak Bisa sangat pelibatan pemrakarsa tdk berpartisipasi memakan waktu memiliki infor- akan jika para peserta masi lengkap yg melaksanakan merancang dibutuhkan utk perubahan secara perubahan yg tdk me-rancang bersungguh- pada tempatnya perubahan dan sungguh dimana pihak2 penentang di pandang memiliki kekuatan untuk menentang TABEL 4. CARA MENGHADAPI PIHAK YG MENENTANG PERUBAHAN (LANJUTAN) Metode Umumnya Keuntungan Kerugian Pendekatan digunakan pada situasi Pemberian Dimana org2 yang Tidak ada Bisa fasilitas dan menentang pendekatan lain menghabiskan dukungan karena kesulitan yg lebih ampuh waktu tanpa dalam dalam membuahkan penyesuaian thd menghadapi hasil perubahan masalah penyesuaian thd perubahan Negosiasi dan Dimana seseorang Hal ini terkadang Bisa terlalu kesepakatan atau sebuah adalah cara membuang biaya kelompok, jelas2 relatif yg mudah jika cara ini akan dirugikan oleh menghindari memancing pihak perubahan dan dimana kelompok resistensi yang lain untuk itu dipandang kuat mengajukan memiliki kekuatan tawar menawar utk menentang yang berat TABEL 4. CARA MENGHADAPI PIHAK YG MENENTANG PERUBAHAN (LANJUTAN) Metode Umumnya Keuntungan Kerugian Pendekatan digunakan pada situasi Manipulasi dan Dimana taktik- Bisa dilakukan Bisa menciptakan kerja sama taktik lain tdk relatif cepat dan masalah di masa efektif atau jalan keluar yg mendatang jika terlalu membuang tdk mahal untuk orang-orang biaya mengatasi merasa telah masalah resistensi dimanipulasi Paksaan eksplisit Dimana unsur Cepat dan bisa Bisa terlalu dan implisit kecepatan mengatasi beresiko jika cara dianggap penting resistensi dalam ini menyebabkan dan pemrakarsa bentuk apapun orang-orang sakit perubahan hati kepada memiliki pemrakarsa kekuatan yang cukup
Sumber : Vijay Sathe, 1985.
TIPE INDIVIDU DALAM PERUBAHAN (BERGER, 1994) Agen perubahan, yaitu mereka yg memiliki kemampuan sbg pelopor dan motivator perubahan dalam organisasi. Manajer perubahan, yaitu mereka yg memiliki kapabilitas khusus dalam membuat rencana, mengorganisasi dan mengimplementasikan perubahan Fasilitator perubahan, yaitu orang-orang yg tersebar di semua level organisasi dan mendukung agen perubahan dan manajer perubahan secara aktif. Penghalang perubahan, pihak-pihak yg menentang perubahan secara pasif karena merasa enggan atau cukup puas dengan kondisi yg ada. Penentang perubahan, mereka yg menentang perubahan secara aktif dan terang-terangan. TABEL 5. “CULTURAL CHANGE DRIVER” BERDASARKAN PRODUCT LIFE CYCLE Pengenalan Pertumbuhan Kematangan Penurunan Pelatihan • Menyewa ahli • Menambah • Memelihara • Mengurangi Keterampilan eksternal pegawai baru aliran peserta kegiatan • Pengembangan utk dilatih yang konstan pelatihan program • Pengembanga dan terukur ke • Mengurangi pelatihan n program dalam program investasi • Identifikasi pelatihan pelatihan pelatihan individu yg siap lengkap • Perbaikan dilatih • Pengukuran berkelanjutan efektivitas program pelatihan pelatihan • Penyediaan insentif pelatihan
pokok dan opsi saham kompensasi imbalan persamaan • Bonus individu/ tim • Gaji pokok • Peningkatan kompetitif • Insentif ketat berdasarkan • Kontrol titik tengah • Kontrol biaya rendah kinerja indivdu ketat • Kontrol biaya • Insentif tinggi, • Insentif yg luas penatausahaan • Insentif orientasi bonus jangka pendek TABEL 5. “CULTURAL CHANGE DRIVER” BERDASARKAN PRODUCT LIFE CYCLE (LANJUTAN) Pengenalan Pertumbuhan Kematangan Penurunan Sistem • Fokus pada • Mengembangkan • Keterkaitan • Fokus pada penilaian aktivitas program dengan kegiatan pertumbuhan pengukuran insentif kontrol • Indentifikasi penilaian • Keterkaitan biaya individu kinerja di level dgn fungsi2 • Mengurangi/ potensial individu SDM mengalokasi • Mengembangkan • Insentif ulang staf keterkaitan dgn berbasis fungsi2 SDM kinerja • Fokus pada • Insentif diskriminasi berbasis antara kinerja pengetahuan rendah dan tinggi TABEL 5. “CULTURAL CHANGE DRIVER” BERDASARKAN PRODUCT LIFE CYCLE (LANJUTAN) Pengenalan Pertumbuhan Kematangan Penurunan Struktur • Sentralisasi dan • Peningkatan • Muncul struktur • Desentralisa fungsional desentralisasi matriks si kontrol • Staf fungsi hanya • Fokus geografis • Kombinasi lokal sedikit • Banyak kelompok • Penghapusa kelompok produk yg n produk produk majemuk secara • Duplikasi fungsi • Struktur datar individual staf • Penyederhanaa • Eliminasi berdasarkan n fungsi2 staf staf fungsi- lini produk fungsi • Pembangunan penunjang hirarki vertikal Kepemimpi • Visioner dan • Kewirausahaan • Partisipasi dan • Delegasi nan kewirausahaan dan partisipasi delegasi dan pengawasan
Sumber : Laud, 1994
MITOS YG KELIRU MENGENAI KULTUR (DEAL & KENNEDY, 1999) Kultur adalah resep cepat utk mengatasi masalah apapun. Menurut Kenney resep cepat utk mengatasi masalah organisasi bukan kultur tetapi strategi. Kultur lebih berbicara bagaimana strategi itu dpt dilaksanakan pd tkt. praktik Kultur dan strategi tdk saling berkaitan. Kultur menolak segala perubahan. Padahal, kultur adalah sesuatu yg “netral” dan menyanjung tradisi masa lalu sekaligus menyukai tanda2 perubahan yg dibawa oleh cara kerja baru, strategi baru, dll. Perubahan kultur dapat dikelola. Perubahan kultur adalah sebuah proses alamiah. Perubahan terjadi ketika kultur tsb melihat tanda2 perubahan dan memahami bhw adaptasi hrs segera dilakukan utk dapat survive. MITOS YG KELIRU (LANJUTAN …) Kemampuan kepemimpinan yg hebat adalah kunci membangun kultur yg kuat. Pada intinya, organisasi dpt memiliki kultur yg kuat jika kepemimpinan mampu menyediakan lingkungan aktivitas yg kondusif. Manusia cenderung mempertahankan kultur yg ada meskipun sdh tdk relevan lagi. Sesungguhnya manusia bukan terikat pd kultur tetapi pada sejarah. Kesalahannya pada manajemen yg gagal mengkomunikasikan perubahan shg karyawan bertahan dgn kultur masa lalu. Kultur yg kuat bersifat kaku. Kultur hanya untuk org2 tertentu. RINGKASAN Manajemen kultur tampaknya hanya dapat dilakukan dgn memperhatikan bahwa kultur pada dasarnya merupakan interaksi timbal balik dimana pengelola kultur itu sendiri merupakan bagian di dalamnya. Dalam aktivitas sehari-hari, pengelolaan kultur dilakukan melalui simbol-simbol, mekanisme imbalan, dan norma perilaku. Sementara itu dalam perubahan organisasi, manajemen kultur lebih kompleks dan umumnya melalui tahap assesment/diagnosis sbg langkah awal. Selanjutnya, hasil diagnosis diimplementasikan dlm tahap perubahan yg bersifat jangka panjang, sebelum kultur dapat diubah secara mendasar.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu