Anda di halaman 1dari 40

UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

Pencegahan dan Pengendalian


Resistensi Antibiotika

UKK Infeksi dan Penyakit Tropis

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

Pendahuluan

• Antibiotik yang tidak digunakan secara bijak dapat memicu timbulnya masalah
resistensi.
• Penggunaan antibiotik secara bijak = penggunaan antibiotik secara rasional
dengan mempertimbangkan dampak muncul dan menyebarnya bakteri resistan
• Berkembangnya mikroba resistan disebabkan oleh :
 Selection pressure
 Penyebaran bakteri resistan
• Penggunaan antibiotik terapeutik dibedakan atas:
 Terapi antibiotik empiris
 Terapi antibiotik definitif
Pedoman penggunaan Antibiotik. Permenkes 2021
WAAW 2023 - UKK IPT IDAI
UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

Penggunaan Antibiotik untuk Terapi


Empirik secara Bijak untuk Mencegah
Meningkatnya Problem Resistansi
Antimikroba

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

• Hasil pemeriksaan mikrobiologi/kultur tidak tersedia dalam 24–72


jam

 butuh terapi awal

 terapi empiris

dan disesuaikan dengan manifestasi klinis/sumber infeksi.

Pedoman penggunaan Antibiotik. Permenkes 2021


WAAW 2023 - UKK IPT IDAI General Principles of Antimicrobial Therapy. 2011
INFEKSI BAKTERI TERSERING PADA UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

ANAK
Infeksi Saluran Pernapasan : Otitis media
akut, Faringitis ec GAS, Sinusitis bakterial

Infeksi Saluran Kemih: ISK atas (pielonefritis)


dan bawah (sistitis)

Infeksi kulit: Impetigo, Selulitis, infeksi pada


luka, infeksi gigitan binatang

Infeksi saluran pencernaan: Peritonitis,


Salmonellosis, Shigellosis, Campylobacter
enteritis, C. difficile

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI Sherman J. et al. Current Problems in Pediatric and Adolescent Health Care. 2011,
UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

INFEKSI BAKTERI SERIUS PADA ANAK

Sepsis

Infeksi saluran pernapasan bawah


(komunitas vs rumah sakit) : pneumonia,
pneumonia atipik, empiema

Meningitis

Musculoskeletal infections:
Osteomielitis, Septik Arthritis

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

TERAPI ANTIBIOTIK
Empiris
• Dugaan infeksi bakteri
• Mikroorganisme penyebab infeksi belum diketahui
• Berdasarkan mikroorganisme tersering pada fokus infeksi tersebut
• Umumnya antibiotik spektrum luas

Definitif
• Mikroorganisme penyebab infeksi telah diidentifikasi
• Berdasarkan hasil kultur dan resistensi antibiotik dari spesimen tubuh
• Terapi lebih spesifik  spektrum lebih sempit

Profilaksis
• Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi awal atau rekurensi

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


WAAW 2023 - UKK IPT IDAI
WAAW 2023 - UKK IPT IDAI

ANTIBIOTIK EMPIRIS PADA KASUS INFEKSI ANAK


DIagnosis Bakteri tersering Antibiotik
Tonsilitis Streptococcus B, Hemalitikus grup Pilihan 1: Pilihan 2:
A, Streptococcus pneumoniae, Amoksisilin oral 50-60 mg/kgBB/hari terbagi Sefadroksil oral 30 mg/kgBB setiap
Streptococcus viridian, dalam 2-3 dosis 24 jam
Streptococcus pyogenes atau atau
Eritromisin etilsuksinat (EES) oral 40 Klindamisin oral 7 mg/kgBB terbagi
mg/kgBB/perhari terbagi dalam 2-4 dosis, dalam 3 dosis,

Otitis media akut Streptococcus pneumonia, Pilihan 1 Pilihan 2:


Haemophilus influenzae, Moraxella Amoksisilin oral 25-30 mg/kgBB Setiap 8 jam Amoksisilin klavulanat oral
catarrhalis 500/125 mg setiap 8 jam
Bila alergi penisilin, alternatif
terapi: Sefuroksim oral 15 mg/kgBB
setiap 12 jam
atau
Seftriakson i.m/i.v. 50 mg/kgBB
setiap 24 jam selama 3 hari
atau
Klindamisin oral 15-20 mg/kgBB
setiap 12 jam

Disentri amuba Entamoeba histolytica, Giardia Metronidazol oral 500 mg (Anak:10 mg/kgBB)
lamblia. atau i.v. setiap 8 jam
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2021
TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
WAAW 2023 - UKK IPT IDAI

ANTIBIOTIK EMPIRIS PADA KASUS INFEKSI ANAK


DIagnosis Bakteri tersering Antibiotik
Pneumonia Streptococcus pneumoniae, Amoksisilin oral 40-50 mg/kgBB setiap 12 jam Bila dicurigai pneumonia atipikal
komunitas Klebsiella (usia >5 tahun), pilihannya:
pneumoniae, Mycoplasma Eritromisin oral 10mg/kgBB
pneumoniae, Haemophilus setiap 6 jam
influenzae, Chlamydophila atau
pneumoniae Klaritromisin oral 7.5 mg/kgBB,
setiap 12 jam
Pneumonia Klebsiella pneumoniae, Eschericia Ampisilin- sulbaktam i.v. 50 mg/kgBB setiap 6 Kombinasi dengan
terkait rumah coli, Acinetobacter spp, jam (dosis Ampisilin) Gentamisin i.v. 6-8 mg/kgBB atau
sakit Pseudomonas aeruginosa atau i.m. setiap 24 jam*
Seftriakson i.v 50 mg/kgBB tiap 12 jam
Typhoid Salmonella typhi Kloramfenikol oral 25 mg/kgBB, • setiap 6 jam Ampisilin i.v. 50-75 mg/kgBB
(maksimal 2 gram/hari) setiap 6 jam
atau
Kotrimoksazol oral Atau
4 mg • (trimetoprim)/kgBB setiap 12 jam Seftriakson i.v. 25- 50mg/kgBB
atau setiap 12 jam
Amoksisilin oral 15-30 mg/kgBB setiap 8 jam
Meningitis Neisseria meningitidis, Seftriakson i.v. 50 mg/kgBB setiap 12 jam
Haemophilus influenzae,
Streptococcus pneumoniae

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2021


TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
• Antibiotik kombinasi  penggunaan dua kelas atau lebih antibiotik yang
berbeda dengan aktivitas melawan patogen tunggal

• Kapan digunakan ?

1. Memiliki efek sinergitas  contoh: kombinasi betalactam + aminoglikosida

2. Terapi empiris pada pasien critically ill, sebelum terdapat hasil kultur

3. Terapi infeksi polimikrobial (etiologi lebih dari 1 patogen)  contoh: infeksi


intraabdomen, abses otak, infeksi dengan bakteri aerob dan anaerob

General Principles of Antimicrobial Therapy. 2011

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


WAAW 2023 - UKK IPT IDAI
UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

Penggunaan Antibiotik untuk Terapi Definitif


Secara Bijak untuk Mencegah Meningkatnya
Problem Resistansi Antimikroba

Terapi antibiotik definitif:


pemberian antibiotik yang dipilih berdasarkan hasil pemeriksaan
mikrobiologi/kultur

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

Pentingnya Pemeriksaan Penunjang


untuk Mencegah Meningkatnya Problem
Resistansi Antimikroba
Pengambilan kultur sebelum pemberian antibiotik

• Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan mikrobiologi yang akurat  pastikan


pengambilan spesimen dan prosedur pengiriman ke laboratorium sudah sesuai,
sebaiknya spesimen diambil sebelum pemberian antibiotik
• Setelah patogen dapat diidentifikasi  dilanjutkan uji kepekaan terhadap
antibiotik (antimicrobial susceptibility testing/AST).
• Data dari AST dilaporkan dengan MIC/minimum inhibitory concentration :
konsentrasi terendah antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dan diintepretasikan sebagai susceptible (S), resistant (R) atau
intermediate (I).
General Principles of Antimicrobial Therapy. 2011
Interpretasi Hasil Kultur dan Uji Kepekaan
Antibiotik
• Kenali flora komensal & patogen pada lokasi infeksi

• Kenali resistansi intrinsik

 sifat resisten terhadap AB tertentu yang merupakan bagian dari karakteristik


spesies/genus/famili bakteri tersebut

• Pahami klasifikasi/mekenisme resistansinya (bila resistansi didapat)  untuk

memahami ini maka antibiogram harus dibaca dengan Interpretive Reading

• Setelah dianalisis  berikan antibiotik definitif


Interpretive Reading of the Antibiogram: A Tool for Clinical Practice. 2018
• Permasalahan utama dalam tata laksana infeksi adalah identifikasi
etiologi secara dini dan pemberian antimikroba yang rasional

• Diagnosis infeksi bakteri masih merupakan tantangan  presentasi


klinis mirip dengan penyakit infeksi dengan penyebab yang berbeda
• Menunda antibiotik  perjalanan penyakit semakin parah dengan komplikasi
lebih lanjut
• Pemberian antibiotik untuk penyakit virus atau non infeksi  resistensi

• Uji laboratorium (biomarker)  diagnosis infeksi bakteri


Indian J Med Res. 2015 Mar; 141(3): 271–273
Biomarker Infeksi Bakteri
• Bersifat cepat, dapat memprediksi perjalanan dan prognosis infeksi
yang terjadi, menjadi dasar pemberian terapi antimikroba
• Beberapa jenis biomarker
• Pemeriksaan darah lengkap (hitung total dan jenis leukosit, absolute
neutrophil count [ANC], neutrophil:lymphocyte [NLR])
• Laju endap darah (LED)
• C-reactive protein (CRP)
• Prokalsitonin serum (PCT)

Indian J Med Res. 2015 Mar; 141(3): 271–273


Pemeriksaan Darah Lengkap
• Adanya peningkatan jumlah leukosit secara konsisten meningkatkan risiko
bakteriemia  ambang hitung leukosit 15-17.000/μl
• Risiko untuk bakteremia meningkat dengan meningginya ANC
• <5.000 : 0%
• 5.000-9.000 : 1,4%
• 10.000-14.900 : 5,8%
• >15.000 : 12,2%
• Hitung batang tidak bermanfaat untuk menapis bakteriemia  meningkat
pada infeksi Influenza A and B, Enterovirus, RSV, Rotavirus
• Peningkatan NLR >12.65 dikaitkan dengan kejadian bakteriemia
Indian J Med Res. 2015 Mar; 141(3): 271–273
J Infect. 2019 May;78(5):339-348
Laju Endap Darah (LED)
• LED merupakan suatu marker non spesifik terhadap cedera jaringan
• LED dinilai lebih bermanfaat dalam mengidentifikasi inflamasi
dibandingkan dengan hitung leukosit  tidak dapat menentukan
etiologi inflamasi
• Tidak direkomendasikan sebagai uji tapis occult bacteremia

Indian J Med Res. 2015 Mar; 141(3): 271–273


C-reactive protein (CRP)
• CRP merupakan suatu protein fase akut yang dibentuk oleh hepatosit
sebagai respons terhadap stimulasi sitokin-sitokin anti inflamasi
• Kadar CRP akan meningkat dalam 4–6 jam, meningkat hingga 2 kali
lipat dalam 8 jam, dan mencapai puncaknya dalam 36–50 jam
• Dapat meningkat pada kondisi selain infeksi
• komplikasi hipersensitivitas infeksi (demam rematik, eritema nodusum),
penyakit inflamasi non infeksi (artritis rheumatoid, ankylosing spondilitis,
vaskulitis sistemik, penyakit Crohn), transplantasi, keganasan, dan trauma
• CRP saat ini bukan merupakan standar bagi uji tapis occult bacteremia

Indian J Med Res. 2015 Mar; 141(3): 271–273


Prokalsitonin serum (PCT)
• PCT adalah prohormon dari kalsitonin yang meningkat dengan cepat apabila
terpapar endotoksin bakteri, dimulai dalam 2–4 jam pertama
• Bermanfaat sebagai biomarker infeksi bakteri pada pasien demam  serial
dalam 48 jam untuk konfirmasi diagnosis infeksi bakteri
• PCT << : infeksi virus dan penyakit infeksi sistemik, seperti SLE dan penyakit Crohn
• PCT >> : kondisi yang melibatkan kerusakan jaringan masif, melibatkan jaringan major
(seperti, bedah major, luka bakar, syok kardiogenik, rejeksi transplantasi akut)
• Berkaitan baik dengan respon pengobatan
• Terapi antibiotik berhasil  PCT menurun
• Peningkatan PCT persisten  prognosis buruk

Indian J Med Res. 2015 Mar; 141(3): 271–273


UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

Antibiotik Profilaksis

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


Antibiotik profilaksis diberikan sebelum terjadinya infeksi pada primary
profilaksis.
Pada suppression/secondary prophylaxis, antibiotik diberikan setelah
sembuh dari penyakit dan diberikan antibiotik jangka panjang untuk
mencegah infeksi berulang

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


Antimicrobial Prophylaxis/Prevention of Symptomatic Infection

Antibiotika profilaksis diberikan sebelum terjadinya infeksi:


A. Profilaksis post-exposure antibiotik untuk mencegah
terjadinya infeksi setelah pajanan/tindakan
B. Pemberian antibiotik jangka panjang untuk mencegah infeksi
sistemik baru
C. Profilaksis penyakit sistemik pada anak yang mempunyai
infeksi asimtomatik atau infeksi laten
D. Profilaksis bedah/tindakan
E. Profilaksis yang berkaitan dengan perjalanan (misalnya ke
daerah endemis malaria, dll )
WAAW 2023 - UKK IPT IDAI
Postexposure Antimicrobial Pemberian antibiotika jangka Profilaksis penyakit sistemik Surgical/Procedure Prophylaxis.
Prophylaxis untuk mencegah panjang untuk mencegah pada anak yang mempunyai Anak yang menjalani
infeksi simtomatik, diberikan infeksi sistemik baru infeksi asimtomatik atau infeksi pembedahan baik elektif atau
dalam waktu relatif singkat, Diberikan pada populasi laten emergensi, dengan adanya
dan waktu yang spesifik anak yang berisiko tinggi diberikan jika anak resiko pasca operasi diberikan
setelah terpapar ke patogen mendapatkan infeksi berat terdiagnosis penyakit tapi antibiotik untuk mencegah
spesifik, ketika resiko untuk karena terpajan dengan asimtomatik. infeksi pasca operasi. Terapi
terinfeksi karena terpapar
patogen, misalnya pada anak Antimikroba yang sesuai antibiotik biasanya dalam waktu
patogen. Contohnya anak
dengan pasca splenektomi, diberikan untuk mencegah yang singkat, diberikan sebelum
yang terpapar dengan
meningkokus, difteri,
anak dengan penyakit penyebaran penyakit (seperti dilakukannya tindakan,
pertusis. Eritromisin pada jantung rematik untuk pada TBC laten, pemberian dihentikan sesudah tindakan
pertusis dan diphteri. melindungi dari infeksi antivirus untuk CMV pada selesai atau dalam waktu 24 jam.
Seftriakson pada streptokokus berulang pasien pasca transplan, terapi Pemberian antibiotik profilaksis
meningokokus. Profilaksis diberikan dalam biasanya diberikan dalam bedah:
jangka waktu yang panjang waktu yang spesifik contohnya - Pemberian antibiotika yang
untuk melindungi pasien. pada TBC laten diberikan tepat
Pemberian kotrimoksazol selama 6 bulan - Dosis yang tepat
pada pasien HIV - Waktu pemberian yang tepat
- dosis ulangan yang tepat

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

Pemilihan antibiotik:
• TEPAT diagnosis,
• TEPAT pasien,
• TEPAT jenis antibiotik,
• TEPAT Regimen dosis

START SMART – THEN FOCUS

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

Pentingnya Upaya Pencegahan dan Pengendalian


Resistansi Antimikroba di Rumah Sakit untuk
Mencegah Meningkatnya Problem Resistansi

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


Penggunaan antibiotik secara bijak
• Pengendalian resistensi antimikroba dapat dicapai dengan penerapan
penggunaan antibiotik secara bijak dan kewaspadaan standar
• Penggunaan antibiotik secara bijak adalah penggunaan antibiotik
yang sesuai dengan penyebab infeksi dengan rejimen dosis optimal,
lama pemberian optimal, defek samping minimal, dan dampak
minimal terhadap munculnya mikroba resisten
• Penggunaan antibiotik secara bijak memerlukan pembatasan dalam
penerapannya sehingga antibiotik dikelompokkan menjadi non-
restricted, restricted, dan reserved
• WHO menentukan klasifikasi access, watch, dan reserve
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2015
Zanichelli, et al. Bull World Health Organ. 2023;101:290-6
WAAW 2023 - UKK IPT IDAI
Penggunaan antibiotik secara bijak
• Pemilihan jenis antibiotik harus berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi atau
pola mikroba dan pola kepekaan antibiotik
• Penggunaan antibiotik diarahkan pada antibiotik berspektrum sempit
• Penggunaan antibiotik empiris berspektrum luas dievaluasi dan disesuaikan
setelah ada hasil pemeriksaan mikrobiologi (streamlining atau de-eskalasi)
• Dukungan dalam pengendalian resistensi antimikroba di RS antara lain:
tersedianya laboratorium mikrobiologi yang memadai, komunikasi antara
berbagai pihak yang terlibat, dukungan kebijakan pembiayaan dan pengadaan
antibiotik, dan pembentukan tim pelaksana Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba (PPRA)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2015
WAAW 2023 - UKK IPT IDAI
Pengendalian penggunaan antibiotik di RS
• Pengendalian penggunaan antibiotik di RS dilakukan dengan
menyusun panduan penggunaan antibiotik profilaksis dan terapi
• Disusun dengan mengacu kepada Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik,
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran, dan pola mikroba dan kepekaan
antibiotik setempat
• Kebijakan umum penggunaan antibiotik di RS mengatur penggunaan
antibiotik empirik, definitif, dan profilaksis
• Kebijakan khusus penggunaan antibiotik di RS mengatur pengobatan
awal, antibiotik empirik, prinsip pemilihan antibiotik, pengendalian
lama pemberian antibiotik, dan pelayanan laboratorium mikrobiologi
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2015
WAAW 2023 - UKK IPT IDAI
Pencegahan penyebaran mikroba resisten
Prinsip pencegahan penyebaran mikroba resisten di rumah sakit berdasarkan
pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi dilakukan dengan upaya:
• Meningkatkan kewaspadaan standar
• Kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, dekontaminasi alat, pengendalian
lingkungan, penatalaksanaan linen, penempatan pasien, etika batuk
• Melaksanakan kewaspadaan transmisi
• Melalui kontak, droplet, udara, vektor
• Dekolonisasi
• Tata laksana kejadian luar biasa mikroba multiresisten
• MDRO, MRSA, ESBL
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2015
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2017
WAAW 2023 - UKK IPT IDAI
UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

Antibiotic time out


Antibiotic time-out:
• Re-assessment/penilaian ulang setelah pemberian regimen antibiotik
pertama kali pada pasien rawatan
• Penilaian dilakukan setelah 48–72 jam
• Meliputi:
- klinis pasien
- respon terapi antibiotik
- labor dan kultur ulang
- kebutuhan sarana/prasarana  outbreak?
WAAW 2023 - UKK IPT IDAI
UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

Antibiotic time out


Antibiotic time out berguna untuk:
• Penyesuaian antibiotik:
- Jenis antibiotik, dosis, lama terapi, rute pemberian
- Resistensi  ekskalasi
- de-ekskalasi  spektrum lebih sempit
• Penghentian terapi antibiotik:
- tidak terbukti infeksi

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


Antibiotic time out
Electronic health record (EHR):
• Terdapat alert pemberian antibiotik pada setiap pasien  72 jam
pasca inisial pemberian antibiotik
• Menampilkan daftar pasien yang memerlukan evaluasi setelah 72 jam
pemberian antibiotic
• Mendokumentasikan kelengkapan antibiotic time out  melihat
kepatuhan staff dalam menjalankan protokol tersebut

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

Antibiotic
time out

48-72
jam WAAW 2023 - UKK IPT IDAI
UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

Manfaat antibiotic time out:

• Memberikan antimikroba dengan konsep yang tepat:


Jenis obat, dosis, rute pemberian, durasi,
timing eksalasi/de-ekskalasi
• Mencegah penggunaan antibiotik berlebihan
• Mengurangi efek samping terkait antibiotik
• Menekan resistensi
• Mengurangi biaya terkait layanan kesehatan

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


Optimizing
Antimicrobial Used

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI WAAW 2023 - UKK IPT IDAI
Mari Berjuang Bersama Mengendalikan
Resistansi Antibiotik !!

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI


UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI

TERIMA KASIH

UKK Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI

WAAW 2023 - UKK IPT IDAI

Anda mungkin juga menyukai