Anda di halaman 1dari 19

Tegangan

Ahmad Rivai
Beban (Load)
• Bagian-bagian suatu mesin mengalami gaya-
gaya akibat salah satu atau lebih sebab berikut:
- transmisi energi
- berat mesin
- gesekan
- perubahan temperatur
- ketidakseimbangan (unbalance) dari bagian-
bagian yang berputar
Beban (Load)
• Beban (Load) : setiap gaya luar yang bekerja pada bagian mesin

- Beban stedi (Dead load/steady load ):


besar dan arah beban tidak berubah

- Beban variabel (Live/variable load) :


beban berubah-ubah secara kontinu

- Beban kejut (Shock load) :


beban dikenakan tiba-tiba

- Beban impak (Impact load) :


beban dikenakan dengan suatu kecepatan awal
Tegangan (Stress)
• Jika suatu gaya luar atau beban bekerja pada
suatu benda, maka pada penampang benda
akan ada gaya dalam yang menahan gaya luar
tersebut
• Gaya dalam per satuan luas penampang dari
benda dinamakan tegangan (stress).
• Simbol tegangan: σ (sigma)

P σ = tegangan (N/m2, Pa)


 P = Gaya (Newton, N)
A A = Luas Penampang benda (m2)
Tegangan
• Jenis tegangan
- Tegangan tarik (tensile stress)
- Tegangan tekan (compression stress)
- Tegangan geser (shear stress)
- Tegangan lentur/bending (bending stress)
- Tegangan kombinasi (combination stress)
Regangan
• Jika suatu gaya atau beban bekerja pada
benda, maka benda tersebut akan
mengalami deformasi
• Deformasi per satuan panjang dinamakan
regangan (strain)
• Simbol regangan: ε (epsilon)
Tegangan Tarik

P
 tarik 
A

σ = tegangan tarik(N/m2, Pa)


P = Gaya tarik aksial (Newton, N)
A = Luas Penampang tegak lurus
terhadap“P” (m2)
Tegangan Tekan

P
 tekan 
A
Regangan Tarik
• Regangan
L


L  L0
 
L0 L0 L0 δ

ε = regangan
δ = pertambahan panjang
L0= panjang awal
L = panjang setelah ditarik
Hukum Hooke
• Jika material dibebani pada daerah elastik,
maka tegangan sebanding dengan regangan

  E
karena :
σ = tegangan
P
   E ε = regangan
A
δ = deformasi
P 
E E = modulus elastisitas
A L0
P = gaya
A = luas penampang
maka deformasi :
L0= panjang awal
PL
 0
AE
Modulus Elastisitas E
• Modulus elastisitas: ukuran kekakuan suatu
material
• Satuan: N/m2, GPa
Material E (GPa)
Steel and Nickel 200 to 220
Wrought Iron 190 to 200
Cast Iron 100 to 160
Copper 90 to 110
Brass 80 to 90
Alumunium 60 to 80
Timber 10
TEGANGAN LENTUR
Asumsi:
A) Penampang datar tetap datar
B) Panjang sumbu longitudinal tetap tidak berubah
C) Penampang rata tetap tegak lurus terhadap
sumbu longitudinal
D) Distorsi dalam bidang dari penampang dapat
diabaikan
PERUBAHAN BENTUK

SEBELUM

SESUDAH
s ' s
  lim
s  0 s
x  s  
s '    y 
  y    y
  lim

 
s 0

c
Neutral
 max 
Axis

 y


 max c

y
    max
c
Nilai Bending Stress pada y,
y
y   max
c
!! Tegangan lentur maksimum terjadi pada
titik terjauh dari sumbu netral
RUMUS LENTURAN
Asumsi: Material berperilaku secara elastis-linear sehingga Hukum Hooke
berlaku; yaitu σ= E .є
y
σ = ( c ) σmax

(MR)z = ΣMz; M = ∫ Ay dF = ∫A y (σ dA) = ∫A y ( y σmax) dA


c

σmax
M=
c
∫A y dA
2

Tegangan NormaL σmax = Mc


I
RUMUS LENTURAN
𝑀𝑐
𝜎 𝑚𝑎𝑥 =
𝐼

Di mana:
σmax = Tegangan normal maksimum pada batang (N/m2), yang terjadi
pada suatu titik pada penampang, paling jauh dari sumbu netral
M = Resultan momen internal (Nm), ditentukan dari metode
potongan dan persamaan kesetimbangan, dan dihitung terhadap sumbu
netral penampang
c = Jarak tegak lurus terjauh dari sumbu netral (m). Di sinilah letak
σmax
I = Momen inersia untuk penampang terhadap sumbu netral (m4)
Momen inersia (I) untuk penampang standar
CONTOH
Sebuah balok memiliki penampang persegi panjang dan mengalami
distribusi tegangan yang ditunjukkan pada Gambar. Tentukan
internal momen M pada penampang yang disebabkan oleh distribusi
tegangan dengan menggunakan rumus lentur
Rumus lentur adalah σmax=Mc/I.
Dari Gambar,
 c = 60 mm dan σmax= 20 MPa.
 Sumbu netral didefinisikan sebagai garis
NA,karena stres adalah nol sepanjang garis ini.
 Karena penampang memiliki bentuk persegi
panjang, momen inersia untuk penampang
terhadap NA adalah adalah ditentukan dengan
rumus persegi panjang

Anda mungkin juga menyukai