Agenda Kegiatan
Sesi MERDEKA Aktivitas
Pembukaan Penjelasan agenda dan tujuan pendampingan.
Kesepakatan tata tertib selama pendampingan.
Perkenalan.
Mulai dari diri Peserta merefleksikan pengalaman pribadi terkait disiplin di sekolah.
Ruang kolaborasi Peserta secara berkelompok mendiskusikan contoh kasus terkait disiplin positif.
Sesi Aktivitas
MERDEKA
Demonstrasi Peserta memaparkan hasil diskusi di Ruang Kolaborasi.
Kontekstual
Koneksi Antar Materi Diskusi klasikal dan membuat kesimpulan terkait disiplin positif.
Apakah disiplin
hanya dapat dicapai
dengan hukuman?
Bagaimana penerapan disiplin di
satuan pendidikan kita ?
• Sebelumnya mari kita renungkan
penerapan disiplin pada diri kita masing-
masing di sekolah.
• - Bgaimana selama ini kita berperilaku ?
• - Apa yang mendasari setiap tindakan
kita?
• Apakah ada dorongan dari luar atau yang
lain?
Mari kita cermati cara pandang model berfikir
stimulus respon dan teori kontrol
Stimulus Respon
Stimulus Respon
versus Teori Kontrol
Teori Kontrol
Realitas (kebutuhan) kita sama Realitas (kebutuhan) kita berbeda
Semua orang melihat hal yang sama. Setiap orang memiliki gambaran berbeda.
Kita mencoba mengubah orang agar Kita berusaha memahami pandangan orang lain
berpandangan sama dengan kita. tentang dunia.
Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan.
Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.
Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain.
Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan konsensus menciptakan pilihan-
pilihan baru.
Model Berpikir Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang
(Covey, 1991)
Disiplin Positif
Memampukan peserta didik untuk memahami dan
mengontrol setiap perilaku/Tindakan yang dilakukan agar
senantiasa dilakukan dengan penuh kesadaran dan
tanggung jawab, sebagai bentuk menghormati diri
sendiri dan orang lain disekitarnya.
Be taqw ulia
be hlak
r ak
rim a,
iri
r
nd
an
Ma
,
m
Sekolah yang
DISIPLIN Kreatif Pelajar Bernalar Kritis aman, nyaman,
Pancasila
POSITIF menyenangkan
Be glo
rke ba
yo ng
ro oto
bin l
ng
rg
ek
Be
aa
n
www.free-powerpoint-templates-design.com
Apa saja yang
Bapak/Ibu ketahui
tentang nilai-nilai
kebajikan universal?
Nila-Nilai Kebajikan Universal
Sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap
individu.
The Seven Essential Virtues
(Tujuh Nilai-nilai Kebajikan
Be taqw lak
be rakh a
Esensial):
be muli
rim a,
ir i
r
nd
an
● Empati
Ma
,
● Suara hati
Pelajar
Kreatif Pancas Bernalar Kritis Contoh ● Kontrol diri
ila ● Rasa Hormat
Be n gl
● Kebaikan
yo ng
rke ob
a
ro oto
● Toleransi
ng
bin al
rg
● Keadilan
ek
Be
Nilai kebajikan universal merupakan nilai yang telah disepakati bersama tanpa memandang suku, bangsa, agama dan
merupakan acuan untuk berperilaku dan merupakan motivasi intrinsik saat melakukan sesuatu.
Manakah nilai kebajikan yang
paling menarik bagi Bapak/Ibu?
(Gossen, 1996)
Hukuman bersifat tidak berencana(tiba-tiba)
sehingga satu arah.
Konsekuensi bersifat terencana, disepakati (bisa
membuat tidak nyaman jangka waktu tertentu).
Ristusi : memenciptakan untuk kondisi bagi murid
untuk memperbaiki kesalahannya dengan kesadaran
diri, sehingga dapat kembali ke kelompoknya.
Hukuman atau Konsekuensi?
5. Membersihkan WC sekolah
karena tidak mengumpulkan
Jelaskan alasan.
tugas.
Hukuman atau Konsekuensi?
5. Membersihkan WC sekolah
karena tidak mengumpulkan
tugas.
Penghargaan bisa jadi bentuk lain dari hukuman
Efektif hanya untuk jangka
pendek
Menimbulkan Ketergantungan
persaingan dalam jangka
Punished by Reward
panjang
(Dihukum oleh
Penghargaan)
‘menghukum’ bagi
yang tidak
Kecewa bila tidak
mendapatkannya
mendapatkannya
Mematikan Menurunkan
kreatifitas ketepatan
(Kohn, 1993)
Bagaimana sebaiknya
reaksi kita apabila
murid melakukan
kesalahan?
Restitusi
- Teman sekelas
- Orang tua - Sepeda dari
- Teman sekelas nenek
- Sepatu yang - Wali kelas
dibelikan ayah - Sekolah
- Bu Guru Biologi - Kantin sekolah
- Rumah - Komik
- Sekolah
- Lapangan bola
- Persahabatan
setiap orang memiliki hal berbeda yang menjadi bagian dari dunia berkualitas mereka.
❖ Dari gambar lingkaran dunia berkualitas tadi,
dapatkah Bapak/Ibu guru membayangkan
dunia berkualitas yang dimiliki oleh murid
Bapak/Ibu?
Di manakah kira-kira murid kita meletakkan
sekolah?
Apakah di dalam lingkaran atau di luar lingkaran?
Mengapa demikian?
h
ala
melakukan itu
gs
Me
an
na
y
an
ny
ak
ak
Adakah cara yang lebih Kamu ingin
ind
an
efektif untuk menjadi orang
iT
ke
as
ya
mendapatkan apa yang seperti apa?
lid
kin
Va
kamu butuhkan?
an
Menstabilkan identitas
1. Menstabilkan identitas
Tahap awal restitusi adalah dengan menstabilkan identitas murid dari seorang yang gagal karena
berbuat salah ke seorang yang sukses. Kalimat yang dapat diucapkan pada tahap ini diantaranya:
“Berbuat salah itu tidak apa-apa”, ”Tidak ada manusia yang sempurna”, “Saya juga pernah
melakukan kesalahan seperti itu”.
2. Validasi tindakan yang salah
Langkah ini dilakukan dengan menanyakan alasan dibalik tindakan murid untuk melihat kebutuhan
dasar apa yang ia coba penuhi. Kalimat yang dapat diucapkan diantaranya: “Kamu pasti mempunyai
alasan mengapa melakukannya”. Penting bagi guru untuk mengucapkannya tanpa nada
menghakimi.
3. Menanyakan keyakinan
Ketika langkah 1 dan 2 telah tercapai, maka murid telah siap untuk meninjau nilai-nilai yang ia
yakini. Kalimat yang dapat diucapkan diantaranya: “Apa nilai-nilai umum yang telah kita sepakati?”
“Kamu mau jadi orang yang seperti apa?”. Melalui pertanyaan-pertanyaan, guru dapat membantu
murid menemukan gambaran sosok ideal dirinya yang ia inginkan dan tetap fokus pada gambaran
tersebut.
Sumber: Gossen (dalam Nurcahyani et al., 2022, hal. 86-90)
Dalam menerapkan disiplin positif,
guru hendaknya mampu
merefleksikan posisi kontrolnya
saat ini; bagaimana ia berproses
menjadi seorang ‘manajer’ yang
menuntun peserta didik untuk
menjadi mandiri, merdeka dan
bertanggung jawab.
lebihdetail dapat diakses oleh peserta di berbagai
video dan siniar di PMM
RUANG KOLABORASI
Mekanisme diskusi:
• Buatlah kelompok yang terdiri dari
berbagai unsur (Pengawas Sekolah,
Kepala Sekolah, dan Guru)
• Diskusikanlah kasus-kasus yang
disediakan dalam kelompok masing-
masing
• Analisislah secara mendalam kasus-
kasus tersebut dan jawablah pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan.
PEMBAGIAN KELOMPOK DISKUSI
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
Mekanisme pemaparan hasil diskusi:
• Presentasikanlah hasil diskusi
Bapak/Ibu yang dilakukan bersama
kelompok di sesi Ruang Kolaborasi
• Kelompok hadirin yang bertugas
menanggapi dapat memberikan
tanggapan, komentar, atau masukan
yang konstruktif.
• Kelompok lain juga dapat
memberikan umpan balik setelahnya.
ELABORASI PEMAHAMAN
Selanjutnya mari kita merefleksikan
pertanyaan-pertanyaan berikut…..
• Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-konsep inti
yang dibahas pada modul ini? Adakah hal-hal menarik dan di
luar dugaan?
• Sebelum menerapkan modul ini, posisi manakah (5 posisi
kontrol) yang paling sering anda gunakan, dan bagaimana
perasaan anda? Setelah mempelajari modul ini, posisi mana
yang akan anda gunakan? Mengapa?
• Kendala apa yang mungkin dihadapi saat menerapkan
budaya positif di sekolah? Apa saja solusi yang dapat
dilakukan?
•
SETIAP PESERTA DALAM KELOMPOK SEKOLAH
SESUAI PERAN MASING2 MENULISKAN HASIL
REFLEKSI KE DALAM POST IT KEMUDIAN DITEMPEL DI
PLANO.
SELANJUTNYA PRESENTASIKAN