Anda di halaman 1dari 35

Komunitas Guru Penggerak Kota

Medan

Budaya
Positif
ROITO JULIANI
HARAHAP
Refleksi Budaya
Positif di
sekolah
MARI KITA LIHAT TAYANGAN VIDEO
BERIKUT
Apa perbedaan yang dapat kita lihat pada kedua cara
guru tersebut dalam melibatkan murid ?
Menurut Anda, bagaimana perasaan murid dalam kelas
pertama?
Menurut Anda, bagaimana perasaan murid dalam kelas
kedua?
Dari kedua kelas tersebut, kelas manakah yang
menciptakan budaya positif? Mengapa?
Bagaimana penumbuhan
karakter, dapat kita lihat
video berikut
Budaya Positif atau Ekosistem
Positif
“ … k i t a ambil contoh perbandingannya dengan hidup
tumbuh-tumbuhan seorang petani (dalam hakikatnya sama
kewajibannya dengan seorang pendidik) yang menanam
padi misalnya, hanya d a p a t menuntun tumbuhnya padi, ia
dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi,
memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur
yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain
sebagainya.” (Ki Hadjar Dewantara, Lampiran 1. Dasar-Dasar
Pendidikan. Keluarga, Th. I No.1,2,3,4., Nov, Des 1936., Jan,
Febr. 1937
Peran sekolah sebagai institusi
pembentukan karakter
Makna pendidikan dari Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara:

“Adapun maksud pendidikan yaitu: menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya”
(dikutipdaribuku Ki HajarDewantaraseri 1 pendidikanhalaman 20)

Kutipan tersebut mengisyaratkan kita sebagai guru untuk membangun komunitas di sekolah
untuk menyiapkan murid di masa depan agar menjadi manusia berdaya tidak hanya untuk
pribadi tapi berdampak pada masyarakat.
Landasan Budaya
Positif yang berpihak
pada murid
Budaya positif di sekolah merupakan:
nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, kebiasaan-
kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid
agar murid dapat berkembang menjadi pribadi
yang krritis, penuh hormat dan
bertanggungjawab.
Peran
Guru
PERANAN SENTRAL PAMON
G
Guru perlu memahami Guru diharapkan dapat
posisi apa yang tepat menuntun murid untuk
untuk dapat mewujudkan menjadi pribadi yang
budaya positif baik lingkup bertanggung jawab
kelas maupun sekolah
Posisi Kontrol
Guru

MARI KITA LIHAT TAYANGAN VIDEO


BERIKUT
Bagaimana perasaan
Anda setelah
menonton video
tersebut?
Manakah kejadian yang
menggambarkan Anda
ketika berinteraksi dengan murid
di kelas?
Tabel posisi Menghindari Hukuman (Kontrol Mengharapkan Imbalan Dari Orang Lain (Kontrol Menghargai Diri Sendiri

kontrol guru
MOTIVASI: dari Luar)

PENGHUKUM PEMBUAT ORANG


dari Luar)

TEMAN PEMANTAU
(Kontrol dari Dalam)

MANAJER
MERASA BERSALAH

Guru Berbuat: Menghardik Berceramah dan Membuatkan alasan- Menghitung dan mengukur Mengajukan pertanyaan-
Menunjuk-nunjuk mengatakan, alasan untuk siswa- pertanyaan
Menyakiti Menyindir “Seharusnya…” siswanya

Guru Berkata: “Kalau kamu tidak “Kamu seharusnya kamu “Ayolah, lakukan demi “Apa peraturannya?” “Apa yang kita yakini? Apa yang bisa
melakukannya, awas ya! sudah tahu. Ibu lelah sekali Ibu…” kau kerjakan untuk memperbaiki
Rasakan!” mengatakannya. kesalahan itu?”
Ibu stress…”

Hasilnya: Memberontak Menyembunyikan Ketergantungan Menyesuaikan diri, bila Menguatkan pribadi


Menyalahkan orang lain Menyangkal diawasi
Berbohong Berbohong

Siswa meletakkan guru di Siswa meletakkan guru di Siswa meletakkan guru Siswa meletakkan guru Siswa meletakkan dirinya sebagai
luar Dunia Berkualitas dalam Dunia Berkualitas sebagai orang yang sangat sebagai peraturan dan individu yang positif dalam Dunia
penting di Dunia Berkualitas hukum di dunia Berkualitas Berkualitas

Siswa Berkata: “Ah, biarkan saja. Nanti “Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu “Berapa banyak bintang yang “Bagaimana caranya saya bisa
juga marah-marah lagi.” teman saya. Ternyata saya harus peroleh?” “Berapa memperbaiki keadaan?”
begitu.” halaman yang harus saya
tulis?”

Akibat pada Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri Menitikberatkan pada apa Mengevaluasi diri, bagaimana cara
Siswa akibat atau hadiah untuk memperbaiki diri?
dirinya.
Posisi Kontrol
Manajer
SEBAGAI PAMONG
Menuntun (bertanya dan membuat
kesepakatan)
Kemerdekaan dalam belajar (murid diberi
kebebasan namun perlu juga diberi
tuntunan dan arahan agar murid tidak
kehilangan arah dan membahayakan
dirinya)
Pengontrol (mengingatkan murid dalam
bahaya)
Teman (memahami dan membangun
kedekatan)
Disiplin positif sebagai
landasan untuk membangun
Budaya Positif di sekolah
Bersikap baik, tegas, hormat dan memberi
semangat Membantu murid merasa dihargai
Harus fokus pada perubahan dan peningkatan
perilaku yang menetap
Membekali murid dengan keterampilan sosial
dan mendukung pertumbuhan karakter yang
baik
Mengajak murid menemukan kemampuan mereka
dengan cara membangun
Tindakan atau
perilaku yang Lingkungan Keyakinan
kita lakukan yang Kelas
di dalam positif
kelas
Kesepakatan Kelas sebagai langkah awal
membangun Budaya Positif yang berpihak
pada murid

MARI KITA LIHAT TAYANGAN VIDEO


BERIKUT
6 Panduan
Kesepakatan
Kelas
01: Tanya
pendapat murid
Secara individu, kelompok
atau survei kelas
02: Tanya ide
dari murid untuk
mencapai kelas
impian

DENGAN
DISKUSI
03: Ambil
kesimpulan
dari ide

Dengan diskusi
04: Ubah ide
menjadi
kesepakatan kelas
Buat poster kalimat
yang positif
05: Tanda tangani
kesepakatan kelas
Buat dalam bentuk poster
dan beri tanda tangan atau
cap tangan tiap murid,
letakkan pada tempat yang
mudah dilihat
0 Di awal Tahun
Ajaran
1
0
06: Lihat
Jika ada yang
melanggar
2

bersama poster 0
3
Awal masuk sekolah setelah
libur

kesepakatan
kelas
Profil Pelajar
Pancasila
Pendidikan itu ibarat teman kita
Ceritakan kepadaku
makaku akan lupa
Ajarkan saya
mungkin saya bisa mengingatnya
Ajarkan dan libatkan lah saya
maka saya akan belajar
Buatlah rancangan kegiatan
yang dapat memupuk profil
pelajar Pancasila bagi murid-
murid kita
Refleksi

Apa t a n g g a p a n Anda mengenai kebermanfaatan


dari Budaya Positif.

Aksi kecil a p a yang akan a n d a lakukan setelah ini?


Terima
kasih
semuanya!
SA MPAI JUMPA

Anda mungkin juga menyukai