Anda di halaman 1dari 29

IMPLEMENTASI

KURIKULUM 2013
KurEv Penmad Kemenag Prov Jabara
DASAR HUKUM
15. Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor:
SE/Dj.I/PP.oo/50/2013 tanggal 8 Juli 2013 Tentang
Implementasi Kurikulum 2013 pada Madrasah
Pedoman Implementasi
(Permendikbud 81A 2013)

 PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN


KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (
lampiran 1)
 PEDOMAN PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL (
lampiran 2)
 PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER (
Lampiran 3)
 PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN (lampiran 4)
 PEDOMAN EVALUASI KURIKULUM (lampiran 5)
PEDOMAN PENYUSUNAN DA
N PENGELOLAAN KURIKULU
M TINGKAT
Dalam SATUAN
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003PENDIDI
Diikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
KAN

satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik


 Disusun dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b)
peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi
daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan
nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i) dinamika
perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-
nilai kebangsaan
Lanjutan
 Dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh
setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan
supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen
agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah
Amanat Undang-undang 20 Tahun 2003

 Kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi


dengan maksud agar memungkinkan penyesuaian
program pendidikan pada satuan pendidikan
dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di
daerah serta peserta didik; dan
 Kurikulum dikembangkan dan dilaksanakan di
tingkat satuan pendidikan.
TUJUAN PEDOMAN
 Menjadi acuan operasional bagi kepala dan guru
dalam menyusun dan mengelola KTSP
 Menjadi acuan operasional bagi dinas pendidikan
atau kantor kementerian agama provinsi dan
kabupaten/kota dalam melakukan koordinasi dan
supervisi penyusunan dan pengelolaan kurikulum
di setiap satuan pendidikan
PENGGUNA PEDOMAN
 Kepala madrasah;
 guru; dan
 dinas pendidikan atau kantor kementerian agama
provinsi dan kabupaten/kota
KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN

 Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Satuan


Pendidikan
 Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
 Pengaturan Beban Belajar
 Kalender Pendidikan
Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1. Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional sesuai


Pemendikbud 67,68,69,70 tahun 2013
2. Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah berupa
mata pelajaran muatan lokal yang ditetapkan
Gubernur atau Bupati/Walikota
3. Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan berupa mata
pelajaran muatan lokal yang ditetapkan satuan
pendidikan
Beban Belajar
 Bentuk Sistem Paket atau Sistem Kredit Semester
(SKS)
 Sistem Paket untuk MA (tatap muka 45”, penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri 0-27”) perjpl.
 SKS (45 menit tatap muka dan 25 menit penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri) perSKS.
 Beban Belajar Tambahan perminggu ditentukan
Satuan pendidikan sesuai kebutuhan dengan
konsekwensi menjadi tanggungan satuan pendidikan
Kalender Pendidikan
 Permulaan tahun pelajaran,
 minggu efektif belajar,
 waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam
perminggu (mapel nasional, mapel daerah, mapel
satker), dan
 hari libur (jeda tengah semester, jeda antar
semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur
keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasional, dan hari libur khusus)
MEKANISME PENYUSUNAN DAN
PENGELOLAAN

 Tahapan Penyusunan
1. Berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya
madrasah dan/atau kelompok madrasah
2. Tahapan Kegiatan : perumusan visi dan misi
berdasarkan analisis konteks dengan tetap
mempertimbangkan keunggulan dan kebutuhan
nasional dan daerah; penyiapan dan penyusunan
draf; riviu, revisi, dan finalisasi; pemantapan dan
penilaian; serta pengesahan.
 Prinsip-prinsip Penyusunan
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
6. Tuntutan Dunia Kerja
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
8. Agama
9. Dinamika Perkembangan Global
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
12. Kesetaraan Jender
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
 Mekanisme Pengelolaan
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah
PIHAK YANG TERLIBAT

 Tim penyusun KTSP (guru, konselor, dan kepala


madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Dalam
kegiatan penyusunan KTSP, tim penyusun
melibatkan komite madrasah, nara sumber, dan pihak
lain yang terkait).
 Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh kementerian
yang menangani urusan pemerintahan di bidang
agama
PEDOMAN MUATAN LOKAL
 Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi
muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang
dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi
di daerah tempat tinggalnya
 Ruang lingkup:
1. keadaan daerah (lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan
lingkungan sosial budaya);
2. kebutuhan daerah (kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan
masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan serta
potensi daerah)
3. Jenis muatan lokal :bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah,
keterampilan dan kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan
tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang
dianggap perlu untuk pengembangan potensi daerah
 Prinsip Pengembangan ( utuh, kontekstual, terpadu,
apresiatif, fleksibel, manfaat dan pendidikan
sepanjang hayat)
 Strategi Pengembangan Muatan Lokal (bottom up,
top down)
 Tahapan Pengembangan
1. Identifikasi dan analisis konteks kurikulum
2. Menentukan jenis muatan lokal (budaya lokal,
kewirausahaan dan pra-vokasional, pendidikan
lingkungan dan kekhususan lokal )
3. Menentukan bahan kajian
 Rambu-Rambu Pengembangan
 Rambu-rambu pengembangan
1. Madrasah yang mampu mengembangkan KI/KD
dan silabus dpt melaksnakan muatan lokal
2. Disesuaikan dengan tingkat perkembangan
peserta didik
3. Program harus dekat secar fisik dan psikis
4. Memberikan keluwesan metode
5. Tidak harus terus menerus di semua semester
 Langkah-langkah Pelaksanaan
1. Diajarkan pada setiap jenjang
2. Diajarkan sebagai mata pelajaran atau diintegrasikan pada
mata pelajaran lain
3. Alokasi mapel muatan lokal adalah 2 jpl perminggu
4. Dilaksanakan selama satu semester atau satu tahun atau
bahkan selama tiga tahun untuk satu bahan kajian.
5. Proses pembelajaran mencakup empat aspek (kognitif,
afektif, psikomotor, dan action)
6. Penilaian mengutamakan unjuk kerja, produk, dan portofolio.
7. Satuan pendidikan dapat menentukan satu atau lebih jenis
bahan kajian mata pelajaran muatan lokal
8. Dapat menggunakan tenaga dari luar
PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

 Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler


yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam
kurikulum
 Kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat
operasional (supplement dan complements)
kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam
rencana kerja tahunan.
 Tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat,
minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas
atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum
 Ekstrakurikuler wajib merupakan program
ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh
peserta didik (ke-Pramuka-an)
 Ekstrakurikuler pilihan merupakan program
ekstrakurikuler yang dapat diikuti sesuai dengan
bakat dan minatnya
 Fungsi ekstrakurikuler: pengembangan, sosial,
rekreatif, dan persiapan karir
 Prinsip pengembangan : sifat individual. Pilihan,
keterlibatan aktif, menyenangkan, membangun etos
kerja, manfaat sosial.
 Jenis Kegiatan
1. Bentuk : Krida, Karya Ilmiah, olah bakat/prestasi
2. Format Kegiatan : individual. Kelompok, klasikal,
gabungan, lapangan.
PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN

A. KONSEP DAN STRATEGI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013


1. Proses pembelajaran langsung:
a) Peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan
berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi
langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam
silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.
b) kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan
mengkomunikasikannya.
c) Prosesnya menghasilkan pengetahuan dan keterampilan
langsung (instructional effect).
2. Pembelajaran tidak langsung:
a. terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi
tidak dirancang dalam kegiatan khusus.
b. berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.
c. dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam
setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan
masyarakat
d. berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut
KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2
Pengalaman Belajar Pokok
LANGKAH KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG
PEMBELAJARAN DIKEMBANGKAN

Mengamati Membaca, mendengar, Melatih kesungguhan,


menyimak, melihat (tanpa atau ketelitian, mencari
dengan alat) informasi

Anda mungkin juga menyukai