Anda di halaman 1dari 26

Bimbel UKOM

Siti Rofi’ah, S.ST, M.Kes, Bdn


Topik:
DETEKSI DINI TERHADAP KOMPLIKASI/
PENYULIT PADA IBU DAN JANIN
TIPS & TRIK KERJAKAN SOAL UKOMNAS

1. Persiapan yang Matang


2. Tetap TENANG meski ada kendala computer maupun signal
3. Baca soal dulu JANGAN kasus
4. Baca Semua jawaban, JANGAN buru-buru memilih
5. Jika ada option jawaban mirip = buang yang dirasa jauh
6. Kerjakan semua soal, jangan ada yang tidak terjawab
7. Jika ada soal yang sulit maka GAMBLING saja
8. Perhatikan setting soal
Soal 1
Seorang perempuan umur 23 tahun G1P0A0 datang ke TPMB ingin memeriksakan kehamilan.
Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 120/80 mmhg, N 80 x/mnt, P 20 x/mnt, S 36,7 0C. Leopold I
tinggi fundus uteri 2 jari atas pusat teraba bagian kurang bulat lunak dan tidak melenting, Leopold
II bagian kanan teraba bagian keras memanjang seperti papan ada tahanan, bagian kiri teraba
bagian kecil-kecil terputus-putus, Leopold III teraba bagian keras, bulat dan dapat digoyangkan
Berapakah usia kehamilan pada kasus tersebut?
A. 16 minggu
B. 20 minggu
C. 24 minggu
D. 28 minggu
E. 32 minggu
Pembahasan Jawaban : D. 28 minggu
Pembahasan
A. 16 minggu : pertengahan simfisis pusat
B. 20 minggu : 2 – 3 jari dibawah pusat
C. 24 minggu : setinggi pusat
D. 28 minggu : 2 – 3 jari di atas pusat
E. 32 minggu : pertengahan pusat - px
Soal 2
Seorang perempuan umur 23 tahun G1P0A0 datang ke TPMB dengan keluhan nyeri perut hebat
bagian bawah disertai muntah. Hasil pemeriksaan KU lemah, TD 80/60 mmHg, nadi 110 x/menit,
RR 20 x/menit, suhu 370C. konjungtiva pucat, VT: belum ada pembukaan, adanya nyeri goyang
porsio.
Apakah asuhan segera yang harus dilakukan pada kasus tersebut?

A. Anjurkan istirahat dalam 24-48 jam pertama


B. Kolaborasi dokter Obsgyn untuk pemberian terapi
C. Segera merujuk untuk dilakukan dilatasi dan kuretase
D. Pemeriksaan USG penting untuk menegakkan diagnosa
E. Memasang infus NaCl atau RL untuk mencegah terjadinya syok
Pembahasan Jawaban : E. Memasang infus NaCl atau RL untuk mencegah terjadinya syok
Diagnosis n gejala klinik kehamilan ektopik :
a. Anamnesis ditemukan tanda dan gejala amenorhea serta keluhan hamil muda
b. Abortus tuba = hanya rasa sakit di perut & pengeluaran darah pervagina. Rupture tuba : gejala > hebat n membahayakan jiwa ibu
c. Nyeri n sakit tiba-tiba d perut seperti diiris-iris disertai muntah, bahkan dpt menyebabkan pingsan
d. Tanda nyeri abdomen akut : nyeri tekan hebat; muntah, gelisah, pucat n anemis; px fisik: nadi kecil, halus; TD rendah s/d tdk terukur
e. Palpasi n perkusi : tanda perdarahan intra abdominal
f. Nyeri bahu : rangsangan ke diafragma
g. Tanda Cullen = warna biru lebam pd linea alba atau sekitar pusat
h. Px Hb serial (setiap satu jam) : penurunan kadar Hb n leukositosis
i. Nyeri goyang porsio = nyeri hebat ketika porsio digerakkan, Nyeri Douglas Crise = nyeri tekan yang hebat ketika dilakukan penekanan
pd cavum Doglas, Kavum Douglas menonjol krn penumpukan darah n teraba massa retrouterin
j. Pengeluaran Decidual Cast secara per vagina
k. Pemeriksaan Kuldosentesis (Douglas Pungsi) : mengetahui keberadaan darah pada cavum Douglas. Darah berwarna coklat hingga
hitam berupa bekuan kecil, tidak membeku. Hal ini dinyatakan positip (fibrinasi) yang menunjukkan adanya hematoma retrouterin
l. Cara paling valid dengan untuk menegakkan diagnosa KET adalah dengan pemeriksaan diagnostik laparoskopi dan USG
Pembahasan Tindakan segera : merujuk ke RS utk tindakan laparotomi guna
menghentikan perdarahan n mengangkat tuba yang terkena.
Saat merujuk sebaiknya dipasang infus Na CL atau RL untuk
mengantisipasi terjadinya syok

A. Anjurkan istirahat dalam 24-48 jam pertama : Bukan asuhan untuk KET
B. Kolaborasi dokter Obsgyn untuk pemberian terapi : Setting di TPMB
C. Segera merujuk untuk dilakukan dilatasi dan kuretase : Asuhan KET = laparotomi
D. Pemeriksaan USG penting untuk menegakkan diagnose : setting TPMB; bukan wewenang bidan
E. Memasang infus NaCl atau RL untuk mencegah terjadinya syok
Soal 2
Seorang perempuan umur 21 tahun G1P0A0 hamil 10 minggu datang ke TPMB dengan keluhan
mual muntah terus menerus dan nyeri epigastrium. Hasil anamnesa : klien hanya mau makan
sedikit dengan jenis makanan tertentu. Hasil pemeriksaan Berat badan menurun TD 90/ 70 mmHg,
nadi 100 x/ menit, suhu 370C, pernafasan 20 x/menit. Pemeriksaan fisik diperoleh hasil turgor kulit
kurang, lidah kering dan mata cekung.

Apakah asuhan yang paling tepat pada kasus tersebut?


A. Melakukan tindakan rujukan ke RS
B. Kolaborasi dokter untuk pemberian terapi
C. Melakukan rawat inap untuk diberikan terapi infus NaCl/ RL
D. Anjurkan konsumsi makanan rendah karbohidrat tinggi protein
E. Jika masih memungkinkan dapat diberikan terapi antiemetic oral
Pembahasan Jawaban : E. Jika masih memungkinkan dapat diberikan terapi antiemetic oral

Hiperemesis Gravidarum

Penyebab pasti : belum diketahui, DIDUGA berkaitan bentuk patologis mual dan muntah selama hamil yg
peningkatan fungsi tiroid akibat rangsangan hormon hCG berlangsung hingga minggu ke-12 kehamilan/
dapat berlanjut terus hingga melampaui trimester I.

Stres psikososial juga berperan memunculkan HG


RESIKO : riwayat hiperemesis pada kehamilan sebelumnya atau
mempunyai penyakit hepar

Kondisi hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan terjadinya IUGR


Pembahasan
Tingkat I : Ringan
Mual muntah terus menerus, penderita lemah, tidak mau makan, BB menurun, nyeri epigastrium, nadi
100x/mnt, TD turun, turgor kulit kurang, lidah kering dan mata cekung, dapat disertai ptyalism

Tingkat II : Sedang
KU semakin lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering n kotor, nadi kecil n cepat, dehidrasi, suhu
meningkat, ikterus ringan, BB turun, TD turun, mata cekung, hemokonsentrasi, oliguri, konstipasi, dpt tjd
asetonuria, nafas bau aseton. Tjd ketonuria (>10,25), hematokrit meningkat (>33%) akibat hemokonsentrasi

Tingkat III : Berat


KU jelek, mual muntah berhenti, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi halus, kecil dan cepat,
dehidrasi makin berat, TD turun drastis, tjd perdarahan dari esofagus n retina, gangguan fungsi liver (ikterus),
gangguan saraf = ensefalopati Wernickle = nistagmus, diplopia, perubahan mental.
Pembahasan
Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
1. Pemberian KIE untuk mengatasi penyebab faktor psikis berupa rasa takut. KIE : anjuran
konsumsi makanan porsi sedikit tapi sering agar lambung tidak kosong, sebelum bangkit dari
tempat tidur pagi hari agar mengkonsumsi sedikit makanan ringan yg mengandung karbohidrat
(biskuit, keripik, pisang, dsb), mengurangi makanan berlemak, terlalu manis, n terlalu banyak
bumbu dalam diet. Usahakan minum diantara waktu makan (tidak bersamaan dengan makan).
Tingkatkan diet sesuai toleransi
2. Bila ringan n masih memungkinkan utk mendapatkan asupan makan-minum maka dpt diberikan
terapi antiemetik oral berupa vitamin B6, Mediamer B6, Drammamin, Avomin, atau yang lain
3. Bila hiperemesis berat hingga ibu tak dapat makan/minum, berikan infus elektrolit (RL, NaCl)
sambil dirujuk. Hiperemesis Gravidarum tingkat II dan III harus dirawat di RS
4. Terapi Psikologis dengan pemberian pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,
normal jadi tidak perlu takut dan khawatir. Membantu mencari dan meminimalkan penyebab
faktor psikologis seperti keadaan sosial ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan
Pembahasan
A. Melakukan tindakan rujukan ke RS : Langkah selanjutnya jika tidak dapat diatasi dengan
antiemetic oral
B. Kolaborasi dokter untuk pemberian terapi : setting di TPMB
C. Melakukan rawat inap untuk diberikan terapi infus NaCl/ RL : Bukan wewenang bidan
D. Anjurkan konsumsi makanan rendah karbohidrat tinggi protein : tinggi karbo rendah protein
E. Jika masih memungkinkan dapat diberikan terapi antiemetic oral
Soal 4
Bidan ditunjuk sebagai penanggung jawab Ruang Kebidanan dan Kandungan RS
mengadakan rapat untuk pertama kalinya. Bidan menyiapkan rencana yang sudah dibuat
dan menyusun daftar tugas setiap stafnya untuk dilaksanakan. Seluruh staf diminta untuk
melaporkan langsung setiap ada masalah.
Apakah tipe kepemimpinan yang dilakukan bidan tersebut?
A. Birokrat
B. Missionari
C. Autokratik
D. Demokratis
E. Laizzes Faire
Pembahasan Jawaban : C. Autokratik

A. Birokrat
Pemimpin memberikan yang maksimal pada tugas dan hubungan kerja. Pemimpin yang
menggunakan gaya ini sangat tertarik kepada aturan-aturan dan mengontrol pelaksanaannya
secara teliti.
B. Missionari :
Pemimpin memperhatikan maksimal pada hubungan kerja dan minimal terhadap tugas.
Pemimpin yang menggunakan gaya ini hanya menilai keharmonisan sebagai tujuan dirinya
sendiri
Pembahasan
C. Autokratik :
Pemimpin memberikan perhatian yang maksimal pada tugas dan minimal pada hubungan
kerja. Pemimpin yang menggunakan gaya ini mengetahui secara tepat yang diinginkan dan
cara mencapainya tanpa menyebabkan keengganan pihak bawahannya
D. Demokratis :
Gaya kepemimpinan yang dikenal pula sebagai gaya partisipatif. Gaya ini berasumsi bahwa
para anggota organisasi yang ambil bagian secara pribadi dalam proses pengambilan
keputusan akan lebih memungkinkan sebagai suatu akibat mempunyai komitmen yang jauh
lebih besar pada sasaran dan tujuan organisasi
E. Laizzes Faire :
Gaya kepemimpinan kendali bebas. Pendekatan ini bukan berarti tidak adanya sama sekali
pimpinan. Gaya ini berasumsi bahwa suatu tugas disajikan kepada kelompok yang biasanya
menentukan teknik-teknik mereka sendiri guna mencapai tujuan tersebut dalam rangka
mencapai sasaran-sasaran dan kebijakan organisasi
Soal 5
Seorang perempuan, umur 29 tahun, G1P0A0 hamil 33 minggu datang ke RS dengan keluhan
keluar darah dari jalan lahir. Hasil anamnesis pengeluaran darah warna merah segar, jumlah
sedikit, dan tanpa rasa nyeri. Hasil pemeriksaan: KU lemah, TD 90/60 mmHg, N 96x/menit, P 22
x/menit, S 36℃, DJJ 142 x/ menit tidak teratur. Bidan menjelaskan bahwa pada keluarga bahwa
ibu mengalami plasenta previa yaitu plasenta menutupi jalan lahir, janin dalam kondisi gawat janin
sehingga harus dilakukan tindakan seksio sesarea untuk menyelamatkan ibu dan janin
Apakah Issue etik pada kasus tersebut?
A. Non malefecience
B. Confidentiality
C. Benefecience
D. Veracity
E. Justice
Pembahasan Jawaban : D. Veracity
A. Non malefecience : nakes harus bertindak untuk mencegah penyebab kesalahan atau hal yang
membahayakan pasien seperti bahaya yang disengaja, resiko bahaya, atau kemungkinan bahaya yang
terjadi selama asuhan diberikan = tidak membahayakan orang lain atau klien
B. Confidentiality : untuk mengungkap informasi pribadi atau rahasia dengan seseorang dipercayakan.
Informasi yang ada dalam rekam medik pasien tidak boleh dibaca oleh orang yang tidak memiliki akses
yang sah
C. Benefecience : nakes harus bertindak untuk menguntungkan pasien atau melakukan hal yang baik
D. Veracity : nakes memberikan penjelasan secara rinci tentang kondisi kesehatan dan asuhan yang berkaitan
dengan pasien
E. Justice : prinsip etik yang berkaitan dengan keadilan, yang berkaitan dengan adil dalam memberikan
asuhan. Berperilaku adil kepada semua orang berarti tidak membedakan dalam hal apapun seperti
ras,suku dan lainnya
Pembahasan
Tambahan Prinsip etik :

Autonomy : klien memiliki hak untuk memutuskan hal-hal terkait tindakan dalam perawatan
yang berkaitan dengannya
Fidelity : konsep kesetiaan dan praktik dari menjaga janji = ketaatan perawat pada prinsip
etik atau kode etik
Accountability : kemampuan menjawab atau mempertanggung jawabkan sebuah tindakan
pada klien dan kepada atasan
Soal 6
Seorang perempuan, umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 20 minggu datang ke RS dengan keluhan
kurang nyaman dengan adanya bercak kehitaman pada sekitar pipi. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD
120/60 mmHg, N 88x/menit, P 20 x/menit, S 36,5℃, Palpasi TFU 2jari bawah pusat,
ballottement(+). Bidan menjelaskan bahwa keluhan tersebut disebabkan karena hormone pada
kehamilan

Apakah hormon yang berpengaruh terhadap keluhan tersebut?

A. Meningkatnya Melanocyte Stimulating Hormone (MSH)


B. Meningkatnya hormon Chorionic Gonadotropin (hCG)
C. Meningkatnya hormon progesterone
D. Meningkatnya hormon estrogen
E. Meningkatnya hormon relaksin
Pembahasan Jawaban : A. Meningkatnya MSH
Pembahasan
A. Meningkatnya Melanocyte Stimulating Hormone (MSH)

B. Meningkatnya Hormon Chorionic Gonadotropin (hCG) : nausea vomitus

C. Meningkatnya hormon progesterone : heartburn/ pyrosis, konstipasi, perut kembung

D. Meningkatnya hormon estrogen : hipersalivasi (peningkatan sekresi kelenjar ludah), gingivitis,


epulis (hipertrophi dan hipervascularisasi), spider nevi,

E. Meningkatnya hormon relaksin : relaksasi spinkter kandung kencing (peningkatan frekuensi


miksi), rasa lemah, mudah lelah
Soal 7
Seorang perempuan, umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 33 minggu datang ke RS dengan keluhan
perut kembung. Hasil anamnesa : klien merasa kurang nyaman dengan kondisi perutnya. Hasil
pemeriksaan: KU baik, TD 120/60 mmHg, N 88x/menit, P 20 x/menit, S 36,5℃, DJJ 136 x/ menit
teratur. Menjelaskan bahwa keluhan tersebut disebabkan karena hormone pada kehamilan
Apakah hormon yang berpengaruh terhadap keluhan tersebut?
A. Meningkatnya hormon Chorionic Gonadotropin (hCG)
B. Meningkatnya hormon progesterone
C. Meningkatnya hormon estrogen
D. Meningkatnya hormon prolaktin
E. Meningkatnya hormon relaksin
Pembahasan Jawaban : B. Meningkatnya hormone progesteron
Pembahasan
A. Meningkatnya Hormon Chorionic Gonadotropin (hCG) : nausea vomitus

B. Meningkatnya hormon progesterone : heartburn/ pyrosis, konstipasi, perut kembung

C. Meningkatnya hormon estrogen : hipersalivasi (peningkatan sekresi kelenjar ludah), gingivitis,


epulis (hipertrophi dan hipervascularisasi), spider nevi,

D. Meningkatnya hormon prolactin : sekresi ASI

E. Meningkatnya hormon relaksin : relaksasi spinkter kandung kencing (peningkatan frekuensi


miksi), rasa lemah, mudah lelah
• Apa yang kita pikirkan menentukan apa yang akan terjadi pada kita.
Jadi jika kita ingin mengubah hidup, kita perlu sedikit mengubah
pikiran kita."

• Wayne Dyer.

Ayo Pintar UKOM bersama OPTIMAL

Anda mungkin juga menyukai