01 02 03
Annisa Fitriya Wahidatul Izzatun Nisa’
P27820121054
Ilmi L
P27820121090 P27820121067
LATAR BELAKANG
Salah satu masalah gangguan kesehatan yang menonjol pada usia lanjut
adalah gangguan muskoluskeletal. System musculoskeletal meliputi
tulang, persendian, otot, tendon, dan bursa. Masalah yang berhubungan
dengan struktur ini sangat sering terjadi dan mengenai semua kelompok
usia, biasanya tidak mengancam jiwa tetapi mempunyai dampak yang
bermakna terhadap aktivitas dan produktfitas penderita.
Definisi Osteoporosis
a. Faktor genetik
a. Faktor Genetik
b. Faktor mekanis
b. Faktor mekanis
c. Kalsium
e. Estrogen
g. Alkohol
Penyebab Osteomeomielitis
Staphylococcus merupakan penyebab 70-80% infeksi tulang. Organisme lain merupakan
protues, pseudomonas, dan Escherichia coli. Pada anak-anak infeksi tulang sering kali
timbul sebagai komplikasi dari infeksi faring (faringitis), telinga (otitis media) dan kulit
(impetigo). Bakterinya (sthaphylococcus aureus, streptoccus haemophylus influenza)
berpindah melalui aliran darah menuju metafisistulang di dekat lempeng pertumbuhan
bakteri dan nekrosis jaringan, maka tempat peradangan yang terbatas ini akan terasa
nyeri dan nyeri tekan (Lukman & Ningsih, 2012).
Mikroorganisme yang menginfeksi tulang akan membentuk kolono pada tulang
perivaskuler, menimbulkan edema, infiltrasi seluler, dan akumulasi produk-pruduk
inflamasi yang akan yang merusak trabekula tulang dan matriks dan mineral tulang
(Lukman & Ningsih, 2012).
Tanda Gejala Osteoporosis
1. Patah tulang
5. Nyeri punggung
6. Nyeri tulang akut. Nyeri terutama terasa pada tulang belakang, nyeri dapat dengan atau tanpa
fraktur yang nyata dan nyeri timbul mendadak
8. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah jika melakukan aktivitas
Tanda Gejala Osteomeomielitis
• Fase akut
Fase sejak infeksi sampai 10-15 hari sering ditandai dengan menggigil demam tinggi, malaise,
denyut nadi cepat, sedangakan gejala lokal terjadi berupa rasa nyeri, nyeri tekan, bengkak, dan
sulit menggerakkan anggota tubuh, daerah yang terinfeksi teraba hangat.
• Fase kronik
Mengalami periode berulang dan mengeluarkan push yang mengalir keluar, imflamasi dan
pembengkakkan (lukman, 2012).
Penatalaksanaan Osteoporosis
Pengobatan
Pencegahan
Hindari:
Penatalaksanaan Osteomeomielitis
1. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri
5. Drainase bedah
Pemeriksaan Penunjang
Osteoporosis
1. Dual-Energy X-rayAbsorptiometry
(DEXA)
2. Peripheral Dual-Energy X-ray
absorptiometry (P-DEXA)
3. Dual Photon Absorptiometry (DPA)
4. Quantitative Computed Tomography
(OCT),
Pemeriksaan Penunjang
Osteomeomielitis
1. Pada pemeriksaan x-ray akan tampak adanya proses resorpsi tulang (penebalan),
proses destruksi pada tulang, sklerotik pada daerah sekitar tulang, dan reaksi
periosteal.
2. Pemeriksaan penunjang berupa Radioisotope scintigraphy yang cukup sensitive tetapi tidak
spesifik.
3. Ga-Citrate atau in Labelled leukosit berguna untuk menunjukkan focus yang tersembunyi atau
infeksi yang tersembunyi dan lebih spesifik untuk Osteomielitis
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
TEORI OSTEOPOROSIS
Identitas klien
Biodata pasien berisikan nama, usia (kondisi sepeti ini sering menyerang usia diatas 60 tahun, tetapi tidak
mentup kemungkinan karena seirng bertambahnya usia daya serap kalsium akan menurun. Wanita akan
kehilangan massa tulas 30-50% dan pria 20-30%.), jenis kelamin (osteoporosis lebih banyak terjadi pada
wanita karena pengaruh hrmon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh seja usia 35 tahun.
Selain itu, wanita mengami menopause yang terjadi pada usia 45 tahun. Pada wanit hamil juga sangat
berisiko, karena proses pembentukan janin membuthkan banyak kalsium.), Ras ( Ras juga membuat
perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara
uum konsumsi kalsum wanita asia rendah), pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, tanggal MRS, tanggal
Ppengkajian dan nomor rekan medis.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan biasanya nyeri punggung, kehilangan tinggi adan, retak atau patah
tulang dan kelainan spinal
3.Riwayat kesehatan
b. Riwayat kesehatan saat yang dirasakan biasanya mengeluh nyeri punggung dan leher. Selain itu
klien biasanya menglami kesultan untuk beraktivitas dan tampak lemas, hanya berbarng d tempat
tidur.
Pola eliminasi
Pola nutrisi
Pola Hygiene
Neuronsensori
Pemeriksaan fisik
● B1 (Breating)
Inspeksi : biasanya ditemukan ketidakseimbangan rongga dada dan tulang belakang
Palpasi : taktil fremitus seimbang kanan dan kiri
Perkusi : resonan seluruh lapang paru
Auskultasi : periksa terdapat suara tambahan atau tidak. Pada klien lansia biasanya
didapatkan suara ronkhi
● B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detiksering terjadi kerngat dngin dan pusing, adanya
pulsus perifer memberi makna terjadi gangguan pembulu darah atau edema yang berkaitan
dengan fek ob
lanjutan
• B4 (Bladder) Produksi urine biasanya dalam
batas normal dan tidak ada keluahan pada
• B3 (Braid)
sistem perkemihan.
Kesadaran biasanya composmentis. Pada kasus yang
lebih parah klien dapat mengeluh pusing dan gelisah. • B5 (Bowel) Unruk kasus osteoporosis
biasanya terjadi gangguan eliminas yang
Kepala dan wajah : terdapat sianosis
disebabkan oleh imobilitas fisik
Mata : seclera ikterik, konjungtiva merah muda
• B6 (Bone)
Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumna
Leher : biasanya JVP normal
vertebralis, klien osteoporosis sering menunjukkan
kifosis atau gibbus (dowager’s hump) dan
Nyeri punggung yang disertai perbatasan pergerakan penurunan tinggi badan. Ada perubahan gaya
spnal yang disadari dan halus merupakan indikasi adanya berjalan, deformitas tulang, leg-length inequality
satu fraktur atau lebih, fraktur kompresi vertebra. dan nyeri spinal. Lokasi fraktur yang terjadi adalah
antara vertebra torakalis 8 dan lumbalis 3.
Diagnosa Keperawatan
● Nyeri kronis b.d kondisi muskuloskeletal d.d tampak meringis, gelisah, tida mampu
menuntaskan aktivitas, mengeluh nyeri (SDKI, D.0078)
● Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan muskloskeletal d.d kekuatan otot menurun,
rentang gerak (ROM) menurun, mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas, nyeri saat
bergerak (D0054)
● Risiko cedera d.d dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidak simbanga tubuh
(D0136)
Intervensi
Keperawatan
Rasional: Meperbaiki pola koping
klien dan keluarga klien
Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
Rasional: mengetahui faktor yang
memperingan dan memerberat
nyeri
Terapeutik
Berikan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri
Rasional: engajarkan teknik
nonfarmakoligis untuk mengurangi
rasa nyeri, yaitu senan
osteoporosis
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis:
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Rasional: mengontrol lngkungan
yang memperberat rasa nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
Rasional: memberitahu
penyebab, periode dan
peicu nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Rasional: memeberitahu
strategi apa yang cocok
untuk meredakan nyeri
Ajarkan Teknik
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Rasional: agar klien
dapat mengetaui teknik
nonfarmakologis untuk
meredakan dan
mengurasi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
Rasional: untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi dengan fisio
terapi dalam program
latihan
Rasional: untuk
memperceat proses
penyembuhan
Risiko cedera d.d Setelah intervensi, Observasi
dampak sekunder maka tingkat cedera Identifikasi area
perubahan skeletal menurun dengan lingkungan yang
dan ketidak simbangan kriteria hasil berpotensi
tubuh (L.141336): menyebabkan cedera
(D.0136) Toleransi ativitas Rasional:untuk
meningkat mengetahui agar tidak
Kejadin cedera terjadi cedera pada
menurun klien
Ketegangan otot Identifikasi obat yang
menurun berpotensi
Gangguan mobilitas menyebabkan cedera
menurun Rasional:untukmenget
ahui obat obatan yang
dapat berisiko
menyebabkan cedera
pada klien
Terapeutik
Sediakan pispot dan
urinal untuk eliminasi
di tempat tidur
Rasional: untuk
mencegah terjadinya
cedera pada klien
Pastikan barang-
barang pribadi mudah
dijangkau
Rasional: untuk
mencegah terjadinya
cedera pada klien
Pertahankan posisi tempat tidur
di posisi terendah saat
digunakan
Rasional: agar klien tetap
berada pada posisinya dengan
baik untuk mencegah terjadinya
cedera.
Diskusikan mengenai latihan
dan terapi fisik yang diperlukan
Rasional: untuk mnetahui
terapi fsik yang digunakan.
Diskusikan mengenai alat
bantu mobilitas yang sesuai
(mis: tongkat atau alat bantu
jalan)
Rasional: agar klien tetap
aman saat melakukan aktivitas
Edukasi
Jelaskan alasan
intervensi pencegahan
jatuh ke pasien dan
keluarga
Rasional: agar klien
dan kelarga
mengetahui alsan
intervensi untuk
menghindari risiko
jatuh
Anjurkan berganti
posisi secara perlahan
dan duduk selama
beberapa menit
sebelum berdiri
Rasional: agar klien
dapat rileks dengan
mengganti posisi
Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan. Ukuran intervensi keperawatan yang
diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan
untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan
untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan
klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi dalam keperawatan merupakan
kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
TEORI
OSTEOMIELITIS
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
TEORI OSTEOPOROSIS
Identitas klien
Biodata pasien berisikan nama, usia (kondisi sepeti ini sering menyerang usia diatas 60 tahun, tetapi tidak
mentup kemungkinan karena seirng bertambahnya usia daya serap kalsium akan menurun. Wanita akan
kehilangan massa tulas 30-50% dan pria 20-30%.), jenis kelamin (osteoporosis lebih banyak terjadi pada
wanita karena pengaruh hrmon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh seja usia 35 tahun.
Selain itu, wanita mengami menopause yang terjadi pada usia 45 tahun. Pada wanit hamil juga sangat
berisiko, karena proses pembentukan janin membuthkan banyak kalsium.), Ras ( Ras juga membuat
perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara
uum konsumsi kalsum wanita asia rendah), pendidikan, pekerjaan, agama, alamat, tanggal MRS, tanggal
Ppengkajian dan nomor rekan medis.
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan biasanya nyeri punggung, kehilangan tinggi adan, retak atau patah
tulang dan kelainan spinal
3.Riwayat kesehatan
b. Riwayat kesehatan saat yang dirasakan biasanya mengeluh nyeri punggung dan leher. Selain itu
klien biasanya menglami kesultan untuk beraktivitas dan tampak lemas, hanya berbarng d tempat
tidur.
Pola eliminasi
Pola nutrisi
Pola Hygiene
Neuronsensori
Pemeriksaan fisik
● B1 (Breating)
Inspeksi : biasanya ditemukan ketidakseimbangan rongga dada dan tulang belakang
Palpasi : taktil fremitus seimbang kanan dan kiri
Perkusi : resonan seluruh lapang paru
Auskultasi : periksa terdapat suara tambahan atau tidak. Pada klien lansia biasanya
didapatkan suara ronkhi
● B2 (Blood)
Pengisian kapiler kurang dari 1 detiksering terjadi kerngat dngin dan pusing, adanya
pulsus perifer memberi makna terjadi gangguan pembulu darah atau edema yang berkaitan
dengan fek ob
lanjutan
• B4 (Bladder) Produksi urine biasanya dalam
batas normal dan tidak ada keluahan pada
• B3 (Braid)
sistem perkemihan.
Kesadaran biasanya composmentis. Pada kasus yang
lebih parah klien dapat mengeluh pusing dan gelisah. • B5 (Bowel) Unruk kasus osteoporosis
biasanya terjadi gangguan eliminas yang
Kepala dan wajah : terdapat sianosis
disebabkan oleh imobilitas fisik
Mata : seclera ikterik, konjungtiva merah muda
• B6 (Bone)
Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumna
Leher : biasanya JVP normal
vertebralis, klien osteoporosis sering menunjukkan
kifosis atau gibbus (dowager’s hump) dan
Nyeri punggung yang disertai perbatasan pergerakan penurunan tinggi badan. Ada perubahan gaya
spnal yang disadari dan halus merupakan indikasi adanya berjalan, deformitas tulang, leg-length inequality
satu fraktur atau lebih, fraktur kompresi vertebra. dan nyeri spinal. Lokasi fraktur yang terjadi adalah
antara vertebra torakalis 8 dan lumbalis 3.
Diagnosa Keperawatan
● Hipertermi b.d proses penyakit (infeksi) d.d duhu tubuh diatas nilai normal, takikardi,
kulit merah, kulit terasa hangat. (SDKI, D.0130)
● Risiko infeksi d.d penyakit kronis (osteomeilitis), supresi respon inflamasi. (SDKI,
D.0142)
● Nyeri kronis b.d kondisi muskuloskeletal d.d tampak meringis, gelisah, tida mampu
menuntaskan aktivitas, mengeluh nyeri (SDKI, D.0078)
Intervensi keperawatan
Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil
Hipertermi b.dproses Setelah intervensi, Manajemen
penyakit (infeksi) d.d maka termoregulasi Hipertermia (I.15506)
duhu tubuh diatas nilai membaik dengan Observasi :
normal, takikardi, kulit kriteria hasi Identifikasi penyebab
merah, kulit terasa (L.141334): hipertermia (infeksi)
hangat. (SDKI, 1. Takikardi menurun Rasional: agar lebih
D.0130) 2. Kulit merah peduli terhadap aktor
menurun risiko terjadinya
3. Suhu tubuh hipertermia
membaik Monitor suhu tubuh
4. Suhu kulit Rasional: peningkatan
membaik suhu tubh secara tiba-
tiba akan
mengakibatkan kejang
Monitor kadar elektrolit
Rasional: mengetahui
jika terjadi kekurangan
kadar elektrolit
Terapeutik
Berikan cairan oral
Rasional: untuk
mengganti proses
cairan yang hilang
selama evaporasi
Lakukan pendinginan
eksternal (mis:
kompres dingin pada
dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
Rasional: tindakan
memberikan kompres
dapat menyebabkan
terjadinya proses
iduksi perpindahan
panas dari tubuh ke
kompres
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Rasional: agar klien
dapat fokus pada
penyembuhan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena
Rasional: memenuhi
kebutuhan cairan
elektrolit klien
Risiko infeksi d.d Setelah intervensi, Pencegahan infeksi
penyakit kronis maka tingkat infeksi (I.14539)
(osteomeilitis), supresi menurun dengan Observasi
respon inflamasi. kriteria hasil(L.14137): Monitor tanda dan
(SDKI, D.0142) 1. Demam menurun gejala infeksi lokal dan
2. Nyeri menurun sistemik
3. Kebersihan badan Rasional: mengetahui
meningkat agar dapat
4. Kadar sel darah memberikan
putih membaik pengobatan atau
implementasi yang
tepat
Terapeutik
Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan klien dan
lingkungan klien
Rasional : mencuci
tangan dengan benar
dapat mencegah
infeksi silang
Pertahankan teknik
aseptic pada pasien
berisiko tinggi
Rasional : untuk
mengurangi risko
infeksi
Edukasi
Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
Rasional: agar klien
dan keluarga
mengetahi tanda dan
gejala infeksi
Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
Rasional: untuk
mengurangi risiko
infeksi pada luka
Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
Rasional: kebutuhan
nutrisi memiliki
peranan penting untuk
menjaga sistem imun
pada klien
Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
Rasional: untuk
mencukupi
pemenuhan kebutuhan
cairan pada klien
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
imunisas
Rasional: untuk
mengurangi risiko
infeksi
Nyeri kronis b.d kondisi Setelah intervensi, maka Manajemen nyeri
muskuloskeletal d.d tingkat nyeri menurun (l.08238)
tampak meringis, dengan kriteria hasi Observasi
gelisah, tida mampu L.08066: Identifikasi lokasi,
menuntaskan aktivitas, Kemampuan karakteristik, durasi,
mengeluh nyeri (SDKI, menuntaskan aktivitas frekuensi, kualitas,
D.0078) meningkat intensitas nyeri
Keluhan nyeri menurun Rasional: . Mengetahui
Meringis menurun lokasi dan krakateristik
Sikap protektif nyeri untuk penentuan
Gelisah menurun intervensi
Identifikasi skala nyeri
Rasional: Mengurangi
skala nyeri dan
memberikan efek
relaksasi
Idenfitikasi respon nyeri
non verbal
Rasional: Meperbaiki
pola koping klien dan
keluarga klien
Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
Rasional: mengetahui
faktor yang memperingan
dan memerberat nyeri
Terapeutik
Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Rasional: engajarkan
teknik nonfarmakoligis
untuk mengurangi rasa
nyeri, yaitu senan
osteoporosis
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis: suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
Rasional: mengontrol
lngkungan yang
memperberat rasa nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Rasional: memberitahu
penyebab, periode dan
peicu nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Rasional: memeberitahu
strategi apa yang cocok
untuk meredakan nyeri
Ajarkan Teknik
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Rasional: agar klien
dapat mengetaui teknik
nonfarmakologis untuk
meredakan dan
mengurasi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
Rasional: untuk
mengurangi rasa nyeri
Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan. Ukuran intervensi keperawatan yang
diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan
untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan
untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan
klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi dalam keperawatan merupakan
kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
● Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta,
PersatuanPerawat Indonesia [Accessed 19 july 2023].
● Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Perawat Indonesia [Accessed 19 july 2023].
● Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Perawat Indonesia [Accessed 19 july 2023].
● G.S.Q, K. P., 2019. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN OSTEOPOROSIS DAN OSTEOMIELITIS. [Online]
Available at: https://www.scribd.com/document/445145183/ASUHAN-KEPERAWATAN-PADA-PASIEN-
OSTEOPOROSIS-DAN-OSTEOMIELITIS#
[Accessed 20 july 2023].
● Syuhada, M. N., 2018. Asuhan Keperaewatan Osteoporsis Dan Osteomielitis. [Online]
Available at: https://www.scribd.com/document/370230555/Asuhan-Keperaewatan-Osteoporsis-Dan-Osteomielitis
[Accessed 20 july 2023].
● uploaded, N. A. D., 2021. Makalah Asuhan Keperawatan Osteomilitis Dan Osteoporosis (KMB2). [Online]
Available at: https://www.scribd.com/document/536897097/Makalah-Asuhan-Keperawatan-Osteomilitis-dan-
Osteoporosis-KMB2
[Accessed 20 july 2023].
Thanks