Anda di halaman 1dari 21

KEGIATAN PENINGKATAN KOMPETENSI

TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN:

KOMUNIKASI FARMASI

APT. LINIATI GEOGRAFI, M. SC


Komunikasi adalah proses
penyampaian informasi (pesan, Tujuan dan fungsi komunikasi:
ide,gagasan) dari satu pihak kepada
 Mendapatkan dan memberikan informasi,
pihak lain  Mengubah perilaku, memperoleh tindakan,
 Meyakinkan/mengajak,
 memberikan pengertian.

Dua cara komunikasi yaitu verbal dan nonverbal. Verbal


terdiri dari dua cara yaitu oral (komunikasi yang dijalin
secara lisan) dan written (komunikasi yang dijalin secara
tertulis).

Komunikasi nonverbal secara gestural dapat


menggunakan seperti gambar atau angka
Kompetensi di luar bidang kefarmasian
sering kali disebut sebagai soft skill yang
melekat pada diri tenaga
kefarmasian.

Kompetensi di luar bidang kefarmasian


tersebut berhubungan dengan daya
tarik interpersonal, kecerdasan
emosional, keterampilan komunikasi.

Tenaga kefarmasian saat ini harus


memiliki kemampuan memberikan
informasi dan edukasi kepada pasien
terkait dengan obat yang diberikan.
Syarat komunikasi efektif dalam pelayanan
kesehatan:
 Tepat waktu,
 Lengkap,
 Akurat dan jelas,
 Mudah dipahami oleh penerima pesan
(tidak ada kesalahan dan
kesalahpahaman).

Kegiatan pelayanan kefarmasian tidak


terbatas hanya pada pelayanan obat dan
penyerahan obat pada pasien, namun juga
melaksanakan interaksi atau komunikasi
dengan pasien dan tenaga kesehatan lain.
Tenaga kefarmasian harus memiliki
kemampuan komunikasi yang baik,
komunikasi yang baik harus mencakup
perkataan yang jelas dan ringkas.

Berkomunikasi dengan pasien harus


menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti, tenang, serta harus
mendorong pasien supaya dapat
berpartisipasi aktif dalam diskusi.

Tenaga kefarmasian tidak boleh bersikap


menggurui ketika berkomunikasi dengan
tenaga kesehatan lain.
Sebuah tempat layanan kesehatan
umumnya terdiri dari profesi yang
berbeda; selain tenaga kefarmasian di Komunikasi Tenaga Kefarmasian-
Rumah Sakit ada profesi lain yaitu Medik Tenaga Kesehatan Lain
(Dokter Umum, Dokter Spesialis),
Perawatan (Perawat Klinik, Bidan), Analis,
Radiografer, dll.

Di Apotek yaitu Tenaga Kefarmasian dan


Dokter.

KOMUNIKASI BAHASA MEDIS


Masing-masing profesi memiliki kebiasaan
dan latar belakang namun bekerja dalam
melayani kebutuhan pasien dengan Komunikasi Tenaga Kefarmasian -
prinsip "PATIENT CENTER CARE", Tenaga Kesehatan Lain

Masing masing profesi tidak bisa bekerja


sendiri sendiri, tetapi harus menjadi
sebuah tim yang solid, kompak, serta
bekerjasama.

Komunikasi antara tenaga kesehatan


dengan masyarakat bertujuan agar saling
bertukar pikiran sehingga dapat
membantu menyelesaikan masalah
pasien.
Dalam hubungan antar tenaga kefarmasian
dan dokter, biasanya seorang
dokter selalu bertanya atau berkomunikasi Komunikasi Tenaga Kefarmasian -
dengan farmasis di depo farmasi atau apotek Tenaga Kesehatan Lain
mengenai info obat yang tersedia.

Begitu juga dengan tenaga kefarmasian,


mereka harus selalu memberitahu informasi
terbaru mengenai obat yang tersedia.

Tulisan pada resep merupakan alat


komunikasi antara dokter dengan tenaga
kefarmasian yang di dalamnya berisi informasi
tentang obat-obat apa saja yang harus
diberikan pada pasien sesuai dengan diagnosa
yang ditegakkan sebagai bagian dari
pengobatan.
Kesalahan dalam menerjemahkan tulisan
pada resep akan dapat membahayakan
pasien. Komunikasi Tenaga Kefarmasian -
Tenaga Kesehatan Lain
Tulisan tangan yang tertera pada resep
dokter menjadi hal yang unik dikarenakan
sering ditemui tulisan tangan yang tidak
terbaca khususnya bagi orang awam yang
tidak terbiasa membaca tulisan tersebut.

Tenaga kefarmasian merupakan salah satu


yang sangat bergantung pada resep pada
saat menyelesaikan pekerjaannya.
Komunikasi Tenaga Kefarmasian -
Tenaga Kesehatan Lain
Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan:
saat perintah lisan atau perintah melalui
telepon, komunikasi verbal, saat Komunikasi Tenaga Kefarmasian -
menyampaikan hasil pemeriksaan kritis Tenaga Kesehatan Lain
yang harus disampaikan lewat telepon.

“Perbedaan aksen dan dialek”

Pengucapan dapat juga menyulitkan


penerima perintah untuk memahami
perintah yang diberikan, misalnya nama-
nama obat yang rupa dan ucapannya
mirip (look alike, sound alike).
Komunikasi efektif mampu mempengaruhi Komunikasi Tenaga Kefarmasian -
emosi pasien dalam pengambilan
keputusan tentang rencana tindakan
Pasien
selanjutnya, sedangkan komunikasi tidak
efektif akan mengundang masalah.

Tenaga kefarmasian dituntut memiliki


kemampuan berkomunikasi dengan
pasiennya dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian. Selain itu juga diharuskan
dapat melakukannya secara bertanggung
jawab.
Komunikasi efektif mampu mempengaruhi Komunikasi Tenaga Kefarmasian -
emosi pasien dalam pengambilan
keputusan tentang rencana tindakan
Pasien
selanjutnya, sedangkan komunikasi tidak
efektif akan mengundang masalah.

Tenaga kefarmasian dituntut memiliki


kemampuan berkomunikasi dengan
pasiennya dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian. Selain itu juga diharuskan
dapat melakukannya secara bertanggung
jawab.
Komunikasi yang baik dan berlangsung
dalam kedudukan setara (tidak superior-
inferior) sangat diperlukan agar pasien
mau menceritakan sakit atau keluhan
yang dialaminya secara jujur dan jelas.

Sikap komunikasi terapeutik yang


dilakukan oleh tenaga kefarmasian dapat
tercermin dari 5 hal:
 Berhadapan,
 Mempertahankan kontak mata,
 Membungkuk ke arah klien,
 Mempertahankan sikap terbuka, dan
 Tetap rileks.
Konsep pelayanan dengan berorientasi kepada
pasien terlihat saat tenaga kefarmasian
memberikan obat dengan disertai penjelasan
tentang pemberian informasi obat.

Ruang Lingkup PIO:


• Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan,
formulasi khusus, rute dan metoda
pemberian,
• Farmakokinetik, farmakologi, terapeutik
dan alternatif,
• Efikasi, keamanan penggunaan pada ibu
hamil dan menyusui,
• Efek samping, interaksi, stabilitas, sifat
fisika atau kimia dari Obat
• Ketersediaan, harga dan lain-lain.
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat meliputi:
1. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun
tulisan;
2. Membuat dan menyebarkan
buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan
masyarakat (penyuluhan);
3. Memberikan informasi dan edukasi
kepada pasien;
4. Memberikan pengetahuan dan
keterampilan kepada mahasiswa farmasi
yang sedang praktik profesi;
5. Melakukan penelitian penggunaan Obat;
6. Membuat atau menyampaikan makalah
dalam forum ilmiah;
7. Melakukan program jaminan mutu.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam dokumentasi
Pelayanan Informasi Obat :
1. Topik Pertanyaan;
2. Tanggal dan waktu Pelayanan Informasi Obat
diberikan;
3. Metode Pelayanan Informasi Obat (lisan, tertulis,
lewat telepon);
4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan,
informasi lain seperti riwayat alergi, apakah pasien
sedang hamil/menyusui, data laboratorium);
5. Uraian pertanyaan;
6. Jawaban pertanyaan;
7. Referensi;
8. Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, per
telepon) dan data Tenaga Kefarmasian yang
memberikan Pelayanan Informasi Obat.
Tenaga kefarmasian diharapkan mampu
memahami situasi di lingkungan kerja,
contoh: dengan cara menunda PIO saat
kebisingan jalan terdengar keras.

Faktor pendukung lainnya, tenaga


kefarmasian mampu mengendalikan
emosi, memahami kondisi psikologis
komunikan, bersikap supel, ramah serta
mampu menyesuaikan diri dengan pasien
saat berbicara.

Dalam bidang kefarmasian, seorang tenaga kefarmasian perlu menjalin keakraban


dengan pasien. Tidak sekedar hanya memberikan obat-obatan, tetapi jika
diperlukan dapat memberi masukan-masukan berkaitan dengan proses
kesembuhan si pasien.
Oleh karena itu sangat perlu dikembangkan
komunikasi terapeutik untuk bekerjasama
mencapai tujuan kesembuhan pasien.

Tidak ada tingkatan di atas atau di bawah,


melainkan yang ada adalah keseimbangan
antara pemberi layanan (tenaga
kefarmasian) dan penerima jasa (pasien).

Anda mungkin juga menyukai