Komunikasi adalah proses penyampaian informasi (pesan, Tujuan dan fungsi komunikasi: ide,gagasan) dari satu pihak kepada Mendapatkan dan memberikan informasi, pihak lain Mengubah perilaku, memperoleh tindakan, Meyakinkan/mengajak, memberikan pengertian.
Dua cara komunikasi yaitu verbal dan nonverbal. Verbal
terdiri dari dua cara yaitu oral (komunikasi yang dijalin secara lisan) dan written (komunikasi yang dijalin secara tertulis).
Komunikasi nonverbal secara gestural dapat
menggunakan seperti gambar atau angka Kompetensi di luar bidang kefarmasian sering kali disebut sebagai soft skill yang melekat pada diri tenaga kefarmasian.
Kompetensi di luar bidang kefarmasian
tersebut berhubungan dengan daya tarik interpersonal, kecerdasan emosional, keterampilan komunikasi.
Tenaga kefarmasian saat ini harus
memiliki kemampuan memberikan informasi dan edukasi kepada pasien terkait dengan obat yang diberikan. Syarat komunikasi efektif dalam pelayanan kesehatan: Tepat waktu, Lengkap, Akurat dan jelas, Mudah dipahami oleh penerima pesan (tidak ada kesalahan dan kesalahpahaman).
Kegiatan pelayanan kefarmasian tidak
terbatas hanya pada pelayanan obat dan penyerahan obat pada pasien, namun juga melaksanakan interaksi atau komunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan lain. Tenaga kefarmasian harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, komunikasi yang baik harus mencakup perkataan yang jelas dan ringkas.
Berkomunikasi dengan pasien harus
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tenang, serta harus mendorong pasien supaya dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi.
Tenaga kefarmasian tidak boleh bersikap
menggurui ketika berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lain. Sebuah tempat layanan kesehatan umumnya terdiri dari profesi yang berbeda; selain tenaga kefarmasian di Komunikasi Tenaga Kefarmasian- Rumah Sakit ada profesi lain yaitu Medik Tenaga Kesehatan Lain (Dokter Umum, Dokter Spesialis), Perawatan (Perawat Klinik, Bidan), Analis, Radiografer, dll.
Di Apotek yaitu Tenaga Kefarmasian dan
Dokter.
KOMUNIKASI BAHASA MEDIS
Masing-masing profesi memiliki kebiasaan dan latar belakang namun bekerja dalam melayani kebutuhan pasien dengan Komunikasi Tenaga Kefarmasian - prinsip "PATIENT CENTER CARE", Tenaga Kesehatan Lain
Masing masing profesi tidak bisa bekerja
sendiri sendiri, tetapi harus menjadi sebuah tim yang solid, kompak, serta bekerjasama.
Komunikasi antara tenaga kesehatan
dengan masyarakat bertujuan agar saling bertukar pikiran sehingga dapat membantu menyelesaikan masalah pasien. Dalam hubungan antar tenaga kefarmasian dan dokter, biasanya seorang dokter selalu bertanya atau berkomunikasi Komunikasi Tenaga Kefarmasian - dengan farmasis di depo farmasi atau apotek Tenaga Kesehatan Lain mengenai info obat yang tersedia.
Begitu juga dengan tenaga kefarmasian,
mereka harus selalu memberitahu informasi terbaru mengenai obat yang tersedia.
Tulisan pada resep merupakan alat
komunikasi antara dokter dengan tenaga kefarmasian yang di dalamnya berisi informasi tentang obat-obat apa saja yang harus diberikan pada pasien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sebagai bagian dari pengobatan. Kesalahan dalam menerjemahkan tulisan pada resep akan dapat membahayakan pasien. Komunikasi Tenaga Kefarmasian - Tenaga Kesehatan Lain Tulisan tangan yang tertera pada resep dokter menjadi hal yang unik dikarenakan sering ditemui tulisan tangan yang tidak terbaca khususnya bagi orang awam yang tidak terbiasa membaca tulisan tersebut.
Tenaga kefarmasian merupakan salah satu
yang sangat bergantung pada resep pada saat menyelesaikan pekerjaannya. Komunikasi Tenaga Kefarmasian - Tenaga Kesehatan Lain Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan: saat perintah lisan atau perintah melalui telepon, komunikasi verbal, saat Komunikasi Tenaga Kefarmasian - menyampaikan hasil pemeriksaan kritis Tenaga Kesehatan Lain yang harus disampaikan lewat telepon.
“Perbedaan aksen dan dialek”
Pengucapan dapat juga menyulitkan
penerima perintah untuk memahami perintah yang diberikan, misalnya nama- nama obat yang rupa dan ucapannya mirip (look alike, sound alike). Komunikasi efektif mampu mempengaruhi Komunikasi Tenaga Kefarmasian - emosi pasien dalam pengambilan keputusan tentang rencana tindakan Pasien selanjutnya, sedangkan komunikasi tidak efektif akan mengundang masalah.
Tenaga kefarmasian dituntut memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan pasiennya dalam melakukan pekerjaan kefarmasian. Selain itu juga diharuskan dapat melakukannya secara bertanggung jawab. Komunikasi efektif mampu mempengaruhi Komunikasi Tenaga Kefarmasian - emosi pasien dalam pengambilan keputusan tentang rencana tindakan Pasien selanjutnya, sedangkan komunikasi tidak efektif akan mengundang masalah.
Tenaga kefarmasian dituntut memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan pasiennya dalam melakukan pekerjaan kefarmasian. Selain itu juga diharuskan dapat melakukannya secara bertanggung jawab. Komunikasi yang baik dan berlangsung dalam kedudukan setara (tidak superior- inferior) sangat diperlukan agar pasien mau menceritakan sakit atau keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas.
Sikap komunikasi terapeutik yang
dilakukan oleh tenaga kefarmasian dapat tercermin dari 5 hal: Berhadapan, Mempertahankan kontak mata, Membungkuk ke arah klien, Mempertahankan sikap terbuka, dan Tetap rileks. Konsep pelayanan dengan berorientasi kepada pasien terlihat saat tenaga kefarmasian memberikan obat dengan disertai penjelasan tentang pemberian informasi obat.
Ruang Lingkup PIO:
• Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda pemberian, • Farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif, • Efikasi, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, • Efek samping, interaksi, stabilitas, sifat fisika atau kimia dari Obat • Ketersediaan, harga dan lain-lain. Kegiatan Pelayanan Informasi Obat meliputi: 1. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan; 2. Membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan masyarakat (penyuluhan); 3. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien; 4. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa farmasi yang sedang praktik profesi; 5. Melakukan penelitian penggunaan Obat; 6. Membuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah; 7. Melakukan program jaminan mutu. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam dokumentasi Pelayanan Informasi Obat : 1. Topik Pertanyaan; 2. Tanggal dan waktu Pelayanan Informasi Obat diberikan; 3. Metode Pelayanan Informasi Obat (lisan, tertulis, lewat telepon); 4. Data pasien (umur, jenis kelamin, berat badan, informasi lain seperti riwayat alergi, apakah pasien sedang hamil/menyusui, data laboratorium); 5. Uraian pertanyaan; 6. Jawaban pertanyaan; 7. Referensi; 8. Metode pemberian jawaban (lisan, tertulis, per telepon) dan data Tenaga Kefarmasian yang memberikan Pelayanan Informasi Obat. Tenaga kefarmasian diharapkan mampu memahami situasi di lingkungan kerja, contoh: dengan cara menunda PIO saat kebisingan jalan terdengar keras.
Faktor pendukung lainnya, tenaga
kefarmasian mampu mengendalikan emosi, memahami kondisi psikologis komunikan, bersikap supel, ramah serta mampu menyesuaikan diri dengan pasien saat berbicara.
Dalam bidang kefarmasian, seorang tenaga kefarmasian perlu menjalin keakraban
dengan pasien. Tidak sekedar hanya memberikan obat-obatan, tetapi jika diperlukan dapat memberi masukan-masukan berkaitan dengan proses kesembuhan si pasien. Oleh karena itu sangat perlu dikembangkan komunikasi terapeutik untuk bekerjasama mencapai tujuan kesembuhan pasien.
Tidak ada tingkatan di atas atau di bawah,
melainkan yang ada adalah keseimbangan antara pemberi layanan (tenaga kefarmasian) dan penerima jasa (pasien).