Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Fikriyah NIM : 10023085

Kelas : II B Tugas Farmasi Sosial

Apoteker adalah sebuah profesi kesehatan yang diakui keberadaannya oleh UU tenaga kesehatan seperti dokter, dokter gigi, perawat, dan bidan. Para tenaga kesehatan itu masing-masing juga berkumpul dalam sebuah organisasi profesi yang diakui keberadaannya oleh pemerintah. IDI untuk profesi dokter, IBI untuk profesi bidan, IDGI untuk profesi dokter gigi.Untuk apoteker tergabung dalam ISFI atau Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. Masing-masing organisasi profesi ini punya kewenangan mengatur rumah tangganya, dan bersifat independent. Mereka mempunyai kode etik dalam menjalankan profesinya. Kode etik apoteker mengatur hubungan dengan sesama apoteker dan tenaga kesehatan lain dan juga dalam berpraktek profesi. Peran seorang apoteker diantaranya adalah dapat membina hubungan interpersonal yang baik terhadap sesama sejawat, tenaga kesehatan yang lain, dan pasien, sesuai dengan hubungan dan konsep diri sebagai seorang apoteker yang baik. Hal tersebut dapat meningkatkan kinerja sehingga lebih profesional dan berkualitas dalam melayani pasien. Untuk mewujudkannya seorang apoteker perlu memiliki sikap empati dan memiliki keterampilan sosial yang baik dalam berinteraksi dengan rekan sejawat dan tenaga kesehatan yang lainnya. Empati sendiri adalah kemampuan mengindra perasaan dan perspektif orang lain. Semakin baik pemahaman seseorang tentang dinamika emosinya sendiri, semakin trampil ia dalam membaca emosi dan perspektif orang lain. Kemampuan ini sangat penting untuk membangun hubungan interpersonal yang sehat. Kata Sigmund Freud: Manusia tidak dapat menyimpan rahasia. Jika bibir mereka diam, mereka akan berbicara melalui jemari mereka. Kebenaran memaksakan diri keluar lewat setiap pori. Memang, orang jarang mengungkapkan perasaan mereka lewat kata-kata. Lebih sering mereka memberitahu kita melalui nada suara, ekspresi wajah, atau cara-cara nonverbal lainnya. Kemampuan kita dalam mengindera perasaan seseorang tanpa yang bersangkutan mengatakannya merupakan intisari empati. Ada beberapa jenis empati, diantaranya : 1. Empati Kognitif: Mengetahui emosi atau suasana hati orang lain. 2. Empati Afektif: Masuk ke dalam pengalaman subjektif orang lain. 3. Empati Konatif: Melakukan sesuatu seolah-olah ia berada dalam posisi orang itu. Ciri-ciri empati adalah : 1. Ikut merasakan 2. Dibangun berdasarkan kesadaran diri

3. Peka terhadap bahasa nonverbal 4. Mengambil peran 5. Tidak larut atau tetap kontrol emosi diri Alangkah baiknya seorang apoteker dapat mendengarkan dengan penuh perhatian apabila rekan kerjanya sedang menjelaskan sesuatu terkait masalah penanganan pasien. Kiat mendengar secara empatik yaitu : 1. Menunjukkan perhatian penuh 2. Mengatakan kembali isinya 3. Merefleksikan perasaan 4. Mengatakan kembali isi serta merefleksikan perasaan Keterampilan sosial (social skill) adalah kemampuan untuk menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial; berinteraksi dengan lancar; dan menggunakan ketrampilan-ketrampilan ini untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, serta untuk bekerjasama dan bekerja dalam tim. Seorang apoteker harus mendengar dengan baik, berusaha saling memahami, dan bersedia berbagi informasi secara utuh dengan rekan kerja yang lainnya. Dalam menangani suatu kasus, pastilah seorang dokter dan apoteker mengadakan diskusi guna mencari penyelesaian yang paling baik bagi pasien. Peran apoteker disini adalah memberi informasi tentang obat yang bersangkutan selengkap mungkin pada dokter tersebut, agar didapat keputusan yang terbaik bagaimana seharusnya langkah yang diambil untuk menyelesaikan kasus yang dihadapi. Begitu pula saat seorang apoteker berkomunikasi dengan perawat atau tenaga kesehatan yang lain, harus dapat berkomunikasi dengan etika berbicara yang baik, serta dapat membangun komunikasi yang menyenangkan agar dapat bekerja dengan solid. Seorang apoteker pun harus merespon dengan baik apabila diberi pertanyaan (misalnya tentang informasi obat) oleh tenaga kesehatan yang lain, dimana apoteker harus menjawabnya dengan optimal, misalnya memberi informasi obat yang ditanyakan selengkap mungkin. Sorang apoteker pun bertanggung jawab dalam pelaksanaan Pharmaceutical care, yang merupakan tanggung jawab farmasis terhadap keberhasilan terapi obat. Disini apoteker berinteraksi langsung dengan pasien, dan dituntut untuk dapat melakukan interpersonal communication conseling. Misalnya memberi informasi selengkap-lengkapnya tentang obat, seperti cara penggunaan obat, efek samping obat, interaksi obat, khasiat obat, dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan efek samping obat, meminimalkan harga obat, meningkatkan efek terapi obat, menghargai pilihan pasien. Seorang apoteker dalam menjalankan PC harus dapat membangun Therapeutic relationship dengan menganggap pasien sebagai saudara sendiri dan mendorong pasien untuk lebih berpartisipasi dalam proses terapi. Karakter yang harus dimiliki untuk membangun Therapheutic relation ship diantaranya adalah saling menghormati, kejujuran/kebenaran, komunikasi yang terbuka, cooperation, kolaborasi, empati, sensitifitas, mendorong kemandirian, pasien sebagai pribadi, penyabar, kepercayaan, kompetensi, pasien no 1, memberi ketenangan, confidence, perhatian pada kenyamanan fisik dan emosional pasien,

mensupport, advokasi, mengambil tanggung jawab bertanggung jawab thd semua keputusan yg dibuat.

untuk

intervensi,

dan

Dalam melaksanakan interpersonal communication conseling, ada beberapa hal yang harus ditanyakan pada pasien, yaitu WWHAM dan ASMETHOD. WWHAM W = untuk siapa obatnya? W = bagaimana gejala gejala yang dirasakan ? H = berapa lama sakit terjadi ? A = action apa yang sudah dilakukan /tindakan? M = Obat apa yang sudah digunakan (terutama OTC). ASMETTHOD A = usia ? S = self/someone else ? M = obat apa yang sedang dipakai ? T = tanda-tanda penyakit? = lama tanda dan gejala penyakit ? = sudah berobat kedokter belum? = history of any desease or condition? = tanda tanda lain ada ga ? = sudah pakai obat apa yang meringangkan kondisi pasien ? Pada intinya, untuk dapat menjadi seorang apoteker yang baik diharuskan mempunyai standar kompetensi, bekerja penuh dedikasi dan bersifat legal, memiliki kemampuan mendengar yang baik, dapat bersosialisasi dengan baik terutama dengan pasien dan tenaga kesehatan yang lain, dan selalu melaksanakan tugasnya di ikuti perencanaan, evaluasi dan kontrol yang baik.

Anda mungkin juga menyukai