Anda di halaman 1dari 7

LEARNING THEORY

Fathiya Jasmine Noor I - 10050020038


Teori Social Learning
◦ Menjelaskan bahwa perilaku manusia mempunyai interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh
lingkungan. Kebanyakan perilaku manusia dipelajari observasional melalui pemodelan yaitu dari mengamati orang lain.
Dalam Social Learning , ada banyak cara untuk berinteraksi antara pengajar dan pelajar. Berikut adalah beberapa bentuk interaksi atau dapat
kita sebut patterns of interaction menurut Horton ( beberapa di antaranya mungkin saja familiar dengan cara pembelajaran konvensional
pada umumnya ) :
◦ Tutoring Interaction
Pada tutoring interaction terjadi interaksi langsung antara pengajar dan pelajar. Dapat berupa mentoring, counseling. Tutoring dapat terjadi
dengan menggunakan e-mail, telepon, atau video call.
◦ Presentation Pattern
Pada presentation pattern, interaksi yang terjadi yaitu dari 1 orang memberikan informasi secara langsung kepada orang lain. Bisa dengan
cara pidato, presentasi , atau demonstrasi.
◦ Question-and-answer Pattern
Pada question-and-answer pattern , para peserta pembelajaran dapat mengajukan pertanyaan pada pengajar / expert. Interaksi ini bisa terjadi
melalui e-mail, texting, chat, forum diskusi, telepon, audio atau video call.
◦ Post-and-comment Pattern
Pada post-and-comment pattern, pengajar dapat membuat sebuah tautan dan dikomentari oleh beberapa peserta pembelajaran. Disini para
peserta pembelajaran juga ikut menganalisa jawaban dari peserta lain. Interaksi ini dapat terjadi melalui sebuah grup, forum diskusi, atau
blog.
◦ Collaborative-document Pattern
Pada collaborative-document pattern, para peserta pembelajaran secara bersama – sama membuat dan mengedit sebuah dokumen seperti
wiki. Interaksi ini dapat dilakukan seperti cara kerja google docs.
Teori Social Learning
◦ Group-discussion Pattern
Pada group-discussion pattern, semua peserta menjadi 1 grup dan saling berdiskusi. Interaksi ini dapat dilakukan secara langsung atau chat atau audio dan
video call.
◦ Small-group Pattern
Pada small-group pattern, interaksi yang terjadi layaknya kerja kelompok. Para peserta pembelajaran dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil dan melakukan
diskusi. Interaksi ini dapat menggunakan multiple chat rooms.
◦ Panel-discussion Pattern
Pada panel-discussion pattern, para ahli atau pembicara mendiskusikan sebuah topik dan para peserta pembelajaran melihat dan mendengarkan seperti debat,
interview, atau permainan peran ( Komunikasi 1 arah ). Interaksi ini dapat dilakukan dengan cara live presentation atau audio / video podcast.
◦ Symposium Pattern
Pada Symposium pattern , kelompok ahli atau pembicara mendiskusikan materi dengan peserta pembelajaran. Memungkinkan terjadinya komunikasi 2 arah.
Interaksi ini dapat dilakukan dengan audio atau video conference.
◦ Ask-expert-community Pattern
Pada ask-expert-community pattern , peserta pembelarajan berkonsultasi dengan para ahli ( dimana peserta pembelajaran bukan anggota dari kelompok
tersebut ). Interaksi ini bisa terjadi dengan menggunakan forum diskusi.
◦ Ask-peers Pattern
Pada ask-peers pattern, peserta pembelajaran berkonsultasi dengan para anggota / ahli ( dimana peserta pembelajaran adalah anggota dari kelompok tersebut).
Interaksi ini bisa terjadi dengan menggunakan forum diskusi.
Teori Social Learning
Teori pembelajaran sosial (social learning teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari
fikiran, pemahaman dan evaluasi.
Albert Bandura mengemukakan teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta faktor
pelaku memainkan peran penting dalam belajar. teori belajar social ini menyatakan bahwa proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih
berkesan dengan menggunakan pendekatan “permodelan“
Menurut teori belajar social, perbuatan melihat saja menggunakan gambaran kognitif dari tindakan, secara rinci dasar kognitif dalam proses
belajar dapat diringkas dalam 4 tahap , yaitu : Perhatian / atensi, Mengingat / retensi,Reproduksi gerak, dan Motivasi.
Unsur pembelajaran utama ialah pemerhatian dan peniruan
1 Tingkah laku model boleh dipelajari melalui bahasa, teladan, nilai dan lain – lain
2 Pelajar meniru suatu kemampuan dari kecakapan yang didemonstrasikan guru sebagai model
3 Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang positif
4 Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku atau timbal balik yang sesuai, diakhiri dengan penguatan
yang positif.

 Eksperimen yang dilakukan adalah Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya
 Jenis – jenis Peniruan (modeling): 1. Peniruan Langsung 2. Peniruan Tidak Langsung 3. Peniruan Gabungan 4. Peniruan Sesaat/Seketika 5.
Peniruan Berkelanjutan.
Teori Cognitive Learning
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil
belajar. Dalam teori ini bukan sekedar mengasosiasikan antara 1 stimulus dengan stimulus yang lain tapi
merupakan kemampuan untuk representrasi mental dalam menghadapi stimulus (rangsang), melakukan
strategi tertentu sebelum memberikan respon. Hal ini melibatkan aspek-aspek yang lebih kompleks
(menggunakan konsep abstrak).

Contoh eksperimen pada hewan menyatakan bahwa tikus dapat membentuk peta kognitif tentang
lingkungannya, serta konsep abstrak seperti penyebab.
Eksperimen lainnya pada simpanse oleh Wolfgang Kohler pada tahun 1920-an. Seorang simpanse paling
cerdik bernama Sultan dimasukan ke dalam kurungan besi tertutup dan dihadapannya tersedia buah yang
tidak bisa dijangkau. Dalam eksperimen ini sultan mencoba meraihnya namun sulit, lalu ia mengambil
kawat akan tetapi masih gagal. Hingga akhirnya ia berhenti cukup lama sambil memperhatikan sekitar
hingga akhirnya sultan berdiri memungut galah lalu galah tersebut diarahkan dan berhasil mengambil buah
tersebut. Eksperimen ini membuktikan bahwa dalam belajar terdapat unsur Insight (belajar tilikan).
Teori Cognitive Learning
CIRI-CIRI

 belajar kompleks melibatkan ingatan (memori) dan proses berpikir

 Belajar tilikan melibatkan dua fase

Fase 1: pemecahan masalah digunakan untuk meraih pemecahan. Pemecahan


masalah terjadi secara mendadak bukan sebagai hasil proses trial and error.

Fase 2: setalah menemukan pemecahkan masalah maka, pemecahan tersebut disimpan didalam memori
dan dapat diambil kembali untuk memecahkan masalah yang serupa serupapada waktu yang berbeda
(transfer abilitas).
Teori Transfer Learning
◦ Transfer learning adalah penggunaan kembali model yang telah dilatih sebelumnya pada masalah baru.
Saat ini sangat populer dalam pembelajaran mendalam karena dapat melatih jaringan saraf dalam dengan
data yang relatif sedikit.
◦ Pengetahuan dan keterampilan siswa sebagai hasil belajar pada masa lalu
seringkali mempengaruhi proses belajar yang sedang dialaminya sekarang. Inilah
yang disebut transfer belajar

Anda mungkin juga menyukai