Anda di halaman 1dari 49

ETIKA, MORAL, & DILEMA

DALAM PRAKTIK KEBIDANAN


Sub Pokok Bahasan
A. Prinsip Etika & Moralitas dalam
Pelayanan Kebidanan
B. Pengambilan Keputusan dalam
Mengahadapi Dilema Etik/Moral
C. Isu Moral dan Dilema Moral Dalam
Pelayanan Kebidanan
A. Prinsip Etika & Moralitas dalam
Pelayanan Kebidanan
MASALAH ETIKA
DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
PENGERTIAN ETIKA

Etika : berasal dari bahasa


Yunani dari kata “Ethos” yang berarti
kebiasaan-kebiasaan atau tingkah laku
manusia. Dalam bahasa Inggris disebut
“Ethis” yang mempunyai pengertian
sebagai ukuran tingkah laku atau
perilaku manusia yang baik, yakni
tindakan yg tepat, yang harus
dilaksanakan oleh manusia sesuai
dengan moral pada umumnya.
 Etika profesi bidan adalah pengetahuan tentang
perilaku profesional para bidan dalam
menjalankan pekerjaannya, sebagai mana
tercantum dalam Kode Etik yang telah disusun
oleh organisasi profesi.

 Pelanggaran etik tidak selalu berarti pelanggaran


hukum, dan pelanggaran hukum belum berarti
pelanggaran etik, namun pelanggaran hukum
hampir selalu pelanggaran etik.
Ciri khas Etika
1. Rasional, mendasarkan pada nalar, pada
argumentasi yang bersedia dipersoalkan tanpa
perkecualian.
2. Kritis, berarti filsafat ingin menggali permasalahan
hingga keakar- akarnya
3. Mendasar, membahas hal yang utama
4. Sistematik, membahas langkah demi langkah
secara teratur
5. Normatif, tidak sekadar melaporkan dengan
pandangan moral melainkan juga menyelidiki
bagaimana pandangan moral yang seharusnya
 Etik, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan ahlak,
nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu
golongan atau masyarakat
 Estetika; cabang filsafat yang menelaah dan membahas
tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia
terhadapnya, kepekaan terhadap seni dan keindahan
 Etis; sesuai dengan ajaran moral, misalnya menanyakan usia
pada seorang wanita adalah tidak etis.
 Ethos; sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu, misalnya
ethos kerja yang tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang
tinggi terhadap pekerjaannya.
 Iktikad; keyakinan, kepercayaan, kemauan teguh
B. Moral
 Pengertian moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim
dengan kesusilaan, kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal
yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan
perbuatan manusia.

 Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah


dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap
sesuai dan bertindak secara moral. Jika sebaliknya yang terjadi
maka pribadi itu dianggap tidak bermoral.

 Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau


prinsip-prinsip yang benar, baik, terpuji dan mulia. Moral
dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang
mengikat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
 Moral adalah suatu istilah yang sering juga
dihubungkan dengan etika, dan oleh karenanya
memiliki arti yang kurang lebih sama dengan etika
didalam konteks baik buruk atau lebih tepatnya
didalam konteks nilai

 Fungsi utama moral adalah memberi rambu pada


tindakan manusia didalam tataran konsep, sehingga
bila diberlakukan secara kaku maka kesan yang
ditimbulkan menjadi dingin dan kejam. (contoh :
aborsi)
Contoh: kasus aborsi
 Dalam kondisi medis tertentu seorang dokter terpaksa melakukan
oborsi utk menyelamatkan salah satu nyawa. Namun moralitas
tdk dpt membenarkan tindakan tersebut, karena seorang dokter tidak
punya hak atau wewenang untuk memilih mana yg harus
diselamatkan si ibu atau si anak.Atas pertimbangan apa seorang
dokter berlaku sebagai Tuhan yg menentukan siapa berhak hidup
dan siapa berhak mati?

 Hal tersebut sampai saat ini masih menjadi polemik diantara pro
Choice dan pro life
 Dengan demikian moralitas menjadi tidak fleksibel didalam
menghadapi berbagai kasus yang menuntut keputusan yang cepat
dan akurat
Hubungan Moral dan Etika

 Hubungan moral dan etika sangat erat, mengingat etika


membutuhkan moral sebagai landasan atau pijakan
didalam melahirkan sikap tertentu

 Secara etimologis moral dan etika tidak ada bedanya


yaitu suatu norma atau nilai yang menjadi pegangan
seseorang atau suatu kelompok. Sehingga bila terjadi
pelanggaran atas norma tersebut sering kali seseorang
dikatakan bahwa perbuatannya tidak etis atau tingkah
lakunya bejat dan tidak bermoral.
Contoh :
membunuh orang ,organnya diperjual belikan merupakan tindakan
sadis,tdk etis dan tdk bermoral merupakan suatu kata yg nampaknya
sama, namun pada kenyataannya memiliki perbedaan yg mendasar.
 Tidak mudah menarik garis pemisah antara moral dan
etika, karena keduanya didalam arti tertentu memiliki unsur
yang sama yaitu nilai.
 Menilik kata tidak etis maka yg terlintas dlm pikiran adalah
perbuatan itu sdh terjadi atau sekurang-kurangnya
hampir terjadi. Disinilah letak perbedaan yang mendasar
antara kaidah etika dan kaidah moral
 Apabila seseorang dikatakatakan tidak etis maka
perbuatan itu sdh terjadi dan ada ketentuan moral
yg dilanggar.

 Oleh karena itu moral adalah suatu konsep nilai


sedangkan etika merupakan suatu konsep perilaku.

 Konsep nilai melandasi konsep perilaku sehingga


suatu perbuatan terjadi.
Contoh.

 Di dlm ketentuan moral bidan dilarang menyakiti pasiennya,


namun utk treatment bidan harus memberi injeksi yg tentu saja
membuat pasien merasa sakit.
 Bidan tetap melakukan injeksi tdk dlm konteks menyakiti tetapi
melandaskan pada konsep etis dimana sakit yg sedikit itu akan
menyembuhkan dalam waktu yg lebih cepat.
 Bayangkan saja apa yg terjadi kalo ketentuan moral utk tdk
menyakiti, seorang bidan tdk berbuat apapun utk pasiennya.

 Tindakan bidan ini tindakan etis bukan tindakan moral


 Tindakan ini juga dilandasi aspek teleologi dimana
keuntungan atau manfaat yang didapat jauh lebih
besar dibanding rasa sakit atau kerugiannya

 Oleh karena itu perlu membedakan landasan moral


dan etika, dimana keduanya berhubungan erat
bagaikan mata uang
B. Pengambilan Keputusan dalam
Mengahadapi Dilema Etik/Moral
A. Pengertian
1. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah proses yang
digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara
pemecahan masalah.
Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:
Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah
terpengaruh.
Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya
terpapar suatu kasus. Sehingga, meningkatkan kemampuan
mengambil keputusan terhadap suatu kasus.
Fakta, keputusan lebih riIl, valid dan baik.
Wewenang lebih bersifat rutinitas.
Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten.
KONSEP KEPUTUSAN MORAL

Pengambilan keputusan adalah suatu


pendekatan yg sistematis terhadap
hakekat suatu masalah dengan
pengumpulan fakta-fakta dan data,
menentukan alternatif yang matang
untuk mengambil suatu tindakan yang
tepat.
Pengambilan Keputusan
Klinis
Adalah keputusan yang diambil
berdasarkan kebutuhan dan masalah
yang dihadapi klien, sehingga semua
tindakan yang dilakukan bidan dapat
mengatasi permasalahan yang
dihadapi klien yang bersifat emergensi,
antisipasi, atau rutin.
Pengambilan keputusan klinis
tergantung : pengetahuan, latihan
praktik dan pengalaman.
Pengambilan keputusan klinis yg benar dan
tepat dapat dilakukan dengan cara :

1. Menghindari pekerjaan atau tindakan rutin yang tidak


sesuai dengan keputusan klien

2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan yang


diberikan

3. Membiasakan bidan berfikir dan bertindak sesuai


standar

4. Memberikan kepuasan pelanggan


Langkah-langkah yg dapat dilakukan dalam upaya
pengambilan keputusan klinis:

1. Penilaian 3. Perencanaan
(pengumpulan 4. Intervensi
informasi) 5. Evaluasi
2. DX (Penafsiran)

Ada 2 hal yg harus diperhatikan dalam menghadapi


kasus emergensi dan menghadapi situasi panik:
1. Mempertimbangkan satu solusi berdasarkan
pengalaman dimasa lampau
2. Meninjau simpanan pengetahuan yang relevan
dengan keadaan tersebut
2. Keterlibatan Bidan Dalam Proses
Pengambilan Keputusan

Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan


sangat penting karena dipengaruhi oleh 2 hal yaitu:
1) Pelayanan ”one to one” : Hubungan bidan dan klien yang
bersifat sangat pribadi dan bidan bisa memenuhi
kebutuhan.
a. Meningkatkan sensitivitas terhadap klien, bidan
berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan.
b. Perawatan berfokus pada ibu (women centered care)
dan asuhan total ( total care).
.
2) Tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia,
bisa oleh karena 3 keterlambatan yaitu :
a.Terlambat mengenali tanda – tanda bahaya kehamilan
sehingga terlambat untuk memulai pertolongan.
a.Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan.
b.Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba di tempat
pelayanan
3.Empat Tingkatan Kerja Pertimbangan Moral
Dalam Pengambilan Keputusan Ketika
Menghadapi Delima Etik.

a. Tingkatan 1
Keputusan dan tindakan : Bidan merefleksikan
pada pengalaman atau pengalaman rekan
kerja.
b. Tingkatan 2
Peraturan : berdasarkan kaidah kejujuran
( berkata benar), privasi, kerahasiaan dan
kesetiaan ( menepati janji). Bidan sangat familiar,
tidak meninggalkan kode etik dan panduan
praktik profesi.
Tingkatan 3
Prinsip Moral yang digunakan dalam praktik
kebidanan
1.Prinsip Autonomy= yaitu prinsip moral yang
menghormati hak-hak pasien, terutama hak
otonomi pasien. dibuat informed
consent dalam setiap melakukan tindakan

2. Prinsip Beneficence= yaitu prinsip moral


yang mengutamakan tindakan yang ditujukan
kepada kebaikan pasien. Disini ditekankan
tindakan atau perbuatan yang mempunyai sisi
baik atau bermanfaat lebih besar dibanding
dengan sisi buruk atau mudharat
3. Prinsip Non-maleficence= yaitu prinsip moral
yang melarang tindakan yg memperburuk
keadaan pasien (Pasien dalam keadaan gawat,
harus diperlukan tindakan medik untuk
penyelamatan jiwanya, pasien rentan, dsb).

4. Prinsip Justice= yaitu prinsip moral yang


mementingkan keadilan dalam bersikap maupun
dalam mendistribusikan sumberdaya (tidak
membedakan)
4. Veracity : Kebenaran
5. Fidelity : Kesetiaan
6. Confidentiality : Menjaga kerahasiaan
C. Isu Moral dan Dilema Moral
Dalam Pelayanan Kebidanan
Pengertian Issue
Isu adalah masalah pokok yang
berkembang di masyarakat atau
suatu lingkungan yang belum tentu
benar,serta membutuhkan
pembuktian.
Isu adalah topic yg menarik
untuk didiskusikan dan sesuatu yang
memungkinkan orang untuk
mengemukakan pendapat yang
bervariasi.
A. ISU
MORAL
Adalah merupakan topik yang penting
berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan
sehari-hari, sebagai contoh nilai-nilai yang
bebrhubungan dnegan kehidupan orang sehari-hari
menyangkut kasus abortus, euthanasia, keputusan untuk
kehamilan.
Isu moral juga berhubungan dengan kejadian yang
luar biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti
menyangkut konflik, malpraktik, dll
ISU ETIK

Adalah suatu kesenjangan antara praktek korporat dengan


harapan-harapan para stakeholder yang berhubungan dengan
nilai manusia dalam mengahadapi tindakan.
Isu etik dapat pula bermakna timbulnya suatu
permasalahan yang berhubungan dg nilai manusia dalam
menghargai tindakan dan membutuhkan penanganan.
Isu etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang
penting yang berkembang di masyarakat tentang nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan dg segala
aspek kebidanan yg mengakut baik dan buruknya.
Issue Etik yang Terjadi Antara Bidan dengan :

1) Klien, keluarga, masyarakat


2)Teman Sejawat
3)Team Kesehatan lainnya
4)Organisasi profesi
B. Dilema Moral
Dilema moral menurut Campbell(1984) adalah situasi yang
menghadapkan individu pada dua pilihan dan tidak
satupun pilihan itu dianggap sebagai jalan keluar yang
tepat.

Saat terjadi dilema, alternatif yang ada tampaknya setara


atau sama saja, sehingga sulit menetapkan pilihan yang
tepat, seperti berada dipersimpangan jalan. Semakin
sulit kita memprediksi konskuensi tindakan yang akan
kita terima, semakin besar dilema yang kita hadapi

Dilema tidak hanya diciptakan oleh beberapa kemungkinan


yang dihasilkan oleh tindakan, tetapi juga dari hipotesis
dari kenyataan yang tidak diduga.
Studi kasus

Ny. “M” sedang dalam proses persalinan di PMB,


sebelumnya ia berdiskusi dgn bidan, ia mengungkapkan
bahwa dalam kondisi apapun ia menolak untuk
dirujuk.Dlm perkembangannya, pada proses inpartu
kala II, setelah dipimpin selama 2 jam, tidak ada
kemajuan.Hal ini diberitahukan kepada Ny M, namun Ny
M tetap pada pendiriannya dan menolak untuk dirujuk.
Dalam perkembangan selanjutnya, his menjadi lemah,
ibu tidak mampu meneran, tetapi ibu tetap menolak
untuk dirujuk.
Menurut Beauchamp dan Childress (1994) ada dua
bentuk dilema moral yaitu :
1. Bila alternatif tindakan sama kuat. Terdapat alasan
yang sama kuat untuk melakukan tindakan. Contoh
kasus : ibu yang menolak dirujuk.
Pada kasus tersebut , bila bidan mengikuti
keinginan si ibu , berarti bidan sudah menghormati
autonomi si ibu. Akan tetapi, jika bidan tetap
melakukan rujukan berarti bidan telah
menyelamatkan si ibu dan si bayi. Kedua alasan
yang ada sama kuat
 Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah
harus mengingat akan tanggung jawab
profesional,yaitu:

Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan
kenyamanan kesejahteraan pasien atau klien.

Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang
menghilangkan sesuatu bagian [omission],
disertai rasa tanggung jawab memperhatikan
kondisi dan keamanan pasien atau klien.
Konflik Moral
 Konflik adalah suatu proses ketika dua pihak atau
lebih berusaha memaksakan tujuannya dengan
cara mengusahakan untuk menggagalkan tujuan
yang ingin dicapai pihak lain (Setiawan,2004)

 Konflik moral menurut Johnson adalah bahwa


konflik atau dilema pada dasarnya sama ,
kenyataannya konflik berada diantara prinsip
moral dan tugas yang mana sering menyebabkan
dilema.
Ada 2 tipe konflik (Johnson 1990) :

1. Konflik yang berhubungan dengan otonomi, kapankah


kita menerima otonomi sebagai nilai moral yang harus
dipromosikan dan dilindungi, serta apa alasannya?
Apakah itu bidan atau klien?

1. Konflik yang terjadi berada pada dua prinsip terpisah


( contoh: bidan harus mengerti penolakan seorang ibu
terhadap tindakan episiotomi yang menurut bidan dpt
melindungi bayinya, tetapi juga bidan harus
mempertimbangkan kesejahteraan atau kesehatan ibu ).
 Konflik moral mrpk suatu hal yang sulit dihindari,
khususnya dalam dunia kesehatan. Konflik moral terjadi
karena kesenjangan antara prinsip moral yang dianut
dengan situasi kenyataan yang dihadapi

 Dampak modernisasi , cenderung terjadi konflik moral


dan etik kearah keterpurukan.

 Utk mencegah penurunan moral dan etik diperlukan


sikap etis dan yg menunjukkan bahwa sikap tindakan
moral terdiri atas kewajiban dan hak yang ditentukan
dengan peraturan yang bertujuan legalisasi dari moral
dan moralisasi dari hukum “legalism and medical
ethics”
Utk mengatasi konflik moral, setiap pihak hrs menyadari
hak dan kewajibannya serta mampu menempatkan
dirinya dlm posisi yg tepat. Upaya yg dapat
mempertemukan kebutuhan kedua belah pihak tanpa
merugikan salah satu pihak adl melalui komunikasi
interpersonal atau konseling antara tenaga kesehatan
dgn kliennya

Komunikasi tsb terwujud dlm bentuk informed Choice dan


informed consent. Informed Choice dan informed
consent mr pk satu kesatuan yg tdk dpt dipisahkan. Utk
mendapatkan informed consent dari klien tenaga
kesehatan hrs memastikan bahwa kliennya
mendapatkan informed choice terlebih dahulu
TUGAS

PETUNJUK
Bagi mahasiswa dalam 4 kelompok
Diskusikan Kasus Kasus dibawah ini dengan kelompok
Anda.
Masing –masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusi selama 5 menit
Kelompok lain menanggapi hasil diskusi
Kelompok 1 mendiskusikan kasus 1, kelompok 2
mendiskusikan kasus 2, kelompok 3 mendiskusikan kasus
3 dan kelompok 4 mendiskusikan kasus 4
Kasus 1
Seorang perempuan berusia 30 tahun, P3 A0 Ah3
dengan riwayat menderita PMS, bersalin di
Puskesmas 6 jam yang lalu, bidan jaga
menceritakan kondisi pasien kepada semua saudara
yang bezuk, sehingga pasien merasa malu dan
menimbulkan sengketa dengan bidan jaga.

Tugas: Lakukan analisis kasus tersebut


ditinjau dari aspek moral, etika.
Kasus 2
Seorang perempuan berusia 35 tahun ,grande multi
para, hamil 9 bulan, bersalin di Rumah Sakit Umum
Daerah, baru saja partus spontan, placenta sudah
lahir, terjadi atonia uteri, perlu tranfusi 3 botol.
Bidan mencarikan donor darah dengan imbalan Rp
300.000 per orang
Tugas: Lakukan analisis kasus tersebut
ditinjau dari aspek moral, etika, dan hukum.
Kasus 3
Seorang perempuan berusia 23 tahun, G1P0 A0, merasa
hamil 9 bulan, bersalin di Puskesmas, pasien mengatakan
dalam kondisi apapun ia tidak mau disuntik. Hasil
pemeriksaan TTV normal, His 4x/10’/ 45”, djj 140 x /menit.
pembukaan lengkap,ibu dipimpin meneran dan berakhir
dengan partus spontan. Saat memasuki kala IV, pasien
mengalami atonia uteri. Bidan bermaksud menyuntik utero
tonika namun pasien tetap menolak.

Tugas: Lakukan analisis kasus tersebut ditinjau dari


aspek moral, etika.
Kasus 4

Ibu A melahirkan anak pertama, perempuan, secara


normal di PMB “Y” 4 bulan yang lalu. Ibu A datang ke
PMB “Y” dan meminta PMB “Y” agar usia anaknya
dimudakan 3 bulan dan mengganti surat keterangan
lahir dengan surat keterangan yang menyatakan
bahwa anaknya lahir 1 bulan yang lalu. Bidan “Y”
menyetujui keingan Ibu A dan mengganti surat
keterangan lahir sesuai yang diminta oleh ibu A.

Tugas: Lakukan analisis kasus tersebut ditinjau


dari aspek moral, etika, dan hukum.
Matur Nuwun

Terima Kasih

Sukron

Anda mungkin juga menyukai