Anda di halaman 1dari 62

Arthritis Gout

Qarissya Aprily P (2240312060)

Preseptor : dr. Ida Rahmah Burhan, MARS


BAB 1
Latar Belakang
• Arthritis gout  peningkatan konsentrasi asam urat /
hiperurisemia
• Keadaan hiperurisemia terjadi akibat ekskresi asam
urat menurun atau sintesis asam urat meningkat.
Keadaan sintesis asam urat meningkat diakibatkan
oleh pengaruh asupan makanan yang tinggi akan
purin, faktor genetik dan asupan alcohol
• Prevalensi asam urat di Indonesia terjadi pada usia di
bawah 34 tahun sebesar 32% dan kejadian tertinggi
pada penduduk Minahasa sebesar 29,2%.
BAB 2
Tinjauan Pustaka
Definisi Epidemiologi
• penumpukan asam urat dalam • Penderita artritis gout pada pria
tubuh secara berlebihan, baik terjadi pada usia yang lebih muda
akibat produksi yang meningkat, yaitu pada usia di bawah 34 tahun
pembuangannya melalui ginjal sebesar 32%.
yang menurun, maupun akibat • Pada wanita, kadar asam urat
tingginya asupan makanan kaya umumnya rendah dan meningkat
purin setelah usia menopause.
• Prevalensi di desa Tenganan
Pegrisingan Karangasem, Bali pada
tahun 2011 didapatkan sebesar 28%.
• Di daerah Minahasa pada tahun
2003, proporsi kejadian artritis gout
sebesar 29,2%
Faktor Risiko
• Wanita mengalami peningkatan resiko artritis gout setelah menopause,
kemudian resiko mulai meningkat pada usia 45 tahun
• Penggunaan obat diuretik merupakan faktor resiko yang signifikan untuk
perkembangan artritis gout. Dosis rendah aspirin, umumnya diresepkan
untuk kardioprotektif, juga meningkatkan kadar asam urat sedikit pada
pasien usia lanjut. Hiperurisemia juga terdeteksi pada pasien yang memakai
pirazinamid, etambutol, dan niasin
• Obesitas dan indeks massa tubuh berkontribusi secara signifikan dengan
resiko artritis gout. Resiko artritis gout sangat rendah untuk pria dengan
indeks massa tubuh antara 21 dan 22 tetapi meningkat tiga kali lipat untuk
pria yang indeks massa tubuh 35 atau lebih besar.
Etiologi
• Gout primer  idiopatik. kombinasi faktor genetik dan faktor
hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat
mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat
• Hiperurisemia karena kelainan enzim spesifik diperkirakan hanya 1%
yaitu karena peningkatan aktivitas varian dari enzim
phosporibosylpyrophosphatase (PRPP) synthetase, dan kekurangan
sebagian dari enzim hypoxantine phosporibosyltransferase (HPRT).
• Gout sekunder  Hiperurisemia sekunder karena peningkatan biosintesis
de novo terdiri dari kelainan karena kekurangan menyeluruh enzim HPRT
pada syndome Lesh-Nyhan, kekurangan enzim glukosa-6 phosphate pada
glycogen storage disease dan kelainan karena kekurangan enzim fructose-1
phosphate aldolase melalui glikolisis anaerob.
• Faktor hiperurisemia  nutrisi, obat-obatan, obesitas, usia, genetik
Manifestasi klinis
• Bergantung tahapan
1. Asimptomatik artritis gout : Pada tahap ini harus diupayakan untuk
menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan mengubah pola makan
atau gaya hidup
2. Akut artritis gout : Tahap ini terjadi radang sendi yang timbul sangat cepat
dan dalam waktu yang singkat. Radang sendi muncul tiba-tiba ketika
bangun pagi, pasien akan merasakan sakit yang hebat sampai kesulitan
dalam berjalan. Radang sendi biasanya terjadi pada salah satu sendi pada
ekstremitas atas atau bawah (monoartikuler) dengan keluhan utama nyeri
seperti tertusuk-tusuk, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik
berupa demam, menggigil dan merasa lelah
3. Interkritikal gout : Secara klinis tidak menimbulkan gejala namun pada
aspirasi sendi dapat ditemukan kristal urat yang menunjukkan bahwa proses
peradangan tetap berlanjut atau kemungkinan deposit asam urat secara silen

4. Gout menahun dengan tofus : Pada stadium ini umumnya disertai dengan
tofus yang banyak dan bersifat poliartikuler. Tofus terbentuk pada masa artritis
gout kronis akibat insolubilitas (kemampuan kelarutan relatif asam urat).
Kriteria Diagnosis
• Gold standar  mikroskop terpolarisasi, yaitu
dengan ditemukannya kristal urat MSU
(Monosodium Urat) di cairan sendi atau tofus
• digunakan kriteria dari ARA (American
Rheumatism Association) tahun 1997 sebagai
berikut :
• Ditemukannya kristal urat di cairan sendi, atau
• Adanya tofus yang berisi Kristal urat, atau
• Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis,lab dan radiologis
sbb
1. Terdapat lebih dari satu kali serangan arthritis akut. Inflamasi maksimal
terjadi pada hari pertama gejala atau serangan datang
2. Artritis monoartikuler (hanya terjadi di satu sisi persendian)
3. Kemerahan pada sendi yang terserang 4.Bengkak dan nyeri pada sendi
MTP-1 (ibu jari kaki)
4. Artritis unilateral yang melibatkan MTP-1 (di salah satu sisi)
5. Artritis unilateral yang melibatkan sendi tarsal
6. Adanya tofus di artilago articular dan kapula sendi
7. Terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah ( > 7.5mg/dL)
8. Pembengkakan sendi yang asimetris (radiologis)
9. Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)
10. Kultur mikroorganisme cairan sendi menunjukkan hasil negative. Yang
harus dicatat adalah diagnosis gout tidak bisa digugurkan meskipun kadar
asam urat normal.
Tatalaksana
Tatalaksana non farmakologi
Beberapa gaya hidup yang dianjurkan antara lain adalah dengan
menurunkan berat badan, mengonsumsi makanan sehat, olahraga,
menghindari rokok dan konsumsi air yang cukup. Pada penderita
gout dengan riwayat batu saluran kemih disarankan untuk
mengonsumsi 2 Liter air tiap harinya.
Komplikasi
• severe degenaritve arthritis, infeksi sekunder, batu ginjal, dan fraktur pada
sendi. Sitokin, kemokin, protease dan oksidan yang berperan dalam proses
inflamasi akut juga berperan pada proses inflamasi kronis sehingga
menyebabkan sinovitis kronis, destruksi kartilago dan erosi tulang
• Artritis gout sering dikaitkan dengan peningkatan resiko terjadinya batu
ginjal. Hal tersebut dikarenakan pH urin rendah yang mendukung terjadinya
asam urat yang tidak larut
Prognosis
• Artritis gout yang diterapi lebih dini dan benar akan membawa prognosis
yang baik jika kepatuhan penderita terhadap pengobatan juga baik. Jarang
artritis gout sendiri yang menyebabkan kematian atau fatalitas pada
penderitanya.5 Penyakit ini biasanya sering terkait dengan penyakit yang
berbahaya lainnya dengan angka mortalitas yang cukup tinggi seperti
hipertensi, dyslipidemia, penyakit ginjal dan obesitas.
Identitas Pasien
• Nama : Tn. DG
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 46 tahun 5 bulan 20 hari
• Pekerjaan : Satpam
• Alamat : Jln. Simpang Empat, RW 004
RT 001
• Status Perkawinan : Sudah Menikah
• Suku Bangsa : Minang
• MR 00369685
• Keluhan Utama
Nyeri pada telapak kaki yang semakin meningkat sejak 2 hari sebelum berobat
ke poli
• Riwayat Penyakit Sekarang
 Nyeri dirasakan pada telapak kaki kanan, dan jari-jari kedua kaki. Nyeri disertai perubahan
warna kemerahan pada kaki kanan. Nyeri terasa menusuk dan bertambah nyeri dengan
berjalan sehingga pasien sulit untuk berjalan.

 Kaki terasa kaku di pagi hari sekitar 30 menit, sehingga gerakan pada pergelangan kaki
terbatas. Ketika serangan timbul, pasien juga kesulitan untuk menggerakan sendi
pergelangan kaki
 Keluhan tidak terjadi simetris
 Pasien tidak mengeluhkan demam
 Pasien juga tidak mengeluhkan keluhan BAK dan BAB
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat bengkak pada sendi jari jempol pada pada tahun
2023, berobat ke bidan dan diberikan anti nyeri, keluhan menghilang.

• Riwayat Penyakit Keluarga


Terdapat keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit radang sendi

Riwayat sosial dan kebiasaan


 Pasien merupakan seorang satpam
 Pasien sering mengonsumsi makanan tinggi asam urat seperti telur
setengah mateng, kacang-kacangan, jengkol serta sup jeroan
Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Vital
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Composmentis
• Tekanan darah : 118/93

• Frekuensi Nadi : 106x/menit

• Frekuensi Napas : 21x/menit

• Suhu : 36,3oC
• Tinggi Badan : 162cm
• Berat Badan : 70 kg
Pemeriksaan Fisik
2. Status Generalis
- Kulit = punggung kaki berwarna kemerahan
- Kepala = dalam batas normal
- Pemeriksaan Thorak = dalam batas normal
- Pemeriksaan Abdomen = dalam batas normal
- Pemeriksaan Ekstremitas = ROM pergelangan kaki terbatas

- Pembuluh darah = A.Temporalis, A carotis, A brachialis, A radialis, A


femoralis, A Poplitea A Tibialis Posterior dan A dorsalis pedis dalam batas
normal
Pemeriksaan Fisik
2. Status Lokalis

- Ekstremitas bawah : nyeri telapak kaki dan MTP 1 (+/-), gerakan sendi
pergelangan kaki terbatas, edema(-/-), jaringan parut (-), pigmentasi
normal, jari tabuh (-), turgor kembali lambat (-), akral pucat (-), sianosis (-)
• Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium (1 Feb 2024)
- Asam urat = 8,4 mg/dL

• Resume
• Seorang laki- laki berusia 46 tahun datang ke poli umum puskesmas air
dingin dengan keluhan nyeri pada kakinya terutama saat menginjakan kaki.
Nyeri terpusat di telapak kaki dan dibagian jempol. Kaki terasa kaku di pagi
hari sekitar 30 menit, sehingga gerakan pada pergelangan kaki terbatas.
Ketika serangan timbul, pasien juga kesulitan untuk menggerakan sendi
pergelangan kaki. Nyeri terjadi asimetris, tidak adanjyeri berpindah. Tidak
ada keluhan demam.
• Diagnosis Kerja : Arthritis Gout
• Diagnosis Banding : Rheumatoid Artritis
• Diagnosis Holistik :
 Aspek Personal :

- Alasan kedatangan : Rasa nyerinpada telapak dan bagian jari2 kaki


kanan serta kaku di pagi hari.
- Kekhawatiran : Nyeri dapat menganggu pekerjaan beliau yang
merupakan seorang satpam dan diharuskan bergerak / berjalan.
- Harapan : Nyeri dan kaku dapat hilang sehingga mobilitas dapat
kembali normal
- Persepsi : Keluhan terjadi karena keturunan
 Aspek Klinis : artritis gout

 Aspek Risiko Internal : Penyebab penyakit yang diketahui pasien tidak


sepenuhnya benar. Penyakit yang diderita pasien memang akibat terdapat
gen yang rentan terhadap gangguan metabolisme senyawa purin, namun
hal ini dapat dicegah dengan pola makan. Yakni menghindari makan
kacang berlebihan, mengganti sayuran hijau dengan sayuran2 lain. Faktor
pola makan ini lah yang menjadi penyebab penyakit dan keluhan pasien.
 Aspek Risiko Eksternal :

- Sosial ekonomi : Keluarga dengan tingkat pendapatn menengah ke bawah


- Tingkat pengetahuan : masih terbatas, perlu edukasi terkait penyakitnya
- Pola makan : pasien suka makan kacang dan jero2an serta jenis sayuran
dirumah jarang berubah, selalu sayuran hijau yakni bayam

 Aspek Functional : derajat 2, Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari- hari


didalam rumah dan di luar rumah. Serta mulai mengurangi aktovitas kerja di lokasi
kerja
Penatalaksanaan
Promotif
o Memberikan edukasi mengenai penyakit artritis gout yang merupakan
penyakit metabolik akubat gangguan metabolisme senyawa purin yang
terdapat pada beberapa makanan,
o Edukasi mengenai tatacara preventif yang dapat dilakukan yakni melalui
perubahan pola makan dan menghindari makanan yang mengandung
banyak senyawa purin seperti kacang, jeroan, sarden, dan sayuran hijau
o Edukasi mengenai tatacara meminum obat
Preventif
Hindari konsumsi jeroan, kacang dan sayuran hijau
Lakukan peregangan rutin tiap harinya agar mengurangi kekakuan dipagi hari
Kuratif
o Non farmakologi :
 Edukasi penyebab penyakit
 Edukasi cara pencegahan
 Edukasi untuk melakukan peregangan jika kaki trrus kaku
 Cara konsumsi obat
o Farmakologi
 Ibuprofen 200 mg (2x1) diberikan 10 tablet.
 Alupurinol 100 mg (1x1) diberikan 30 tablet selama 30 hari
• Prognosis
o Quo ad sanationam : dubia
o Quo ad vitam : bonam
o Quo ad functionam : dubia

Resep
FAT
• Data Keluarga
• Nama kepala keluarga : Tn. DG
• Responden : Tn. DG
• Alamat : Jln. Simpang Empat Rw 004 RT
001 Kel Air Pacah
• Family APGAR : 10 (Highly functional family)
• Data Demografi
Genogram
Family Apgar
Pekerja-
Teman an

Keluarga Pendidik-
Besar an

Tn. Ny. RS
DG
Fasilitas
Tetangga Kesehatan

Tn. DD Nn.
DA

Agama
Pekerjaan
rumah
Rekreasi/
Organisasi Olahraga
SCREEM
Family Circle
Family Wellness Plan
• Ringkasan keluarga Tn. DG

• Tn DG (Ayah) umur 46 tahun, seorang satpam, obesitas grade 1 INT (26,7 kg/m2 ).
Memiliki penyakit asam urat sejak 2023, baru dibawa ke puskesmas tahun ini.
• Ny. RS (istri) umur 41 tahun , seorang IRT, berat badan obesitas grd 1 28,6 kg/m2.
Tidak ada keluhan.
• Tn DD (anak) umur 14 tahun. Tidak ada keluhan berarti, normoweight (22,39
kg/m2). Tidak ada keluhan berarti
• Nn. DA (anak) umur 11 tahun. Seorang siswi SD. Normoweight 19,3 kg/m2).
Tidak2 ada keluhan berarti
1. Tn.DG
a. Sekilas Tn.DG

 Pola makan belum seimbang secara gizi dan komposisi, pasien kurang memakan daging2an,
dan sering makan jero2an serta kacang2an.
 Perilaku PHBS sudah cukup baik, tidak terdapat keluhan penyakit infeksi
 Tidak teratur minum obat artritis gout. Sehingga terjadi kekambuhan.
b. Wellness Plan Tn,DG
Modifikasi gaya hidup Tn.DG
i. Diet
• TB :162
• BB :70 kg
• IMT ;26,7 (obes grade 1)
• BBI = (TB-100) – 10%= 55,8 kg
• KKB = 655,1 + (9,56 x TB) + [1,85 x TB] – (4,67 x usia) = 2288 kkal
• KKT = KKB+%KKB aktivitas fisik - % KKB Faktor koreksi = 2288 + 20%
• (2288) – 10%(2288) = 2516 kkal 33
 Karbo [60%] = 1372 kkal : 4 = 343,2 gr (2 centong)
 Protein (25%) = 572 :4 = 143 gr (daging)
 Lemak (15%) = 343 : 9 = 38,4
 Konsumsi sayuran selain seyuran hijau
 Jangan makan jeroan
Olahraga
 Minimal 2-3 kali perminggu
 Olahraga intensitas ringan- sedang dan todak bertumpu pada kaki

 Waktu 30 menit per sesi

Cairan
•Kebutuhan cairan pernhari 30ccx kg bb = 2100cc/24 jam

•Iv. Manajemen stress = bersosialisasi dengan tetangga dan ikut aktif dalam kegiatan di
masjid
Ny. RS
1.Sekilas Ny. RS
•Ny. RS sudah menerapkan perilaku hidup bersih namun terkadang berantakan jika
aktivitas di rumah meningkat. Ny. RS belum maksimal menerapkan pola makan yang
seimbang karena masih sering konsumsi makanan yang tinggi lemak
Wellness Plan Ny. RS
• Modifikasi Gaya Hidup Ny. RS
Diet
• TB: 153 cm
• BB: 67 kg
• IMT: 28,6 kg/m2

• BBI = (TB – 100) – 10% = 47,7 kg


• KKB = 655,1 + (9,56 x BB) + (1,85 x TB) – (4,67 x usia) = 1261,11 kkal
• KKT = KKB + %KKB aktivitas fisik – % KKB Faktor Koreksi
= 1261,11 + 20% (1261,11) – 10% (1261,11)
= 1387,221 kkal
• Karbohidrat (60%) = 832,3326 : 4 = 208,08315 gr (2 centong nasi)
• Protein (25%) = 346,80525 : 4 = 86,7013125 gr (1 potong ikan.daging, ayam,
tahu besar, 1 butir telur atau 2 potong tempe ukuran sedang)
• Lemak (15%) = 208,08315 : 9 = 23,12035 gr (1-2 sdm
• minyak goreng)
• Konsumsi sayur 2-3 porsi/hari (1 porsi = 2/6 isi “piringku”)
• Konsumsi buah-buahan 3-5 porsi/hari (1 porsi = 1/6 isi “piringku”)
• Garam: < 5 gr (1 sdt/hari)
1) Olahraga
• Frekuensi 3-5 x seminggu
• Intensitas: target HR = (220 – usia ) = 152x/’
• Tipe: low impact (jalan, sepeda, jogging, senam)
• Waktu: 30 – 45 menit per sekali olahraga
2) Cairan

•Kebutuhan cairan per hari = 30cc/KgBB/24 jam = 2010 cc/24 jam = 10-11 gelas belimbimg per hari.
3) Manajemen Stress : Menonton, ikut pengajian, ikut organisasi komplek, beribadah, jalan-jalan.
Tn DD
a. Sekilas Tn. DD
• Tn. DD sudah menerapkan perilaku hidup bersih Tn. DD belum
maksimal menerapkan pola makan yang seimbang karena masih sering
konsumsi makanan yang tinggi gula dan garam
• Tn. DD tidak rutin olahraga meskipun satu kali seminggu.
• Tn. DD sudah mendapat vaksin COVID-19 dua kali.
Wellness Plan
• Modifikasi Gaya Hidup Tn. DD
1)Diet
• TB: 150 cm
• BB : 49 KgIMT: 21,7 kg/m2
• BBI = (TB – 100) – 10% = 45 kg

• KKB = 66,47 + (13,75 x BB) + (5 x TB) – (6,76 x usia = 1395,5 kkal


• KKT = KKB + %KKB aktivitas fisik – % KKB Faktor Koreksi
= 1395,5 + 20% (1395,5) – 5% (1395,5) = 1604,905 kkal
• Karbohidrat (60%) = 962,943 : 4 = 240,73 gr (3 centong nasi)
• Protein (25%) = 401,3 : 4 = 100,325. gr (1 potong ikan.daging, ayam, tahu
besar, 1 butir telur atau 2 potong tempe ukuran sedang)
• Lemak (15%) = 240,7 : 9 = 26,7 gr (2-3 sdm minyak goreng)
• Konsumsi sayur 2-3 porsi/hari (1 porsi = 2/6 isi “piringku”)
• Konsumsi buah-buahan 3-5 porsi/hari (1 porsi = 1/6 isi “piringku”)
• Garam: < 5 gr (1 sdt/hari)
1) Olahraga
• Frekuensi 3-5 x seminggu
• Intensitas: target HR = (220 – usia ) = 206/’
• Tipe: low impact (jalan, sepeda, jogging, senam)
• Waktu: 30 – 45 menit per sekali olahraga
2) Cairan
Kebutuhan cairan per hari = 30cc/KgBB/24 jam = 2160 cc/24 jam = 10-11 gelas belimbimg
per hari.

Manajemen Stress  olahraga, memaksimalkan aktivitas sesuai hobi, ikut pengajian,


beribadah, jalan-jalan
Nn. DA
a. Sekilas Nn, DA

• Nn, DA sudah menerapkan perilaku hidup bersih. Nn, DA belum menerapkan pola
makan yang seimbang karena masih sering menunda makan. Nn, DA tidak rutin
olahraga, kalaupun ada paling 1-2x seminggu.
• Berdasarkan penuturan ayah, Nn, DA sudah mendapat imunisasi dasar lengkap,
imunisasi di sekolah belum dilakukan, dan sudah mendapat vaksin COVID-19 dua
kali
Wellness Plan Nn.DA

a. Modifikasi Gaya Hidup Nn. DA


1) Diet
• TB: 145 cm
• BB: 41 kg
• IMT: 19,3 kg/m2
• BBI = (TB – 100) – 10% = 40,5 kg
• KKB = 655,1 + (9,56 x BB) + (1,85 x TB) – (4,67 x usia) = 1512 kkal
• KKT = KKB + %KKB aktivitas fisik
= 1512 + 10% (1512)
= 1663 kkal
• Karbohidrat (60%) = 997,8 : 4 = 249 gr (2-3 centong nasi)

• Protein (25%) = 415,7 : 4 = 103,9 gr (2 potong ikan.daging, ayam, tahu besar, 1 butir telur atau 2
potong tempe ukuran sedang)
• Lemak (15%) = 249 : 9 = 27 gr (1-2 sdm minyak goreng)
• Konsumsi sayur 2-3 porsi/hari (1 porsi = 2/6 isi “piringku”)
• Konsumsi buah-buahan 3-5 porsi/hari (1 porsi = 1/6 isi “piringku”)
• Garam: < 5 gr (1 sdt/hari)
1) Olahraga
• Frekuensi 3-5 x seminggu
• Intensitas: target HR = (220 – usia ) = 202x/’
• Tipe: low impact (jalan, sepeda, jogging, senam)
• Waktu: 30 – 45 menit per sekali olahraga
2) Cairan
Kebutuhan cairan per hari = 30cc/KgBB/24 jam = 1200 cc/24 jam = 6-7 gelas belimbimg per hari.
Manajemen Stress  bermain, sosialisasi dengan tetangga/teman sebaya, menonton film/tv,
mendengar musik, beribadah, jalan-jalan.
Diskusi
• Seorang laki-laki berusia 46 tahun datang ke Poli Umum Puskesmas Air Dingin
dengan keluhan utama nyeri pada seluruh sendi yang terus meningkat sejak 1
hari SMRS. Nyeri dirasakan pada telapak kaki, sendi pergelangan kaki, dan
jari-jari kaki . Nyeri terasa menusuk, dan bertambah nyeri dengan sentuhan
ringan seperti kain.. Keluhan ini baru berlangsung tahun 2023.
• Berdasarkan anamnesis pasien mengeluhkan nyeri moderate - severe pada
telapak kaki kanan dan jari- jari kaki meningkat sejak 2 hari sebelum dibawa ke
puskesmas, nyeri tidak disertai dengan perdangan berupa warna kulit
kemerahan dan membengkak
• Pada pasien serangan nyeri sering timbul pasca makan makanan tinggi asam urat.
Terdapat beberapa faktor pencetus serangan akut gout artritis: trauma lokal, diet
tinggi purin, kelelahan fisik, stress, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik dan
lain-lain. Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat menghilang
dalam beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat dapat sembuh dalam
beberapa hari sampai beberapa minggu. Pada pasien ini nyeri hilang pasca minum
obat dalam waktu 1-7 hari.
• Diagnosis pasti dari artritis gout ditentukan hanya dengan membuktikan adanya
kristal asam urat dalam cairan sinovia/bursa atau tofus. Diagnosis dapat dikonfirmasi
melalui aspirasi persendian yang mengalami inflamasi akut atau dicurigai topus.
• Bila tak ada cairan, sinovia/bursa atau tofus sebagai bahan untuk diperiksa, maka
diagnosis yang dibuat dapat ditegakkan menurut kriteria ACR/EULAR 2015 yang
mana suatu penyakit diklasifikasikan sebagai gout jika jumlah skor dari kriteria pada
• Pada pasien ini di dapatkan keterlibatan sendi MTP-1 dalam episode
simptomatik (skor 2), dengan karakteristik eritema, tidak dapat menahan nyeri
akibat sentuhan/penekanan, kesulitann berjalan/sulit menggunakan sendi (skor
3), resolusi gejala < 14 hari (skor 2), dan kadar asam urat serum di antara 8-
<10mg/dl (skor 3). Total skor pasien adalah 10 yang berarti diklasifikasikan
sebagai gout artritis.
• Tujuan terapi serangan artritis gout akut adalah menghilangkan gejala, sendi
yang sakit harus diistirahatkan dan terapi obat dilaksanakan secepat mungkin
untuk menjamin respon yang cepat dan sempurna.
• Pada pasien ini diberikan terapi ibuprofen yang merupakan salah satu obat
NSAID. Obat ini berfungsi untuk menghilangkan keluhan nyeri dan peradangan
yang terjadi pada pasien pada awal pengobatan untuk serangan akut arthritis
gout. Pasien juga diberikan alupurinol yang bekerja untuk menghambat
perubahan xantine menjadi senyawa asam urat / uric acid yangbakan terdeposit
di sendi
• Edukasi penggunaan alupurinol pada pasien,
seumur hidup atau pas gejala saja ?
• Solusi selain olahraga untuk mengatasi
keluhan kaku pada sendi kaki
• Solusi terkait kombinasi pemilihan makanan
pasien ?
• Bagaimana edukasi gaya hidup pasien dan
keluarga ?
• Apakah ada hal lain yang perlu diperhatikan
pada pasien dan keluarga terkait gangguan
dalam kehidupan sehari2 ?

Anda mungkin juga menyukai