Jawa Tengah
14 Isu Krusial
dalam RKUHP
LISTA WIDYASTUTI, S.H., M.H.
Referensi
- Kuliah Umum dari Wakil Menteri Hukum dan HAM, Eddy O.S Hiariej di UNNES 2022
- DEBAT RKUHP: MERDEKA BERSUARA | Mata Najwa bersama Wakil Menteri Hukum dan HAM,
Eddy O.S Hiariej dan Ahli Hukum Tata Negara, Zainal Arifin Mochtar melalui media Yputube
- Berita CNN
Kanwil Kementerian Hukum dan HAM
Jawa Tengah
RKUHP
Penyusunan Undang-Undang dimaksudkan untuk menggantikan Wetboek
van Strafrecht atau KUHP yang sebagaimana ditetapkan dengan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana yang telah
dilakukan beberapa kali perubahan yang merupakan salah satu usaha dalam
rangka pembangunan hukum nasional. RKUHP ini sudah lama digarap atau
dipikirkan pembuatannya selama 59 tahun lamanya yaitu sejak tahun 1963
di lembaga DPR, namun pertama kali dibuat pada tahun 1958 yang mana
berarti sudah 64 tahun dirundingkan pembuatan RKUHP ini.
Buku 1 dalam RKUHP ini membahas mengenai Aturan Umum, dan Buku ke-2 mengenai Kejahatan. Dimana di Bab 1 Buku ke -
2 secara langsung membahas mengenai kejahatan terhadap negara yang mana terlihat seperti mereka pembuat Undang-
undang ingin memberikan perlindungan terhadap negara padahal sebaiknya dibuat dengan memperhatikan Hak Asasi
Manusia terlebih dahulu karena adanya pernghargaan yang lebih untuk manusianya. Namun jika dilihat dari naturenya atau
alaminya hukum pidana, tidak akan mungkin men-sederajatkan antara negara dengan warga negara karena melakukan
fungsi perlindungan yang mana melindungi kepentingan negara berada di posisi awal baru kepentingan masyarakat dan
kepentingan individu. Diketahui pula bahwa karakter dan prinsip nya hukum pidana sedikit banyaknya mengekang Hak Asasi
Manusia, sehingga diperlukannya batasan-batasan dalam formulasi suatu pasal. Hal ini pun sampai pada Buku 1 RUU KUHP
yang mana pasti membahas mengenai asas legalitas, yang dibatasi oleh prinsip prinsip legalitas itu sendiri.
Perbedaan
Buku 1 KUHP merupakan bentuk dari prinsip kolonialisasi , karena Ia hanya memandang hukum pidana sebagai hukum
balas dendam yang berarti hanya mengutamakan pidana penjara dan orang terhukum itu memang dikapitalisasi untuk
kepentingan kolonial. Sedangkan, Dalam Buku 1 di RKUHP walaupun pidana penjara adalah pidana pokok tapi Ia bukanlah
pidana yang utama atau prioritas, dikarenakan hakim WA JIB memberikan pidana yang lebih ringan APABILA pasal yang
dilanggar diancam pidana 5 tahun.
Yang membedakan KUHP masing masing negara hanyalah 3 hal, yaitu dalam Kejahatan Politik, Delik Kesusilaan, dan De famation atau
Penghinaan
Kanwil Kementerian Hukum dan HAM
Jawa Tengah
Sifat Pidana
Pidana modern mempunyai sifat yang Univeral, dimana
tidak lagi berbicara mengenai keadilan Retributif namun
Modern
mengenai beberapa keadilan sebagai berikut:
rehabilitasi.
Kanwil Kementerian Hukum dan HAM
Jawa Tengah
Istilah ini muncul disebabkan oleh adanya misi yang diusung dalam RKUHP yaitu konsolidasi. Istilah
Rekodifikasi ini digunakan karena rumah besar KUHP lalu banyaknya kejahatan yang ditarik keluar dari
KUHP, sekarang dihimpun kembali, disatukan kembali kedalam RKUHP, yang mana sudah ada 200 UU
sektoral
3 Pilar Hukum
yang harus dipegang teguh dan di pahami
KEPASTIAN
KEMANFAATAN
KEADILAN
Kanwil Kementerian Hukum dan HAM
Jawa Tengah
14 ISU KRUSIAL
RKUHP
Kanwil Kementerian Hukum dan HAM
Jawa Tengah
3. Penggelandangan
Telah dikeluarkan dari RKUHP dan akan diatur di dalam peraturan daerah masing-masing
7. Pidana Mati
Cara Indonesia dalam menyikapi Pidana Mati ini dengan menyatakan bahwa
Pidana Mati bukan lagi pidana pokok, tapi merupaka pidana khusus. Yang
berarti harus dijatuhkan seselektif mungkin, dan dijatuhkan secara alternatif
dengan pidana percobaan.
8. Penodaan Agama
Telah adanya perubahan dengan persetujuan dari koalisi
masyarakat sipil, yang dalam perubahan ini merujuk kepada
Keputusan MK yang menyatakan bahwa sebetulnya dalam UU No
1 PNPS tahun 1965, dipasal yang ke-4 itu tetap diakomodasi
didalam KUHP diperbaharui, diberi penjelasan agar tidak
menimbulkan multi-interprestasi
Kanwil Kementerian Hukum dan HAM
Jawa Tengah
Pasal 240 RKUHP tentang Penghinaan kepada pemerintahan sah yang menyebabkan kerusuhan. Mengukur kerusuhan disini adanya huru-hara, perbuatan
nyata dan kontak fisik, serta tidak dimasukkan nya kekerasan atau kegaduhan dimedia soaial sebagai bentuk kerusuhan
Pasal 240 RKUHP ini didasari pada Pasal 154KUHP yang mana berada di bawah Bab Ketertiban Umum, sedangkan Pasal 351 RKUHP berada dibawah
Bab Kejahatan Terhadap Kekuasaan u
Kanwil Kementerian Hukum dan HAM
Jawa Tengah
10. Perdukunan
Pidana ini termasuk ke dalam delik materiil, artinya sesorang
dapat dipidana karena perbuatannya menimbulkan penyakit,
kematian, penderitaan mental atau fisik seseorang.
11. Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan diatur dalam sejumlah pasal khusus dalam
RKUHP. Merujuk naskah terakhir hasil rapat pemerintah dan DPR, Pasal aborsi
di antaranya diatur dalam Pasal 467, Pasal 468, dan Pasal 469.
Pasal 467 ayat 1 menjelaskan bahwa setiap perempuan yang melakukan aborsi
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun
Namun, pidana tidak berlaku jika aborsi dilakukan kepada korban kekerasan
seksual dengan masa kehamilan tidak lebih dari 12 minggu atau ada indikasi
darurat medis.
Kemudian, ancaman pidana berlaku bagi pihak yang melakukan aborsi terhadap
perempuan, baik dengan atau tanp persetujuan. Ancaman penjara lima tahun jika
aborsi dilakukan dengan persetujuan perempuan.
Kanwil Kementerian Hukum dan HAM
Jawa Tengah
Pemerintah dan DPR juga sepakat menambahkan ayat (5) yang mengatur setiap
orang yang memaksa anak untuk melakukan persetubuhan dengan orang lain. ada
pula ayat (6) mengenai pemerkosaan dalam ikatan perkawinan, penuntutan dapat
dilakukan atas pengaduan korban.
14. Perzinaan
Pasal perzinaan merupakan delik aduan. Artinya, penuntutan hanya bisa
dilakukan terhadap pelaku jika hanya dilaporkan dua pihak. Pertama, suami
atau istri. Kedua, orang tua atau anak.
Terima kasih!